Anda di halaman 1dari 34

SOLUTIO

(LARUTAN)
NAMA KELOMPOK :

AGUSTIN INUNG ANINDITA (204039)


DEZTA DICKY OKTAVIA (204041)
DINAR INDASARI (204043)
ERNANSYAH DWI MILENIANTO (204045)
PENGERTIAN
• Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu
atau lebih zat kimia yang terlarut.
Mis : terdispersi secara molecular dalam pelarut yang
sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.

• Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi


secara merata, maka penggunaan larutan sebagai
bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan
keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik
jika larutan diencerkan atau dicampur.

• Zat pelarut disebut solvent.


• Zat yang terlarut disebut solute.
JENIS LARUTAN
• Larutan encer : Larutan yang mengandung sejumlah
kecil zat A yang terlarut.

• Larutan jenuh : Larutan yang mengandung jumlah


maksimum zat A yang dapat larut dalam air pada
tekanan dan temperatur tertentu.

• Larutan lewat jenuh : Larutan yang mengandung jumlah


zat A yang terlarut melebihi batas kelarutannya di dalam
air pada temperatur tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Kelarutan
1. POLARITAS

2. CO-SOLVENCY

3. KELARUTAN

4. TEMPERATUR

5. SALTING OUT

6. SALTING OUT

7. PEMBENTUKAN KOMPLEKS
1. POLARITAS
• Kelarutan suatu zat memenuhi aturan
”like dissolves like” artinya solute yang
polar akan larut dalam solvent yang
polar, solute yang non polar akan larut
dalam solvent yang bersifat non polar.

• Garam-garam anorganik larut dalam air

• Alkaloid basa larut dalam kloroform


2. CO-SOLVENCY
• Co-solvency adalah peristiwa kenaikkan
kelarutan suatu zat karena adanya
penambahan pelarut lain atau modifikasi
pelarut.

• Luminal tidak larut dalam air, tetapi larut


dalam campuran air-gliserin.
3. KELARUTAN
Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi
umumnya adalah :

• Larut dalam air


 Semua garam klorida larut, kecuali : AgCl, PbCl2, Hg2Cl2
 Semua garam nitrat larut, kecuali nitrat base seperti bismuth
subnitras
 Semua garam sulfat larut, kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4.

• Tidak larut dalam air


• Semua garam karbonat tidak larut, kecuali K2CO3,
Na2CO3, (NH4)CO3
• Semua oksida dan hidroksida tidak larut, kecuali KOH,
NaOH, NH4OH, BaO, Ba(OH)2
• Semua garam posphat tidak larut, kecuali K3PO4, Na3PO3,
(NH4)PO4
4. TEMPERATUR
• Zat padat pada umumnya bertambah larut bila
suhunya dinaikkan, zat tersebut bersifat
endoterm, karena pada proses kelarutannya
membutuhkan panas.
• Zat terlarut + pelarut + panas  larutan
• Beberapa zat lain justru tidak larut jika suhunya
dinaikkan (bersifat eksoterm), karena pada
kelarutannya menghasilkan panas.
• Zat terlarut + pelarut  larutan + panas

• Contoh :
K2SO4, KOH, CaHPO4, minyak atsiri, gas-gas
yang larut.
5. SALTING OUT
• Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang
mempunyai kelarutan besar dibanding zat utama,
akan menyebabkan penurunan kelarutan zat
utama atau terbentuknya endapan karena ada
reaksi kimia.

• Contoh :
Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila
ke dalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl
jenuh. Disini kelarutan NaCl dalam air lebih besar
dibanding kelarutan minyak atsiri dalam air, maka
minyak atsiri akan memisah.
6. SALTING IN
• Peristiwa bertambahnya kelarutan dari suatu
senyawa organik dengan penambahan suatu
garam dalam larutannya.

• Contoh :
riboflavin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
larutan yang mengandung nicotinamidum karena
terjadi penggaraman riboflavin + basa NH4.
7. PEMBENTUKAN KOMPLEKS
• Peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak
larut dengan zat yang larut dengan membentuk
garam kompleks.

• Contoh :
Iodium larut dalam KI atau NaI jenuh.
KI + I2  KI3
HgI2 + 2 KI  K2HgI4
Kecepatan kelarutan suatu zat
dipengaruhi oleh :
• Ukuran partikel : makin halus solute, makin kecil
ukuran partikel; makin luas solute yang kontak
dengan solvent, solute makin cepat larut.

• Suhu : pada umumnya kenaikan suhu akan


menambah kelarutan solute.

• Pengadukan
Keuntungan dan Kerugian
Bentuk Sediaan Solutio
KEUNTUNGAN KERUGIAN
• Merupakan campuran • Volume bentuk larutan
homogen
lebih besar.
• Dosis dapat mudah diubah-
ubah dalam pembuatan. • Ada obat yang tidak
• Dapat diberikan dalam larutan stabil dalam larutan.
encer kapsul • Ada obat yang sukar
• Kerja awal obat lebih cepat
ditutupi rasa dan
karena obat cepat diabsorpsi.
• Mudah diberi pemanis, bau-
baunya dalam larutan.
bauan dan warna.
• untuk pemakaian luar, bentuk
larutan mudah digunakan.
SEDIAAN LARUTAN
1. POTIONES (OBAT MINUM)
2. ELIXIR
3. SIRUP
4. NETRALISASI
5. SATURATIO
6. POTIO EFFERVESCENT
7. GUTTAE
1. POTIONES (OBAT MINUM)

• Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian


oral, mengandung satu atau lebih zat
dengan atau tanpa bahan pengaroma,
pemanis, atau pewarna yang larut dalam air
atau berbentuk emulsi atau suspensi.
2. ELIXIR
• Sediaan yang mengandung bahan obat dan bahan
tambahan (pemanis, pengawet, pewangi) sehingga
memiliki bau dan rasa yang sedap dan sebagai pelarut
digunakan campuran air-etanol.

• Etanol berfungsi untuk mempertinggi kelarutan obat.


Elixir dapat pula ditambahkan glycerol, sorbitol, atau
propilenglikol.
3. SIRUP
• Sirup simplex, mengandung 65 % gula dalam larutan
nipagin 0,25 %b/v

• Sirup obat, mengandung satu atau lebih jenis obat


dengan atau tanpa zat tambahan, digunakan untuk
pengobatan.

• Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi


mengandung zat pewangi atau penyedap lain.
Penambahan sirup ini bertujuan untuk menutup rasa
atau bau obat yang tidak enak.
4. NETRALISASI
• Obat minum yang dibuat dengan mencampurkan
bagian asam dan bagian basa sampai reaksi selesai
dan larutan bersifat netral.

• Mis; solutio citratis magnesii.


5. SATURATIO
• Obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam
dan basa tetapi gas yang terjadi ditahan dalam wadah
sehingga larutan jenuh dengan gas.

• Pembuatan:
• Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air yang
tersedia. Mis NaHCO3 digerus tuang kemudian masuk botol.
• Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air yang
tersedia.
• 2/3 bagian asam masuk basa, gas dibuang seluruhnya. Sisa
asam dituang hati-hati lewat tepi botol, segera tutup dengan
sampagne knop sehingga gas yang terjadi tertahan.
6. POTIO EFFERVESCENT
Saturatio yang CO2 nya lewat jenuh.

Pembuatan :
• Langkah 1 dan 2 sama dengan pada saturatio
• Langkah 3 : seluruh bagian asam dimasukkan ke dalam basa dengan
hati-hati, segera tutup dengan sampagne knop.Gas CO2 umumnya
digunakan untuk pengobatan, menjaga stabilitas obat, dan kadang-
kadang dimasudkan untuk menyegarkan rasa minuman.

• Hal yang harus diperhatikan untuk sediaan saturatio dan potio


effervescent adalah :
• Diberikan dalam botol yang kuat, berisi kira-kira 9/10 bagian
dan tertutup kedap dengan gabus atau karet yang rapat.
Kemudian diikat dengan sampagne knop.
• Tidak boleh mengandung bahan obat yang sukar larut, karena
tidak boleh dikocok. Pengocokan menyebabkan botol pecah
karena botol berisi gas dalam jumlah besar.
PENAMBAHAN BAHAN-BAHAN ZAT-ZAT YANG DILARUTKAN
BAGIAN BASA

• Zat-zat yang dilarutkan • Garam dari asam yang


dalam bagian asam sukar larut. Mis Natrii
• Zat netral dalam jumlah benzoas, Natrii
kecil. (jumlah besar salisilas.
dilarutkan dalam asam • Bila saturasi
sebagian dilarutkan mengandung asam
dalam basa, tartrat maka garam-
berdasarkan garam kalium dan
perbandingan jumlah amonium harus
airnya). ditambahkan ke dalm
• Zat-zat mudah bagian basanya, bila
menguap. tidak akan terbentulk
• Ekstrak dalam jumlah endapan kalium atau
kecil dan alkaloid amonium dari asam
• Sirup tartrat.
7. GUTTAE (DROP)
• Obat tetes : sediaan cair berupa larutan, emulsi
atau suspensi, apabila tidak dinyatakan lain
dimaksudkan untuk obat dalam.

• Digunakan dengan cara meneteskan


menggunakan penetes yang menghasilkan
tetesan yang setara dengan tetesan yang
dihasilkan penetes baku yang disebutkan dalam
Farmakope Indonesia.

• Pediatric drop : obat tetes yang diguanakan


untuk anak-anak atau bayi.
LARUTAN TOPIKAL
1. Collyrium
2. Guttae Ophthalmicae
3. Gargarisma (gargle)
4. Litus Oris
5. Guttae Nasales
6. Inhalationes
7. Epithema/Obat Kompres
1. Collyrium
• Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah
asing, isotonis digunakan untuk membersihkan
mata, dapat ditambahkan zat dapar dan zat
pengawet.

• Catatan :
• Pada etiket harus tertera : Masa penggunaan
setelah tutup dibuka dan ”obat cuci mata”.

• Collyrium yang tidak mengandung zat pengawet


hanya boleh digunakan lama 2 jam setelah botol
dibuka tutupnya. Yang mengandung pengawet
dapat digunakan paling lama 7 hari setelah botol
dibuka tutupnya.
2. Guttae ophthalmicae
• Obat tetes mata : larutan steril bebas partikel
asing merupakan sediaan yang dibuat dan
dikemas sedemikian rupa hingga sesuai
digunakan pada mata.

• Tetes mata juga tersedia dalam bentuk suspensi,


partikel halus dalam bentuk termikronisasi agar
tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada
kornea.
Hal-hal yang diperhatikan pada
pembuatan obat tetes mata :
• Nilai isotonisitas
• Idealnya sama dengan nilai isotonis larutan NaCl 0,9 %b/v. Tetapi
mata masih dapat tahan terhadap nilai isotonis rendah yang
setara dengan larutan NaCl 0,6 % b/v dan tertinggi 2,0 % b/v NaCl.

• Pendaparan
• Pendaparan larutan obat tetes mata adalah untuk mencegah
kenaikan pH yang disebabkan oleh pelepasan lambat ion hidroksil
oleh wadah kaca. Hal tersebut dapat menggangu kelarutan dan
stabilitas obat. Selain itu penambahan dapar juga dimaksudkan
untuk menjaga stabilitas obat tertentu misalnya garam-garam
alkaloid.

• Air mata normal memiliki pH 7,4, secara ideal obat tetes mata
memiliki pH seperti air mata, tetapi karena beberapa bahan obat
tidak stabil pada pH tersebut maka sebaiknya obat tetes mata
supaya tidak terlalu merangsang mata.
LANJUTAN
• Pengawet
• Wadah larutan mata harus tertutup rapat dan disegel untuk
menjamin sterilitas pada pemakaian pertama. Larutan harus
mengandung zat atau campuran zat yang sesuai untuk mencegah
pertumbuhan atau memusnahkan bakteri yang mungkin masuk
pada waktu wadah dibuka pada saat digunakan.
• Pengawet yang dianjurkan :
• Nipagin dan nipasol
• Fenil merkuri nitrat, timerosol
• Benzalkonium klorid
• Klorbutanol, fenil etil alkohol
• Pengental
• Ditambahkan untuk meningkatkan kekentalan sehingga obat lebih
lama kontak dengan jaringan. Larutan obat mata yang dikentalkan
harus bebas dari partikel yang dapat terlihat. Cth : metil selulosa,
hidroksi propil selulosa, polivinil alkohol.
Cara pembuatan obat tetes
mata
• 1). Obat dilarutkan ke dalam salah satu zat pembawa yang
mengandung salah satu zat pengawet, dijernihkan dengan
cara penyaringan, masukkan ke dalam wadah, tutup wadah
dan sterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 115-116oC
selama 30 menit.

• 2). Obat dilarutkan dalam cairan pembawa beriar yang


mengandung salah satu zat pengawet dan sterilkan
menggunakan bakteri filter, masukkan kedalam wadah
secara tehnik aseptis dan tutup rapat.

• 3). Obat dilarutkan kedalam cairan pembawa berair yang


mengandung salah satu zat pengawet, dijernihkan dengan
cara penyaringan, masukkan ke dalam wadah, tutu rapat dan
sterilkan dengan penambahan bakterisid, dipanaskan pada
suhu 98 – 100oC selama 30 menit.
3. GARGARISMA (GARGLE)
• Gargarisma atau obat kumur mulut adalah
sediaan berupa larutan umumnya dalam
keadaan pekat yang harus diencerkan dahulu
sebelum digunakan.

• Dimaksudkan untuk digunakan sebagai


pencegahan atau pengobatan infeksi
tenggorokan.

• Penandaan : Petunjuk pengenceran sebelum


digunakan dan ”hanya untuk kumur, tidak ditelan”
4. LITUS ORIS
• Oles bibir adalah sediaan cair agak kental dan
pemakaiannya secara disapukan dalam mulut.

• Cth: Lar 10 % borax dalam gliserin


5. GUTTAE NASALES
• Tetes hidung adalah obat yang digunakan untuk
hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam
rongga hidung,

• Dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar


dan pengawet.

• Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh


digunakan sebagai cairan pembawa.
6. INHALATIONES
• Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot hidung
atau mulut atau disemprotkan dalam bentuk
kabut ke dalam saluran pernafasan.

• Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat


halus sehingga dapat mencapai bronkhioli.

• Inhalasi merupakan larutan dalam air atau gas.

• Penandaan : Pada etiket ditulis ”Kocok dahulu”


7. EPITHEMA (OBAT KOMPRES)
• Cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa
dingin pada tempat yang sakit dan panas karena
radang atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan
osmose, digunakan untuk mengeringkan luka
bernanah.

• Cth : Sol Rivanol, campuran Borwater-revanol


SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai