Anda di halaman 1dari 31

Manajemen Anestesi Pada Pasien

Management
Colloid Anestesi
Goiter Teknik Pada
Anestesi
Pasien
General Brain
Endo Neoplasma
Tracheal Anesthesia
dengan (GETA)
Teknik General
Endotracheal Anestesi (GETA)

Fidya Novita Sari


15 19 777 14 361

Pembimbing :
dr. Salsiah Hasan, Sp.An-Kic
PENDAHULUAN
 Anestesi secara umum adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Pada dasarnya prinsip anastesi
mencangkup 3 hal yaitu: (analgesia), (sedasi) dan juga (relaksan) yang optimal agar operasi dapat berjalan
dengan lancar.

 Secara garis besar anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesi umum dan anestesi regional

 Tindakan anestesi adalah suatu tindakan medis, yang dikerjakan secara sengaja pada pasien sehat ataupun
disertai penyakit lain dengan derajat ringan sampai berat bahkan medekati kematian. Tindakan ini harus sudah
memperoleh persetujuan dari dokter anestesi yang akan memperoleh persetujuan dari dokter anestesi yang
akan melakukan tindakan tersebut
01
General anestesi intravena

Teknik General
Anestesi 02 General anestesi inhalasi

03 General anestesi imbang


GENERAL ENDOTRACHEAL
ANESTESI (GETA)

Anestesi umum menggunakan cara melalui intravena dan secara inhalasi untuk memungkinkan akses
bedah yang memadai ke tempat dimana akan dilakukan operasi
Tahap awal dari anestesi umum adalah induksi: peralihan dari keadaan sadar dengan reflek perlindungan
masih utuh sampai dengan hilangnya kesadaran akibat pemberian obat–obat anestesi
Tindakan pembedahan terutama yang memerlukan anestesi umum diperlukan teknik intubasi, baik
intubasi endotrakeal maupun nasotrakeal.
INTUBASI
 Intubasi endotrakeal adalah tindakan memasukkan pipa trakea
ke dalam trakea melalui rima glottis dengan mengembangkan
cuff, sehingga ujung distalnya berada kira-kira dipertengahan
trakea antara pita suara dan bifurkasio trakea
 Tujuan dilakukannya tindakan intubasi endotrakeal adalah
untuk memudahkan pemberian anestesi, membersihkan
saluran trakeobronkial. Mempertahankan jalan nafas agar
tetap paten, mencegah aspirasi, serta mempermudah
pemberian ventilasi dan oksigenasi bagi pasien operasi
BAB I
pENDAHULUAN
● Hipertiroid ialah suatu sindroma klinik yang terjadi karena pemaparan jaringan terhadap hormone
tiroid berlebihan. Penyakit tiroid merupakan penyakit yang banyak ditemui di masyarakat, 5% pada
pria dan 15% pada wanita. Penyakit Graves di Amerika sekitar 1% dan di Inggris 20-27/1000
wanita dan 1.5-2.5/1000 pria, sering ditemui di usia kurang dari 40 tahun.

● Ada banyak indikasi untuk pembedahan tiroid, termasuk: keganasan tiroid, gondok yang
memproduksi gejala obstruktif dan atau retrosternal, hipertiroidisme yang resisten terhadap
manajemen medis, kosmetik dan alasan kecemasan terkait. Pasien dengan hipetiroid biasanya
menunjukkan respon pada terapi tiroksin dan pembedahan jarang diindikasikan.Sangat penting
untuk memastikan bahwa pasien secara klinis dan kimia adalah euthyroid sebelum memulai operasi
tiroid elektif. Terdapat permasalahan jalan napas pada anestesi terkait pembedahan pada tiroid.
Laporan Kasus
Nama : Ny.S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 45 Tahun
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 155 cm
Alamat : Jl.Martadinata
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Diagnosa Pra Bedah : Colloid Goiter
Jenis pembedahan : Tiroidektomi
Tanggal operasi : 24 April 2021
Jenis Anestesi : GE Intubasi
Anestesiologi : dr. Muhammad Rezza, Sp.An
Ahli Bedah : dr. iklas,Sp.B
S-O-A-P
1. Subjektif (S):
Anamnesis
 Keluhan Utama : Benjolan Pada Leher

 Riwayat Penyakit Sekarang Pasien wanita usia 45 tahun masuk Rumah sakit
dengan keluhan benjolan pada leher yang dirasakan sejak 4 bulan yang lalu,
keluhan benjolan tidak disertai nyeri, , benjolan dirasakan semakin
membesar, besarnya seperti telur puyuh.
Keluhan ini disertai keluhan jantung berdebar-debar, mudah lelah,
keringat berlebih, berat badan sedikit turun. Demam (-). Pasien juga
mengeluh sesak nafas yang hilang timbul. Sulit menelan (+), sebelumnya
pasien sudah pernah berobat dan diberikan obat PTU dan propanolol.
pusing (-), nyeri kepala (-), mual(-), muntah (-), Pasien BAB (+) biasa dan BAK
pasien lancar.
Riwayat Penyakit Terdahulu
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat penyakit hipertensi (-)
Riwayat penyakit asma (-)
Riwayat alergi obat dan makanan (-)
Riwayat diabetes melitus (-)
Riwayat operasi : (_-)
Riwayat penyakit keluarga :
Riwayat penyakit DM : tidak ada
Riwayat penyakit alergi : tidak ada
Riwayat penyakit asma : tidak ada
Riwayat penyakit hipertensi : tidak ada
Anamnesis tambahan : Gigi goyang (-), gigi palsu (-),
2. Objektif (O):
Pemeriksaan fisik B1-B6

B1 (Breath): Airway

Inspeksi : Pengembangan dada simetris, retraksi (-),


Palpasi : Vokal Fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Bunyi napas vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
RR : 22 x/menit.

B2 (Blood):
● Tekanan Darah : 130/80 mmHg
● Nadi : 122 x/menit, reguler, kuat angkat
● Akral : hangat
B3 (Brain):
Kesadaran : Compos Mentis
Suhu : 36,7’C
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), reflex cahaya (+/+)
Telinga: Discharge (-)
Hidung : Discharge (-), epistaksis (-)
Mulut : Sianosis (-) bibir kering (-), pembesaran tonsil (-), skor Mallampati II.
Leher : Pembesaran KGB : tidak ada pembesaran KGB
Pembesaran kelenjar tiroid :terdapat benjolan 1 buah di regio colli
sinistra ukuran 3,1 cm X 1,8 cm konsistensi kenyal, permukaan
licin, batas tegas, mobile, nyeri tekan (-)
JVP : 5 cm H20
Trakhea : di tengah

(Bladder):
B4 ● BAK lancar, berwarna kuning, nyeri berkemih (-)
B5 (Bowel):
Inspeksi : perut datar,
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Perkusi : Bunyi timpani, Asites : (-)
Palpasi : Nyeri tekan(-), Massa (-)
BAB : Biasa

B6 (Back & Bone):


● Ekstremitas : akral hangat, edema (-), pergerakan ekstremitas atas &
bawah: bebas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
•Pemeriksaan Penunjang (Pemeriksaan laboratorium)
Tanggal/Jam : 24 April 2021 / Pukul 16:47 WITA
Darah Lengkap :
Flags
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan

Meningkat
Leukosit 14,4 4,8 – 10,8 103/uL

Eritrosit 4,2 Normal 4,7 – 6,1 106/uL

Hemoglobin 13,5 Menurun 14 – 18 g/dL


menurun
Hematokrit 38 42 – 52 %

Trombosit 280 Normal 150 – 450 103/uL

Normal
GDS 93 60 - 199 mg/dl

Clotting Time 7 4 - 12 Menit

Bleeding Time 3 1-4 Menit


Seroimmunologi :
Kimia Darah :

Flags Nilai
Parameter Hasil Satuan
Rujukan

Urea 14 18,0 - 55,0 mg/dl

SGOT 21 0 - 31 U/L
SGPT 22 0 - 34 U/L

Parameter Hasil Nilai Rujukan

HbsAg Non Reaktif Non Reaktif

Anti HCV Non Reaktif Non Reaktif

Swab SARS CoV-2-Antigen Negatif Negatif


(17 april 2021 ) pemeriksaan darah elektrolit

Pemeriksaan darah elektrolit Hasil Nilai rujuk

K+ 4.03 3.50-5.10 mmol/L

Na+ 141.00 135-145 mmol/L

Cr 92.00 97-100 mmol/L

No Faal hemostasis Hasil Nilai rujukan


1 Prothrombin Time (PT) 14.6 11-18 detik
INR 1.00
KONTROL 15.0 12.1-17.5 detik

2 APTT 29.2 27-42 detik


KONTROL 32.9 29.0-39.0 detik
No Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan

1 FT4 0.85 0,7-1,55

2 TSHs 1.996 0,27-5,0

( 27 februari 2021)

Makroskopik :
Dilakukan 1x puncture pada massa di region thyroid, ikut gerakan menelan (+), aspirat cairan
kecoklatan
Mikroskopik :
Sediaan hapusan cukup seluler terdiri dari sebaran cystmacrofagdan epitel follikel thyroid
dengan latar belakang massa colloid
Kesimpulan :
FNAB : Colloid Goiter
Anjuran : konfirmasi histopatologi
(01 Maret 2021 )
USG Leher :
Thyroid kanan : ukuran dan echo parenkim dalam batas normal , tidak tampak echo mass
Thyroid kiri :membesar tampak massa cystic dengan lesi isodens didalamnya, ukuran cyst 3,1
cm X 1,8 cm

Tidak tampak pembesaran KGB


Istmus tidak menebal
Kesan :cyst complex thyroid sinistra.
 
3. Assesment (A): 4. Plan (P):
• Jenis anestesi : Anestesi Umum
• Status fisik ASA I
• Teknik anestesi : General Endotracheal
• Diagnosis pra-bedah: Colloid Goiter Anestesi (GETA)

• Jenis pembedahan : Tiroidektomi


PERSIAPAN PRE OPERATIF
● Di Ruangan ● Kamar operasi
a. Meja operasi dengan asesoris yang diperlukan
a. Surat persetujuan operasi dan Surat persetujuan
tindakan anestesi. b. Mesin anestesi dengan sistem aliran gasnya
c. Alat-alat resusitasi (STATICS)
b. Pasien dipuasakan 6-8 jam pre-operasi
d. Obat-obat anestesia yang diperlukan.
c. IVFD 20 tpm dengan menggunakan abocath no. 18G e. Obat-obat resusitasi, misalnya; adrenalin, atropine, aminofilin,
+ Transfusi set
natrium bikarbonat dan lain-lainnya.
d. Siapkan PRC 1 kantong (250cc) f. Tiang infus, plaster dan lain-lainnya.
g. Alat pantau tekanan darah, suhu tubuh, dan EKG dipasang.
h. Alat-alat pantau yang lain dipasang sesuai dengan indikasi,
misalnya; “Pulse Oxymeter”
i. Kartu catatan medic anestesia.
j. Evaluasi ulang status present pasien : tekanan darah, nadi, dan
SPO2
MONITORING ANESTESI
Tekanan Darah Nadi (x/menit) Saturasi Oksigen (%)
Jam (WITA) Tindakan/Terapi
(mmHg)

 Pasien masuk ke kamar operasi, dan dipindahkan ke meja operasi


09.00 150/90 101 100  Pemasangan monitoring tekanan darah, nadi, SpO2
 Infus ringer lactat terpasang pada tangan kanan

Premedikasi :
09.15 150/80 100 100 Ondacentron 4 mg
Midazolam 2 mg

09.20 130/90 118 100 Fentanyl 100 mcg + Propofol 100 mg

Induksi:
09.25 110/75 105 100 sevofluran 2,5 %
tracrium 25 mg
Petidin 50 mg
09.40 82/59 109 100 tracrium 10 mg
propofol 100 mg
Lakukan intubasi:
09.55 120/60 100 100 Menggunakan ETT no 7,0
10.15 110/83 100 100 Operasi dimulai

sevofluran 2 %
10.30 130/90 104 100
tracrium 10 mg

10.35 100/80 95 100

10.40 110/70 93 100

10.45 120/70 93 100

10.55 108/48 100 100 tracrium 10 mg

sevofluran 2 %
11.30 124/76 103 100
tracrium 10 mg

11.40 120/80 102 100 ibuprofen 400 mg + Nacl 100

sevofluran 1,5 %
11.45 120/80 104 100
asamtradesamat 500 mg
11.55 123/77 95 100 sevofluran 1,5 %

12.00 125/78 102 100 tracrium 50 mg

12.05 127/75 87 100

12.10 115/78 92 100

12.20 102/61 99 100 Operasi telah selesai

12.25 110/80 100 100

12.45 120/70 99 100 Pasien di transfer ke recovery room


LAPORAN DURANTE OPERASI
● Anestesi mulai : 09.20 WITA
● Operasi mulai : 10.15 WITA
● Selesai operasi : 12.20 WITA
● Selesai Anestesi : 12.35 WITA
● Lama Operasi : 3 jam 25 menit
● Lama anestesi : 4 jam 10 menit
● Perdarahan : ±125 ml
● Urin : ±350 ml

Instruksi di ruangan :
● Awasi tanda vital (tensi, nadi, pernapasan tiap ½ jam)
● Bila kesakitan beri analgetik : Inj. Ketorolac 30 mg / 8 jam / IV
● Bila mual atau muntah : Inj. Ondansetron 4 mg / 8 jam / IV
● Program cairan : Infus RL 20 tetes/menit
● Antibiotik dan obat-obatan lainnya sesuai instruksi dokter obgyn.
● Mual (-), muntah (-), kaki bisa bergerak bisa minum sedikit-sedikit.
PEMBAHASAN
 Pada kasus ini pasien perempuan usia 54 tahun dengan diagnosis Collpid Goiter .
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.

 Evaluasi pra anestesi dilakukan sebelum operasi yang meliputi anamnesis,


pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, radiologi dan yang lainnya, konsultasi
dan koreksi terhadap kelainan fungsi organ vital untuk menentukan status fisik ASA
serta ditentukan rencana jenis anastesi yang dilakukan
PEMBAHASAN
 Berdasarkan hasil pra operatif tersebut, maka dapat disimpulkan status pasien pra
anestesi. American Society of Anesthesiologist (ASA) pada pasien dikategorikan
sebagai pasien ASA I karena sesuai dengan teori.

ASA I : Berdasarkan hasil pra operatif tersebut, maka dapat disimpulkan pada pasien
dikategorikan sebagai pasien ASA I karena pasien tidak memiliki penyakit penyerta mau pun
mengancam jiwa..
PEMBAHASAN
 Pada kasus ini diputuskan untuk melakukan general anestesi dengan teknik intubasi endotrakeal. Pada
pasien ini, pilihan anestesi yang dilakukan adalah jenis general anestesi dikarenakan yang
membutuhkan waktu lama dan efek anastesia pada daerah yang bisa dijangkau dengan pemberian
anestesi general / umum

 Adapun indikasi dilakukan general anestesi adalah karena pada kasus ini diperlukan mempertahankan
jalan nafas agar tetap bebas serta mempertahankan kelancaran pernafasan, mempermudah pemberian
anestesia, mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi isi lambung (pada keadaan tidak sadar, lambung
penuh dan tidak ada refleks batuk) dan pemakaian ventilasi mekanis yang lama, serta mengatasi
obstruksi laring akut. Teknik anestesinya semi closed inhalasi dengan pemasangan endotrakeal
tube.
PEMBAHASAN
 Pada saat sebelum operasi, pasien diberikan premedikasi terlebih dahulu. yaitu Midazolam 2 mg,Ondansentron
4 mg , Fentanyl 100 µg/iv, dan Propofol 100 mg

 Premedikasi merupakan pemberian obat sebelum induksi anesthesia dengan tujuan untuk melancarkan induksi,
pemeliharaan dan pemulihan anesthesia.

 Midazolam (golongan benzodiazepine), merupakan yang paling sering diresepkan untuk meredakan cemas,
0bat-obat ini diabsorbsi dengan baik oleh saluran gastrointestinal, Menghasilkan suatu derajat ansiolisis, sedasi
dan amnesia.

 Fentanyl (golongan opioid) dipilih karena memiliki efek analgetik 100 kali lebih kuat dibanding morfin dan
maksimum kerja 10-15 menit.

 Ondansentron bekerja sebagai antagonis selektif dan kompetitif untuk mencegah mual dan muntah .

 untuk menenangkan, menurunkan kesadaran, dan membius pasien selama operasi berlangsung yang
menggunakan alat bantu napas (ventilator).
PEMBAHASAN
 Induksi pada pasien ini dilakukan maintenance dengan sevofluran 2,5 vol/% secara inhalasi

 Induksi yaitu saat dimasukkannya zat anestesi sampai tercapainya stadium pembedahan yang
selanjutnya diteruskan dengan tahap pemeliharaan.

 Sevofluran merupakan halogenisasi eter mempunyai efek durasi induksi dan mempunyai onset
durasi lebih cepat dibanding dengan gas lain, dan baunya pun tidak menyengat dan tidak merangsang
jalan napas. Efek terhadap kardiovaskular pun relatif stabil dan jarang menyebabkan aritmia.
PEMBAHASAN
 Pemberian Injeksi atracurium 25 mg sebagai pelemas otot

 Atracurium sebagai pelemas otot untuk mempermudah pemasangan Endotracheal Tube. Obat pelumpuh otot non
depolarisasi yang relatif baru yang mempunyai struktur benzilisoquinolin. Pada umumnya mulai kerja atracurium pada dosis
intubasi adalah 2-3 menit, sedang lama kerja atracurium dengan dosis relaksasi 15-35 menit.

 Penambahan obat medikasi tambahan adalah Sebagai analgetik digunakan ibuprofen 400 mg

 Ibuprofen merupakan nonsteroid anti inflamasi (AINS) yang bekerja menghambat sintesis prostaglandin sehingga dapat
menghilangkan rasa nyeri/analgetik efek.

 Terapi cairan berfungsi untuk mengganti cairan saat puasa, sebelum dan sesudah pembedahan, mengganti kebutuhan rutin
saat pembedahan, dan mengganti perdarahan yang terjadi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai