Anda di halaman 1dari 22

ANAK USIA DINI

EARLY CHILDHOOD

OLEH:
SHINTA ANGGRAINI
PENGERTIAN
 Anak usia dini menurut NAEYC (National
Association for The Education of Young Children)
adalah anak yang berusia antara 0 sampai 8 tahun yang
mendapatkan layanan pendidikan di taman penitipan
anak, penitipan anak dalam keluarga (family child care
home), pendidikan prasekolah baik negeri maupun
swasta, taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar
(SD). Hal ini dapat disebabkan pendekatan pada kelas
awal sekolah dasar kelas I, II dan III hampir sama
dengan usia TK 4-6 tahun.
ANAK USIA DINI MENURUT
PARA AHLI
 John Locke (1632-1704)
John locke terkenal dengan teori  “Tabula Rasa”.
Teori ini berpendapat bahwa anak lahir dalam
keadaan seperti kertas putih sehingga
lingkunganlah yang berpengaruh terhadap
pembentukan dirinya. Lingkunganlah yang
mengisi kertas kosong tersebut yang dinamakan
pengalaman. Pengalaman-pengalaman anak akana
berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak.
 Jean Jacques Rousseau (1712-1778)
Jean Jaques Rousseau adalah salah satu filsuf
yang mendasari teori maturisional yang
beranggapan bahwa yang berpengaruh terhadap
perkembangan anak adalah berasal dari anak
sendiri atau berkembang secara alami. Pendidikan
harus membiarkan anak tumbuh tanpa intervensi
dengan cara tidak membandingkan anak antara
satu dengan yang lainnya.
Dalam pemikirannya Rousseau beranggapan
bahwa anak lahir dalam keadaan baik,
lingkunganlah yang membuat anak menjadi jahat.
  Friedrich Froebel (1782-1852)
Menurut Froebel, sejak lahir dan menjalani masa
kanak-kanak, seseorang harus menjalani hidup
sesuai perkembangannya. Secara kodrati, seorang
anak membawa sifat baik, sifat buruk anak muncul
karena pendidikan yang salah.
Froebel juga mengajurkan agar indera anak dilatih
dengan pengamatan, eksplorasi atau peragaan
terhadap makhluk hidup, melalui hal tersebut anak
akan belajar, berpikira kemudian melakukan atau
yang biasa disebut learning by doing.
Ki Hadjar Dewantara
Berikut prinsip-prinsip dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara menurut Masnipal:
a.Taman siswa menggunakan dasar pendidikan Froebel dan Montessori
b.Ki Hajar Dewantara sangat setuju terhadap konsep Montessori yakni anak belajar
dengan bebas
c.Permainan bagi anak-anak adalah sangat penting, karena itu sesuai dengan dunia
kanak-kanak yakni baki dipandang dari secara psikologis, biologis maupun
pedagogis.
d.Permainan anak dan latihan panca indera merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan.
e.Belajar dengan menggunakan pikiran belum tepat diberikan kepada anak usia dini,
tetapi yang tepat adalah pendidikan melaluipanca indera
f.Menggunakan permainan tradisional kepada anak sesuai dengan budaya bangsa,
termasuk nyanyian, cerita dan sandiwara yang berkembang di daerah itu.
g.Malarang pembelajaran yang bersifat intelektualisme seperti: membaca dan berhitung
h.Sistem pendidikan “among” melarang perintah atau paksaan, tetapi menganjurkan
kemerdekaan, toleransi, kerelaan dan demokrasi.
i.Anak perlu didekatkan dengan kebudayaan asli bangsa Indonesia, seperti wayang,
batik, dan kesenian daerah.
KARAKTERISTIK ANAK USIA
DINI
 Memilki rasa ingin tahu yang besar
Anak usia dini sangat tertarik dengan dunia yang ada
di sekitarnya. Pada masa bayi anak mencoba meraih
benda-benda yang ada disekitarnya kemudian pada
usia hampir 1 tahun anak suka mengambil kemudian
membuang mainan yang dimainkannya, pada usia 3-
4 tahun anak sudah mulai bisa membuat kalimat
dengan 4-5 kata, pada masa ini anak-anak suka
membongkar pasang mainan yang ada disekitarnya.
 Merupakan pribadi yang unik
Secara umum pola perkembangan anak usia
dini adalah sama, namun perlu disadari bahwa
tiap-tiap anak memiliki keunikannya sendiri-
sendiri. Bahkan meskipun anak tersebut
kembar. keunikan ini dapat berasal dari faktor
genetis maupun berasal dari faktor lingkungan
anak. Guru sebagai pendidik harus benar-benar
memahami hal ini sehingga guru dapat
memahami kebutuhan tiap-tiap anak dalam
pembelajarannya.
 Suka berfantasi dan berimajinasi
Anak usia dini sangat suka berimajinasi dan
berfantasi dengan pikirannya, kemudian anak
dapat menceritakannya dengan begitu antusias
seolah-olah dia mengalaminya sendiri, padahal
bisa saja hal tersebut  hanya hasil dari imajinasi
anak. Kadang anak usia dini juga belum bisa
membedakan dengan jelas antara kenyataan dan
fantasi, sehingga seringkali orang dewasa
menganggap anak berbohong.
 Masa paling potensial untuk belajar
Pada usia 0-8 tahun perkembangan otak anak
dapat mencapai 80%, sehingga jika anak
diberikan stimulus-stimulus yang dapat
merangsang otak anak maka neuron-neuron yang
ada dalam otak anak akan berkembang atau
bercabang-cabang sehingga akan akan menjadi
lebih cerdas.
 Menunjukkan sikap egosentris
Egosentris artinya berpusat pada aku, artinya
anak usia dini pada umumnya hanya
memahami sesuatu dari sudut pandangnya
sendiri, bukan sudut pandang orang lain.
Egosentrisme pada anak dapat merugikan
bagi penyesuaian diri dan sosialnya jika
terjadi berkelanjutan. Seorang ahli anak, Jean
Piaget memasukkan karakter tersebut pada
tahapan kognitif preoperational pada usia 2-7
tahun.
 Memiliki rentang  daya konsentrasi yang
pendek
Anak usia dini memiliki rentang daya konsentrasi
pendek adalah dimaksudkan anak mudah
teralihkan perhatiannya terhadapa hal lain yang
lebih menarik, atau anak mudah bosan terhadap
suatu hal yang dikerjakannya jika merasa sudah
tidak menarik lagi. Jangka waktu anak usia dini
untuk berkonsentrasi adalah sekitar 10 menit
untuk anak dibawah 5 tahun menurut Hurlock.
 Sebagai bagian dari makhluk sosial  
Anak usia dini mulai bisa berinteraksi dengan
lingkungan di sekitarnya, pada masa ini anak akan
belajar memahami kepentingan orang lain, belajar
mengalah, berbagi dan mengantri, dalam hal ini
anak juga belajar berperilaku sesuai harapan
sosialnya karena ia membutuhkan orang lain
dalam kehidupannya.
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN
ANAK USIA DINI

Perkembangan Kognitif
Piaget mengajukan empat tahapan perkembangan
anak sebagai berikut:
 Tahap sensorimotor (0-2 tahun)
 Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
 Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
 Tahap Operasional Formal (11-15 tahun hingga
masa dewasa)
Perkembangan Bahasa
  Praujaran (Pre-speech)
 Tahap Meraba/Berceloteh (babbling stage)
  Tahap Satu Kata
 Menggabungkan Kata
a.     Praujaran
(Pre-speech)
Bayi memberi tanggapan terhadap bahasa (ujaran) lebih cermat dibandingkan
dengan bunyi-bunyi lain. Bunyi bahasa (ujaran) memperlihatkan aktivitas listrik yang lebih
nyata pada belahan otak kiri bayi yang berusia dua bulan dibandingkan dengan hunyi-bunyi
lain. Eksperimen dengan menggunakan mikrofon dan dot bayi memperlihatkan bahwa bayi
menyedot lebih cepat/aktif bila diperdengarkan suara manusia dibandingkan dengan bunyi-
bunyi lain.

b.Tahap Meraba/Berceloteh (babbling stage)


Tahap ini dimulai ketika bayi berusia beberapa bulan.  Dunia celoteh bayi dimulai kira-
kira usia empat sampai enam bulan. Ditandai oleh bunyi-bunyi yang tidak dapat
membedakan secara tepat adanya perbedaan bunyi-bunyi bahasa, banyak diantara bunyi
ujaran tersebut bukan merupakan ujaran

c.Tahap Satu Kata


Bayi mampu menuturkan kata-kata pertama pada usia sembilan bulan, misalnya
“mama”, “dada” (kata-kata ini mirip dengan babbling ). Tahap ini ditandai oleh mulai
dihasilkannya tanda-tanda bahasa sesungguhnya. Kata-kata yang dibuat seringkali
disederhanakan, misalnya “du” untuk duck.

