PERKEMBANGAN
KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA :
1. Divana Putri Jasmin Fajerilah (1150021063)
2. Azzahra Jeni Gladis R (1150021034)
3. Puja Ningrum P (1150021011)
4. Alvinabila Titis Z (1150021024)
5. Siti Qomariah (1150021036)
6. M. Riski Dani (1150021021)
7. Afifatur Rohmah (1150021008)
Fisik
A. Perkembangan Fisik Manusia
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat
mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam kandungan).
Berkaitan dengan perkembangan isik ini, Kuhlen dan hompson (Hurlock, 1956)
mengemukakan bahwa perkembangan isik individu meliputi empat aspek, yaitu:
(1) Sistem saraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi.
(2) Otototot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik.
(3) Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya polapola tingkah laku baru, seperti
pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang
sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis.
(4) Struktur isik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.
Perkembangannya fisik ini mencakup aspek-aspek :
1. Perkembangan anatomis
Perkembangan anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantitatif pada struktur tulang
belulang. Indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis keajekan badan
secara keseluruhan.
2. Perkembangan Fisiologis
Perkembangan isiologis ditandai dengan adanya perubahan-perubahan secara kuantitatif, kualitatif,
dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti kontraksi otot, peredaran darah dan pernapasan,
persyarapan, sekresi kelenjar dan pencernaan. Aspek fisiologi yang sangat penting bagi kehidupan
manusia ialah otak (brain). Otak dapat dikatakan sebagai pusat atau sentralperkembangan dan fungsi
kemanusiaan. Otak ini terdiri atas 100 miliar sel saraf (neuron), dan setiap sel saraf ini, rata-rata
memiliki sekitar 3.000 koneksi (hubungan) dengan sel-sel saraf yang lainnya.Neuron ini terdiri dari
inti sel (nukleus) dan sel bodi yang berfungsi sebagai penyalur aktivitas dari sel saraf yang satu ke sel
lainnya.
Laju perkembangan anatomis secara umum sebagai berikut:
a. Tulang-tulang pada masa bayi berjumlah 270 yang masih lentur berpori dan
persambungannya masih longgar. Pada awal remaja menjadi 350 (diferensiasi
fungsi) dan pada awal remaja menjadi 200 integrasi, persenyawaan, dan
pergeseran.
b. Berat dan tinggi badan pada waktu lahir antara 2–4 kg dan 50–60 cm. Masa
kanak-kanak sekitar 12–15 kg dan 90–120 cm. Pada remaja awal 30–40 kg dan
140–160 cm. Selanjutnya kecepatan berangsur menurun dan bahkan menjadi
mapan.
c. Proporsi tinggi kepala dan badan pada masa bayi dan anak sekitar 1 : 4, dan
menjelang dewasa menjadi 1: 8 atau 0.
B. Perkembangan Perilaku Psikomotorik
Perilaku psikomotorik memerlukan koordinasi fungsional antara
neuromuscular system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif,
dan konatif). Loree (1970: 75), menyatakan bahwa ada dua macam perilaku
psikomotorik utama yang bersifat universal harus dikuasai oleh setiap individu
pada masa bayi atau awal masa kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dari
memegang benda (prehension). Kedua jenis keterampilan psikomotorik ini
merupakan basis bagi perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti
yang kita kenal dengan sebutan bermain (playing) dan bekerja (working). Di
samping faktor-faktor hereditas, faktor lingkungan alamiah,sosial, kultural, nutrisi
dan gizi, serta kesempatan dan latihan merupakan hal-hal yang sangat berpengaruh
terhadap proses dan produk perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik.
INTELEKTUAL
Intelektual atau inteligensi berasal dari bahasa latin intelligere yang berarti mengorganisasikan, menghubungkan,
atau menyatukan satu dengan yang lain (to organize, to relate, to bind together). Menurut panitia istilah pedagogis (1953)
yang mengangkat pendapat stern, yang dimaksud dengan intelektual adalah "daya menyesuaikan diri dengan keadaan
baru menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya".
Terman memberikan pengertian intelektual sebagai "... the ability to carry on abstract thinking" (Iih. Hariman,
1958). Terman membedakan adanya ability yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret dan abstrak. Individu itu intelek
apabila dapat berpikir secara abstrak dan baik. Ini berarti bahwa apabila individu kurang mampu berpikir abstrak,
individu yang bersangkutan intelektualitasnya kurang baik.
Bloom (Abin Syamsyudin, 1996), telah mendefinisikan berdasarkan hasil longitudinalnya, bahwa dengan berpatokan
pada hasil tes inteligensi pada sekelompok subjek usia 17 tahun dan membandingkannya dengan hasil tes sebelumnya,
maka dapat dilihat perkembangan presentase taraf kematangan atau kesempurnaan perkembangan inteligasi sebagai
berikut:
1. Laju perkembangan inteligensj berlangsung sangat pesat sampai masa remaja awal, setelah itu kepesatanyya
langsubg turun
2. Puncak perkembangan pada umumnya dicapaj di penghujunh masa remaja akhir (sekitar usia 20-an); selanjutnya
perubahan amat tipis nerlangsung hingga usia t0 tahun.
3. Terdapat variadi dalam waktu dan laju kecepatan deklinasi menurut jenis kecakapan tertentu.
Perkembangan sosial
merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses
belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi, meleburkan diri
menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Perkembangan sosial dapat
diartikan sebagai sequence dari perubahan berkesinambungan dalam perilaku individu untuk menjadi
makhluk sosial. Proses perkembangannya berlangsung secara bertahap sebagai berikut:
1. Masa kanak-kanak awal (0-3 tahun)subjektif.
2. Masa krisis (3-4 tahun) tort alter.
3. Masa kanak-kanak akhir (4-6 tahun) subjektif menuju objektif.
4. Masa anak sekolah (6-12 tahun) objektif.
5. Masa kritis II (12-13 tahun) pre-puber (anak tanggung)
Bronson (Abin Syamsuddin, 1996) menyimpulkan dari hasil studynya terhadap anak 5-6 thn ada
kencenderungan pada pola anak yaitu
1. Withdrawl expansive
2. Reactivity-paldity
3. Passivity-dominance
A. Perubahan perilaku sosial
Dalam waktu yang singkat remaja mengadakan perubahan radikal yaitu dari tidak
menyukai lawan jenis sebagai teman menjadi lebih menyukai teman dari lawan jenisnya
daripada teman sejenis. mempunyai kecenderungan untuk bebas dalam mengekspresikan
dan menampilkan diri, lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan teman sebaya,
B. Pengelompokan Sosial Baru
Saat masa remaja berlangsung terjadi perubahan minat terhadap kelompok atau
organisasi, kemudian mina ini akan menurun dan pada masa akhir remaja minat
berkelompok cenderung berkurang dan digantikan dengan kelompok kecil yang
hubungannya tidak terlalu akrab.
C. Nilai Baru dalam Penilaian Sosial
Tidak ada sifat/pola perilaku khas yang akan menjamin penerimaan sosial selama masa
remaja. Tergantung pada sekumpulan sifat dan pola perilaku yaitu sindrom penerimaan
yang disenangi remaja dan menambah gengsi dari kelompok besar yang
diidentifikasikannya.
D. Minat Sosial
Bersifat sosial bergantung pada kesempatan yang diperoleh remaja untuk
mengembangkan minat tersebut dan pada kepopulerannya dalam kelompok.
E. Perilaku Sosial
Diskriminasi terhadap mereka yang berlatar belakang ras, agama sosialekonomi
yang berbeda.
F. Perkembangan Sosial
merupakan proses sosialisi, yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang
secara aktif melakukan proses sosialisasi. Karakteristik Perkembangan Sosial
Remaja Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang
menjelang dewasa. Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul
dengan berbagai kelompok umur
Perkembangan moral
Istilah moral berasal dari bahasa Latin mos (moris), yang berarti adat istiadat peraturan/nilai-nilai atau tata cara
kehidupan. Adapun moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-
prinsip moral.
A. faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral
a. Konsisten dalam mendidik anak
b. Sikap orang tua dalam keluarga
c. Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut
d. Sikap orang tua dalam menerapkan norma
Motif lebih menekankan pada dorongan internal dalam diri individu seperti halnya:
1. Organic motives (makan, minum, seks, dan istirahat).
2. Emergency motives (melepaskan diri dari bahaya, melawan/mengatasi rintangan).
3. Objective motives (menjalin relasi sosial dengan sesama lingkungannya).
A. Konsep Motivasi
Teori kepribadian yang pernah diungkap Maslow (1970), berdiri di atas sejumlah asumsi
dasar tentang motivasi. Pertama, Maslow melakukan pendekatan holistis terhadap motivasi
yaitu seluruh orang, bukan satu bagian atau fungsi tunggalnya saja yang termotivasi. Kedua,
motivasi biasanya bersifat kompleks, artinya perilaku seseorang dapat muncul dari beberapa
motif yang terpisah. Ketiga, adalah manusia termotivasi secara teru-menerus oleh satu
kebutuhan atau kebutuhan lainnya. Keempat, semua orang di mana pun termotivasi oleh
kebutuhan-kebutuhan yang sama. Kelima, atau terakhir tentang motivasi adalah kebutuhan
dapat disusun dalam bentuk hierarki. (Maslow 1943,1970)
B. Teori-teori Motif
Motif atau driving state dapat timbul karena stimulus internal, eksternal, ataupun interaksi
antara keduanya (Cri-der, 1983). Misalnya, keinginan untuk mendapatkan makanan dan
minum an, timbul karena faktor internal yaitu kebutuhan isiologis.Mengenai motif ini, ada
beberapa teori yang memberikan gambaran tentang seberapa jauh peranan dari stimulus
internal dan eksternal.
Teori-teori ini antara lain:
1. Teori insting (insticnt theory), merupakan predisposisi yang alami
(innate) untuk berbuat apabila menghadapi stimulus tertentu.
2. Teori dorongan (drive theory), teori ini berdasarkan atas dasar biologis yaitu
berkaitan dengan drive dan drive reduction.
3. Teori gejolak (arousal theory), disebut sebagai optimal level theory.Pada
dorongan theory ini asumsinya ialah organisme mencari atau mengurangi
ketegangan (tension), sehingga denagn demikian organimisme ini
mempertahankan gejolak atau arousal ini dalam keadaan yang minimum, relatif
rendah.
Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka
jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Perkembanmgan berarti serangkaian
perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
Dalam Pembahasan Mengenai
Perkembangan ini, banyak sekali teori-teori
yang dikemukakan oleh ahli, diantaranya :
1)Perkembangan Psikoseksual ( Freud)
2) Perkembangan Psikososial ( Erik Erikson )
3) Perkembangan Kognitif ( Piaget )
Aspek-aspek perkembangan anak meliputi:
fisik, intelegensi, emosi, bahasa, sosial,
kepribadian, moral, dan kesadaran beragama.
Saran
-Sebagai Orangtua kita hendaknya memperhatikan segala aspek-
aspek perkembangan masa anak-anak sampai dengan masa
sekolah.
-Sebagai calon pendidik anak kita harus mengembangkan
kemampuan dasar anak, diantaranya adalah kemampuan fisik,
intelegensi, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral, dan
kesadaran beragama, supaya anak bisa mengekspresikan ide-
idenya dan supaya menjadi anak yang terampil.
TERIMAKASIH