Dipresentasikan oleh:
Drs. Tarmizi Achmad, MBA., PhD., CA., CPA
Ketua IAI Wilayah Jawa Tengah
PILLARS OF SAK
SAK EMKM
entities with
SAK ETAP no public
accountability
ETAP
SAK
micro, small &
SAK EMKM* medium
entities
TUJUAN:
28 DK • SAK EMKM (Entitas Mikro, Kecil, & Menengah)
(DASAR disusun untuk memenuhi kebutuhan pelaporan
EMKM. Undang-Undang yang relevan sebagai
KESIMPULAN) acuan pengaturan tentang definisi, kriteria, dan
rentang kuantitatif usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM), diantaranya adalah Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 (UU 20/2008) dan
UU No 1/2013 tentang LKM.
60 HALAMAN • Memfasilitasi UMKM dalam transisi dari pelaporan
berdasar kas ke berdasar akrual
Terdapat 57.895.721 Usaha Kecil Menengah (sumber: Kementerian Koperasi & UKM, 2013)
Dipresentasikan oleh Dr. Hendang Tanusdjaja, CPA, CPMA, CA
PPL IAPI KORWIL JAWA TENGAH
5 1. RUANG LINGKUP
Entitas tanpa
akuntabilitas
publik signifikan
(Definisi ETAP) Entitas
Mikro,
Kecil, dan
Kriteria Menengah
UMKM (EMKM)
(UU No
20/2008)
Entitas mikro, kecil, dan menengah adalah entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan,
sebagaimana didefinisikan dalam SAK ETAP, yang memenuhi definisi dan kriteria usaha
mikro, kecil, dan menengah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia, setidaktidaknya selama dua tahun berturut-turut. (Bab 1.2.)
6 1. RUANG LINGKUP (CONT.)
Tidak memiliki/menguasai
UMKM mitra usahanya
(Pasal 35)
7 1. Ruang Lingkup (cont.)
PENGECUALIAN:
Punya Jika diizinkan oleh
akuntabilitas otoritas di bidang jasa
publik yang keuangan tersebut
signifikan
Ruang
Lingkup
EMKM
Sektor jasa
keuangan
Par. 1.3: SAK EMKM dapat digunakan oleh entitas yang tidak memenuhi definisi dan kriteria dalam
par.1.2, jika otoritas mengizinkan entitas tersebut untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan
SAK EMKM
2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF
8
Materialitas
Asumsi Dasar
Saling Hapus
9 2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -2
Dasar
Pengukuran
Unsur-unsur
Biaya Historis Laporan
Keuangan
Faktor Penentu:
Ukuran dan/atau Mempengaruhi
sifat dari pos laporan
Materialitas keputusan
ekonomik pengguna
keuangan laporan keuangan
• Kemampuan untuk
melanjutkan usaha • entitas bisnis
Aset, liabilitas, dengan: pemilik
di masa depan
ekuitas, penghasilan, dan entitas lainnya
• Kecuali jika entitas
dan beban diakui jika • transaksi antara
akan dilikuidasi, entitas bisnis dan
definisi dan kriteria berhenti pemilik bisnis
pengakuan beroperasi, tanpa atau entitas lain
terpenuhi alternatif lainnya
12 2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -5
Contoh Ilustratif: Dasar Akrual vs Dasar Kas
Entitas A menyediakan jasa catering.
Bulan Juni Entitas A menyediakan jasa catering kepada
Entitas B. Biaya yang timbul untuk menyediakan jasa
tersebut sebesar Rp100. Pada bulan Juni ini Entitas B
membayar lunas sebesar Rp200. Asumsi: tidak ada
pajak, entitas tidak punya liabilitas, dst.
Pendapatan (1) 200 200
Beban (2) 100 100
Laba (3) = (1) – (2) 100 100
Kas (4a) = (3) 100 100
Aset - -
Liabilitas - -
Catatan:
Warna abu: Dasar Akrual
Warna kuning: Dasar
Kas
17 2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -10
Manfaat Asumsi Dasar Akrual vs Dasar Kas
Dasar
Akrual
Gambaran kas
aktual yang lebih
akurat
18 2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -10
Contoh pos-pos
penyesuaian
dasar kas menjadi dasar akrual
Entitas yang menyusun laporan keuangan dengan menggunakan asumsi
dasar kas mengubah laporan keuangan tersebut menjadi akrual dengan
melakukan penyesuaian pada akhir periode pelaporan. Penyesuaian
pada prinsipnya merupakan jurnal transaksi yang bersifat khusus
terhadap akun-akun yang memerlukan dan hanya dilakukan pada akhir
periode pelaporan keuangan.
a) Biaya yang masih harus dibayar;
b) Pendapatan masih harus diterima;
c) Beban dibayar di muka;
d) Pendapatan diterima di muka;
e) Pemakaian/biaya persediaan;
19 2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -10
Contoh pos-pos
penyesuaian
dasar kas menjadi dasar akrual
Adjustment
Framework for Adjustments
Paid (or received) cash before Paid (or received) cash after
expense (or revenue) recognized expense (or revenue) recognized
Latar
KEUANGAN
• Pasal 33 UU UMKM: UMKM dapat memiliki saham usaha
belakang besar yang terdaftar di Bursa Efek
• Definisi aset dan liabilitas keuangan (par 8.2 dan 8.3)
Ruang
• Contoh aset dan liabilitas keuangan (par 8.4)
lingkup
• Pengecualian ruang lingkup (par 8.5)
• Diakui jika entitas menjadi salah satu pihak dalam ketentuan
Latar kontraktual
belakang • Diukur pada harga transaksi (misal: untuk pinjaman,
sebesar jumlah pinjamannya)
• Biaya transaksi diakui sebagai beban dalam laba rugi
• Tidak ada pengakuan penurunan nilai, kecuali untuk entitas
di bidang jasa keuangan yang mengikuti ketentuan tertentu
dari regulator terkait
• Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan (par 8.11
Penghentian dan 8.12)
Pengakuan • Keuntungan/kerugian atas penghentian pengakuan (Par 8.13)
24 9. PERSEDIAAN
Ruang Lingkup
Pengakuan: ketika persediaan
diperoleh
Teknik pengukuran biaya
persediaan: biaya standar atau
metode eceran
Biaya perolehan persediaan: rumus
biaya masuk-pertama keluar-
pertama (FIFO) atau rata-rata
tertimbang
25 10. INVESTASI PADA VENTURA BERSAMA
Pengukuran:
biaya
Definisi ventura perolehan dan
bersama: tidak
pengendalian mengakui
bersama, memiliki penurunan
hak atas aset neto nilai
Latar pengaturan bersama
tersebut
belakang:
Pasal 32
UU UMKM
26 11. ASET TETAP
Ruang Lingkup
• Mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan
pengukuran aset tetap, termasuk tanah dan
bangunan yang dimiliki untuk menghasilkan sewa
atau untuk kenaikan nilai atau keduanya.
• Aset takberwujud yang perolehannya tidak
dapat dipisahkan dengan perolehan aset tetap.
• Aset tetap adalah aset yang dimiliki oleh entitas
untuk digunakan dalam kegiatan normal usahanya
dan diharapkan akan digunakan entitas untuk
lebih dari 1 periode.
27 11. ASET TETAP -2
Pengakuan dan Pengukuran setelah
Pengukuran Awal pengakuan awal
Tanah dan bangunan dicatat Biaya perolehan dikurangi
secara terpisah meski dengan akumulasi
diperoleh secara bersamaan. penyusutan; kecuali
Aset tetap dicatat jika dimiliki tanah.
secara hukum oleh entitas Biaya perbaikan dan
sebesar biaya perolehannya. renovasi dicatat sebagai
Biaya perolehan aset tetap harga beban.
beli dan biaya-biaya yang dapat
diatribusikan langsung untuk Tidak mengakui penurunan
membawa aset ke lokasi dan kondisi nilai atas aset tetap maupun
yang diinginkan agar aset siap tanah dan bangunan yang
digunakan. dimiliki untuk menghasilkan
sewa atau untuk kenaikan nilai
atau keduanya.
28 11. ASET TETAP -3
Penyusutan
DK11.
Untuk tujuan kemudahan, ED SAK EMKM tidak
mensyaratkan entitas untuk melakukan retranslasi atas
aset dan liabilitas moneter yang didenominasi dalam
mata uang asing pada akhir periode pelaporan. Dengan
demikian, pada akhir periode pelaporan entitas
mengukur transaksi yang didenominasi dalam mata
uang asing tersebut pada biaya perolehan historis
dengan menggunakan kurs tunai pada tanggal
transaksi.
46 17. KETENTUAN TRANSISI
Asumsi: pada tahun
awal penerapan,
entitas masuk
dalam ruang
lingkup SAK
EMKM
•Syarat:
Penerapan
Menerapkan konsisten
paragraf Susun sesuai • Tidak
17.1 s/d 17.8 dengan Susun menggunakan diperkenan
SAK EMKM SAK ATAU kan
EMKM SAK lain menerapkan
SAK
EMKM
pada
LK
berikutnya
47 17. KETENTUAN TRANSISI -2
• Retrospektif.
• Prospektif jika tidak praktis.
• Tidak praktis adalah ketika entitas tidak dapat menerapkan suatu
pengaturan setelah seluruh upaya yang masuk akal dilakukan.
• Bila sebelumnya telah menyusun LK:
• Mengakui seluruh aset dan liabilitas sesuai dengan SAK EMKM
• Tidak mengakui akun-akun sebagai aset dan liabilitas jika SAK EMKM
tidak mengizinkan pengakuan tersebut
• Mereklasifikasi akun-akun agar sesuai dengan akun-akun berdasarkan SAK
• EMKM
• Menerapkan SAK EMKM dalam pengukuran seluruh aset dan liabilitas
yang diakui
• Hasil penyesuaian dari rerangka pelaporan keuangan sebelumnya diakui
langsung pada saldo laba.
48 17. KETENTUAN TRANSISI -3
Pengecualian
Ketentuan
• Dasar pengukuran SAK EMKM Transisi (Par.
– Metode biaya historis.
17.8)
• Nilai revaluasian dianggap sebagai biaya perolehan.
– Misal aset tetap atau aset takberwujud.
• Nilai tercatat sesuai metode ekuitas dianggap sebagai biaya perolehan.
– Misal investasi pada ventura bersama.
• DK12. SAK EMKM mensyaratkan agar entitas menerapkan dasar pengukuran
dengan menggunakan metode biaya historis. Biaya historis berarti seluruh aset,
liabilitas, dan ekuitas tidak diukur pada nilai wajar atau jumlah revaluasian. Oleh
karena itu, SAK EMKM ini memberikan pengecualian transisi.
• DK13 Entitas yang memenuhi ruang lingkup SAK EMKM ini dianjurkan untuk
mempertimbangkan apakah SAK EMKM telah memenuhi kebutuhan pelaporan
keuangan entitas. Entitas dapat menerapkan SAK lain meski memenuhi
persyaratan ruang lingkup SAK EMKM ini.
49 18. TANGGAL EFEKTIF
72