Anda di halaman 1dari 31

Kebenaran Ilmiah

• Al-Qur’an (QS. Al Imran ayat 60) :


“(Apa yang telah Kami ceritakan itu), Itulah yang benar,
yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu
termasuk orang-orang yang ragu”
Persoalan seputar KEBENARAN

 Apa Yang Kita Maksudkan Dengan Benar? Kapan


Suatu Keadaan/Pernyataan Disebut Benar?
 Kebenaran Pengetahuan Ilmiah, Apa Parameter
Dan Karakternya?!
 Bagaimana Sumber & Metode Mendapatkan
Pengetahuan Berpengaruh Terhadap Kebenaran
Ilmu?
 Bagaimana Kebenaran Ilmiah Memiliki
Implikasi?
 Apakah Itu Obyektif ?
Definisi

 Poedjawiyatna (1987:16), Kebenaran adalah persesuaian antara


pengetahuan dan objeknya
 Aristoteles, Kebenaran adalah soal kesesuaian antara apa yang
diklaim sebagai diketahui dengan kenyataan yang sebenarnya.
Benar dan salah adalah soal sesuai apa tidaknya apa yang dikatakan
dengan kenyataan sebagaimana adanya
Kebenaran Ilmiah

 Pada dasarnya, tujuan berfikir ilmiah (penalaran) adalah untuk


mencapai kebenaran.
 Namun, ‘kebenaran’ menjadi suatu pembahasan tersendiri di
dalam pengetahuan ilmiah (penalaran)
 Kebenaran dari sebuah penalaran atau suatu pengetahuan
termasuk dalam pembahasan kebenaran epistemologis
 Setidaknya, ada tiga teori yang berbicara mengenai kebenaran
ilmiah;
GAMBAR
APAKAH
YANG
ANDA
LIHAT
INI
?
Teori Kebenaran

1. Teori Kebenaran Sebagai Persesuaian


(The Correspondence Theory of Truth)
2. Teori Kebenaran Sebagai Keteguhan
(The Coherence Theory of Truth)
3. Teori Pragmatis Tentang Kebenaran
(The Pragmatic Theory of Truth)
4. Teori Performatif Tentang Kebenaran
(The Formative Theory of Truth)
Teori Kebenaran Sebagai Persesuaian

 Teori kebenaran yang paling awal dan tua


 White (1978), disebut juga teori tradisional
 Kattsof (1986), “Kebenaran atau keadaan benar berupa kesesuaian
(Correspondence) antara makna yang dimaksudkan oleh suatu
pernyataan dengan apa yang sungguh-sungguh merupakan halnya
atau apa yang merupakan fakta-faktanya”
 Teori yang berangkat dari teori Aristoteles yang menyatakan,
Segala sesuatu yang diketahui adalah suatu yang dapat
dikembalikan pada kenyataan yang dikenal oleh subjek
 Apabila pengetahuan memiliki saling kesesuaian dengan kenyataan
yang diketahui
 Teori yang berpandangan bahwa suatu proposisi bernilai benar
apabila saing bersesuaian dengan dunia kenyataan. Kebenaran dapat
dibuktikan secara langsung pada dunia kenyataan. Kebenaran itu
kesesuaian dengan fakta, keselarasan dengan realitas, dan
keserasian dengan situasi aktual
Contohnya (Teori Kebenaran Saling Bersesuaian)
 Pengetahuan air akan menguap jika dipanasi
sampai 100 derajat. Pengetahuan tersebut benar
kalau kemudian dicoba memanasi air dan diukur
sampai 100 derajat. Jika terbukti tidak menguap
maka pengetahuan dinyatakan salah dan terbukti
benar air menguap, maka pengetahuan tersebut
dinyatakan benar
Kebenaran pengetahuan menurut teori KORESPONDENSI terjadi apabila:
“Ada kesesuaian (correspondence) antara arti yang dimaksud
PERNYATAAN dengan OBJEK yang dituju oleh” (Bakhtiar, 2009)

“Suatu pernyataan adalah benar, jika materi pengetahuan yang dikandung


oleh suatu pernyataan BERKORESPONDENSI (BERHUBUNGAN)
dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tsb” (Sumantri, 2003)

 Dari teori ini, kebenaran suatu pengetahuan terjadi apabila terdapat dua hal,
yakni PERNYATAAN dan KENYATAAN, dimana di antara keduanya
terdapat kesesuaian
 Para ilmuwan seringkali menggunakan teori korespondensi, terutama
dalam penelitian yang berupa logika induktif.
Teori Kebenaran Saling Berhubungan (Coherence
Theory Of Truth)

 Teori ini dibangun oleh para pemikir rasionalis seperti Leibniz,


Spinoza, Hegel, dan Bradley, maupun Plato dan Aristoteles
 Teori ini juga disebut dengan teori Konsistensi
 Katsoff, teori Koherensi yaitu suatu proposisi cenderung benar jika
proposisi tersebut dalam keadaan saling berhubungan dengan
proposisi- proposisi yang lain benar, atau jika makna yang
dikandungnya dalam keadaan saling berhubungan dengan pengalaman
kita
 Proposisi tersebut benar jika mempunyai hubungan dengan proposisi
yang terdahulu benar

 Pembuktian teori kebenaran koherensi dapat melalui fakta sejarah


apabila merupakan proposisi sejarah atau memakai logika apabila
merupakan pernyataan bersifat logis

 Secara sederhana, Suatu proposisi itu atau makna pernyataan dari


suatu pengetahuan bernilai benar bila proposisi itu mempunyai
hubungan dengan ide- ide dari proposisi yang terdahulu yang
bernilai benar
Contoh
Teori Kebenaran Saling Berhubungan
(Coherence Theory of Truth)

• Kita mempunyai pengetahuan bahwa semua manusia pasti akan mati


adalah pernyataan yang memang benar adanya. Jika Ahmad adalah
manusia, maka pernyataan bahwa Ahmad pasti akan mati, merupakan
pernyataan yang benar pula.
• Sebab pernyataan kedua konsisten dengan pernyataan yang benar.
3. Teori Kebenaran Proposisi

 Dalam logika Aristoteles, proposisi benar adalah bila sesuai dengan


persyaratan formal suatu proposisi. Dalam logika proposisi yang
lain, proposisi benar tidak dilihat pada benar formilnya, melainkan
dilihat pada benar materiilnya.
 Noeng Muhadjir, membedakan benar formil dengan benar materiil.
Logika matematik sederhana: 1/2a=1/2 b; sehingga a=b. matematik
teoritik simbolik logika tersebut benar.
 Kita tahu bahwa ½ gelas isi kalau dilukis akan memiliki gambar sama
dengan ½ gelas kosong, sesuai dengan logika matematik simbolik
teoritik tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa isi sama dengan
kosong. Bentuk formilnya sudah benar, tetapi materiilnya salah.

 Proposisi tidak lain adalah suatu pernyataan yang berisi banyak konsep
yang kompleks. Kebenaran ini akan sangat bergantung pada situasi dan
kondisi yang melatarinya, pengalaman, kemampuan, dan usia
memengaruhi kepemilikian epistemo tentang kebenaran.
4. Teori Kebenaran Pragmatik
(The Pragmatic Theory Of Truth)

 Tokoh teori ini adalah Charles Sander Pierce (1834-1914), William


James (1842-1920), John Dewey (1859)
 Teori menyatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur dengan
menggunakan kriteria fungsional. Jika pernyataan tersebut memiliki
fungsi atau kegunaan dalam kehidupan praktis
 Menurut paham ini bukan kebenaran yang dilihat dari segi etik, baik atau
buruk, tetapi kebenaran yang didasarkan pada kegunaannya
Lanjutan

