◦ Perubahan fisik pencernaan seperti viskositas dan waktu transit pencernaan dapat mengakibatkan
perubahan morfologi jaringan inang. Perubahan biokimia dalam pencernaan, sebagai produk komposisi
pakan atau respon fisiologis dari inang, akan mempengaruhi ketersediaan dan konsentrasi substrat dan
dengan demikian pembentukan produk mikroba.
Bakteri
◦ Lactobacillus spp
◦ Bersaing dengan mikroorganisme pathogen dalam kolonisasi
◦ Reduksi pH
◦ Produksi bakteriosin
◦ Enterobacteria
◦ Pembentuk koloni pertama dalam lingkungan kaya nutrisi
◦ Beberapa galurnya menghasilkan faktor adhesi (Sebagian besar pathogen)
◦ Bakteri cocci gram positif anaerob
◦ Mencakup banyak strain penghasil asam laktat
Metode Penelitian
◦ Sampel berupa 36 ekor ayam, dibagi dalam 2 kelompok
◦ Temperatur dijaga pada 34oC pada 3 hari pertama lalu turun hingga 20oC
◦ Pemberian pakan dengan komposisi :
◦ Gandum 70%
◦ Tepung kedelai 17%
◦ Tepung ikan 3%
◦ Sojamin 2.5%
◦ Lemak 2%
◦ Mineral premix 1%
◦ Xilanase 0.24 g/kg (300 FXU)/kg khusus untuk kelompok perlakuan xylanase
◦ Sampling dilakukan pada hari 4, 7, 14, 21, dan 28
◦ Persiapan 3 media selektif yang berbeda beda untuk 3 bakteri yang akan diteliti
Sampling
◦ Pengambilan saluran pencernaan
◦ 3 ayam dari masing masing kelompok diambil, lalu dibunuh dan diambil saluran pencernaan secara lengkap
◦ Saluran pencernaan disimpan dalam aluminium foil
◦ Sampel diikat, dipisah, dan dipindah ke aluminium foil baru
◦ Isi sampel diperas dalam tabung polipropilen 15 mL dan ditaruh dalam water bath
◦ Aliquot dari sampel disterilkan
◦ Sampel diencerkan dalam larutan Ringer
◦ Media diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37 oC
◦ Bakteri dalam jaringan mukosa yang berhubungan
◦ Sampel dipotong secara longitudinal dan dilarutkan dalam larutan Ringer 10 mL selama 30 menit pada 4 oC sambal pengocokan
dengan interval 5 menit
◦ Kelebihan cairan dihilangkan lalu sampel dipindah ke cawan petri dan dibilas larutan Ringer
◦ Mukosa dikerok dan diletakkan pada tabung polipropilen steril 1.5 mL yang telah ditimbang sebelumnya
◦ Sampel diencerkan dalam 500 μL larutan Ringer, dikocok kuat dan diletakkan dalam water bath
◦ Sampel dikocok dalam vortex mixer sebelum diencerkan lebih lanjut
Sampling
◦ Pengukuran viskositas
◦ Isi pencernaan di jejunum dan ileum dari 3 ayam per kelompok dikumpulkan dan disimpan dalam water bath
◦ Sentrifugasi pada 10000 g selama 5 menit
◦ Analisa dengan viscometer Brookfield pada 40oC
◦ Analisa asam lemak rantai pendek
◦ Preparasi, sampel dideprotonisasi dengan 400 μL 1N asam perklorat lalu ditambah 100 μL 4 N KOH lalu
disentrifugasi pada 10000 g selama 5 menit
◦ Kromatografi untuk menentukan konsentrasi asam asetat, propionate, dan butirat. Sampel (200mg berat basah)
disuspensikan dalam 300 μL 0.5 nM asam oksalat dengan asam kaproat (20 μg/mL) sebagai standart internal.
Supernatan dianalisis dengan kromatografi gas menggunakan kolom kapiler
◦ Total colony forming units (CFU) dihitung pada masing masing media selektif dengan mikroskop stereo. Data
dihitung mean dan standart deviasinya dengan log CFU/gr berat basah alat pencernaan. Sampel dianalisis dalam
rangkap tiga
Hasil dan diskusi
◦ Lactobacillus spp
◦ Enterobacteria
Dalam 14 hari pertama, CFU dugaan Enterobacteria cenderung lebih
rendah pada kelompok diberi xilanase, dengan perbedaan yang
signifikan pada hari ke 7 dan 14, kecuali Caecum. Jumlah koloni
tertinggi ditemukan pada hari ke-4, tetapi penurunan yang kuat terjadi
pada hari ke-4.
Perbandingan CFU yang diperoleh dari jaringan duodenum dan jejunum pada
hari ke 30 menunjukkan bahwa Enterococcus spp. tidak dominan pada
sampel jaringan duodenum, tetapi peningkatan CFU terjadi pada jejunum,
menggantikan cocci gram positif lainnya sebagai spesies dominan.
◦ Analisa asam lemak volatil