Anda di halaman 1dari 17

TEORI

SAMPEL
OLEH :
SRI HAWANI SYAFITRI
4192411011
PSPM C 2019
DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. EDI SYAHPUTRA, M. Pd.
PENGERTIAN POPULASI
Dalam metode penelitian kata populasi digunakan untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang
menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi
penelitian merupakan keseluruhan (universal) dari objek
penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan,
udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan
sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi
sumber data penelitian.
Dilihat dari penentuan sumber data, populasi dapat dibedakan menjadi:
- Populasi terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber yang jelas batas-
batasnya secara kuantitatif.
- Populasi tak terhingga, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang
tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif.

Dilihat dari kompleksitas objek populasi, maka populasi dapat dibedakan


menjadi:
- Populasi homogen, yaitu keseluruhan individu yang menjadi anggota
populasi, memiliki sifat yang relatif sama satu sama lainnya.
- Populasi heterogen, yaitu keseluruhan individu anggota populasi relatif
memiliki sifat-sifat individual, dimana sifat tersebut membedakan individu
anggota populasi yang satu dengan yang lainnya.
SAMPLE
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam
penelitian. Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel,
yaitu:

Percobaan yang
Ukuran populasi
sifatnya merusak

Masalah biaya Masalah ketelitian

Masalah waktu Masalah ekonomis


Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka
sampling yaitu daftar dari semua unsur sampling dalam
populasi sampling, dengan syarat:
● Harus meliputi seluruh unsur sampel.
● Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali.
● Harus up to date.
● Batas-batasnya harus jelas.
● Harus dapat dilacak dilapangan.
TEORI SAMPLE
Teori sampel mempelajari hubungan-hubungan yang ada antara satu atau lebih
populasi dan sampel-sampel yang diambil dari populasi tersebut. Lambang
yang digunakan untuk menunjukkan parameter suatu populasi adalah 𝜇,
sedangkan standar deviasi dari suatu populasi dilambangkan dengan σ. Proporsi
dari suatu populasi dilambangkan dengan P.
Ada beberapa cara menarik sampel dari suatu populasi,
antara lain:

1. Sampel Acak Sederhana (SAS)


2. Sampel Sistematik
3. Sampel Berlapis (Stratified Sampling)
4. Sampel Berkelompok ( Cluster Sampling)
A. Sampel Acak Sederhana (SAS)
Sampel acak sederhana disingkat SAS adalah suatu metode pemilihan
sampel yang mana dalam setiap unit dalam populasi diberikan peluang
yang sama untuk terpilih dalam sampel. Cara pemilihan unit sampel
dalam SAS ini dilakukan dengan jalan memilih sejumlah unit yaitu
sebanyak n buah jika ukuran sampelnya n secara acak dari
populasinya. Dalam SAS dapat dibagi dua metode yaitu :
a. SAS dengan pengembalian
b. SAS tanpa pengembalian
Prosedur pengambilan sampel dengan metode simple random
sampling (SRS) atau pengambilan sampel secara acak adalah
sebagai berikut:
1. Susun “sampling frame”
2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
3. Tentukan alat pemilihan sampel
4. Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuh
Contoh :
Misalnya, dalam suatu populasi terdapat pria dan wanita, atau ada yang kaya
dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan
lainnya.  Selama perbedaan tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang
penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian,
maka peneliti boleh mengambil sampel secara acak sederhana (SRS).
Dengan teknik ini, setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan yang
sama untuk bisa terpilih menjadi sampel.
B. Sampel Sistematik (Sistematyc Sampling)
Sampel sistematik merupakan suatu teknik memilih sample dengan
probabilitas yang sama diantara 1 buah grup dari unit (sampel ) yang
membagi populasi secara otomatis. Sampel Sistematik Adalah teknik
sampling yang menggunakan nomor urut dari populasi, baik yang
berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor
identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam atau pertimbangan
sistematis lainnya.
Contoh :
mengambil sebuah sampel yang besarnya 5% dari suatu populasi yang
terdiri dari 20.000 elemen membutuhkan penarikan 1000 buah angka
acak dari sebuah tabel angka acak dan mengambil semua elemen dalam
populasi yang bernomor sesuai dengan angka-angka yang terpilih.
sampel biasanya dipilih dengan cara memilih sebuah angka acak diantara
1 – 20 kemudian mengambil dari setiap angka yang selisihnya dengan
angka sebelumnya adalah 20. Jadi , jika angka acak yang terpilih adalah
angka 5 maka elemen-elemen yang terpilih adalah elemen-elemen dengan
nomor 5, 25, 45, 65 dan seterusnya sampai 19985.
C. Sampel Berlapis (Stratified Sampling)
Pengambilan sampel secara berlapis adalah suatu metode dimana
elemen-elemen dalam populasi dibagi-bagi dalam golongan-golongan, dan
sebuah sampel acak sederhana diambil dari setiap golongan, paling sedikit
satu elemen dari masing-masing golongan. Strata (lapisan) mungkin
merupakan kabupaten dari suatu negara, daerah-daerah yang
penduduknya jarang, bermacam-macam suku bangsa atau golongan-
golongan lainnya.
Contoh :
Misalnya, setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel.
Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel
tergantung pada  ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam
satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah
250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan
seterusnya adalah 25.
Prosedur pengambilan sampel:
1. Susun sampling frame
2. Tetapkan jumlah sampel yang ingin diambil
3. Tentukan K (kelas interval)
4. Tentukan angka atau nomor awal di antara kelas interval tersebut secara
acak atau random – biasanya melalui cara undian saja.
5. Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor awal yang
terpilih.
6. Pilihlah sebagai sampel angka atau nomor interval berikutnya
D. Sampel Berkelompok (Cluster Sampling)
Metode penarikan sampel berkelompok adalah suatu prosedur
penarikan sampel probabilitas yang memilih sub populasi yang
disebut cluster. Kemudian setiap elemen didalam kelompok (cluster
tersebut) dipilih sebagai anggota sampel . Teknik sampling cluster
digunakan untuk menentukan sampel apabila objek yang di teliti atau
sumber data sangat luas.
Contoh Cluster Sampling : Peneliti ingin mengetahui tingkat efektivitas proses belajar
mengajar di tingkat SMU. Populasi penelitian adalah siswa SMA seluruh Indonesia.
Karena jumlahnya sangat banyak dan terbagi dalam berbagai provinsi, maka
penentuan sampelnya dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :
- Menentukan sample daerah. Misalnya, ditentukan secara acak 10 Provinsi yang akan
dijadikan daerah sampel.
- Mengambil sampel SMU di tingkat Provinsi secara acak yang selanjutnya disebut
sampel provinsi. Karena provinsi terdiri dari Kabupaten/Kota, maka diambil secara
acak SMU tingkat Kabupaten yang akan ditetapkan sebagai sampel (Kabupaten
Sampel), dan seterusnya, sampai tingkat kelurahan/Desa yang akan dijadikan sampel. -
Setelah digabungkan, maka keseluruhan SMU yang dijadikan sampel ini diharapkan
akan menggambarkan keseluruhan populasi secara keseluruhan.
Daftar pustaka
Hardani., dkk. (2020). Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta : CV.
Pustaka
Ilmu Group Yogyakarta.
Rahmadi. (2011). Pengantar Metodologi Penelitian. Banjarmasin : Antasari Press

Anda mungkin juga menyukai