Anda di halaman 1dari 18

PENANGANAN AKSI MASSA

(TINJAUAN PRAKTIS)

> PENCEGAHAN AKSI MASSA


> PENANGANAN AKSI MASSA
Upaya Umum Pencegahan Tindak Kekerasan di Indonesia

1. Menciptakan pemerintahan yang baik

Sebagian besar kekerasan yang terjadi di indonesia dikarenakan cara kerja pemerintah
yang kurang memuaskan. Perasaan tidak puas mendorong masyarakat melakukan
tindak kekerasan sebagai wujud protes. Oleh karena itu, menciptakan pemerintahan
yang baik merupakan salah satu upaya tepat dan utama mengatasi kekerasan.
Pemerintah harus menyusun strategi dan kebijakan yang dirasa adil bagi rakyat
sehingga rakyat dapat memenuhi setiap kebutuhan hidupnya tanpa ada perasaan tidak
adil.
2. Penegakan hukum secara adil dan bersih

Sistem hukum yang tidak tegas dapat memengaruhi munculnya tindak


kekerasan. Faktor-factor yang perlu diperhatikan adalah berperannya materi
(kaya –miskin). Kekecewaan terhadap ketidakadilan hukum mendorong
munculnya tindak kekerasan. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan
penataan sistem penegakan hukum yang adil dan tegas agar mampu
mengurangi angka kekerasan yang terjadi.
3. Kampanye Anti Kekerasan

Dilakukannya kampanye anti kekerasan secara terus menerus mendorong individu


untuk lebih menyadari akan akibat dari kekerasan secara global. Melalui kampanye,
setiap masyarakat diajak untuk berperan serta dalam menciptakan suatu kedamaian.
Dengan kedamaian individu mampu berkarya menghasilkan sesuatu untuk
kemajuan. Dengan kata lain, kekerasan mendatangkan kemunduran dan
penderitaan, sedangkan tanpa kekerasan membentuk kemajuan bangsa.
4. Mengajak masyarakat untuk menyelesaikan masalah sosial dengan cara bijak

Dalam upaya ini, pemerintah mempunyai andil dan peran besar. Secara umum, apa yang
menjadi tindakan pemimpin, akan ditiru dan diteladani oleh bawahannya. Jika suatu negara
menjauhkan segala kekerasan dalam menyelesaikan suatu masalah sosial, maka tindakan ini
akan diikuti oleh segenap warganya. Dengan begitu, semua pihak berusaha tidak
menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah yang akhirnya membawa
kedamaian dalam kehidupan sosial.
PENANGANAN AKSI MASSA :
Tindakan-tindakan yang tepat dalam menghadapi jenis massa

1. Massa yang tenang, tanpa kekerasan dan tertib


• Massa seperti ini sebaiknya dibiarkan dan usahakan pendekatan yang sungguh-sungguh,
jujur dan sopan terhadap pemimpinnya karena usaha ini dapat menghindarkan
terjadinya hal-hal yang buruk. Sebaiknya diusahakan sejauh mungkin untuk mengetahui
rencana selanjutnya dari pemimpinnya. Sebaiknya pemimpin tersebut diberi kesempatan
untuk menyampaikan tuntutan-tuntutannya. Petugas hendaknya memberikan
penerangan mengenai peraturan-peraturan yang ada dalam hubungannya dengan
kegiatan demonstran, serta bertanggung jawab atas keselamatan para demonstran.
• Perhatikan juga asal kelompok dari golongan apa saja. Asal kelompok memengaruhi
cara menghadapinya. Kelompok remaja terdiri dari para pelajar dan mahasiswa
biasanya lebih bersikap antusias dan penuh semangat. Mereka akan bersikap
menentang kalau petugas salah menanganinya atau tidak memberikan kesempatan
berbicara. Disamping itu mereka lebih banyak mendapatkan simpati dari
masyarakat, karena mereka dianggap sebagai bunga bangsa dan pemegang masa
depan bangsa. Kekerasan dalam menindak mereka akan dianggap sebagai
kekejaman.
2. Cara untuk mengatasi massa yang panik adalah sebagai berikut :
a. Petugas adalah tempat massa untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk ; karena
itu bila masih ada waktu yang cukup, beri petunjuk dan peringatan-peringatan.

b. Kalau petugas menghendaki agar massa bersikap tenang hendaknya ia sendiri


tidak memperlihatkan kegelisahan dan kecemasan, meskipun situasi memang
membahayakan. Sikap dan tindakan, nada suara yang tenang tetapi tegas akan
sangat besar pengaruhnya dalam mengurangi kegelisahan massa.
c. Pimpin dan organisir massa tersebut dengan membagi-bagi tugas dan tanggung
jawab yang ada, sebab situasi panik antara lain juga karena orang tidak tahu apa yang
harus dilakukan.

d. Sediakan kemungkinan-kemungkinan yang seluas- luasnya untuk menyelamatkan


diri, misalnya dengan membuka pintu yang ada.
Massa yang ekspresif
• Mengingat massa dapat terbentuk karena ketertarikan terhadap suatu obyek atau kejadian tertentu
maka untuk mencegah terbentuknya massa yang lebih besar, maka tindakan yang bijaksana adalah
secepat mungkin meniadakan atau mengamankan obyek yang menarik perhatian tersebut dengan cara
melakukan penjagaan dan pengawalan. Apabila demonstrasi semacam ini berlangsung lama hendaknya
diusahakan pergantian petugas. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya ledakan-ledakan emosional
dari petugas yang lelah secara fisik maupun mental. Usahakan untuk membubarkan demonstrasi
dengan tehnik-tehnik yang tidak menggunakan kekerasan, misalnya :
a) Menggunakan pengeras suara untuk memberikan perintah-perintah yang dapat mengalihkan perhatian
anggota-anggota kelompok.

b) Memotret dalam jarak dekat para peserta atau anggota massa. Mereka akan khawatir identitasnya
diketahui, kemudian mengundurkan diri dari kelompok.
PENGENDALIAN MASSA

 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO.


POL.: 16 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN MASSA.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1


1. Pengendalian Massa yang selanjutnya disebut Dalmas adalah kegiatan yang dilakukan
oleh satuan Polri dalam rangka menghadapi massa pengunjuk rasa.
2. Dalmas Awal adalah satuan Dalmas yang tidak dilengkapi dengan alat-alat
perlengkapan khusus kepolisian, digerakkan dalam menghadapi kondisi massa masih
tertib dan teratur/situasi hijau.
3. Dalmas Lanjut adalah satuan Dalmas yang dilengkapi dengan alat-alat perlengkapan
khusus kepolisian, digerakkan dalam menghadapi kondisi massa sudah tidak
tertib/situasi kuning.
7. Penanggulangan Huru-Hara yang selanjutnya disebut PHH adalah rangkaian kegiatan
atau proses/cara dalam mengantisipasi atau rnenqhadapi terjadinya kerusuhan massa
atau huru-hara guna melindungi warga masyarakat dari ekses yang ditimbulkan.

BAB II RUANG L1NGKUP


Pasal 4 Ruang lingkup Dalmas meliputi :
a. di jalan raya;
b. di gedung/bangunan penting; dan
c. di lapangan/lahan terbuka.
BAB III PELAKSANAAN
 Dalmas di jalan raya
Tahap Persiapan :
a. Menyiapkan Sural Perintah;
b. Menyiapkan kekuatan Dalmas yang memadai untuk dihadapkan dengan jumlah dan
karakteristik massa;
c. Melakukan pengecekan personel, perlengkapan/peralatan Dalmas, konsumsi, kesehatan;
d. Menyiapkan rute pasukan Dalmas menuju objek dan rute penyelamatan (escape) bagi
pejabat WIPNIP dan pejabat penting lainnya;
e. Menentukan Pos Komando Lapangan/Pos Aju yang dekat dan terlindung dengan oblek
unjuk rasa;
f. Menyiapkan sistem komunikasi ke seluruh unit satuan Polri yang dilibatkan.
Tahap Pelaksanaan
Pasal 8
(1) Cara bertindak pada Dalmas untuk situasi tertib/hijau adalah:
a. Pada saat massa unjuk rasa bergerak dan/atau pawai, dilakukan pelayanan melalui
pengawalan dan pengamanan oleh anggota Samapta/Lantas;
c. Pada saat massa unjuk rasa tidak bergerak/mogok, Komandan Kompi (Danki) dan/atau
Komandan Peleton (Danton) Dalmas Awal membawa pasukan menuju ·.objek dan turun dari
kendaraan langsung membentuk formasi dasar bersaf satu arah dengan memegang tali
Dalmas yang sudah direntangkan oleh petugas tali Dalmas;
i. Apabila massa pengunjuk rasa tuntutannya meminta kepada pimpinan instansi/pihak yang
dituju untuk datang di tengah-tengah massa pengunjuk rasa guna memberikan penjelasan,
maka negosiator melaporkan kepada Kapolsek/Kapolsekta/Kapolsek
Metro/Kapolres/Kapolresta/KapolresMetro/Kapo/tabes/KapolwiIlKapolwiltabes/Kapolda
meminta agar pimpinan instansi/pihak yang dituju dapat memberikan penjelasan di tengah-
tengah pengunjuk rasa;
Pasal 9

(1) Cara bertindak pada Dalmas untuk situasi tidak tertib/kuning adalah:
a. pada saat massa menutup jalan dengan cara duduk-duduk, tidur-tiduran, aksi teatrikal,
dan aksi sejenisnya, maka pasukan Dalmas Awal mernbantu menertibkan, mengangkat dan
memindahkan ke tempat yang netral dan atau lebih aman dengan cara persuasif dan
edukatif;
(2) Apabila eskalasi meningkat dan/atau massa melempari petugas dengan benda keras,
Dalmas lanjut melakukan .sikap berlindung, selanjutnya Kapolres/Kapolresta/Kapolres
Metro/Kapoltabesl KapolwillKapolwiltabes memerintahkan Danki; Dalmas Lanjut untuk
melakukan tindakan hukum sebagai berikut : kendaraan..... ‘9
1.Kendaraan taktis pengurai massa bergerak maju melakukan tindakan mengurai massa,
bersamaan dengan itu Dalmas Lanjut maju melakukan pendorongan massa;
2.Petugas pemadam api dapat melakukan pemadaman api (pembakaran ban, spanduk,
bendera dan alat peraga lainnya); dan
3.Melakukan pelemparan dan penembakan gas air mata;
Pasal 10
(1) Cara bertindak pada PHH dalam situasi melanggar hukum/merah adalah:
a. Kapolda memerintahkan Kepala Detasemen/Kompi PHH Brimob untuk lintas ganti dengan
Dalmas Lanjut;
b. Detasemen/Kompi PHH Brimob maju membentuk formasi bersaf sedangkan pasukanDalmas
Lanjut melakukan penutupan serong kiri dan kanan (situasional) terhadap pasukan
Detasemen/Kompi PHH Brimob dan diikuti Unit Satwa, Rantis Pengurai Massa Samapta
membentuk formasi sejajar dengan Rantis Pengurai Massa Detasemen PHH Brimob;
c. Dalmas Lanjut dan Rantis Pengurai Massa Sarnapta bergerak mengikuti aba-aba Gerakan
Detasemen /Kompi PHH Brimob;
d. Apabila pada satuan kewilayahan yang tidak ada Detasemen/Kompi PHH Brimob, maka Kapolda
selaku pengendali umum memerintahkan Kapolres/Kapolresta menurunkan Peleton Penindak
Samapta untuk melakukan penindakan hukum yang didukung oleh satuan Dalmas Lanjut
Polres/Polresta terdekat.
Tahap Pengakhiran = Konsolidasi
Pasal 11 : (1) Konsolidasi dilakukan oleh satuan Dalmas dalam rangka
mengakhiri kegiatan Dalmas dengan melakukan pengecekan kekuatan
personel dan peralatan;
Sekian

Anda mungkin juga menyukai