Anda di halaman 1dari 13

Pengelolaan

Limbah
Industri
Disusun Oleh :
Devi Octafia

Dosen pengampu :
Ahmad Husaini, SKM,
M.Kes
Teknologi Pengolahan
Limbah
Cair Dengan Proses
Biologis
Proses Pengolahan Air Limbah Secara Biologis

Proses pengolahan air limbah secara biologis dapat dilakukan pada kondisi
aerobik (dengan udara), kondisi anaerobik (tanpa udara) atau kombinasi
anaerobik dan aerobik. Proses biologis aeorobik biasanya digunakan untuk
pengolahan air limbah dengan beban BOD yang tidak terlalu besar,
sedangkan proses biologis anaerobik digunakan untuk pengolahan air
limbah dengan beban BOD yang sangat tinggi.
Peranan Mikroorganisme Di Dalam Proses Pengolahan Air
Limbah Secara Biologis
Berdasarkan cara pernafasan dan bentuk metabolismenya, mikro-organisme (bakteria)
yang digunakan untuk proses pengolahan air limbah secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjadi dua grup yakni mikro-organisme yang melakukan fotosintesis dan
mikro-organisme yang melakukan sintesis bahan kimia. Untuk mikro- organisme yang
melakunan sintesis bahan kimia di golongkan menjadi dua yakni bakteria autotropik dan
bakteria heterotropik, meskipun ada sebagian bakteria yang melakukan fotosintesis yang
mana hal ini merupakan suatu perkecualian.

Berdasarkan adanya oksigen di lingkungannya, bakteria heterotropik dibagi menjadi


tiga grup yakni :
1. Bakteri Aerob Mutlak
2. Bakteria Fakultatif Aerob
Proses Pengolahan Air Limbah
Dengan Biakan Tersuspensi
(Suspended Growth Process)
Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan sistem
biakan tersuspensi telah digunakan secara luas di seluruh dunia
untuk pengolahan air limbah domestik. Proses ini secara prinsip
merupakan proses aerobik dimana senyawa organik dioksidasi
menjadi CO2 dan H2O, NH4 dan sel biomasa baru. Untuk suplay
oksigen biasanya dengan menghembuskan udara secara mekanik.
Sistem pengolahan air limbah dengan biakan tersuspensi yang
paling umum dan telah digunakan secara luas yakni proses
pengolahan dengan Sistem Lumpur Aktif (Activated Sludge
Pocess).
Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Lumpur Aktif

Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif konvensional (standar) secara umum terdiri
dari bak pengendap awal, bak aerasi dan bak pengendap akhir, serta bak khlorinasi untuk
membunuh bakteri patogen. Air limbah yang berasal dari ditampung ke dalam bak penampung air
limbah. Kemudian, air limbah dalam bak penampung di pompa ke bak pengendap awal.
Air limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke bak aerasi secara gravitasi. Dari bak aerasi, air
dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikro-
organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi
lumpur.
Variabel Operasional Di Dalam Proses Lumpur Aktif

Variabel perencanan (design variabel) yang umum digunakan dalam proses


pengolahan air limbah dengan sistem lumpur aktif (Davis dan Cornwell, 1985;
Verstraete dan van Vaerenbergh, 1986) adalah sebagai berikut:
1. Beban BOD (BOD Loading rate atau Volumetric Loading rate).
2. Mixed-liqour suspended solids (MLSS).
3. Mixed-liqour volatile suspended solids (MLVSS).
4. Food - to - microorganism ratio atau Food – to - mass ratio disingkat F/M
Ratio.
5. Hidraulic retention time (HRT).
6. Ratio Sirkulasi Lumpur (Hidraulic Recycle Ratio, HRT).
7. Umur lumpur (sludge age) atau sering disebut waktu tinggal rata-rata cel
(mean cell residence time).
Modifikasi Proses Lumpur Aktif Konvensional
(Standar)

