Anda di halaman 1dari 32

ASKEP-ASPEK

PERKEMBANGAN
KELOMPOK 1

NAMA ANGGOTA :
1. Divana Putri Jasmin Fajerilah (1150021063)
2. Azzahra Jeni Gladis R (1150021034)
3. Puja Ningrum P (1150021011)
4. Alvinabila Titis Z (1150021024)
5. Siti Qomariah (1150021036)
6. M. Riski Dani (1150021021)
7. Afifatur Rohmah (1150021008)
Fisik
A. Perkembangan Fisik Manusia
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat
mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam kandungan).
Berkaitan dengan perkembangan isik ini, Kuhlen dan hompson (Hurlock, 1956)
mengemukakan bahwa perkembangan isik individu meliputi empat aspek, yaitu:
 
(1) Sistem saraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi.
(2) Otot­otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik.
(3) Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola­pola tingkah laku baru, seperti
pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang
sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis.
(4) Struktur isik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.
 
Perkembangannya fisik ini mencakup aspek-aspek :
1. Perkembangan anatomis
Perkembangan anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantitatif pada struktur tulang
belulang. Indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis keajekan badan
secara keseluruhan.
 
2. Perkembangan Fisiologis
Perkembangan isiologis ditandai dengan adanya perubahan-perubahan secara kuantitatif, kualitatif,
dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti kontraksi otot, peredaran darah dan pernapasan,
persyarapan, sekresi kelenjar dan pencernaan. Aspek fisiologi yang sangat penting bagi kehidupan
manusia ialah otak (brain). Otak dapat dikatakan sebagai pusat atau sentralperkembangan dan fungsi
kemanusiaan. Otak ini terdiri atas 100 miliar sel saraf (neuron), dan setiap sel saraf ini, rata-rata
memiliki sekitar 3.000 koneksi (hubungan) dengan sel-sel saraf yang lainnya.Neuron ini terdiri dari
inti sel (nukleus) dan sel bodi yang berfungsi sebagai penyalur aktivitas dari sel saraf yang satu ke sel
lainnya.
Laju perkembangan anatomis secara umum sebagai berikut:
 
a. Tulang-tulang pada masa bayi berjumlah 270 yang masih lentur berpori dan
persambungannya masih longgar. Pada awal remaja menjadi 350 (diferensiasi
fungsi) dan pada awal remaja menjadi 200 integrasi, persenyawaan, dan
pergeseran.
b. Berat dan tinggi badan pada waktu lahir antara 2–4 kg dan 50–60 cm. Masa
kanak-kanak sekitar 12–15 kg dan 90–120 cm. Pada remaja awal 30–40 kg dan
140–160 cm. Selanjutnya kecepatan berangsur menurun dan bahkan menjadi
mapan.
c. Proporsi tinggi kepala dan badan pada masa bayi dan anak sekitar 1 : 4, dan
menjelang dewasa menjadi 1: 8 atau 0.
B. Perkembangan Perilaku Psikomotorik
Perilaku psikomotorik memerlukan koordinasi fungsional antara
neuromuscular system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif,
dan konatif). Loree (1970: 75), menyatakan bahwa ada dua macam perilaku
psikomotorik utama yang bersifat universal harus dikuasai oleh setiap individu
pada masa bayi atau awal masa kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dari
memegang benda (prehension). Kedua jenis keterampilan psikomotorik ini
merupakan basis bagi perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti
yang kita kenal dengan sebutan bermain (playing) dan bekerja (working). Di
samping faktor-faktor hereditas, faktor lingkungan alamiah,sosial, kultural, nutrisi
dan gizi, serta kesempatan dan latihan merupakan hal-hal yang sangat berpengaruh
terhadap proses dan produk perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik.
INTELEKTUAL
Intelektual atau inteligensi berasal dari bahasa latin intelligere yang berarti mengorganisasikan, menghubungkan,
atau menyatukan satu dengan yang lain (to organize, to relate, to bind together). Menurut panitia istilah pedagogis (1953)
yang mengangkat pendapat stern, yang dimaksud dengan intelektual adalah "daya menyesuaikan diri dengan keadaan
baru menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya".

Terman memberikan pengertian intelektual sebagai "... the ability to carry on abstract thinking" (Iih. Hariman,
1958). Terman membedakan adanya ability yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret dan abstrak. Individu itu intelek
apabila dapat berpikir secara abstrak dan baik. Ini berarti bahwa apabila individu kurang mampu berpikir abstrak,
individu yang bersangkutan intelektualitasnya kurang baik.
Bloom (Abin Syamsyudin, 1996), telah mendefinisikan berdasarkan hasil longitudinalnya, bahwa dengan berpatokan
pada hasil tes inteligensi pada sekelompok subjek usia 17 tahun dan membandingkannya dengan hasil tes sebelumnya,
maka dapat dilihat perkembangan presentase taraf kematangan atau kesempurnaan perkembangan inteligasi sebagai
berikut:

1. Usia 1 tahun berkembang sekitar 20%


2. Usia 4 tahun berkembang sekitar 50%
3. Usia 8 tahun berkembang sekitar 80%
A. Teori-teori Faktor
Thurstone mempunyai pandangan yang berbeda lagi dengan para ahli yang telah dikemukakan di atas. Menurut
Thorndike, intelektual merupakan jumlah dari elemen-elemen, yaitu hubungan stimulusrespons Maka, menurut
Thrustone dalam intelektual adanya faktor-faktor primer yang merupakan group factor. Faktor-faktor priner sebagai
berikut:
1. S (spatial relation), yaitu kemampuan untuk melihat atau mempersepsi gambar dengan dua atau tiga dimensi,
menyangkut jatak (spatial)
2. P (perceptual speed), yaitu kemampuan yang berkaitan dengan kecepatan dan ketetapan dalam memberikan judging
mengenai persamaan dan perbedaan atau dalam respons terhadap apa yang filihatnya secara detail.
3. V (verbal comprehension), yaitu kemampuan yang menyangkut pemahaman, kosakata (vocabulary), analogi secara
verbal, dan sejenisnya.
4. W (word Fluency), yaitu kemampuan yang menyangkut dengan kecepatan yang berkaitan dengan kata-kata, dengab
anagram.
5. N (associative facility), yaitu kemampuan yang berkaitan dengan kecepatan dan jetetapan dalam
berhitung(komputasi).
6. M (associative memorry), yaitu kemampuan yang berkaitan dengan ingatan, khususnya yang berpasangan.
7. I (induction), yaitu kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh prinsip atau hukum.
B. Teori Orientasi Proses
Jean Piaget merupakan salah satu pendukung teori ini. Piagat melihay bagaimana perkembangan dari intelectual ablity
ini, namun hal ini dikemukakan dengan pengertian kognitif.
Teori proses informasi mengenai intelectual, mengemukakan bahwa intelektual akan diukur dari fungsu-fungsi
seperti sensoris, ingatan, dab kemampuan mental yang lain termasuk belajar dan menimbulkan kembali (remembering).
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelektual
Menurut Andi Mappiare (1982:80), hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelektual antara lain:
Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu berpikir reflektif.
Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang dapat berpikir proporsional.
Adanya kebebadan berpikir,enimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal,
kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan, dan menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik
kesimpulan yang baru dan benar.
D. Pengungkapan Intelektual
Perbedaan intelektual pada masing-masing individu melalui pandangan yang menekankan pada perbedaan kualitatif
dan kuantitatif. Pandangan yang pertana berpendapat bahwa perbedaan inteletual individu satu denganyang lainnya
memang secara kualitatif berbeda, yang berarti bahwa pada dasarnya memang telah berbeda. Pandangan ini dinamakan
aliran Nativisme. Pandangan kedua menitilberatkan pada perbedaan kuantitatif yang berpendapat bahwa perbedaan
intelektual itu semata-mata karena perbedaan mayeri yang diterina atau karena perbedaan pada proses belajarnya serta
lingkungan yang mempengaruhinya. Tes intelektual terus berkembang. Pada 1939 David Wechsler menciptakan
individual intelligence test, yang dikenal dengan tes inteligensi WB. Klasifikasi IQ-nya antara lain
• Very superior : IQ di atas 130
• Superior : IQ 120-129
• Bright Normal : IQ 110-119
• Average : IQ 90-109
• Dull Normal : IQ 80-89
• Borderline : IQ 70-79
• Mental defective : IQ 69 kebawah
E. Perkembangan Intelektual
Dengan menggunakan hasil pengukuran tes inteligensi yang mencakup general ingormation dan verb\ analogid, joh
dan Conrad (Abin Syamsuddin) mengembangjan sebuah kurba perkembangan inteligensi manusia sebagai berikut:

1. Laju perkembangan inteligensj berlangsung sangat pesat sampai masa remaja awal, setelah itu kepesatanyya
langsubg turun
2. Puncak perkembangan pada umumnya dicapaj di penghujunh masa remaja akhir (sekitar usia 20-an); selanjutnya
perubahan amat tipis nerlangsung hingga usia t0 tahun.
3. Terdapat variadi dalam waktu dan laju kecepatan deklinasi menurut jenis kecakapan tertentu.
Perkembangan sosial 
merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses
belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi, meleburkan diri
menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Perkembangan sosial dapat
diartikan sebagai sequence dari perubahan berkesinambungan dalam perilaku individu untuk menjadi
makhluk sosial. Proses perkembangannya berlangsung secara bertahap sebagai berikut:
1. Masa kanak-kanak awal (0-3 tahun)subjektif.
2. Masa krisis (3-4 tahun) tort alter.
3. Masa kanak-kanak akhir (4-6 tahun) subjektif menuju objektif.
4. Masa anak sekolah (6-12 tahun) objektif.
5. Masa kritis II (12-13 tahun) pre-puber (anak tanggung)

Bronson (Abin Syamsuddin, 1996) menyimpulkan dari hasil studynya terhadap anak 5-6 thn ada
kencenderungan pada pola anak yaitu
1. Withdrawl expansive
2. Reactivity-paldity
3. Passivity-dominance
A. Perubahan perilaku sosial
Dalam waktu yang singkat remaja mengadakan perubahan radikal yaitu dari tidak
menyukai lawan jenis sebagai teman menjadi lebih menyukai teman dari lawan jenisnya
daripada teman sejenis. mempunyai kecenderungan untuk bebas dalam mengekspresikan
dan menampilkan diri, lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan teman sebaya,
B. Pengelompokan Sosial Baru
Saat masa remaja berlangsung terjadi perubahan minat terhadap kelompok atau
organisasi, kemudian mina ini akan menurun dan pada masa akhir remaja minat
berkelompok cenderung berkurang dan digantikan dengan kelompok kecil yang
hubungannya tidak terlalu akrab.
C. Nilai Baru dalam Penilaian Sosial
Tidak ada sifat/pola perilaku khas yang akan menjamin penerimaan sosial selama masa
remaja. Tergantung pada sekumpulan sifat dan pola perilaku yaitu sindrom penerimaan
yang disenangi remaja dan menambah gengsi dari kelompok besar yang
diidentifikasikannya.
D. Minat Sosial
Bersifat sosial bergantung pada kesempatan yang diperoleh remaja untuk
mengembangkan minat tersebut dan pada kepopulerannya dalam kelompok.
E. Perilaku Sosial
Diskriminasi terhadap mereka yang berlatar belakang ras, agama sosialekonomi
yang berbeda.
F. Perkembangan Sosial
merupakan proses sosialisi, yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang
secara aktif melakukan proses sosialisasi. Karakteristik Perkembangan Sosial
Remaja Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang
menjelang dewasa. Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul
dengan berbagai kelompok umur 
Perkembangan moral
Istilah moral berasal dari bahasa Latin mos (moris), yang berarti adat istiadat peraturan/nilai-nilai atau tata cara
kehidupan. Adapun moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-
prinsip moral.
 
A. faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral
a. Konsisten dalam mendidik anak
b. Sikap orang tua dalam keluarga
c. Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut
d. Sikap orang tua dalam menerapkan norma

B. Proses Perkembangan Moral


Perkembangan moral anak dapat berlangsung melalui beberapa cara, sebagai berikut:
1. Pendidikan langsung, yaitu melalui penanaman pengertian tentangtingkah laku yang benar dan salah, atau baik dan
buruk oleh orang tua, guru atau orang dewasa lainnya. Di samping itu, yang paling penting dalam pendidikan moral
ini, adalah keteladanan dariorang tua, guru, atau orang dewasa lainnya dalam melakukannilai-nilai moral.
2.  Identiikasi, yaitu dengan cara mengidentiikasi atau meniru penampilan atau tingkah laku moral seseorang yang
menjadi idolanya
3.  Proses coba-coba (trial and error), yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku moral secara coba-coba.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Moral
Menurut John Locke dan J.B. Watson faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan moral yaitu :
1. Pengalaman, sebagai proses belajar.
2. Keluarga, meliputi:
a. Sikap/keadaan sosial-ekonomi keluarga;
b. Posisi dalam keluarga; dan
c. Sifat anggota keluarga lain.
3. Kebudayaan, contoh:
a. Bila anak hidup di suasana yang memalukan, dia belajar untuk selalu merasa bersalah.
b. Bila orang berada di lingkungan orang-orang yang kritis, dia
akan memiliki argumen yang relevan saat bicara
c. Bila orang hidup dalam suasana kejujuran, maka ia akan memahami mengenai keadilan
Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitif
A. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dituntut
kemampuan berbahasa. Bahasa merupakan faktor esensial Yang membedakan
manusia dengan hewan. Dengan bahasa, manusia dapat mengenal dan
memahami dirinya, sesama, dan lingkungan hidupnya.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Faktor kesehatan
2. Inteligensi perkembangan bahasa anak
3. Status sosial-ekonomi keluarga
4. Jenis kelamin (sex)
5. Hubungan keluarga.
B. Perkembangan Perilaku Kognitif
Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,
berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) ialah
perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser, 1976).
Sebagian besar psikolog berkeyakinan bahwa proses perkembangan
kognitif manusia mulai berlangsung sejak ia baru lahir.pendayagunaan 
kognitif mulai berjalan sejak manusia itu mulai mendayagunakan
kapasitas motor dan sensorinya.
perkembangan kognitif anak dibagi menjadi empat tahapan:
1. Tahap sensory-motor, terjadi pada usia 0-2      tahun.
2. Tahap pre-operational, terjadi pada usia 2-7 tahun.
3. Tahap concrete-operational,  terjadi pada usia 7-11 tahun.
4. Tahap formal-operational, terjadi pada usia 11-15 tahun.
Emosi dan Perasaan
Emosi merupakan suatu keadaan pada diri
organisme ataupun individu pada suatu waktu tertentu
yang diwarnai dengan adanya gradasi afektif mulai dari
tingkatan yang lemah sampai pada tingkatan yang kuat
(mendalam), seperti tidak terlalu kecewa dan sangat
kecewa.

Perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai


akibat dari persepsi sebagai akibat stimulus baik
internal maupun eksternal. Adapun emosi merupakan
reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas
dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan
dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan
yang lebih kuat.
Minat
Minat ialah suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian individu
pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda, dan orang. Minat
berhubungan dengan aspek kognitif, afektif, dan motorik dan merupakan sumber
motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan. Minat berhubungan dengan
sesuatu yang menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya.
Kesenangan merupakan minat yang sifatnya sementara Adapun minat bersifat
tetap (persistent) dan ada unsur memenuhi kebutuhan dan memberikan
kepuasan. Semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan akan semakin
kuat minat tersebut, sebaliknya minat akan menjadi pupus kalau tidak ada ke
sempatan untuk mengekspresikannya.
A. Sifat-sifat dan Faktor-faktor Minat
Minat memiliki sifat dan karakter khusus, sebagai berikut:
1. Minat bersifat pribadi (individual), ada perbedaan antara minat seseorang dan orang lain.
2. Minat menimbulkan efek diskriminatif.
3. Erat hubungannya dengan motivasi, mempengaruhi, dan dipengaruhi Psikologi
Perkembangan
4. Minat merupakan sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan lahir dan dapat berubah
tergantung
pada kebutuhan, pengalaman, dan mode.

Adapun faktor-faktor yang meliputi minat, sebagai berikut:


1. Kebutuhan isik, sosial, dan egoistis.
2. Pengalaman.
Motivasi
Baik hewan ataupun manusia dalam bertindak selain ditentukan oleh faktor
luar juga ditentukan oleh faktor dalam, yaitu beberapa kekuatan yang datang dari
organisme yang bersangkutan sebagai pendorong bagi tindakannya. Dorongan
yang datang dari dalam untuk berbuat ini yang disebut motif. Motif sebagai
pendorong pada umumnya tidak berdiri sendiri, tetapi saling kait mengait dengan
faktor-faktor lain. Hal ini yang dapat mempengaruhi motif, yang disebut
motivasi.Manusia sebagai organisme mengalami proses perkembangan.
Perkembangan ini berhubungan dengan upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham Maslow, kebutuhan hidup manusia meliputi:
1. Physiological needs (kebutuhan isik, sandang, pangan, dan papan).  
2. Safety needs (kebutuhan akan rasa aman).  
3. Belongingness needs (kebutuhan untuk dihargai).  
4. Self actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri).  
Adanya dorongan dalam diri manusia untuk berbuat, memenuhi kebutuhan hidupnya disebut sebagai
motif. Dapat dikatakan motif sebagai kekuatan yang ada dalam diri manusia yang menyebabkannya
bertindak atau berbuat untuk memenuhi kebutuhannya ataupun mencapai tujuan tertentu.

Motif lebih menekankan pada dorongan internal dalam diri individu seperti halnya:  
1. Organic motives (makan, minum, seks, dan istirahat).  
2. Emergency motives (melepaskan diri dari bahaya, melawan/mengatasi rintangan).  
3. Objective motives (menjalin relasi sosial dengan sesama lingkungannya).
A. Konsep Motivasi
Teori kepribadian yang pernah diungkap Maslow (1970), berdiri di atas sejumlah asumsi
dasar tentang motivasi. Pertama, Maslow melakukan pendekatan holistis terhadap motivasi
yaitu seluruh orang, bukan satu bagian atau fungsi tunggalnya saja yang termotivasi. Kedua,
motivasi biasanya bersifat kompleks, artinya perilaku seseorang dapat muncul dari beberapa
motif yang terpisah. Ketiga, adalah manusia termotivasi secara teru-menerus oleh satu
kebutuhan atau kebutuhan lainnya. Keempat, semua orang di mana pun termotivasi oleh
kebutuhan-kebutuhan yang sama. Kelima, atau terakhir tentang motivasi adalah kebutuhan
dapat disusun dalam bentuk hierarki. (Maslow 1943,1970)
 
B. Teori-teori Motif  
Motif atau driving state dapat timbul karena stimulus internal, eksternal, ataupun interaksi
antara keduanya (Cri-der, 1983). Misalnya, keinginan untuk mendapatkan makanan dan
minum an, timbul karena faktor internal yaitu kebutuhan isiologis.Mengenai motif ini, ada
beberapa teori yang memberikan gambaran tentang seberapa jauh peranan dari stimulus
internal dan eksternal.
Teori-teori ini antara lain:
1. Teori insting (insticnt theory), merupakan predisposisi yang alami
(innate) untuk berbuat apabila menghadapi stimulus tertentu.  
2. Teori dorongan (drive theory), teori ini berdasarkan atas dasar biologis yaitu
berkaitan dengan drive dan drive reduction.  
3. Teori gejolak (arousal theory), disebut sebagai optimal level theory.Pada
dorongan theory ini asumsinya ialah organisme mencari atau mengurangi
ketegangan (tension), sehingga denagn demikian organimisme ini
mempertahankan gejolak atau arousal ini dalam keadaan yang minimum, relatif
rendah.  

4. Teori insentif (incentive theory), adalah mendasar atas keadaan internal


organimisme yaitu mendasar atas faktor biologis. Teori insentif mempunyai titik
pijak yang berbeda. Teori ini justru berpijak pada faktor eksternal yang dapat
memicu atau mendorong organimisme berbuat dan stimulus eksternal ini disebut
intensif.  
Sikap
sikap merupakan kesiapan atau keadaan siap untuk timbulnya sesuatu
perbuatan atau tingkah laku. Sikap merupakan penentu dalam tingkah
laku manusia, sebagai reaksi sikap selalu berhubungan dengan dua yaitu
like dan dislike.

Sikap mempunyai tiga komponen dasar :


1) Komponen kognisi: berhubungan dengan belief, ide, dan konsep.
2) Komponen afeksi: berhubungan dengan dimensi emosinal seseorang.
3) Komponen konasi psikomotorik: berhubungan dengan kecenderungsn
atau untuk bertingkah laku.
Kepribadian

Kepribadian merupakan sususan sistem psikofisik yang dinamis


dalam diri induvidu yang unik dan mempengaruhi penyesuaian
dirinya terhadap lingkungan. Faktor mempengaruhu yaitu fisik,
inteligensi, jenis kelamin, teman sebaya, keluarga, kebudayaan, dan
faktor internal dari dalam diri induvidu seperti tekanan emosional.

Ciri-ciri kepeibadian yang sehat:


Mandiri dalam berfikir dan bertindak
Mampu menjalin relasi yang sehat denga sesama.
Mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya.
Dapat menerima dan melaksanakan tanggung jawab yang
dipercayakan
Dapat mengendalikaan emosi.
Bakat dan Kreativitas
-Bakat merupakan kemampuan bawaan yang
merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan
atau dilatih. Setiap manusia memiliki bakatpada suatu
bidang dengan kualitas yang berbeda-beda. Untuk itu
perlu adanya latihan, pengetahuan, dorongan asosiasi
dan moral. Bakat ada dua yaitu bersifat akademik dan
non-akademik.

-Kreativitas yaitu suatu kemampuan untuk


menciptakan suatu produk baru. Kreativitas
berhubungan dengan kemampuan untuk membuat
kombinasi-kombinasi baru,hubungan baru, atau yang
sudah ada sebelumnya. Setiap induvidu mempunyai
kreatif.
Kesimpulan
Pertumbuhan sebagai proses perubahan dan pematangan fisik. Yakni dengan bertambah
panjangnya badan anak, tubuh bertambah berat, tulang-tulang jadi lebih besar dan
panjang, berat dan kuat; perubahan dalam sistem persyarafan dan perubahan-perubahan
pada struktur  jasmaniah lainnya. kemudian perkembangan ialah perubahan-perubahan
psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak,
ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam passage waktu tertentu menuju
kedewasaan.

Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka
jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Perkembanmgan berarti serangkaian
perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
Dalam Pembahasan Mengenai
Perkembangan ini, banyak sekali teori-teori
yang dikemukakan oleh ahli, diantaranya :
1)Perkembangan Psikoseksual ( Freud)
2) Perkembangan Psikososial ( Erik Erikson  )
3) Perkembangan Kognitif ( Piaget )
Aspek-aspek perkembangan anak meliputi:
fisik, intelegensi, emosi, bahasa, sosial,
kepribadian, moral, dan kesadaran beragama.
Saran
-Sebagai Orangtua kita hendaknya memperhatikan segala aspek-
aspek perkembangan masa anak-anak sampai dengan masa
sekolah.
-Sebagai calon pendidik anak kita harus mengembangkan
kemampuan dasar anak, diantaranya adalah kemampuan fisik,
intelegensi, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral, dan
kesadaran beragama, supaya anak bisa mengekspresikan ide-
idenya dan supaya menjadi anak yang terampil.
 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai