Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN

KRITIS
HEMOPTISIS MASIF
DAN ASMATIKUS
Kelompok 8
 
Muhammad Rifky Aminullah (7318006)
Siti maufiroh (7318024)
Hemoptisis
Hemoptisis didefisinikan sebagai ekpetorasi dari darah yang berasal dari paru atau trunkus
bronkotrakeal sedangkan hemoptisis masif adalah batuk darah dengan volume 100-1000 mL
(jumlah yang digunakan masih beragam pada beberapa pusat pendidikan)

Etiologi dari hemoptisis ini bervariasi, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu penyakit saluran nafas, penyakit parenkimal, dan penyakit vaskuler. Perdarahan dapat
berasal dari pembuluh darah besar maupun kecil. Perdarahan dari pemburuh darah kecil
biasanya bersifat fokal atau difus alveolar, paling sering disebabkan oleh penyakit
imunologi, vaskulitis, kardiovaskular, dan gangguan koagulasi. Penyebab perdarahan dari
pembuluh darah besar biasanya disebabkan oleh infeksi, kardiovaskular, kongenital,
neoplasma, dan penyakit vaskulitis.
KLASIFIKASI HEMOPTISIS BERDASARKAN
VOLUME DARAH YANG DIBATUKKAN
01 02
Bercak ( streaking). Hemoptisis
Darah bercampur dengan sputum hal Hemoptisis dipastikan ketika total volume
yang sering terjadi, paling umum pada darah yang dibatukkan 20 – 600 mL per
bronchitis. Volume darah kurang dari 1 24 jam
– 20 mL per 24 jam
04
03 Pseudohemoptisis
Hemoptisis massif
Darah yang dibatukkan dalam waktu Pseudohemoptisis adalah batuk darah dari struktur
24 jam lebih dari 600 mL saluran napas bagian atas (di atas laring) atau dari
saluran cerna atas (gastrointestinal) atau hal ini
dapat berupa perdarahan buatan (fictitious).
PATOFISIOLOGI
Perdarahan akibat ulserasi mukosa bronkus juga bisa terjadi,
namun jarang masif. Sedangkan pada bronkitis, perdarahan berasal
dari pembuluh darah superfisial di mukosa. Hemoptisis
disebabkan oleh satu atau lebih dari kerusakan berikut : kerusakan
pembuluh darah; hipertensi pulmonum hebat; dan masalah
pembekuan darah. Kerusakan pembuluh darah dapat disebabkan
oleh peradangan, nekrosis, neoplasia atau trauma. Hipertensi
pulmonum umumnya disebabkan oleh tromboembolisme
pulmonum, gangguan ventrikuler kiri. Gangguan pembekuan
darah diakibatkan oleh abnormalitas faktor pembeku atau platelet.
Hemoptisis menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah sedikit
tetapi jika berlangsung kronis dapat berkembang jadi anemia,
aspiksasi dan hipovolemia. Saluran pernapasan terdiri dari
berbagai saluran dimulai dari rongga hidung sampai saluran –
saluran kecil alveoli di paru – paru.
“ASMATIKUS
Asthma adalah suatu gangguan yang komplek dari
bronkial yang dikarakteristikan oleh periode
bronkospasme (kontraksi spasme yang lama
pada jalan nafas).Status asmatikus adalah asma
yang berat dan persisten yang tidak berespons
terhadap terapi konvensional. Serangan dapat
berlangsung lebih dari 24 jam.”
patofisiologi
● Karakteristik dasar dari asma ( konstriksi otot
polos bronchial, pembengkakan mukosa
bronchial, dan pengentalan sekresi ) mengurangi
diameter bronchial dan nyata pada status
asmatikus. Abnormalitas ventilasi – perfusi yang
mengakibatkan hipoksemia dan respirasi alkalosis
pada awalnya, diikuti oleh respiratori
asidosis.Terhadap penurunan PaO2 dan respirasi
alkalosis dengan penurunan PaCO2 dan
peningkatan pH. Dengan meningkatnya
keparahan status asmatikus, PaCO2 meningkat dan
pH turun, mencerminkan respirasi asidosis.
ETIOLOGI
Menurut mansjoer ( 1999 ) etiologi asma bronkhial
dibagi menjadi empat golongan:
Ekstrinsik / Imunologik Instrinsik / non Imunologik

Kegiatan Jasmani Lingkungan Pekerjaan


EVALUASI DIAGNOSTIC

Pemeriksaan fungsi paru adalah


cara yang paling akurat dalam Pemeriksaan gas
Pemeriksaan foto
mengkaji obstruksi jalan napas darah arteri
thoraks
akut.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Penderita status asmatikus yang dirawat inap di ruangan, setelah dikirim
dari UGD dilakukan penatalaksaanan sebagai berikut.