d.Menggabungkan Kata
Usia 18 bulan sampai 2 tahun. Menjelang usia 2,5 tahun, kebanyakan anak-anak
berbicara dengan menggunakan kalimat yang mengandung banyak kata, meskipun tata
bahasanya sangat tidak sempurna. Tahap ini berkembang dengan cepat ke dalam tahap
kelima (tahap akhir) pemerolehan bahasa. Menjelang usia 6 tahun, tata bahasa yang
diperlihatkan anak-anak mendekatai tata bahasa yang digunakan orang dewasa.
Perkembangan Psikoseksual
Adalah perkembangan psikologi seksual pada Anak Usia
Dini yang meliputi tahap oral, tahap anal, tahap phalik
dan tahap latent

Tahap-tahap perkembangan Psikoseksual


menurut Sigmund Freud.[18] adalah sebagai
berikut:

 Fase Oral
 Fase Anal
 Fase Phalic
 Fase Latent
 Fase Genital
a.      Fase Oral
Pada tahap oral, sumber utama kesenangan bayi adalah berada didaerah
mulut, sehingga kegiatan mengisap adalah sangat penting. Mulut bayi digunakan
untuk makan, mencicipi, dan mengisap hal-hal inilah yang menyenangkan bagi bayi
sehingga masa ini disebut masa oral. Karena bayi sepenuhnya tergantung pada
atau orang tua (yang bertanggung jawab untuk memberi makan anak), bayi juga
mengembangkan rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi oral.
Permasalahan pada tahap ini adalah proses penyapihan pada bayi, yakni
agar membuat bayi tidak lagi sepenuhnya bergantung pada orangtua. Kegagalan
pada proses ini dapat menyebabkan anak melakukan hal-hal yang tidak baik
berkaitan dengan fase oral yang tidak berjalan baik seperti merokok dan menggigit
kuku.
b.   Fase Anal
Tahapaan Fase Anal anak ditandai dengan toilet training artinya anak dibiasakan untuk
mengendalikan kandung kemih dan buang air besar. Permasalahan pada tahap ini adalah
bagaiman cara guru maupun orangtua mengajarkan toilet training yang baik dan sebisa
mungkin melalui kegiatan tersebut anak dapat mandiri. Orang tua yang memanfaatkan pujian
dan penghargaan untuk menggunakan toilet pada saat yang tepat mendorong hasil positif dan
membantu anak-anak merasa mampu dan produktif. Freud percaya bahwa pengalaman positif
selama tahap ini menjabat sebagai dasar orang untuk menjadi orang dewasa yang kompeten,
produktif dan kreatif.
c.     Fase Phalic
Pada tahap ini, fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Pada
tahap anak mulai mnegembangkan rasa cemburu kepada ayah kandung,
dengan keinginan untuk mendapatkan kasih sayang Ibu. Namun, di sisi yang
lain anak juga memiliki rasa takut untuk dihukum oleh ayahnya. Rasa takut ini
oleh Freud disebut sebagai penegebirian kecemasan. Pada fase ini anak mulai
dapat membedakan antar jenis kelamin laki-laki dan perempuan. takut Freud
disebut pengebirian kecemasan.

d.     Fase Latent
Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi
diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial.
Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan
komunikasi dan kepercayaan diri. Freud menjelaskan bahwa masa latens
adalah masa yang relatif stabil.
e.     Fase Genital
Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat
seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus
hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh
selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses, individu
sekarang harus seimbang, hangat dan peduli. Tujuan dari tahap ini adalah
untuk menetapkan keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan.
Perkembangan Fisik/motorik
 Masnipal menjelaskan tantang tahapan
fisik/motik anak sebagai berikut: pada usia 4
bulan anak sudah dapat melakukana kegiatan
menelungkup, pada usia 5 bulan anak sudah
dapat menegakkan kepala, anak umur 7 bulan
sudah mulai dapat merangkak, pada usia 8
bulan anak anak belajar duduk lalu berdiri.
Dan pada usia 11/12 bulan anak sudah mulai
bisa berjalan.
Perkembangan Sosial-Emosional
 Masa bayi (usia 0-18 bulan)
 Masa toddlers (usia 18 bulan - 3 tahun)
  Masa awal kanak-kanak (tahun-tahun
prasekolah; usia 3-6 tahun)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai