GITA / XI MIPA 2 / 09
GOLDIE / XI MIPA 2 / 22
PENGERTIAN
Politik luar negeri atau foreign policy merupakan suatu
perangkat formula nilai, sikap, arah serta sasaran untuk
mempertahankan, mengamankan, dan memajukan
kepentingan nasional di dalam percaturan dunia
internasional
DEFINISI MENURUT UUD
“Setiap kegiatan yang menyangkut aspek regional
dan internasional yang dilakukan oleh Pemerintah di
tingkat pusat dan daerah, atau lembaga-lembaganya,
lembaga negara, badan usaha, organisasi politik,
organisasi masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, atau warga negara Indonesia.”
Contohnya:
© Beberapa konglomerat pernah ditunjuk sebagai utusan khusus pada masa
Habibie untuk meyakinkan pengusaha di wilayah penunjukkan mereka bahwa
pemulihan ekonomi telah berjalan baik dan mendorong investasi asing masuk
ke Indonesia pada masa krisis ekonomi
© Presiden Joko Widodo berperan dalam kebijakan nasionalistik dalam Politik
Luar Negeri Indonesia melalui penangkapan dan penenggelaman kapal ilegal
yang menangkap ikan tanpa izin di wilayah RI
© Umumnya masyarakat memiliki sebuah pengalaman budaya dan
sejarah bersama yang bisa mengefektifkan kebijakan luar negeri karena
dukungan dari semua elemen social yang membagi rata nilai dan
kenangan
© Indonesia memiliki sejarah perjuangan, selama kurang lebih 350 tahun
Indonesia dijajah oleh bangsa lain, dan terus berjuang agar tidak
kembali dijajah dalam bentuk apapun.
E.Culture and
History
F. Economic Development
© Mata pencaharian, industri yang berbeda dari masing-masing Negara
menimbulkan hubungan yang dekat antar Negara tersebut, persaingan di
bidang teknologi industry, ilmu pengetahuan akan menunjukkan Negara
mana yang bisa berjaya di sektor ekonomi
© Jumlah penduduk Indonesia sangat banyak sehingga dapat menjadi modal
bagi pembangunan bangsa apabila dipimpin dan dimanfaatkan dengan baik
K. Role of Press
© kontrol pres juga merupakan formula vita bagi politik luar negeri sebab pers
memberikan kontribusi berupa suplay informasi yang sesuai dengan fakta dan
terbaru
L. Leadership
© Kepemimpinan seorang pemimpin merupakan penentu dari kebijakan-kebijakan
luar negerinya
Social Structure Role of Press
Leadership
FAKTOR EKSTERNAL
Faktor eksternal adalah pengaruh-pengaruh dari luar yang
kemudian memaksa atau memicu sebuah negara mengambil
kebijakan luar negeri
A. International Organization
© Sebuah kebijakan luar negeri harus memperhatikan hukum, traktat
dan kontrak internasional. Struktur organisasi regional maupun
global juga merupakan faktor pembangun dalam kebijakan luar
negeri
© Keputusan organisasi internasional atau OI merupakan
kesepakatan internasional yang dibuat oleh berbagai negara yang
menjadi anggota berupa ketentuan bersama / sanksi / boikot
terhadap berbagai peristiwa internasional.
© Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB dan berbagai OI di bawahnya, termasuk
berbagai organisasi di kawasan tertentu seperti African Union/AU, ASEAN,
EU, NATO, SAARC. Banyak kasus dimana rencana beberapa negara untuk
memberlakukan sanksi atau boikot mendapat tantangan melalui veto dari
negara lain. Rusia, AS, dan China biasanya dikenal sebagai negara yang
banyak memberikan veto C
O
N
African ASEA
Union/AU N
SAAR
C T
O
H
EU NAT PBB
© Anggota-anggota dari OI membuat dan harus mematuhi keputusan
yang dibuatnya. Contohnya adalah Bali Process yang beranggotakan
berbagai negara yang menjadi 'pengirim', transit, dan penerima
pengungsi. Bali Process mengatur negara-negara dalam isu
pengungsi yang biasanya berkeinginan memiliki kehidupan lebih
baik di Australia. Anggota lainnya adalah organisasi internasional,
seperti International Organisation for Migration (IOM)
B.Alliance
© Pada masa perang dingin aliansi sangat berperan dalam menentukan arah
kebijakan luar negeri sebuah Negara.
© Hubungan internasional bersifat dinamis dan berubah, sehingga sebuah
negara perlu memiliki politik luar negeri sebagai posisi negara itu.
© Contohnya: saat dunia dikuasai oleh persaingan global di antara Amerika
Serikat dan Uni Soviet hingga awal 1990an
© Sejak AS diserang kelompok teroris Al Qaeda pada 2001, kekuatan global tidak
hanya didominasi oleh negara-negara besar, namun juga memperhitungkan
kelompok-kelompok terorisme baru
© Dampaknya AS tidak bisa lagi menjadi hegemonic state atau negara payung
yang memiliki kapabilitas pertahanan dan sekaligus ekonomi untuk mendukung
negara-negara sekutunya
© Negara-negara sekutu tidak bisa lagi berpihak kepada AS. Mereka dituntut
memiliki PLN yang fleksibel atau mudah menyesuaikan diri dengan perubahan
global, sehingga dapat mengubah PLN mereka dalam menjalankan kerjasama
dan merespon konflik-konflik di luar negaranya