Anda di halaman 1dari 16

TITRASI

PENGENDAPAN
OLEH KELOMPOK 3 : - MUHAMMAD SHOLIHIN
- LISNA WATI
- NOVIYANI PUTRI
- SARINA
 PRINSIP

• Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimanahasil reaksi dari hasil titrasi merupakan
endapan ataugaram yang sukar larut.

• Prinsip dasarnya adalah reaksi pengendapan yangcepat mencapai kesetimbangan pada


setiappenambahan titran; tidak ada pengotor yangmengganggu dan diperlukan indikator untuk
melihattitik akhir titrasi.

• Titrasi pengendapan didasarkan reaksi pengendapananalit oleh larutan standar titran yang
mampu secaraspesifik mengendapkan analit
BEBERAPA HAL YANG HARUS DI PERHATIKAN DALAM TITRASI PENGENDAPAN

• Reaksi kimia yang berlangsung harus mengikuti persamaanreaksi tertentu dan tidak ada reaksi
sampingannya, sehinggaprinsip stoikiometri untuk penetapan hasil reasi dapatdirumuskan
dengan tepat.

• Reaksi pembentukan produk dapat berlangsung sempurnapada titik akhir titrasi.

• Harus ada metode yang tepat untuk menetapkan titikekivalen. Indikator atau perangkat
instrumen yang tepat harusmampu memberikan tanda

• tanda yang jelas pada saattercapainya titik ekivalen, misalnya terjadinya perubahanwarna,


perubahan nilai pH yang tajam.

• Reaksi yang terlibat harus berlangsung, cepat, sehinggaproses titrasi hanya berlangsung dalam
beberapa menit, titikekivalen segera diketahui dengan cepat.
MACAM MACAM TITRASI PENGENDAPAN

• Titrasi Argentometri merupakan Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai adalah titrasi
Argentometri, karena hasilkali kelarutan garam perak halida sangat kecil
• Titrasi Merkurimetri berdasarkan endapan yang terjadi antara merkuri dengan halida.Namun
titrasi merkurimetri telah jarang digunakan karena sifat merkuri yang toksik sehingga kurang
disukai
• Titrasi Kolthoff Penentuan kadar Zn2+ (sebagai titran) diendapkan dengan larutan baku K-
Ferosianida. TAT dapat ditentukan dengan indikator uranil nitrat, ammonium molibdat, FeCl3,
atau difenilamin.
ARGENTOMETRI

• Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan senyawa-
senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu.
• Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat
tepat diendapkan, kadar ion dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan.
• Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yaitu metode Mohr, metode Volhard, metode
K. Fajans, dan metode Leibig
• Reaksi yang mendasari titrasi argentometri adalah: AgNO3 + Cl-  AgCl(s) + NO3-
• Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai adalah titrasi Argentometri, karena hasilkali
kelarutan garam perak halida (pseudohalida) sangat kecil :
• Ksp AgCl = 1,82 . 10 pangkat (-10)
• Ksp AgCN = 2,2 . 10-16
• Ksp AgCNS = 1,1 . 10-12
• Ksp AgI = 8,3 . 10-17
• Ksp AgBr = 5,0 . 10-13
METODE MOHR

• Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar halida seperti klorida dan bromide dalam suasana
netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator.
• Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah tercapai titik ekivalen, maka
penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan membentuk endapan perak kromat
yang berwarna merah
• Titrasi Mohr digunakan untuk menentukan kadar halida di dalam larutan. Kromat(CrO4 2-) sebagai
indikator titik ahir karena membentuk endapan Ag2CrO4 berwarna merah saat bereaksi dengan ion perak
• Ksp Ag2CrO4 = 1,2 . 10-12 mol3.L-3
• Ksp AgCl = 1,82 . 10-10 mol2.L-2
• Kelarutan Ag2CrO4 > Kelarutan AgCl (8,4 x 10-5 M) (1,35 x 10-5 M). Jika larutan Ag+
ditambahkan ke dalam larutan Cl- mengandung CrO4Cl yang sedikit CrO42-, maka AgCl akan
mengendap lebih dulu, sementara itu Ag2CrO4 belum terbentuk, dan [Ag+] naik hingga
hasilkali kelarutan melampaui Ksp Ag2CrO4 (2,0 x 10-12) sehingga terbentuk endapan merah
• Titrasi dengan cara ini harus dilakukan dalam suasana netral atau dengan sedikit alkalis, pH
6,5 – 9,0. Dalam suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat dan dalam
suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida. Reaksi yang terjadi adalah (Khopkhar,
SM.1990) :
• Asam : 2CrO42- + 2H- ↔ Cr2O72- + H2O
• Basa : 2 Ag+ + 2 OH- ↔ 2 AgOH
• 2AgOH ↔ Ag2O + H2O
METODE VOLHARD

• Metode Volhard didasari oleh pengendapan dari perak tiosianat dalam larutan, dengan ion besi
(III) dipergunakan untuk mendeteksi kelebihan ion tiosianat:
• Ag+ + SCN  AgSCN (s)
• Fe3+ + SCN  FeSCN2+ (merah)
• Metode ini dapat digunakan untuk titrasi langsung perak dengan larutan standar tiosianat atau
titrasi tidak langsung dengan ion-ion klorida, bromide, dan iodide. Dalam titrasi tidak langsung,
kelebihan dari perak nitrat standar ditambahkan dan kemudian dititrasi dengan tiosianat
standar.
TITRASI TAK LANGSUNG

• Model Volhard dapat digunakan dalam penentuan ion Cl+, Br-, dan I- dengan penambahan
larutan standar AgNO3. Indikator yang dipakai adalah Fe3+ dengan titran KSCN, untuk
menentralkan kadar garam perak dengan titrasi kembali setelah ditambah larutan standar
berlebih.
• Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN, sedangkan indikator yang digunakan
adalah ion Fe3+ dimana kelebihan larutan KSCN akan diikat oleh ion Fe3+ membentuk warna
merah darah dari FeSCN
METODE FAJANS

• Pada metode ini digunakan indicator adsorbsi, yang mana pada titik ekivalen, indicator
teradsorbsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan perubahan warna kepada larutan,
tetapi pada permukaan endapan
• Metode Fajans menggunakan titran larutan perak dengan indikator suatu senyawa flourosensi.
Mekanisme yang terjadi adalah apabila endapan perak halida telah terbentuk sebagai koloid
maka koloid tersebut akan dilingkupi oleh suatu asam organik lemah yang berwarna cukup kuat
sehingga dapat diamati secara visual
• Adsorbsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran
elektronik intramolekuler yang mengubah warna. Gejala tersebut digunakan untuk mendeteksi
titik akhir titrasi pengendapan garam – garam perak

• Suatu endapan cenderung mengadsorbsi lebih muidah ion – ion yang membentuk senyawa
tidak larut dengan satu dari ion – ion dalam kisi endapan. Jadi, Ag+ ataupun Cl- akan lebih
mudah diadsorbsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3-. Anion yang ada
dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
BEBERAPA INDIKATOR SAMPEL DAN TITRAN

Indikator Sampel yang Titran pH


dititrasi
Diklorofluoresin Cl Ag 4
Fluoresin Cl Ag 7-8
Eosin Br, I SCN Ag 2
Bromkresol hijau SCN Ag 4-5
Metil lembayung Ag Cl Asam
Rhodamin G Ag Br HNO3 0,3 M
Bromfenol biru Hg Cl
Alizarin merah F Th (IV)
Tetrahidroksi Sulfat Ba
kuonoin Zn K4Fe(CN)6
Difenil amin Ag KSCN
Fe Hg Ag
Kalium kromat
HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM METODE INI IALAH :

• Endapan harus dijaga sedapat mungkin dalam bentuk koloid


• Garam netral dalam jumlah besar dan ion bervalensi banyak harus dihindarkan karena
mempunyai daya mengkoagulasi
• Larutan tidak boleh terlalu encer karena endapan yang terbentuk sedikit sekali sehingga
mengakibatkan perubahan warna indikator tidak jelas
• Ion indikator harus bermuatan berlawanan dengan ion pengendapan
• Ion indikator harus tidak teradsorbsi sebelum tercapai titik ekivalen, tetapi harus segera
teradsorbsi kuat setelah tercapai titik ekivalen
• https://youtu.be/aoyYcZiZtRI

• https://youtu.be/vG3Osf_-6WI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai