Anda di halaman 1dari 46

AKUNTANSI UNTUK

PERSEROAN

Rudiyanto, SE, M.Si


Rudiyanto2U@yahoo.com
Agenda
 Dasar Organisasi Perseroan
 Modal Perseroan
 Modal Disetor
 Penerbitan Saham
 Akuntansi Untuk Saham Yang Diperoleh Kembali
 Pemecahan Saham
 Akuntansi Untuk Dividen
 Pelaporan Modal Pemegang Saham
A. Dasar Organisasi Perusahaan

1. Karakteristik Perusahaan
2. Pembentukan Perseroan
1. Karakteristik Perusahaan

 Sebuah badan hukum yang dibedakan dan


terpisah dari individu2 dan yang mendirikan
dan menjalankan organisasi tersebut.
 Tunduk terhadap ketentuan (UU) yang berlaku
 Membayar pajak atas laba yg dihasilkan
organisasi
 Dimiliki oleh publik atau hanya dimiliki oleh
sekelompok orang tertentu saja
 Kreditor hanya berhak mengklaim terhadap
aktiva perusahaan saja, bukan atas harta
pribadi.
…………… lanjutan

 Tanggungjawab pemegang saham hanya


sebatas jumlah investasi yg dilkukan dalam
perseroan.
 Mempunyai kemudahan untuk menjual saham
yang dimiliki.
 Secara hukum pemegang saham
mengendalikan perusahaan secara tidak
langsung.
 Taxable entity, dikenakan pajak individu dan
laba perusahaan.
 Kelemahannya double taxation.
2. Pembentukan Perseroan

 Mengajukan aplikasi/permohonan yg
memuat informasi mengenai nama dan
tujuan didirikan organisasi, jenis sahamn
jumlah modal dasar, dan nama pendiri
perusahaan.
 Piagam/akta pendirian perusahaan
 Menyiapkan AD/ART
 Memerlukan banyak biaya seperti: by
adm, by pengurusan akta, by ijin, pajak,
by promosi dsb.
B. Modal Perseroan
 Penjualan hak kepemilikan melalui penjualan lembar
saham
 Jika saham satu jenis atau satu kelas saham
disebut saham biasa (common stock)
 Hak pemegang saham biasa meliputi: memiliki hak
suara, memperoleh dividen, membeli lebih dahulu
tambahan saham biasa baru yg diterbitkan, dan hak
untuk mendptkan sisa klaim.
 Kepemilikan saham dibuktikan dg sertifikat saham
yg bernomor urut tercetak, nama perseroan, nilai
pari saham, nama pemegang saham, kelas saham dan
jumlah saham yg dimiliki.
……………. lanjutan

 Sumber modal adlh modal disetor dan laba ditahan.


 Laba bersih yg dihasilkan selama periode berjalan
akan ditutup dalam akun :
Ikhtisar L/R xxx
Laba ditahan xxx
 Pengumuman laba dalam bentuk deividen juga akan
ditutup dlm akun:
Laba Ditahan xxx
Dividen Tunai xxx
Dividen Saham xxx
……………. lanjutan

 Laba ditahan pd akhir periode mrp akumulasi laba


bersih dari beberapa periode yg mash tersisa
setelah dibagikan dalam bentuk dividen.
 Besarnya Laba ditahan pd akhir periode = laba
ditahan pd awal periode (+) periode bejalan
 Besarnya Laba ditahan utk periode berjalan = laba
yg dihasilkan satu periode (-) Dividen yg diumumkan
 Rugi bersih yg dihasilkan selama periode berjalan
akan mengurangi besarnya laba ditahan awal periode
C. Modal Disetor
 Dari penerbitan saham
 Modal dasar : jumlah maksimum lebar
saham yg diterbitkan oleh perseroan
 Jumlah lebar saham yg beredar
(outstanding) adalah jumlah lembar
saham yang diotorisasi, diterbitkan dan
dimiliki oleh pemegang saham.
…………….asumsi
 Sebuah perusahaan dg modal dasar 10.000
lembar saham
 Menerbitkan (menjual) 6.000 lbr sahamnya
 Menarik kembali 2.500 lbr saham dari tangan
pemegang saham
 Kesimpulan :
- saham yg diotorisasi sebanyak 10.000 lbr
- saham yg diterbitkan sebanyak 6.000 lbr
- saham yg belum diterbitkan = 4.000 lbr
- saham beredar sebanyak 3.500 lbr
- saham yg ditarik (dibeli) = 2.500 lbr

……………. next
Nilai Pari adalah besarnya nilai saham tg tertera pada
sertifikat saham (legal capital).
 Saham dapat diterbitkan tanpa nilai pari, hal ini
dimaksudkan utk menentukan besarnya legal capital yg
mrp jml kontribusi minimum investor terhadap kreditor
perush, khusunya jika aktiva tdk mencukupi dalam
menutupi kewajibannya.
 Saham Preferen adalah jenis saham tertentu yang
memberikan beberapa hak istimewa dlm hal pembagian
dividen dan aktiva perusah pd saat likuidasi.
 Pemegang saham preferen tidak memp hak suara
 Contoh: 5% saham preferen dg nilai pari Rp1.000 per lbr
akan memberikan dividen tunai kpd pemegangnya sebesar
(Rp1.000 x 5%) = Rp 50,- per lbr.
D. PEnerbitan Saham
 Nilai pari tidak mencerminkan harga pasarnya
 Secara umum harga saham akan mengikuti
kecenderungan perkembangan kondisi keuangan, laba,
maupun dividen emiten (perusahaan penerbit saham)
 Faktor lain diluar kendali emiten yg mempengaruhi
harga saham adalah : perubahan tingkat suku bunga,
embargo minyak, inflasi yg tdk menentu, pemilihan
kepala negara, dan perubahan situasi ekonomi maupun
masalah politik lainnya
 Ketika saham dijual dg harga dibawah nilai pari, maka
dikatakan saham tersebut dijual dengan diskonto
(disagio)
 Ketika saham dijual dg harga diatas nilai pari, maka
dikatakan saham tersebut dijual dengan premium
(agio)
Contoh
 Ketika saham mempunyai nilai pari Rp. 750,- per lbr
dijual dengan harga Rp. 740,- per lbr, maka saham
tersebut dijual dengan tingkat diskonto Rp. 10,- per
lbr.
 Namun jika saham tersebut dijual dengan harga Rp.
820,- maka saham tersebut dijual dengan tingkat
premium sebesar Rp 70,- per lbr.
 Ketika saham yg bernilai pari diterbitkan dg premium
maka jurnalnya :
Kas xxx
Kelebihan hrg jual diatas nilai pari xxx
Contoh
 PT. Aisha menerbitkan dan menjual secara tunai 1.000
lbr saham preferen dan 5.000 lbr saham biasa.
 Nilai pari utk masing2 saham adalah Rp1.500,- dan Rp.
800,- dg harga pasar masing2 Rp.2.000 dan Rp.1.000,-
 Jumlah saham yg diotorisasi sebanyak 3.500 lbr untuk
saham preferen dan Rp8.000,- lbr utk saham biasa.
Kas 7.000.000
Sahan Preferen ( 1.000 lbr x 1.500)
1.500.000
Saham Biasa 4.000.000
Kelebihan hrg jual diatas nilai pari- Saham Perferen 500.000
Kelebihan hrg jual diatas nilai pari- Saham Perferen 1.000.000
… Jika pada akhir tahun 2011 perusahaan memeliki laba
ditahan sebesar Rp. 40.000.000,- mk bagian modal pemilik
saham pada neraca :
PT. Aisha
Neraca (sebagian)
31 Desember 2011
Modal Pemegang Saham
Modal Disetor
Modal Saham:
Saham Preferen (nilai pari Rp1.500/lbr, 3.500 lbr diotorisasi, 1.500.000,-
1.000 lbr diterbitkan& beredar)
Saham Biasa (nilai pari Rp800/lbr 8.000 lbr diotorisasi, 4.000.000,-
5.000 lbr Diterbitkan & beredar)
Total Modal Saham Rp 5.500.000,-
Tambahan Modal Disetor:
Kelebihan Harga Jual diatas nilai Pari-Saham Preferen 500.000,-
Kelebihan Harga Jual diatas nilai Pari-Saham Biasa 1.000.000,-
Total Tambahan Modal Disetor Rp 1.500.000,-
Total Modal Disetor Rp 7.000.000,-
Laba Ditahan 40.000.000,-
Total Modal Pemegang Saham Rp 47.000.000,-
Saham diterbitkan atas dasar pesanan:
Ilustrasi: Diakhir tahun 2011 PT Aisha menerima pesanan saham biasa sebanyak
2.000 lbr dg harga pesanan Rp850/lbr. Dalam hal tsb perush menerima uang muka
sebesar 30%, sisanya diterima pada tanggal 7 JAnuari 2012, maka ayat jurnalnya:

Kas 510.000
Piutang Pesanan Saham Biasa 1.190.000
Pesanan Saham Biasa 1.600.000
Kelebihan Harga Jual diatas
nilai pari-Saham Biasa 100.000

 Kelebihan = (850 – 800) x 2.000


 Kas = (850 x 2000) x 30%
 Piutang (850 x 2000) x 70%
 Peasanan Saham (2000 x 800)
PT. Aisha
Neraca (sebagian)
31 Desember 2011
Modal Pemegang Saham
Modal Disetor
Modal Saham:
Saham Preferen (nilai pari Rp1.500/lbr, 3.500 lbr diotorisasi, 1.500.000,-
1.000 lbr diterbitkan& beredar)
Saham Biasa (nilai pari Rp800/lbr 8.000 lbr diotorisasi, 4.000.000,-
5.000 lbr Diterbitkan & beredar)
Pesanan Saham Biasa (2.000 lbr) 1.600.000,-
Total Modal Saham Rp 7.100.000,-
Tambahan Modal Disetor:
Kelebihan Harga Jual diatas nilai Pari-Saham Preferen 500.000,-
Kelebihan Harga Jual diatas nilai Pari-Saham Biasa 1.100.000,-
Total Tambahan Modal Disetor Rp 1.600.000,-
Dikurangi: Piutang Pesanan Saham Biasa ( 1.190.000,-)
Total Modal Disetor Rp 7.510.000,-
Laba Ditahan 40.000.000,-
Total Modal Pemegang Saham Rp 47.510.000,-
Jurnal pada tanggal 7 Januari 2012 adalah:

Kas 1.190.000
Piutang Pesanan Saham Biasa 1.190.000
Pesanan Saham Biasa 1.600.000
Saham Biasa
1.600.000
Neraca setelah pelunasan
PT. Aisha
Neraca (sebagian)
31 Desember 2011
Modal Pemegang Saham
Modal Disetor
Modal Saham:
Saham Preferen (nilai pari Rp1.500/lbr, 3.500 lbr diotorisasi, 1.500.000,-
1.000 lbr diterbitkan& beredar)
Saham Biasa (nilai pari Rp800/lbr 8.000 lbr diotorisasi, 5.600.000,-
5.000 lbr Diterbitkan & beredar)
Total Modal Saham Rp 7.100.000,-
Tambahan Modal Disetor:
Kelebihan Harga Jual diatas nilai Pari-Saham Preferen 500.000,-
Kelebihan Harga Jual diatas nilai Pari-Saham Biasa 1.100.000,-
Total Tambahan Modal Disetor Rp 1.600.000,-
Total Modal Disetor Rp 8.700.000,-
Laba Ditahan 40.000.000,-
Total Modal Pemegang Saham Rp 48.700.000,-
……….. Kesimpulan transaksi tsb
 Jumlah saham yg diterbitkan & beredar 7.000 lbr
 Besarnya modal disetor dari saham biasa menjadi
Rp5.600.000,-
 Penambahan modal disetor Rp. 1.700.000,-
(8.700.000 – 7.000.000)
 Setelah dilunasi saldo akun pesanan saham biasa
menjadi nihil, karena telah ditransferke dalam
saldo akun saham biasa.
 Akun piutang pesanan saham biasa menjadi nihil
… Ketika saham biasa diterbitkan tanpa
nilai pari :
 Asumsi perush menerbitkan 10.000 lbr saham biasa
tanpa nilai pari dengan harga jual Rp. 900,-
 Kemudian menerbitkan kembali 2.000 lbr saham
tanpa nilai pari dengan harga jual Rp 860,-
 Maka Jurnalnya:
Kas 9.000.000
Saham Biasa 9.000.000
Kas 1.720.000
Saham Biasa 1.720.000
 Jika terjadi kelebihan dari nilai yg ditetapkan,
jurnalnya:
Kas xxx
Saham Biasa xxx
Kelebihan Hrg Jual diatas nilai yg ditetapkan xxx
… Ketika saham diterbitkan dalam pertukaran aktiva,
mk aktiva yg diperoleh dicatat sebesar nilai wajarnya :
 Asumsi perush memperoleh seperangkaat peralatan
yg nilai wajarnya sulit ditentukan, dalam pertukaran
tsb perush menerbitkan 12.000 lbr saham biasa
yang bernilai Rp. 525,-
 Harga pasar saham biasa saat ini Rp. 630,-
 Maka Jurnalnya:
Peralatan 7.560.000
Saham Biasa 6.300.000
Kelebihan Hrg Jual diatas
nilai yg ditetapkan
1.260.000
E. Akuntansi untuk Saham yang
Diperoleh Kembali
 Saham yang diperoleh kembali (treasury sock) adalah
saham milik perusahaan yang telah diterbitkan dan
beredar, kemudian dibeli kembali oleh perusahaan.
 Alasan perusahaan membeli kembali sahamnya adalah:
1. diberikan sbg bonus kpd pejabat & karyawan perush.
2. meningkatkan volum berdagangan saham di bursa efek
dg harapan dapat mendongkrak harga pasar saham
3. memperoleh tambahan saham untuk akuisisi &
mengurangi saham yang beredar.
 Metode yang digunakan adalah metode harga pokok
 Saham yang diperoleh kembali akan didebet sebesar hrg
yg dibayarkan untuk memperolehnya, dan kredit thd modal.
Asumsi bahwa neraca berikut merupakan bagian dari
modal pemegang saham PT Total sebelum pembelian
treasury stock
PT . TOTAL
Neraca (sebagian)
Modal Pemegang Saham
Modal Disetor
Modal Saham:
Saham Preferen (nilai pari Rp.1.400,- per lembar, 3.500
lbr diotorisasi, 1.000 lbr diterbitkan & beredar) Rp 1,400,000
Saham Biasa (nilai pari Rp.600,- per lembar, 8.000 lbr
diotorisasi, 7.000 lbr diterbitkan & beredar) Rp 4,200,000
Total Modal Saham Rp 5,600,000
Tambahan Modal Disetor
Kelebihan Harga jual diatas nilai pari saham preferen Rp 300,000
Kelebihan Harga jual diatas nilai pari saham biasa Rp 1,340,000
Total Tambahan Modal Disetor Rp 1,640,000
Total Modal Disetor Rp 7,240,000
Laba Ditahan Rp 40,000,000
Total Modal Pemegang Saham Rp 47,240,000
Pada tanggal 9 Januari 2010, perusahaan memperoleh kembali 3.000 lembar
saham biasanya dengan harga Rp.840,- per lembar. Nilai pari saham biasa
adalah Rp.600,- per lembar, dimana saham biasa ini pertama kali diterbitkan
dengan harga Rp.800,- per lembar.

