Anda di halaman 1dari 19

SUPERVISI PENDIDIKAN

ANGGOTA KELOMPOK 1 :
Widi Triana 0102521013
Indah Kusumaningrum 0102521015
Hidayati Nafi’ah 0102521018
Mery Diana Puspitasari 0102521019
Budi Wiyoto 0102521026
Materi
Pengertian Supervisi
Ciri-Ciri Supervisi
Model-model Supervisi
Jenis-Jenis Supervisi
Prinsip-Prinsip
Supervisi
Pengertian Supervisi
Supervisi dalam Bahasa Inggris berasal dari kata “Super” yang berarti atas dan “Vision” yang berarti
penglihatan. Jadi Supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai penglihatan dari atas.

Dengan pengertian itulah maka supervisi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pengawas dan kepala
sekolah sebagai pejabat yang berkedudukan di atas atau lebih tinggi dari guru untuk melihat atau membina
pekerjaan guru dan staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan
pekerjaan secara efektif.

Orang yang melakukan supervisi disebut Supervisor.

Hakekat supervisi pendidikan adalah suatu proses bimbingan dari pihak kepala sekolah kepada guru dan
personalia sekolah yang langsung menangani belajar para siswa untuk memperbaiki prestasi belajar mengajar
agar para siswa dapat belajar secara efektif dengan prestasi belajar yang semakin meningkat dan juga
memperbaiki situasi bekerja dan belajar secara efektif, disiplin, bertanggung jawab dan memenuhi
akuntabilitas
Jenis Kegiatan Supervisi Pendidikan

Berdasarkan fungsi diatas, maka supervisor dalam supervisi pendidikan memiliki jenis kegiatan yang
berbeda tergantung dengan peranannya yang dibagi ke dalam 4 kelompok, yaitu (Sahertian, 2008):
1. Berperan sebagai koordinator, maka memiliki kegiatan: melakukan koordinasi untuk kegiatan
belajar dan mengajar serta koordinasi tugas-tugas para staff maupun guru yang berbeda-beda.
2. Berperan sebagai konsultan, maka memiliki kegiatan: memberikan bantuan, berupa konsultasi
terhadap guru-guru, baik secara individu atau kelompok terhadap masalah yang sedang
dialami.
3. Berperan sebagai pemimpin kelompok, maka memiliki kegiatan: memimpin staff-staff maupun
guru-guru dalam mengembangkan potensi untuk pengembangan kurikulum, kebutuhan
profesional, maupun materi pembelajaran.
4. Berperan sebagai evaluator, maka memiliki kegiatan: membantu para guru dalam melakukan
penilaian terhadap hasil maupun proses belajar dan mengajar.
Ciri-ciri Supervisi

Pada umumnya, supervisi bersifat ilmiah dengan ciri-ciri sebagai berikut (Sahertian, 2008):
1. Sistematis, supervisi dilakukan dengan perencanaan, teratur, dan juga terus-menerus.
2. Objektif, supervisi dilakukan sesuai dengan hasil data yang didapatkan dari observasi.
3. Menggunakan instrumen untuk mendapatkan umpan balik berupa informasi yang mendukung
langkah-langkah perbaikan di masa mendatang.
Model-Model Supervisi
Dalam supervisi pendidikan ada beberapa model yang berkembang dalam supervisi pendidikan antara lain
(Sahertian, 2000 : 34 – 44) :

Model Konvensional atau Tradisional.


Model ini merupakan model yang mula-mula dilakukan dalam pelaksanaan supervisi pendidikan karena dilatar
belakangi oleh kondisi masyarakat dalam suasana kekuasaan yang otoriter dan feodalistik. Model ini menjadikan
kegiatan supervisi sebagai cara mencari-cari kesalahan dan memata-matai bawahan, perilaku ini disebut dengan
snoopervision.

Model Ilmiah.
Supervisi model ini dilaksanakan berdasarkan data yang dikumpulkan sebelumnya secara obyektif, misalnya data
hasil pengamatan proses pembelajaran di kelas, data hasil prestasi belajar peserta didik, data kinerja personal guru,
dan lain sebagainya.. Supervisi dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya, memakai
prosedur dan tehnik yang telah ditentukan.
Model-Model Supervisi
Model Klinis.
Yang dimaksud dengan supervisi klinis adalah model supervisi yang difokuskan untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran melalui siklus rutin, sistematis, dan terencana dengan pengamatan, analisis, dan evaluasi tindak lanjut.

Model Artistik.
Dalam supervisi pada hakekatnya menyangkut bekerja untuk orang lain (working for the others), bekerja dengan
orang lain (working with the others), bekerja melalui orang lain (working through the others), dari sinilah disadari
bahwa kegiatan supervisi adalah kegiatan menggerakkan orang lain, oleh karenanya dalam supervisi perlu kiat dan
seni agar orang lain mau berbuat untuk berubah dari kebiasaan lama kepada kerja baru dalam upaya mencapai
kemajuan, inilah yang disebut model artistik.

Pembicaraan individual
Pembicaraan individual adalah pembicaraan antara supervisor dengan supervise dalam proses supervisi.
Pembicaraan ini dapat dilakukan dengan didahului kunjungan dan observasi kelas atau tanpa didahului dengan
kunjungan dan observasi kelas.
Model-Model Supervisi
Diskusi Kelompok.
Adalah forum pertemuan yang melibatkan banyak orang untuk membicarakan sesuatu melaui tukar fikiran dan
informasi dalam upaya memperbaiki proses dan hasil pembelajaran. Diskusi dapat dilakukan dalam skala besar
seperti diskusi panel, lokakarya, workshop, dan lain sebagainya, juga dapat dilakukan dalam skala kecil seperti rapat
guru, pertemuan guru mata pelajaran sejenis dan lain sebagainya.

Demonstrasi Mengajar.
Demontrasi mengajar dilakukan dengan mendatangkan guru yang baik dalam mengajar untuk disaksikan guru lainnya
sehingga guru lainnya itu dapat mengambil pelajaran dan manfaat dari cara mengajar yang telah dilihatnya.
Demonstrasi mengajar juga dapat dilakukan oleh supervisor itu sendiri sebagai contoh bagaimana sebaiknya cara
mengajar yang tepat, setelah domonstrasi dilakukan hendaknya guru diberi kesempatan untuk menganalisis dari apa
yang telah dilihatnya.

Perpustakaan Profesional.
Pelaksanaan guru profesional, harus selalu berusaha meningkatkan kualitas dirinya melalui kegiatan membaca buku-
buku, oleh karenanya perlu diwujudkan perpustakaan yang menyediakan buku-buku berkualitas yang penting dan
menunjang pelaksanaan tugas guru.
Jenis-jenis Supervisi Pendidikan
Menurut Suhardan (2010), terdapat tiga jenis supervisi, yaitu:

1. Supervisi akademik. Yaitu yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalah-
masalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran
pada waktu siswa sedang dalam proses pembelajaran.
2. Supervisi administrasi. Yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek
administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dengan pelancar terlaksananya pembelajaran.
3. Supervisi lembaga. Yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang
berada di sentral madrasah. Jika supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan
pembelajaran, maka supervisi lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik instansi
atau kinerja instansi.
Supervisi akademik yang dilakukan kepala Satuan Pendidikan antara lain adalah sebagai berikut.:
1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang
pengembangan mata kuliah di Satuan Pendidikan.
2. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses
pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan mata kuliah di Satuan Pendidikan.
3. Membimbing instruktur dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan mata kuliah di Satuan
Pendidikan berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip
pengembangan KTSP
4. Membimbing dalam memilih dan menggunakan strategi/ metode/teknik pembelajaran/bimbingan
yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan di Satuan
Pendidikan.
5. Membimbing dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang
pengembangan di Satuan Pendidikan.
Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik
Tujuan dan fungsi supervisi akademik adalah :
1) membantu pendidik mengembangkan kompetensinya,
2) mengembangkan kurikulum,
3) mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK) (Glickman, et
al; 2007, Sergiovanni, 1987). Gambar tiga tujuan supervisi akademik sebagaimana dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Prinsip-prinsip Supervisi Akademik
1) Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi Satuan Pendidikan.
2) Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang
matang dan tujuan pembelajaran.
3) Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
4) Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
5) Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan
terjadi.
6) Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam
mengembangkan proses pembelajaran.
7) Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam
mengembangkan pembelajaran.
Lanjutan...

8. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam


mengembangkan pembelajaran.
9. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi
akademik.
10. Aktif, artinya instruktur dan supervisor harus aktif berpartisipasi.
11. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis,
terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor (Dodd, 1972).
12. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan oleh Kepala satuan pendidikan).
13. Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.
14. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik di atas.
Teknik-teknik Supervisi Akademik

a. Individual b. Kelompok

1. kerja kelompok,
1. kunjungan kelas, 2. kepanitiaan
2. observasi kelas, 3. laboratorium dan kurikulum,
3. pertemuan individual 4. membaca terpimpin,
4. kunjungan antarkelas, 5. demonstrasi pembelajaran,
5. menilai diri sendiri. 6. darmawisata,
7. kuliah/studi,
8. diskusi panel,
9. perpustakaan,
10. organisasi profesional,
11. buletin supervisi,
12. pertemuan guru
13. Lokakarya/konferensi kelompok
Supervisi Klinis
Klinis berasal dari kata clinic yang berarti "balai pengobatan atau suatu tempat untuk mengobati
berbagai jenis penyakit yang ditangani oleh tenaga yang profesional". Apabila mendengar kata
pengobatan maka asosiasi kita adalah pasien datang ke tempat pengobatan untuk mengobati
penyakitnya. Orang yang memeriksa dan mengobatinya adalah dokter. Analog dengan itu adalah guru
yang mengalami masalah dalam melaksanakan pembelajaran datang kepada kepala sekolah dan untuk
berkonsultasi tentang pemecahan masalah yang dihadapinya.

Kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran beberapa diantaranya adalah :


a) kurang menguasai bahan ajar sehingga perilaku guru dalam melaksanakan pembelajaran kurang
percaya diri,
b) kurang menguasai kelas sehingga siswa kurang terkendali dalam kegiatan belajarnya
c) kurang terampil dalam berbicara sehingga siswa kurang terkendali dalam kegitana belajarnya,
d) menampilkan sosok yang kurang simpatik sehingga suasana belajar kurang menarik siswa.
e) Masih banyak gejala lain yang menunjukan kelemahan dan kekurangan guru pada saat
melaksanakan pembelajaran.
Ciri-Ciri Supervisi Klinis :

1) Bantuan  yang  diberikan  bukan  bersifat  instruksi  atau  memerintah. Tetapi  tercipta  hubungan 
manusiawi,  sehingga  guru–guru  memiliki rasa aman.
2) Apa  yang  akan disupervisi  itu  timbul  dari  harapan  dan  dorongan  dari guru sendiri karena dia
memang membutuhkan bantuan itu.
3) Satuan  tingkah  laku  mengajar  yang  dimiliki  guru  merupakan  satuan yang terintegrasi,
sehingga terlihat kemampuan apa, keterampilan apa yang secara spesifik harus diperbaiki.
4) Suasana  dalam  pemberian  supervisi  adalah  suasana  yang  penuh kehangatan, kedekatan, dan
keterbukaan.
Menurut Sullivan & Glanz (2005), ada empat langkah yaitu :
● perencanaan pertemuan, Langkah-langkahnya pertemuan meliputi: 1) memutuskan fokus
observasi (pendekatan umum, informasi langsung, kolaboratif, atau langsung diri sendiri), 2)
menetapkan metode dan formulir observasi, 3) mengatur waktu observasi dan pertemuan
berikutnya
● observasi, Langkah-langkahnya : a) memilih alat observasi, b) melaksanakan observasi, c)
memverifikasi hasil observasi dengan dosen atau instruktur pada pertemuan berikutnya, d)
menganalisis data hasil verifikasi dan menginterpretasi, dan e) memilih pendekatan interpersonal
setelah pertemuan berikutnya.
● pertemuan berikutnya, Langkah-langkahnya adalah menentukan fokus dan waktu. Langkah-
langkah refleksi kolaborasi: (1) menemukan nilai-nilai apa? (2) mana yang kurang bernilai, (3) apa
saran-saran anda.
● refleksi kolaborasi.
Prinsip-Prinsip Supervisi

1. Prinsip ilmiah. Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut :


a.Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam
kemyataan pelaksanaan proses pembelajaran
b.Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data seperti angket,
observasi dan percakapan pribadi
c.Setiap kegiatan supervisi dilakukan secara sistematis, berencana dan kontinu.
2. Prinsip demokrasi Demokasi mengadung makna menjunjung tiggi harga diri dan
martabat guru bukan berdasarkan atasan dan bawahan akan tetapi berdasarkan
hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru merasa aman
untuk mengembangkan tugasnya.
lanjutan…

3. Prinsip kerja sama Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah


supervisi sharing of idea, sharing of eksperience memberu support
mendorong, menstimulasi guru sehingga mereka merasa tumbuh
bersama.
4. Prinsip konstruktif kreatif Setiap guru akan merasa termituvasi dalam
mengembangkan potensi kreativitas. Kalau supervisi mampu
menciptakan suasana kerja yang yang menyenangkan bukan dengan cara
yang menakutkan.
5. Supervisi juga harus berpegang teguh pada pancasila yang merupakan
prinsip asasi dan merupakan landasan urtama dalam melaksanakan tugas
dan kewajiban. Di samping prinsip di atas prinsip pendidikan dapat
dibedakan atas prinsip positif dan prinsip negatif.

Anda mungkin juga menyukai