Kelompok 7 - Nutrition For Endurance Sports Marathin, Triathion, and Road Cycling
Kelompok 7 - Nutrition For Endurance Sports Marathin, Triathion, and Road Cycling
PASSCLAIM adalah inisiatif dari Komisi Eropa dengan tujuan untuk mengembangkan seperangkat metode
dan prosedur untuk menilai dukungan ilmiah untuk peningkatan fungsi dan klaim terkait kesehatan untuk
makanan dan komponen makanan.
Tuntutan Fisiologis dan tuntutan nutrisi olahraga ketahanan
Glikogen otot dan glukosa darah adalah substrat terpenting untuk otot yang berkontraksi (Romijn
et al., 1993). Kelelahan selama latihan yang berkepanjangan sering dikaitkan dengan penipisan
glikogen otot dan penurunan konsentrasi glukosa darah (Jeukendrup, 2004). Selain penipisan
glikogen, dehidrasi juga dapat mengganggu kinerja daya tahan (untuk ulasan, lihat Sawka et al.,
2007).
Pra-kompetisi
Pemuatan karbohidrat.
Pengaruh diet tinggi karbohidrat dan peningkatan glikogen otot pada kinerja olahraga telah
diringkas dalam ulasan oleh Hawley dan rekan (Hawley, Schabort, Noakes, & Dennis, 1997).
Disarankan bahwa tingkat glikogen otot superkompensasi dapat meningkatkan kinerja (yaitu
waktu untuk menyelesaikan jarak yang telah ditentukan) dibandingkan dengan glikogen rendah ke
normal (non-superkompensasi) sebesar 2-3% dalam acara yang berlangsung lebih dari 90 menit.
Tampaknya ada sedikit atau tidak ada manfaat kinerja glikogen otot superkompensasi ketika
durasi latihan kurang dari 90 menit.. Konsumsi karbohidrat 560 menit sebelum berolahraga.
Meskipun konsumsi diet tinggi karbohidrat pada hari-hari sebelum latihan serta konsumsi
makanan karbohidrat 3-4 jam sebelum latihan (Hargreaves, Hawley, & Jeukendrup, 2004) dapat
memiliki efek positif pada kinerja latihan, telah disarankan bahwa asupan karbohidrat 30-60
menit sebelum latihan dapat mempengaruhi kinerja (Foster, Costill, & Fink, 1979).
menghindari pemberian makanan berkarbohidrat satu jam sebelum olahraga
tidak berdasar. Beberapa atlet mungkin mengalami gejala yang mirip dengan
hipoglikemia, meskipun gejala tersebut tidak selalu terkait dengan konsentrasi
glukosa yang rendah.
Yang paling penting, hipoglikemia rebound tampaknya tidak
mempengaruhi kinerja. Untuk meminimalkan gejala hipoglikemia, pendekatan
individual mungkin diperlukan, yang dapat mencakup konsumsi karbohidrat
sesaat sebelum olahraga atau selama pemanasan dan pemilihan karbohidrat
indeks glikemik rendah hingga sedang. Efek pemberian makanan karbohidrat
sebelum latihan dibahas secara lebih rinci dalam ulasan terbaru (Jeukendrup &
Killer, 2011).
Untuk mencegah Hypnatraemia atlet perlu diberitau untuk meminum banyak air dan
meminum minuman bebas soda. Sebuah penelitian tidak membuktikan bahwa sodium
yang dikonsumsi sevara signifikan akan mempengaruhi konsentrasi natrium atau
volume plasma lebih dari cairan itu sendiri.
Kesimpulan
Untuk mengoptimalkan ketahanan tubuh selama olahraga mengkonsumsi
carian sangat diperlukan baik sebelum olahraga maupun saat olahraga.
Mengonsumsi karbohidrat yang tinggi dapat menghasilkan performa yang
lebih baik. Strategi mengembangkan gizi ini sendiri memberikan karbohidrat
pada otot pada tingkat kerja tertentu, tergantung pada intesitas Latihan dan
durasinya. Para atlet harus mempertahankan minimnya terjadi dehidrasi dan
membatasi kehilangan massa cairan tubuh melalui keringat 2-3%.
Hypnatermia sering menjadi masalah tetapi njika para atlet bisa
mempertahankan agar cairan pada tubuhnya tidak berkurang banyak maka
hyponatremia bisa dihindari.
Kelebihan dan kekurangan