 Jurnalnya :
Saham yang diperoleh Kembali 2.520.000
Kas 2.520.000
 Besarnya modal disetor tidak berubah
 Dilaporkan di neraca sebesar nilai pari
dikalikan dengan jml lbr saham
 Tidak mempunyai hak suara maupun hak
untuk menerima deviden
Asumsi bahwa neraca berikut merupakan bagian dari
modal pemegang saham PT Total setelah pembelian
treasury stock PT . TOTAL
Neraca (sebagian)
Modal Pemegang Saham
Modal Disetor
Modal Saham:
Saham Preferen (nilai pari Rp.1.400,- per lembar, 3.500 lbr
diotorisasi, 1.000 lbr diterbitkan & beredar) Rp 1,400,000
Saham Biasa (nilai pari Rp.600,- per lembar, 8.000 lbr
diotorisasi, 7.000 lbr diterbitkan & 4.000 lbr beredar) Rp 4,200,000
Total Modal Saham Rp 5,600,000
Tambahan Modal Disetor
Kelebihan Harga jual diatas nilai pari saham preferen Rp 300,000
Kelebihan Harga jual diatas nilai pari saham biasa Rp 1,340,000
Total Tambahan Modal Disetor Rp 1,640,000
Total Modal Disetor Rp 7,240,000
Laba Ditahan Rp 40,000,000
Dikurangi Saham yang diperoleh kembali (3.000)
lembar Rp (2,520,000)
Total Modal Pemegang Saham Rp44,720,000
Pada tanggal 15 Januari 2010, perusahaan menjual kembali
1.200 lembar treasury stock dengan harga Rp.880,- per
lembar.
 Jurnalnya :
Kas 1.056.000
Saham yang dibeli Kembali 1.008.000
Modal Disetor dari saham
yang dibeli kembali 48.000
 Kelebihan harga jual diatas harga pokok
treasury stock yg dijual kembali dicatat sbg
tambahan modal disetor.
bagian modal pemegang saham PT Total setelah penjualan kembali 1.200
lembar treasury stock adalah sbb:
PT . TOTAL
Neraca (sebagian)
Modal Pemegang Saham
Modal Disetor
Modal Saham:
Saham Preferen (nilai pari Rp.1.400,- per lembar, 3.500 lbr
diotorisasi, 1.000 lbr diterbitkan & beredar) Rp1,400,000
Saham Biasa (nilai pari Rp.600,- per lembar, 8.000 lbr
diotorisasi, 7.000 lbr diterbitkan & 5.200 lbr beredar) Rp4,200,000
Total Modal Saham Rp 5,600,000
Tambahan Modal Disetor
Kelebihan Harga jual diatas nilai pari saham preferen Rp 300,000
Kelebihan Harga jual diatas nilai pari saham biasa Rp1,340,000
Modal Disetor dari Saham yang Diperoleh Kembali Rp 48,000
Total Tambahan Modal Disetor Rp 1,688,000
Total Modal Disetor Rp 7,288,000
Laba Ditahan Rp40,000,000
Dikurangi Saham yang diperoleh kembali (1.800 lbr) Rp (1,512,000)
Total Modal Pemegang Saham Rp45,776,000
Jika seandainya pada tanggal 19 Januari 2010 perusahaan
menjual lagi treasury stock-nya sebanyak 1.000 lembar dengan
harga Rp. 790,- per lembar, maka:
 Jurnalnya :
Kas 790.000
Modal Distr dr Shm yg diperoleh Kembali 48.000
Laba Ditahan 2.000
Saham yg Diperoleh Kembali 840.000
 Saham yg diperoleh kembali (1.000lbr /
3.000lbr) x Rp. 2.520.000,- = Rp. 840.000
 Harga jual Rp. 790.000 shg kurang dari HPP
sebesar Rp. 50.000
 Krn pd tgl 15 jan 2010 terdapat tambahan modal
disetor Rp. 48.000 maka sisanya mengurangi
laba ditahan sebesar Rp. 2.000,-
F. Pemecahan Saham
 Untuk memperkecil nilai pari dengan cara menerbitkan
sejumlah tambahan lembar saham biasa yg besarnya
sebanding dg jumlah penurunan nilai parinya.
 Tujuan utamanya untuk menurunkan harga per lembar
saham shg dpt menarik lebih banyak investor.
 Proses pemecahan saham tidak mempengaruhi saldo akun
laporan keuangan, namun diungkapkan dalam catatan
Laporan keuangan
 Jika perush memiliki 3.000 lbr saham biasa yg beredar dg
hrg pasar Rp.1.500,- per lbr. Nilai pari Rp.1.200,- per lbr.
Dewan komisaris mengumumkan pemecahan saham
menjadi 3 lbr shg nilai pari per lembar akan turun menjadi
Rp. 400,- per lbr dan jumlah lbr saham biasa menjadi
90.000 lembar.
G. Akuntansi Untuk Dividen
 Distribusi laba bersih kepada pemegang saham
dilakukan dalam bentuk deviden, berupa uang kas
atau saham biasa.
 Pengumuman Deviden akan mempengaruhi laba
ditahan perusahaan
 Baik deviden tunai maupun deviden saham akan
dilaporkan sbg pengurang laba ditahan pada saat
deviden diumumkan, tidak menunggu sampai
deviden dibagikan
1. Deviden Tunai
 Ada tiga hal penting perush membayar deviden tunai:
- tersedianya laba ditahan,
- cukup uang kas,
- adaya tindakan resmi dari dewan komisaris
 Deviden tunai dibayarkan dari laba ditahan, dan tidak
ada kaitannya dengan saldo akun kas
 Ada tiga tanggal penting sehubungan dg pembagian
deviden, yaitu : tanggal pengumuman, tanggal
pencatatan, dan tanggal pembayaran.
Pada tanggal 6 Desember 2010, dewan komisaris PT. Kingezla
mengumumkan deviden tunai sebesar Rp. 75,- atas 100.000 lbr
saham biasa yang beredar dengan nilai pari Rp. 1.450,- per lbr
 Jurnal pada tanggal 6 Desember 2010:
Deviden Tunai7.500.000,-
Utang Deviden Tunai 7.500.000,-

 Jika deviden dicatat pd tgl 23 Desember 2010: tdk ada


jurnal

 Ayat jurnal penutup (31 Desember 2010):


Laba Ditahan 7.500.000,-
Deviden Tunai7.500.000,-

 Jika dibayarkan pd tgl 20 Januari 2010:


Utang Deviden Tunai 7.500.000,-
Kas 7.500.000,-
2. Deviden Saham
 Efek dari deviden saham bagi perusahaan
investee adalah mengurangi laba ditahan dan
menambah modal disetor.
 tidak mempengaruhi total aktiva, total
kewajiban, maupun jumlah modal pemegang
saham.
 Menggunakan harga pasar wajar pada saat
deviden diumumkan.
 Pada akhir periode akuntansi perlu dibuat
ayat jurnal penutup (closing entry).
CONTOH:
Pada tanggal 18 Desember 2010, dewan
komisaris PT. Kingezla mengumumkan deviden
saham sebesar 8% atas 100.000 lbr saham
biasa yang beredar dg nilai pari Rp.1.450 per
lbr. Harga pasar saham pada saat dividen
diumumkan adalah Rp. 1.640,- per lbr. Deviden
saham ini baru akan dibagikan kepada para
pemegang saham pada tanggal 18 Januari
2011.
Ayat jurnal yang diperlukan pada saat
pengumuman deviden (18 Des 2010):
Deviden Saham 13.120.000
Deviden Saham yang Dapat
dibagikan 11.600.000
Kelebihan harga terbit diatas
nilai pari-Saham Biasa 1.520.000
Ket:
Deviden saham = 8% x 100.000 lbr x Rp 1.640
DS yg dpt dibagikan = 8% x 100.000 lbr x Rp 1.450
Kelebihan harga = 8% x 100.000 lbr x (1.640 – 1.450)
Ayat jurnal yang diperlukan pada akhir periode
akuntansi (31 Des 2010):
Laba Ditahan 13.120.000
Deviden Saham
13.120.000

Jurnal pada saat dibagikan (18 Januari 2011):

Deviden Saham yg dpt dibagikan 11.600.000


Saham Biasa 11.600.000
H. Laporan Laba Ditahan
 Timbul sebagai hasil dari kegiatan operasional
perusahaan.
 Merupakan laba bersih yg diinvestasikan
kembali ke dalam perusahaan.
 Lab bersih pada setiap akhir periode akuntansi
ditutup ke akun laba ditahan :
Ikhtisar L/R xxx
Laba ditahan xxx
 Besarnya laba ditahan pd akhir periode mrp
akumulasi laba bersih dari beberapa periode.
Pada tanggal 29 Maret 2011, direksi menyetujui
pembentukan apropriasi (cadangan) laba ditahuan untuk
ketidakpastian sebesar Rp.50.000.000,-
 Jurnalnya:
Laba ditahan yg tdk
dicadangkan 50.000.000
Laba ditahan yg dicadangkan
utk ketidakpastian 50.000.000

 Laba ditahan yg tdk dicadangkan menjadi


berkurang (debet), dan dananya dialokasikan
untuk membentuk laba ditahan yg dicadangkan
(kredit).
Melalui closing entries, laba bersih yg dihasilkan selama periode
berjalan akan menambah jml laba ditahan yg tidak dicadangkan,
sedangkan pengumuman deviden akan mengurangi.

 Jurnalnya:
Ikhtisar L/R xxx
Laba ditahan yg tdk dicadangkan xxx
(menutup saldo laba bersih)

Laba ditahan yg tdk dicadangkan xxx


Deviden Tunai xxx
Deviden Saham xxx
(menutup akun deviden)
Format laporan laba ditahan tanpa
pencadangan
PT. Puspawarni
Laporan Laba Ditahan
. Untuk Tahun yg Berakhir 31 Desember 2011 .
Laba Ditahan, Awal, 150.000.000


Laba Bersih 420.000.000
Deviden Tunai (161.500.000) Laba ditahan
periode Deviden Saham ( 88.500.000) berjalan
Laba Ditahan, Akhir 320.000.000
Format laporan laba ditahan dengan pencadangan
PT. Arbakhisan
Laporan Laba Ditahan
Untuk Tahun yg Berakhir 31 Desember 2011

Laba Ditahan yg Tidak Dicadangkan:


Saldo Awal 600.000.000
Laba Bersih 99.000.000
Deviden Tunai ( 34.000.000)
Deviden Saham ( 28.000.000)
Dicadangkan u/ ketidakpastian (100.000.000)
Saldo Akhir 537.000.000

Laba Ditahan yang Dicadangkan:


Saldo Awal 0
Dicadangkan u/ Ketidakpastian 100.000.000
Saldo Akhir 100.000.000
Total Laba Ditahan, Akhir 637.000.000
I. Pelaporan Modal Pemegang
Saham
 Bagian modal pemegang saham dalam neraca berisi
komponen : modal disetor, laba ditahan dan saham yang
diperoleh kembali.
 Komponen modal disetor terdiri atas : modal saham dan
tambahan modal disetor. Berkurang krn adanya piutang
pesanan saham yg blm dilunasi o/ pembeli.
 Modal saham terdiri atas saham preferen, saham biasa,
pesanan saham, dan deviden saham yang dibagikan.
 Tambahan modal disetoradalah kelebihan hrg jual
saham preferen dan saham biasa diatas nilai parinya,
dan kelebihan hrg jual treasury stocks diatas hrg
perolehannya.
PT . TOTAL
Neraca (sebagian)
Modal Pemegang Saham
Modal Disetor
Modal Saham:
Saham Preferen (nilai pari Rp.1.400,- per lembar, 3.500 lbr
diotorisasi, 1.000 lbr diterbitkan & beredar) 1,400,000
Saham Biasa (nilai pari Rp.600,- per lembar, 8.000 lbr
diotorisasi, 7.000 lbr diterbitkan & 5.200 lbr beredar) 4,200,000
Pesanan Saham Biasa (1.000 lbr) 600,000
Deviden Saham yang dapat dibagikan (500 lembar) 300,000
Total Modal Saham 6,500,000
Tambahan Modal Disetor
Kelebihan Harga jual diatas nilai pari saham preferen 300,000
Kelebihan Harga jual diatas nilai pari saham biasa 1,340,000
Modal Disetor dari Saham yang Diperoleh Kembali 48,000
Total Tambahan Modal Disetor 1,688,000
Dikurangi Piutang Pesanan Saham Biasa (800,000)
Total Modal Disetor 7,388,000
Laba Ditahan 40,000,000
Dikurangi Saham yang diperoleh kembali (1.800) lembar (1,512,000)
Total Modal Pemegang Saham 45,876,000
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai