Di alam, organisme selalu berinteraksi secara timbal
balik dengan lingkungan. Interaksi ini membentuk/merupakan suatu sistem, yang kemudian kita kenal sebagai sistem ekologi/ekosistem Ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi organisme hidup dengan lingkungannya. Sebagai suatu sistem, di dalam suatu ekosistem selalu dijumpai proses interaksi yang antara lain meliputi aliran energi, rantai makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan dan pengendalian. Istilah ekosistem mula-mula diperkenalkan oleh seorang pakar ekologi dari Inggris, A.G. Tansley, pada tahun 1935. Pada tahun 1877, Karl Mobius (Jerman) menggunakan istilah Biocoenosis, Tahun 1887, S.A. Forbes (Amerika) menggunakan istilah mikrokosmos. Di Rusia pada mulanya lebih banyak digunakan istilah Biocoenosis atau Geobiocoenosis. Akhirnya kata Ekosistem yang diterima. STRUKTUR EKOSISTEM Pada ekosistem darat maupun perairan, akan dijumpai adanya dua macam organisme hidup yang merupakan komponen biotik ekosistem, yaitu: a. Komponen autotrofik, yang terdiri dari organisme yang mampu menghasilkan makanan (energi) dari bahan anorganik dengan proses fotosintesis ataupun kemosintesis. b. Komponen heterotrofik, yang terdiri dari organisme yang menggunakan, mengubah atau memecah bahan organik kompleks yang telah ada yang dihasilkan oleh komponen autotrofik. Secara Struktural Ekosistem Punya 6 Komponen: 1. Bahan Anorganik, meliputi C, N, CO2, H2O, dll. Bahan ini mengalami daur ulang. 2. Bahan Organik, meliputi karbohidrat, lemak, protein, bahan humus, dll. Bahan-bahan organik ini merupakan penghubung antara komponen biotik dan abiotik. 3. Kondisi iklim, meliputi faktor iklim, misalnya angin, curah hujan dan suhu. 4. Produsen adalah organisme autotrof, terutama tumbuhan berhijau daun (berklorofil). Organisme ini mampu hidup hanya dengan bahan anorganik, karena mampu menghasilkan energi makanan sendiri, misal dengan fotosisntesis. Selain tumbuhan juga ada bakteri kemosintetik. 5. Makrokonsumen, adalah organisme heterotrof terutama hewan-hewan. Organisme ini hidupnya tergantung pada organisme lain dan hidup dengan memakan materi organik. 6. Mikrokonsumen, adalah organisme heterotrof, sapotrof dan asmotrof terutama bakteri dan fungi. Pemecahan bahan organik yang berupa sampah dan bangkai, terurai menjadi unsur-unsur (bahan anorganik). Kelompok ini disebut organisme pengurai. Secara Fungsional Ekosistem dapat dipelajari menurut 6 proses 1. Lintasan atau aliran energi 2. Rantai makanan 3. Pola keragaman berdasarkan waktu dan ruang 4. Daur ulang (siklus) biogeokimiawi 5. Perkembangan dan evolusi 6. Pengendalian atau sibernetika Komponen Ekosistem Kolam
1. Komponen Abiotik: materi anorganik dan organik yang
terlarut dalam air yaitu CO2, O2, Ca, N, garam-garam fosfat, asam amino, materi humus, dll. Sebagian kecil unsur hara yang vital terdapat dalam bentuk terlarut, sehingga dapat digunakan oleh organisme. Sebagian besar unsur hara mengendap di sedimen di dasar kolam. Laju pembebasan unsur hara dari bentuk padat ke bentuk terlarur, masuknya cahaya ke dasar kolam, fluktuasi suhu dan kisaran iklim, merupakan proses-proses yang penting yang mengatur kecepatan fungsi atau metabolisme ekosistem kolam. 2. Produsen: di dalam kolam ada dua bentuk, yaitu: a. Tumbuhan berakar atau mengapung (biasanya kolam yang dangkal), b. Fitoplangton (biasanya algae) merupakan produsen yang utama di perairan. Adanya fitoplangton penyebab air menjadi kehijauan. 3. Makrokonsumen: adalah hewan-hewan, misalnya larva serangga, crustacea, dan ikan. Konsumen primer memakan langsung tumbuhan hidup, ada dua macam yaitu zooplangton (pemakan fitoplangton) dan bentos. Konsumen sekunder, misalnya serangga dan ikan memakan konsumen primer. Disamping itu juga ada konsumen yang memakan detritus. 4. Saprotrof atau organisme pengurai (mikrokonsumen): terdiri dari bakteri akuatik, flagelata dan fungi. Keberadaannya di permukaan sedimen di dasar kolam. PADANG RUMPUT Pada padang rumput dapat diamati: 1. Produsen: rumput, herba, semua tumbuhan berakar. 2. Makrokonsumen: serangga, laba-laba, cacing, burung dan mamalia. Konsumen sekunder berupa laba-laba dan ular. Sedangkan cacing, arthropoda tanah, siput darat merupakan pemakan sampah atau sisa organik. 3. Mikrokonsumen: terutama bakteri dan fungi. 4. Komponen abiotik: tanah dengan kandungan hara serta materi organik. DAERAH ALIRAN SUNGAI Sungai, waduk ataupun danau merupakan suatu ekosistem, tetapi metabolismenya (proses-proses yang berlangsung di dalamnya) serta kestabilan dalam jangka panjang sangat dipengaruhi oleh masukan energi cahaya matahari serta masukan materi dari daerah sekelilingnya. Daerah sekeliling inilah yang disebut Daerah Aliran Sungai (DAS). Laju masukan air maupun materi dari DAS ini akan menentukan proses metabolisme dalam waduk atau danau dan bahkan menentukan umur ekosistem tsb. Masukan materi menyebabkan pengayaan ekosistem, bila jumlah berlebihan terjadi Eutrofikasi. HOMEOSTASIS Adalah kemampuan ekosistem untuk menangkal berbagai perubahan ataupun gangguan yang dialaminya sehingga terjagalah keseimbangan di dalamnya. Pencemaran lingkungan merupakan salah satu bentuk gangguan yang sudah melebihi batas kemampuan ekosistem. Soal Ekosistem 1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem? 2. Sebutkan komponen serta proses yang terjadi di dalam ekosistem? 3. Jelaskan mengapa produsen di ekosistem perairan mempunyai ukuran yang lebih kecil dan mempunyai tubuh yang lebih lemah dibandingkan produsen di ekositem daratan! 4. Jelaskan yang dimaksud dengan homeostasis? 5. Jelaskan mengapa untuk pengelolaan suatu waduk harus pula dikelola DAS nya dengan baik! 6. Bandingkan ekosistem kolam dengan padang rumput!