Pemberian terapi oksigen Agonis


dilanjutkan Dilanjutkan dengan pemberian inhalasi nebulasi 1
Terapi oksigen dilakukan dosis tiap jam, kemudian dapat diperjarang
pemberiannya setiap 4 jam bila sudah ada perbaikan
megnatasi dispena, sianosis,
yang jelas.
danhipoksemia.
Kortikosteroid
Aminofilin
Kortikosteroid dosis tinggi intraveni diberikan
Diberikan melalui infuse / drip dengan dosis
setiap 2 – 8 jam tergantung beratnya keadaan
0,5 – 0,9 mg/kg BB / jam. Pemberian per drip
serta kecepatan respon. Preparat pilihan adalah
didahului dengan pemberian secara bolus
hidrokortison 200 – 400 mg dengan dosis
apabila belum diberikan.
keseluruhan 1 – 4 gr / 24 jam
Diagnose keperawatan
NO SDKI SLKI SIKI
1. Ketidakefektifan pola Luaran utama: pola nafas (L.01004) Intervensi utama: Pemantauan respirasi (i.01014)
napas b/d penurunan Ekspetasi: membaik Tindakan:
kemampuan Kriteria hasil:  Monitor frekuensi kedalaman dan upaya nafas
bernapas  Dyspnea (cukup menurun 4)  Monitpr polah nafas
(D.0005)  Frekuensi nafas (cukup membaik 4)  Monitor saturasi oksigen
   Kedalaman nafas (cukup membaik 4)  Monitor agd
 Monitor hasil exraitoraks
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
 
NO SDKI SLKI SIKI

2. Ketidakefektifan Luaran utama: bersihan jalan nafas Intervensi utama:


bersihan jalan (L.01001) Manajemen jalan nafas (i.01011)
napas b/d Ekspetasi: meningkat Tindakan:
penumpukan    monitor pola nafas
sputum (D.0001) Kriteria hasil:  Monitor bunyi nafas tambahan
   Produksi sputum (4 cukup  Posisikan semi flower atau flouwler
membaik)  Berikan oksigen, jika perlu
 Mengi (3 sedang)
 Wezing (sedang 3)
 Gelisah (cukup membaik 4)
 Dyspnea (cukup membaik 3)
NO SDKI SLKI SIKI

3. Gangguan Luaran utama: pertukaran gas Intervensi utama: terapi oksigen (L.01026)
pertukaran gas b/d (L.01003) Tindakan:
retensi Kriteria: ekspetasi meningkat  Monitor kecepatan aliran oksigen
karbondioksida Kriteria hasil:  Monitor arah terapi posisi oksigen
(D.0003)  Dyspnea (cukup menurun 4)  Monitor tanda-tanda hipo ventilasi
   Bunyi nafas tambahan (sedang 3)  Pertahankan kepatenan jalan nafas
 Gelisah (sedang 3)  Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan
 Nafas cuping hidung (sedang 3) saat tidur
 Pco2 (cukup membaik 4)
 Po2 (cukup membaik 4)
NO SDKI SLKI SIKI

4. Resiko perdarahan Luaran utama: tingkat perdarahan Intervensi utama: pencegahan perdarahan (I.02067)
b/d (L.02017) Tindakan:
aneurisma(D0012) Kretera: ekpetasi menurun -Monitor tanda dan gejala perdarahan
  Kreteria hasil: -Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan setelah
-Hemoglobin (memburuk 1) kehilangan darah
-Hemoptisis (cukup menurun 4) -Monitor tanda-tanda vital ortostatik
NO SDKI SLKI SIKI

5. Perfusi perifer Luaran utama: perfusi perifer (L.02011) Intervesi utama: manajeman sensasi perifer
tidak efektif b/d Ekspetasi: meningkat Tindaka:
penurunan Kriteria hasil: -monitor perubahan kulit
sirkulasi darah -tekanan darah sistolik (cukup -identifikasi penyebab perubahan sensasi
(D.0009) memburuk 2) -periksa perbedaan sensasi panas/dingin
-tekanan darah diastolik (cukup
meburuk 2)
-kelemahan otot (cukup menurun 4)
Sekian terimakasih

You can add your own multimedia content here. Delete this
image and insert the video in its place

Anda mungkin juga menyukai