PERTEMUAN MINGGU KE II
MATA KULIAH AIK II
OLEH KHASBI HUSAIN
NIM 202002030004
KELAS 2B S1-KEPERAWATAN
PUASA HAJI
Sungguh sangat . disayangkan Ibadah haji merupakan usaha
SHOLAT ZAKAT saat umat islam sudah untuk mewujudkan
melaksanakan puasa setiap persaudaraan yang sungguh-
''Bagaimana aspek Dengan didistribusikannya tahun, tetapi cerminan dari sungguh sesama kaum
hasil puasa itu terasa masih muslimin. Tidak pernah terjadi
sosial dari ibadah zakat kepada mereka yang
jauh panggang dari api. dalam agama manapun dalam
berhak menerimanya.
shalat?'' Rasanya Maka jelas bahwa zakat Puasa yang sudah satu waktu satu umat
berkumpul untuk mengerjakan
bahwa ritual bukan hanya sebagai dilaksanakan bertahun-tahun
satu ibadah selain agama
itu belum juga membekas
shalat hanya ibadah vertikal kepada
dalam diri. Itu sebabnya pasti
islam dalam urusan haji.
Allah swt, akan tetapi Hampir 4 juta manusia
bersifat vertikal, zakat juga memiliki ada yang salah dalam berkumpul di satu tempat
antara manusia dampak sosial yang cukup berpuasa. Niat menjadi kunci untuk melakasanakan ibadah.
utama dalam melaksanakan Kebersamaan itulah harus
dengan Allah SWT tinggi. Yaitu bermuara
amal ibadah. Itu sebabnya dipupuk untuk menumbuhkan
pada kesejahteraan dan
(Hamblumminalla kemaslahatan umat. yang perlu evaluasi adalah rasa persaudaraan sesama
muslim
h). kebenaran dan ketulusan atas
niatan puasa.
PENJELASAN : QS. AL-Ma’un 1-7
1. SHOLAT Allah SWT berfirman, “Tahukah kamu (orang) yang
KESIMPULAN :
''Bagaimana aspek sosial
dari ibadah shalat?'' Rasanya
mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak Dengan demikian, shalat dapat
bahwa ritual shalat hanya yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang dipahami sebagai sarana melatih
bersifat vertikal, antara miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, diri untuk menjaga hak-hak
manusia dengan Allah SWT (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang sosial. Menjaga hak-hak orang
(Hamblumminallah). yang berbuat ria, dan enggan (menolong dengan) barang lain adalah diantara bukti nyata
Untuk menjawab pertanyaan keadilan. Untuk menjaga hak-hak
berguna.” (QS. Al-Ma’uun, 107 : 1-7)
tersebut, ada baiknya kita orang lain.
mengkajinya melalui Dari ayat ini kita bisa memahami bahwa Shalat yang juga merupakan
Alquran. Dalam sebuah orang yang shalat itu dapat dimasukkan ke ibadah terbaik, mempunyai peran
ayatnya, Allah SWT dalam neraka bilamana shalat mereka tidak luar biasa dalam mengokohkan
berfiman: “Dan dirikanlah membuatnya menjadi pembela kepada fakir kekuatan pengontrol pada diri
shalat, tunaikanlah zakat miskin dan anak yatim. manusia. Untuk itu, shalat sangat
dan rukulah beserta orang- Sebagian ulama besar berpendapat, jika berpengaruh pada perluasan
orang yang ruku” (Al shalat adalah tiang agama, maka ibadah keadilan individu dan sosial.
Baqarah :43). sosial (zakat) merupakan mercusuar agama. Seseorang saat mengerjakan
Ayat itu menyiratkan bahwa Atau dengan kata lain shalat merupakan sholat, harus menjaga syarat-
shalat dan ibadah sosial ibadah jasmaniah yang paling mulia. syarat yang di antaranya adalah
(zakat) merupakan ‘satu Sedangkan ibadah sosial dipandang sebagai kehalalan tempat dan pakaian
paket’ ibadah yang harus ibadah hubungan kemasyarakatan yang yang digunakannnya. Serta tidak
dilakukan secara bersamaan. paling mulia. pernah melupakan aspek ibadah
Karena shalat merupakan sosial. Dengan demikian, shalat
wakil dari jalur hubungan pada dasarnya mengajarkan
dengan Allah, sedangkan kepada kita untuk terus
zakat adalah wakil dari jalan meningkatkan keimanan secara
hubungan dengan sesama sosial
manusia.
2. ZAKAT PEMAHAMAN
Dengan didistribusikannya zakat kepada mereka yang berhak
menerimanya. Maka jelas bahwa zakat bukan hanya sebagai
ibadah vertikal kepada Allah swt, akan tetapi zakat juga
Mustafa Iba’i memiliki dampak sosial yang cukup tinggi. Yaitu bermuara
pada kesejahteraan dan kemaslahatan umat
Zakat adalah salah satu bagian dari aturan jaminan sosial dalam islam, dimana
jaminan sosial ini tidak dikenal di Barat, kecuali dalam ruang lingkup yang sempit, yaitu
jaminan pekerjaan, dengan menolong kelompok orang yang lemah dan fakir. Islam
memperkenalkan aturan ini dalam ruang lingkup yang lebih dalam dan lebih luas, yang
mencakup segi kehidupan material dan spiritual, serta jaminan akhlak, pendidikan,
politik, pertahanan, pidana, ekonomi, kemanusiaan, .kebudayaan dan yang terakhir
adalah jaminan sosial.[1]
Zakat
Sesungguhnya zakat dipandang sebagai aturan jaminan sosial yang tidak berpegang
pada sedekah sunat individual, akan tetapi berpegang pada pertolongan penguasa
secara teratur dn tersusun. Pertolongan, dimana tujuan akhirnya adalah memenuhi
kebutuhan orang yang membutuhkan, baik makanan, pakaian, perumahan maupun
kebutuhan lainnya, segi pribadi orang itu mampu bagi keluarganya, dengan tanpa
berlebih – lebihan maupun tanpa menyempitkan