Anda di halaman 1dari 29

GURU INOVATIF INDONESIA

Oleh :
Hermanto, M.Pd
-Hermanto Maman-
Lahir di Sangiang, 07 Mei 1992 Menyelesaikan studi S1
di Universitas Satria Makassar program studi Ilmu
Komunikasi. S2, dan S3 Pendidikan Dasar UNJ. Peraih
Beasiswa Unggulan S2 dan S3 Kemendikbud.
Kontributor NTB Media suarapantau.com, Humas
Kampus Pariwisata dan Kapal Pesiar LP2B International
Bali.
CONTENT

01 02 03
Pendekatan STEAM STEAM dan Model-model
dalam Pembelajaran Model pembelajaran dalam
Abad 21 di Masa Pembelajaran STEAM
Pandemi kontekstual

04
STEAM dalam Konteks
05
Penguatan Pendidikan
Pendidikan Dasar dan Karakter Melalui
Menengah Pendekatan STEAM
PARADIGMA BARU DALAM PEMBELAJARAN

Masa pandemic ini Tentunya ini merupakan Problematika tersebut


memberikan banyak tantangan bagi guru, siswa, menuntut kita tetap kreatif
tantangan. Pembelajaran dan oran tua untuk saling dan inovatif, solusinya berupa
yang biasa dilakukan secara berkomunikasi dan media pembelajaran digital,
tatap muka beralih menjadi beradaptasi dengan kondisi dengan pendekatan STEAM
pembelajaran jarak jauh yang ada di masa pandemic

Kita dapat memanfaatkan


fitur-fitur aplikasi
pembelajaran digital yang
sudah ada, namun perlu
dikembangkan dan
disesuaikan dengan
karakteristik pembelajaran
di sekolah dasar dan
menengah
01.
Pendekatan STEM dalam
Pembelajaran Abad 21 di Masa
Pandemi
Apa itu STEM? STEM adalah singkatan dari Science, Technology,
Engineering dan Mathematics. Istilah STEM muncul pada awal tahun
2000an di Amerika Serikat. STEM STEAM = Science, Technology,
Engineering, Art dan Mathematics.
KARAKTERISTIK STEAM

01. 04.
Integrasi Sains, Teknlogi, tehnik, seni, dan Menyiapkan siswa untuk menjadi SDM
matematika dalam satu pengalaman belajar yang mampu integratif

02. 05.
Kontekstual dengan kehidupan nyata Mengembangkan Softskill dan
(Real World Aplication) keterampilan teknis

03.
Pembelajaran Berbasis Proyek
PENDEKATAN STEAM DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21

Menurut Lilia Halim (Pakar STEM Education, University


Kebangsaan Malaysia), STEM education merupakan sistem
pendidikan yang dapat mengembangkan kemampuan siswa
dalam pemecahan masalah, lebih inovatif, mandiri, dan dapat
menghubungkan apa dipelajari di sekolah dengan kegiatan
sehari-hari.

Menurut Kuenzi dalam bukunya (Science, Technology,


Engineering, and Mathematics (STEM) Education:Background,
Federal Policy, and Legislative Action), melalui pembelajaran
STEM siswa akan menjadi problem solver, inovator, mandiri,
pemikir logis dan melek akan teknologi. Oleh karena itu,
pendekatan STEM dianggap mampu menjawab tuntutan
revolusi 4.0 dan dapat mewujudkan generasi yang menguasai
keterampilan abad 21.
PROYEKSI PENDIDIKAN ABAD 21

1. Kualitas Karakter
(Iman dan takwa, cinta tanah air, rasa ingin tahu, inisiatif, gigih,
kemampuan beradaptasi, kepemimpinan, serta kesadaran sosial
dan budaya.)

2. Keterampilan 4 C
(Critical Thinking, Creativity and Innovation,
Communication, and Collaboration)

3. Penguatan Literasi
(Literasi Baca Tulis, Literasi Numerisasi, Literasi Digital,
Literasi Sains, dan Literasi Budaya Kewargaan)
PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
Perlunya
Sudah siapkah
LITERASI BARU Menyiapkan lulusan lebih kompetitif
kita?
Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0

Literasi Digital
Agar lulusan bisa kompetitif, kurikukum Literas Kemampuan untuk membaca,
perlu orientasi baru, sebab adanya analisis, dan menggunakan informasi
Baru: (Big
di Data)
dunia digital.
Era Revolusi Industri 4.0, tidak hanya
cukup Literasi Lama (membaca,
Literasi Teknologi
menulis, & matematika) sebagai Memahami cara kerja mesin,
modal dasar untuk berkiprah di aplikasi teknologi (Coding,
masyarakat. Artificial Intelligence, &
Engineering Principles).

Bagaimana caranya meyakinkan


siswa bahwa literasi baru ini akan
membuat mereka kompetitif
? (Aoun, MIT,
2017)
Literasi Manusia
Humanities, Komunikasi, &
Desain.

Dikutif dari Paristiyanti, 2019


02.
STEAM dan Model
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru
mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana Model Pembelajaran kontekstual
dalam STEAM??

Guru adalah fasilitator


Kreatif √
Inovatif √

STEAM merupakan sebuah metode dimana sains, teknologi, tehnik, seni, dan
matematika terintegrasi dalam proses pendidikan berfokus pada pemecahan masalah
dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan profesional .
Orientasi Pembelajaran (Learning
Orientation) STEAM
Bagaimana cara Berfikir Cara Bekerja (Way of
(Way of Thingking) Working)

A. B.

C. D.
Penggunaan alat untuk bekerja Keterampilan Hidup (Life
(Tools of Working Skills)
Pendekatan STEAM Peserta didik Mampu
Mengembangkan Keterampilan dalam:

Pemecahan masalah √
Kreativitas √
Kemampuan Menganalisi √
Kerjasama √
Kemandirian Berfikir √
Inisiatif diri √
Komunikatif √
Kemampuan dgital √
VISUALISASI PENDEKATAN STEAM

https://www.youtube.com/watch?v=RdyU1NWZrqM&t=55s
03.
Model-model pembelajaran
dalam STEAM
Model pembelajaran merupakan rangkaian pendekatan, strategi, metode,
dan teknik/taktik dalam pembelajaran
Model- model pembelajaran dalam
STEAM
Discovery learning Inquiry Learning
model pembelajaran yang fokus berfokus pada siswa menemukan
pada keaktifan siswa dan pemberian masalah sehingga mengerahkan
pengalaman belajar secara seluruh pengetahuan dan
langsung. keterampilan untuk mendapatkan
temuan.

Problem Based Learning Project Based Learning


Pembelajaran Berbasis Masalah,
Pembelajaran Berbasis Proyek,
berpikir dari peserta didik secara
merupakan pembelajaran yang
individu maupun kelompok agar
menggunakan proyek/kegiatan sebagai
bermakna dan relevan
media pembelajaran.
FOKUS

Karakteristik Project Based Learning

Project Based Learning a. Penyelesaian tugas dilakukan secara mandiri dimulai dari
Model Project-based Learning (PJBL) adalah tahap perencanaan, penyusunan, hingga pemaparan produk;
model pembelajaran yang melibatkan b. Peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap proyek
keaktifan peserta didik dalam memecahkan yang dihasilkan;
c. Proyek melibatkan peran teman sebaya, guru, orang tua,
masalah. Dilakukan secara
berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah bahkan masyarakat;
dengan batasan waktu tertentu yang d. Melatih kemampuan berpikir kreatif; dan
dituangkan dalam sebuah produk. e. Situasi kelas sangat toleran dengan kekurangan dan
perkembangan gagasan.
Sintaks Model Project Based Learning (PjBL)
LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURU AKTIVITAS PESERTA DIDIK

Guru menyampaikan topik dan Mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus
Pertanyaan Mendasar mengajukan pertanyaan bagaimana cara dilakukan peserta didik terhadap topik/ pemecahan
memecahkan masalah. masalah.

Guru memastikan setiap peserta didik dalam Peserta didik berdiskusi menyusun rencana pembuatan
Mendesain Perencanaan
kelompok memilih dan mengetahui prosedur proyek pemecahan masalah meliputi pembagian tugas,
Produk
pembuatan proyek/produk yang akan dihasilkan. persiapan alat, bahan, media, sumber yang dibutuhkan.

Guru dan peserta didik membuat kesepakatan


Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian proyek
Menyusun Jadwal tentang jadwal pembuatan proyek (tahapan-
dengan memperhatikan batas waktu
Pembuatan tahapan dan
yang telah ditentukan bersama.
pengumpulan).

Guru memantau keaktifan Peserta didik melakukan pembuatan proyek sesuai


Memonitor Keaktifan dan
peserta didik selama melaksanakan proyek, jadwal, mencatat setiap tahapan, mendiskusikan masalah
Perkembangan
memantau realisasi perkembangan dan yang muncul selama
Proyek
membimbing jika mengalami kesulitan. penyelesaian proyek dengan guru.

Guru berdiskusi tentang prototipe proyek, Membahas kelayakan proyek yang telah dibuat dan
Menguji Hasil memantau keterlibatan peserta didik, mengukur membuat laporan produk/ karya untuk dipaparkan kepada
ketercapaian standar. orang lain.

Guru membimbing proses pemaparan proyek, Setiap peserta didik memaparkan laporan, peserta didik
Evaluasi Pengalaman
menanggapi hasil, selanjutnya guru dan peserta yang lain memberikan tanggapan, dan bersama guru
Belajar
04.
STEAM dalam Konteks
Pendidikan Dasar dan Menengah
Wijaya dkk (2015) menyatakan bahwa sekolah dasar dan menengah pertama adalah
tingkat satuan pendidikan yang cocok untuk penerapan pembelajaran berbasis STEAM.
Hal ini dikarenakan pada jenjang ini setiap mata pelajaran diajarkan secara tematik
terintegrasi.
STEAM Dalam konteks pendidikan dasar dan
menengah, pendekatan STEAM bertujuan
mengembangkan peserta didik yang STEAM literate
(Bybee, 2013) dengan rincian sebagai berikut :

Pertama: memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk mengidentifikasi pertanyaan dan masalah
dalam situasi kehidupannya, menjelaskan fenomena alam, mendesain, serta menarik kesimpulan
berdasar bukti mengenai isu-isu terkait STEAM.

Kedua: memahami karakteristik khusus disiplin STEAM sebagai bentukbentuk pengetahuan,


penyelidikan, dan desain yang digagas manusia.

Ketiga: memiliki kesadaran bagaimana disiplin-disiplin STEAM membentuk lingkungan material,


intelektual dan kultural.

Keempat: memiliki keinginan untuk terlibat dalam kajian isu-isu terkait STEAM (misalnya efisiensi
energi, kualitas lingkungan, keterbatasan sumberdaya alam) sebagai manusia yang konstruktif,
peduli, dan reflektif menggunakan gagasan- gagasan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika.
PELAKSANAAN STEAM PADA SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH DI
MASA PANDEMI MELALUI DARING DAN HOME VISIT

A. B.

C. D.

E.
Pendekatan Home Visit di masa Pandemic
Beberapa kendalanya antara lain :
Memberikan pembelajaran jarak jauh 1. Karakteristik siswa pada operasional konkret
tentu merupakan hambatan yang besar 2. Sarana yang dimiliki siswa terbatas.
bagi guru dan siswa 3. Biaya kuota mahal
4. Pembelajaran menjadi tidak efektif

Home visit dapat dilakukan dengan beberapa


cara seperti tertarik untuk memberikan alternatif
1. kunjungan guru ke rumah anak didik dan sehingga dapat memfasilitasi siswa dalam
mengumpulkan siswa yang tempat belajar. Pendekatan Home Visit dapat
tinggalnya berdekatan maksimal 5 anak. menjadI pilihan metode bagi pembelajaran
2. Untuk jadwal pembelajaran di setiap kelas di sekolah dasar pada masa pandemic.
home visit, para siswa akan mendapatkan
mata pelajaran dua kali dalam satu
minggu,
05.
Penguatan Pendidikan Karakter
Melalui Pendekatan STEAM
Gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat
karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga
dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat
sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) (Pasal 1 Ayat 1 Perpres No.
87 Tahun 2017)
MENGAPA HARUS PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER?
Adanya kecenderungan Global, yaitu:

01. 03.
Berlangsungnya revolusi industri keempat yang ditandai Semakin tegasnya fenomena abad kreatif yang
dengan fenomena kemajuan teknologi informasi dan menempatkan informasi penegtahuan,
komunikasi dalam Era Revolusi Digital kreativitas, inovasi,, dan jejaring sebagai
sumber daya strategi bagi individu dan
02. masyarakat

Perubahan peradapan masyarakat yang ditandai dengan


berubahnya sendi-sendi kehidupan, kebudayaan,
kemasyarakata termasuk pendidikan.
DASAR HUKUM

Perpres No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter


Penyelenggaraan PPK pada satuan pendidikan jalur pendidikan formal dilakukan secara terintegrasi
dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler (Pasal 6 Ayat 1)

Permendikbud No. 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter


Pada Satuan Pendidikan Formal
• PPK dilaksanakan untuk menerapkan nilai-nilai pancasila dalam pendidikan karakter yang
meliputi banyak nilai (Pasal 2 Ayat 1)
• Nilai-nilai Pancasila dalam PPK merupakan perwujudan dari 5 (lima) nilai utama yang saling
berkaitan, yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas (Pasal 2
Ayat 2)
• PPK pada satuan pendidikan Formal diselenggarakan dengan mengoptimalkan fungsi kemitraan
tripusat pendidikan yang meliputi sekolah, keluarga, dan masyarakat.
• PPK yang mengoptimalkan fungsi kemitraan tripusat pendidikan dilaksanakan dengan
pendekatan berbasis: kelas, budaya sekolah, dan masyarakat (Pasal 6 Ayat 1)
URGENSI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

01. 04.
Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Membangun Generasi Emas 2045 yang
sebagai fondasi pembangunan bangsa. berdaya saing dan berjiwa Pancasila

02.
Menghadapi kondisi degradasi akhlak,
moral, dan budi pekerti

03.
Menghadapi dinamika dan tantangan era
global
POSISI STEAM DALAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
PELAKSANAAN PENDIDIKAN
KARAKTER DALAM
PEMBELAJARAN IPS

Dikutip dari Hermanto, 2020)


“Harusnya lebih banyak guru yg mencintai
pekerjaannya, bukan hanya sekedar
menggugurkan tanggungjawab saja. Kalau
sudah Cinta, orang sudah tidak peduli berapa
besar gajinya. Justru memiliki keinginan kuat
untuk mencerdaskan generasi bangsa sangat
tinggi. Ini berkaitan erat dengan komitmen
afektif dan komitmen normatif”

-Hermanto Maman-
pbmanto92@gmail.com
+62 0852 3791 9341

Anda mungkin juga menyukai