 Kebenaran dibuktikan oleh kegunaannya, oleh hasilnya, dan oleh


akibat-akibat praktisnya. Jadi kebenaran adalah apa saja yang berlaku
(works)
 Seperti yang dikemukakan oleh penganutnya:
1) Sesuatu itu benar apabila memuaskan keinginan dan tujuan
manusia
2) Sesuatu itu benar apabila dapat diuji benar
dengan eksperimen
3) Sesuatu itu benar apabila ia mendorong atau
membantu perjuangan biologis untuk tetap ada.
Contohnya
(The Pragmatic Theory of Truth)

 Bagi pragmatisme, suatu agama itu bukan benar karena Tuhan yang
disembah oleh penganut agama itu sungguh-sungguh ada, tetapi agama
itu dianggap benar karena pengaruhnya yang positif atas kehidupan
manusia; berkat kepercayaan orang akan Tuhan maka kehidupan
masyarakat berlaku secara tertib dan jiwanya semakin tenang

 Begitu juga dengan ilmu perbintangan bermanfaat bagi nelayan tapi tidak
untuk para pedagang
5. Teori Kebenaran Struktural Paradigmatik

 Noeng Muhadjir menyatakan : kebenaran struktural berkembang dari


konsep korespondensi
 Konsep paradigmatik dikembangkan daribanyak ahli, antara lain :
Thomas Kuhn
 Teori dinyatakan benar jika teori itu berdasarkan pada paradigma
atau perspektif tertentu dan ada komunitas ilmuwan yang mengakui
atau mendukung paradigma tersebut
Lanjutan

 Lichtenberg menemukan identitas struktural kualitatif dari berbagai


domain disiplin ilmu. Misalnya, ada pembiasaan sinar karena
gravitasi bumi. Setahun pada umumnya 365 hari, kecuali pada tahun
kabisat. Ini bukan sekedar perhitungan hari dalam setahunnya,
melainkan terkait pada rotasi bumi, dan lainnya (pembicaraan bidang
astronomi).
 Dua contoh tersebut menunjukkan adanya hubungan structural antar
berbagai sesuatu yang konstan, yang berada pada domain disiplin ilmu
yang mungkin beragam/berbeda
 Hubungan struktural ini disebut Lictenberg sebagai paradigma
Sifat Dasar Kebenaran Ilmiah (Konrad Kebung)

 Kebenaran dapat dicapai berdasarkan kesimpulan logis atau rasional


dari proposisi atau premis tertentu.
 kebenaran ilmiah bersifat rasional  maka semua orang yang
rasional (yaitu yang dapat menggunakan akal budinya secara baik),
dapat memahami kebenaran ilmiah.
 kebenaran ilmiah  dianggap sebagai kebenaran universal. Sifat
rasional (rationality) harus dibedakan dengan sifat masuk akal
(reasonable).
 Sifat rasional terutama berlaku untuk kebenaran ilmiah, sedangkan
masuk akal biasanya berlaku bagi kebenaran tertentu di luar lingkup
pengetahuan. Sebagai contoh: tindakan marah dan menangis atau
semacamnya, dapat dikatakan masuk akal sekalipun tindakan
tersebut mungkin tidak rasional.
Sifat Dasar Kebenaran Ilmiah (Konrad Kebung)

 Isi empiris.
 Kebenaran ilmiah  diuji dengan kenyataan yang ada,
 pengetahuan dan kebenaran ilmiah  berkaitan dengan kenyataan
empiris di alam ini.
 Dalam kebenaran ilmiah masih ada spekulasi  namun sampai
tingkat tertentu spekulasi itu bisa dibayangkan sebagai nyata atau
tidak karena sekalipun suatu pernyataan dianggap benar secara logis
 perlu dicek apakah pernyataan tersebut juga benar secara empiris.
Sifat Dasar Kebenaran Ilmiah (Konrad Kebung)

 Isi pragmatis (dapat diterapkan).


 Sifat pragmatis, berusaha menggabungkan kedua sifat kebenaran
sebelumnya (logis dan empiris).
 Maksudnya, jika suatu “pernyataan benar” dinyatakan “benar” secara
logis dan empiris, maka pernyataan tersebut juga harus berguna bagi
kehidupan manusia.
 Berguna, berarti dapat untuk membantu manusia memecahkan
berbagai persoalan dalam hidupnya.
5. Cara Menemukan Kebenaran

 Cara-cara untuk menemukan kebenaran diuraikan oleh Hartono


Kasmadi, dkk., (1990), sebagai berikut:
1. Penemuan secara kebetulan.
2. Penemuan ‘Coba dan Ralat’ (Trial and Error).
3. Penemuan melalui otoritas atau kewibawaan
4. Penemuan secara spekulatif
5. Penemuan kebenaran lewat cara berpikir
kritis dan rasional
6. Penemuan kebenaran melalui penelitian ilmiah
3. Jenis-jenis Kebenaran

A.M.W. Pranarka (1987), membedakan menjadi tiga jenis kebenaran:


1. Kebenaran Epistemological, kebenaran ini berhubungan dengan
pengetahuan manusia
2. Kebenaran Ontological adalah kebenaran sebagai sifat dasar yang
melekat kepada segala sesuatu yang ada ataupun diadakan
3. Kebenaran Semantikal/Kebenaran Moral, kebenaran yang
terdapat serta melekat di dalam tutur kata dan bahasa
Jenis Lain….

1. Kebenaran Ilmiah. Kebenaran ini yang akan menjadi pokok


perbincangan dalam membahas lima teori kebenaran
2. Kebenaran Non Ilmiah, meliputi:
a) Pengetahuan biasa, keingintahuan manusia dalam
kehidupan sehari-hari
b) Mitos, substansinya tidak memuat objek yang faktual dan
aktual
c) Wahyu, dalam bahasa Diin Al Islam, Allah dengan
kebijakannya memasukkan hal tersebut sebagai hal yang
pertama-tama yang harus diimani saja
Persoalan Obyektifitas kebenaran

 Kebenaran Objektif terjadi pada kebenaran Koherensi&korespondensi,


yang tanpa disertai pretensi nilai terutama peran individu
ilmuwan/peneliti.

 Seringkali dipertentangkan dg KEBENARAN SUBJEKTIF yg diartikan


sebaliknya.

 Kaum POSITIVISME sangat menjunjung tinggi kebenaran OBJEKTIF,


dan muncul kritik dari MADZHAB POSMODERNISME.
Persoalan Pengujian Kebenaran

 Kebenaran OBJEKTIF terjadi saat pengujian kebenaran dilakukan


dengan prinsip VERIFIKASI  menguji teori untuk menentukan
kebenarannya. Eksperimen dan observasi dilakukan untuk membenarkan
teori/hukum/pengetahuan.

 METODE PENGUJIAN ini mendapat kritik dr madzhab FALSIFIKASI


 suatu teori dianggap kuat (korroborotif) bila ia telah diuji
kesalahannya. Metode FALSIFIKASI masih mengakui kebenaran
OBJEKTIF, tetapi menegaskan bahwa pengujian pengetahuan bukan
menunjukan KEBENARAN ABSOLUT, melainkan kekuatan dari
SISTEM HIPOTESA
Perbedaan Kebenaran Empiris dan Kebenaran Logis

Kebenaran Empiris Kebenaran Logis

Mementingkan Objek Mementingkan Subjek

Menghargai Cara Kerja Induktif Menghargai Cara Kerja Deduktif


dan Aposteriori dan Apriori

Lebih Mengutamakan Pengamatan Lebih Mengutamakan Penalaran


Indra Akal Budi

Anda mungkin juga menyukai