Ada beberapa modifikasi dari proses lumpur aktif yang banyak digunakan di lapangan yakni
antara lain sistem aerasi berlanjut (extended aeration system), Sistem aerasi bertahap (step aeration),
Sistem aerasi berjenjang (tappered aeration), sistem stabilisasi kontak (contact stabilization system),
Sistem oksidasi parit (oxydation ditch), Sistem lumpur aktif kecepatan tinggi (high rate activated
sludge), dan sistem lumpur aktif dengan oksigen murni (pure- oxygen activated sludge).
Bulking Dan Foaming Di Dalam Proses Lumpur Aktif

Bulking adalah fenomena di dalam proses pengolahan air


limbah dengan sistem lumpur aktif di mana lumpur aktif
(sludge) berubah menjadi keputih-putihan dan sulit
mengendap, sehingga sulit mengendap. Hal ini mengakibatkan
cairan supernatan yang dihasilkan masih memiliki kekeruhan
yang cukup tinggi.
Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Film
Mikrobiologis (Biologis)
Klasifikasi Proses Film Mikrobiologis (Biofilm)

Proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilm atau biofilter


dilakukan dalam kondisi aerobik, anaerobik atau kombinasi anaerobik
dan aerobik. Proses aerobik dilakukan dengan kondisi adanya oksigen
terlarut di dalam reaktor air limbah, dan proses anaerobik dilakukan
dengan tanpa adanya oksigen dalam reaktor air limbah.
Sedangkan proses kombinasi anaerob-aerob adalah merupakan gabungan
proses anaerobik dan proses aerobik. Proses ini biasanya digunakan
untuk menghilangan kandungan nitrogen di dalam air limbah.
Proses Trickling Filter

Pengolahan air limbah dengan proses Trickilng Filter


adalah proses pengolahan dengan cara menyebarkan air
limbah ke dalam suatu tumpukan atau unggun media yang Pertama, air limbah dialirkan ke dalam bak
terdiri dari bahan batu pecah (kerikil), bahan keramik, sisa pengendapan awal untuk mengendapkan padatan
tanur (slag), medium dari bahan plastik atau lainnya. tersuspensi (suspended solids), selanjutnya air
Dengan cara demikian maka pada permukaan medium limbah dialirkan ke bak trickling filter melalui pipa
akan tumbuh lapisan biologis (biofilm) seperti lendir, dan berlubang yang berputar.
lapisan biologis tersebut akan kontak dengan air limbah Air limbah yang masuk ke dalam bak trickling filter
dan akan menguraikan senyawa polutan yang ada di selanjutnya akan keluar melalui pipa under-drain
dalam air limbah. yang ada di dasar bak dan keluar melalui saluran
efluen. Dari saluran efluen dialirkan ke bak
Proses pengolahan air limbah dengan sistem Trickilng pengendapan akhir dan air limpasan dari bak
Filter pada dasarnya hampir sama dengan sistem lumpur pengendapan akhir adalah merupakan air olahan.
aktif, di mana mikroorganisme berkembang-biak dan Lumpur yang mengendap di dalam bak pengendapan
menempel pada permukaan media penyangga. akhir selanjutnya disirkulasikan ke inlet bak
pengendapan awal.
Proses Biofilm Atau Biofilter Tercelup
(Submerged Biofilter)
Proses pengolahan air limbah dengan proses biofilm atau biofilter
tercelup dilakukan dengan cara mengalirkan air limbah ke dalam reaktor
biologis yang di dalamnya diisi dengan media penyangga untuk
pengebang-biakan mikroorganisme dengan atau tanpa aerasi. Untuk
proses anaerobik dilakukan tanpa pemberian udara atau oksigen. Posisi
media biofilter tercelup di bawah permukaan air. Media biofilter yang
digunakan secara umum dapat berpa bahan material organik atau bahan
material anorganik.

Beberapa cara yang sering digunakan antara lain aerasi samping, aerasi tengah (pusat),
aerasi merata seluruh permukaan, aerasi eksternal, aerasi dengan “air lift pump”, dan
aersai dengan sistem mekanik. Masing-masing cara mempunyai keuntungan dan
kekurangan. Sistem aerasi juga tergantung dari jenis media maupun efisiensi yang
diharapkan. Penyerapan oksigen dapat terjadi disebabkan terutama karena aliran
sirkulasi/aliran putar kecuali pada sistem aerasi merata seluruh permukaan media.

Anda mungkin juga menyukai