Anda di halaman 1dari 25

VITILIGO

Oleh :
Abrar/20174014
Pembimbing : dr. Surya Nola, Sp. DV, M.Ked(DV)
Pendahuluan
Vitiligo berasal dari Bahasa latin yaitu kata “vitium” atau vitellium yang berarti cacat
Vitiligo tergolong penyakit kulit tidak menular yang berlangsung jangka panjang
(kronis).

Vitiligo merupakan kelainan depigmentasi yang disebabkan oleh tidak adanya


melanosit pada epidermis, membrane mukosa, mata maupun bulbus dan rambut.

Meskipun dapat menyerang semua orang, vitiligo umumnya lebih sering terjadi pada
usia 10-30 tahun, dan lebih jelas terlihat pada orang yang berkulit hitam.
Identitas Pasien

Nama : M. Arkhan
Umur : 4 tahun 9 bulan
JenisKelamin : Laki-Laki
Bangsa / Suku : Indonesia/Aceh
Kawin / Tidak kawin : Tidak
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Kegemaran :-
Alamat : Santan, Ingin Jaya
Tgl Pemeriksaan : 29 Desember 2021
Anamnesis
Keluhan utama : bercak putih, tidak gatal, di kelopak mata kiri dan kanan sejak 6 bulan lalu

Riwayat perjalanan penyakit : pasien datang ke Poli Kulit RSUD Meuraxa dengan keluhan terdapat bercak putih
di kedua kelopak mata tidak disertai gatal sejak 6 bulan lalu, bercak putih semakin lama semakin membesar.
Belum pernah berobat sebelumnya.

Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga yang pernah mengeluhkan hal yang sama seperti pasien.

Riwayat penyakit dahulu: -


Status Generalisata
Keadaan umum Keadaan spesifik

Kesadaran : Kompos mentis Kepala : makula hipopigmentasi di palpebral


superior dextra, sinistra
Gizi : Baik
Leher : Deviasi trakea (-), Pembesaran KGB (-)
Suhu badan :-ºC
Thoraks : tidak ada kelainan
Tekanan Darah : - mmHg
Genetalia :-
Nadi : - x/menit
Ekstremitas : edema (-)
pernapasan : - x/menit
Status Dermatologis
Lokalisasi

Regio Orbitalis dextra, sinistra

 Ruam primer: makula hipopigmentasi


 Ruam sekunder : -
Tes-tes yang Dilakukan : Tidak dilakukan

PemeriksanLaboratorium :
- Rutin : Tidak dilakukan
- Khusus : Tidak dilakukan

Ringkasan :

Seorang laki-laki bangsa Indonesia, suku aceh, umur 4 tahun datang dengan keluhan muncul bercak putih di kedua
kelopak mata sejak 6 bulan lalu. Keluhan tidak disertai gatal. Pada pemeriksaan dermatologis dijumpai ruam makula
hipopigmentasi di palpebra superior regio orbitalis bilateral.
DIAGNOSIS BANDING:
 Vitiligo
 Pitiriasis versikolor
 Pitiriasis alba
 Kusta
 Pielbadism

DIAGNOSIS :

 Vitiligo

DIAGNOSIS SEMENTARA :

 Vitiligo
PENATALAKSANAAN
Umum : PEMERIKSAAN ANJURAN
 Menghindari trauma fisik langsung • Lampu wood
 Menghindari stress • KOH 20%
 Menghindari paparan sinar matahari berlebihan

Khusus :

 Betametason valerat 0,1%


 Narrowband ultraviolet B (NVUVB 311 nm)
PROGNOSIS

Perkembangan penyakit vitiligo sukar untuk diramalkan, dimana perkembangan dari lesi depigmentasi
dapat menetap, meluas ataupun terjadinya depigmentasi. Biasanya perkembangan penyakit dari semua
tipe vitiligo bertahap, dan bercak depigmentasi akan menetap seumur hidup kecuali diberi pengobatan.

Quo ad Vitam : dubia ad bonam


Quo ad Functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Definisi

Vitiligo adalah penyakit akibat depigmentasi pada kulit, disebabkan oleh faktor genetic dan non genetic yang
berinteraksi dengan kehilangan atau ketahanan fungsi melanosit dan pada kenyataannya merupakan
peristiwa autoimun.
Epidemiologi

Insiden terjadinya vitiligo berkisar 1-2% populasi dunia,

dimana 30% penderita mempunyai riwayat keluarga.

Perkembangan awal dari lesi, sekitar 25% penderita dijumpai pada usia dibawah 10 tahun,
50% terjadi sebelum usia 23 tahun dan kurang dari 10% terjadi pada usia lebih dari 42 tahun.

Walaupun vitiligo relatif jarang dijumpai pada bayi tetapi kongenital vitiligo pernah dilaporkan
dan kadang-kadang didiagnosa sebagai piebaldism.
Etiologi
Trauma

Sinar matahari

Emosi dan stress

Aspek Genetik Vitiligo

Hipotesis Autoimun dan Respon Imun Humoral

Mekanisme Imunitas Seluler

Gangguan pada Sistem Oksidan-Antioksidan pada Vitiligo

Teori Neural

Virus
Klasifikasi
Vitiligo Fokal
Biasanya berupa makula soliter atau beberapa makula tersebar pada satu area, paling banyak pada area
distribusi nervus Trigeminus, meskipun leher dan batang tubuh juga sering terkena.

Gambar 1. Focal Vitiligo: (A) di Pantat (B) di wajah


Vitiligo Segmental
Makula unilateral pada satu dermatom atau distribusi quasi-dermatom

Gambar 2. Vitiligo Segmental: (A) distribusi quasi dermatom


pada wajah dan leher (B) Poliosis pada alis dan bulu mata
Vitiligo Akrofasial

Depigmentasi pada jari-jari bagian distal dan area periorificium.

Gambar 4. Akrofacial Vitiligo


Vitiligo Generalisata
Juga disebut vitiligo vulgaris, merupakan tipe yang paling sering dijumpai. Patch depigmentasi meluas dan biasanya
memiliki distribusi yang simetris.

Gambar 5. Vitiligo Generalisata (A) pada dewasa (B) pada anak


Vitiligo Universal
Makula dan patch depigmentasi meliputi hampir seluruh tubuh, sering berhubungan dengan sindroma
endokrinopati multipel.

Gambar 6. Vitiligo Universalis


Vitiligo Mukosal
Vitiligo yang hanya melibatkan lokasi pada membran mukosa.
Diagnosis
Diagnosis vitiligo dapat dibuat dengan mudah pada pemeriksaan klinis pasien, dengan ditemukannya gambaran
bercak “kapur putih”
Diagnosis Banding
1. Pitiriasis alba (berukuran kecil, tepi yang tidak berbatas tegas, dan warna yang tidak terlalu putih).
2. Pitiriasis versikolor (sisik halus dengan warna fluoresensi kuning – kehijauan dibawah lampu Wood, KOH positif)
3. Leukoderma oleh bahan kimia (riwayat paparan fenolikgermisida, makula confetti). Penyakit ini merupakan
diagnosis banding yang sulit karena melanosit yang tidak ada, sama seperti pada vitiligo.
4. Leukoderma terkait dengan melanoma.
5. Leukoderma post-inflamasi (makula tidak terlalu putih biasanya riwayat psoriasis atau eksim pada daerah
makula yang sama)
6. Nevus depigmentosa (stabil, kongenital, makula tidak terlalu putih, unilateral).
7. Nevus anemikus (tidak ada perubahan dengan lampu Wood, tidak ada eritema setelah digosok).
8. Morbus hansen tipe PB (daerah endemis, warna tidak terlalu putih, biasanya terdapat macula anestesi
yang tidak berbatas tegas)
9. Hypomelanosis of Ito (bilateral, garis Blaschko, pola kue marmer; 60- 75% mempunyai keterlibatan-sistemik
sistem saraf pusat (SSP), mata, sistem muskuloskeletal).
10. Tuberous sklerosis (stabil, kongenital dengan makula poligonal tidak terlalu putih, bentuk pohon berdaun,
sesekali makula segmenta, dan makula confetti).
11. Piebaldisme (kongenital, putih, stabil, garis berpigmen pada punggung, pola khas dengan makula
hiperpigmentasi besar ditengah daerah hypomelanotik).
12. Mikosis fungoides (depigmentasi dan biopsi diperlukan).
13. Sindrom Vogt-Koyanagi-Harada (masalah penglihatan, fotofobia, dysacusis bilateral).
14. Sindrom Waardenburg (penyebab paling umum dari ketulian kongengital, makula putih dan
rambut putih, iris heterokromia).
Penatalaksanaan
NON-MEDIKAMENTOSA MEDIKAMENTOSA

Menghindari trauma fisik baik luka tajam, Topikal


tumpul, ataupun tekanan repetitif yang • Kortikosteroid topical
menyebabkan fenomena Koebner, • Calcineurin inhibitor (tacrolimus, pimekrolimus)
Fototerapi
• Narrowband ultraviolet B (NVUVB 311 nm)
Menghindari stres. • Excimer lamp atau laser 308 nm
Fotokemoterapi
Menghindari pajanan sinar matahari • Kombinasi psoralen dengan phototherapy ultraviolet A
berlebihan. (PUVA)
Minipunch grafting
Kosmetik Split-skin graft
Suction blister epidermal grafts (SBEG)
Prognosis
Perkembangan penyakit vitiligo sukar untuk diramalkan, dimana perkembangan dari lesi depigmentasi dapat
menetap, meluas ataupun terjadinya repigmentasi. Biasanya perkembangan penyakit dari semua tipe vitiligo
bertahap, dan bercak depigmentasi akan menetap seumur hidup kecuali diberi pengobatan. Sering diawali
dengan perkembangan yang cepat dari lesi depigmentasi dalam beberapa bulan kemudian progresifitas lesi
depigmentasi akan berhenti dalam beberapa bulan dan menetap dalam beberapa tahun. Repigmentasi
spontan terjadi pada 10-20% pasien tetapi hasilnya jarang memuaskan secara kosmetik.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai