Anda di halaman 1dari 13

KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG

1. Gaya Terapung

Gaya terapung (Buoyancy forces) didasari dari hukum Archimedes yaitu gaya
terapung pada sebuah benda/objek berbanding lurus dengan berat fluida cair
yang dipindahkan.
Besar gaya yang bekerja kearah bawa (force acting downwards)
F1  P1  A = γ  H1  A
Besar gaya yang bekerja kearah atas (force acting upwards)

F2  P2  A = γ  H2  A

Total gaya dorong keatas (total force acting upthrust ) atau gaya terapung (FB)
FB  F2  F1
FB  ( γ  H 2  A )  ( γ  H1  A )

FB  γ  A  (H 2  H 1 ) Ket.: FB : Gaya terapung (N)


 : berat jenis fluida (N/m3)
FB  γ  A  L A : luas p ermukaan benda (m2)
L : tinggi benda (m)

FB  volume fluida yang dipindahkan dari benda tersebut


2. Gaya Berat

Gaya berat (FG) ditimbulkan oleh berat benda sendiri (W)

Wbenda = benda x Vbenda

Catatan Penting:

Apabila FB  FG, maka benda melayang hingga nilai FB sama dengan FG.

Apabila FB  FG, maka benda akan tenggelam.

Apabila FB = FG, maka benda akan terapung.


3. Sarat (draft)

Kedalaman benda yang terendam disebut dengan sarat (draft), (d)

Kondisi benda terapung


4. Stabilitas Benda Tenggelam

Apabila FB  FG, maka benda akan tenggelam.


Kondisi kestabilan benda tenggelam ada 3 (tiga) yaitu :

1. Kondisi tidak stabil 2. Kondisi netral


3. Kondisi stabil
5. Stabilitas Benda Terapung

Analisa stabilitas benda terapung dapat diamati dengan meninjau stabilitas


rotasi benda terapung (rotational stability of a floating body).

Dapat sebuah benda dalam kondisi stabil walaupun titik pusat berat benda (G)
berada diatas daripada titik tangkap gaya terapung (C)

Stabilitas benda terapung kondisi stabil


Stabilitas benda terapung kondisi rotasi

Dari gambar di atas, jika benda berotasi titik tangkap gaya terapung bergerak ke
lokasi yang lain (C). Jika titik C bergerak jauh dari titik semula akan
menimbulkan momen yang berusaha kembali pada kedudukan semula dalam
kondisi stabil

Titik metasentrum (M) adalah titik potong antara garis vertical melalui C dan
perpanjangan garis CG.

Tinggi titik metasentrum GM adalah jarak dari titik berat benda (G) dengan garis
perpotongan antara gaya terapung sebelum berotasi (C) dan gaya terapung
setelah berotasi (C).
Jika GM bernilai positif (+) atau titik M berada diatas dari titik berat benda (G)
maka benda dalam kondisi stabil,

Jika GM bernilai negative (-) atau titik M berada dibawah titik berat benda (G)
maka dalam kondisi tidak stabil

Stabilitas benda terapung


Untuk menentukan tinggi metasenrum (GM) pada gambar di atas adalah
penampang melintang sebuah benda terapung dimana sumbu x adalah pusat
perpindahan volume yang besarnya adalah volume yang sebenarnya ditambah
dengan volume segitiga DOE dikurangi dengan volume segitiga AOB

Untuk menentukan titik pusat akibat rotasi, maka dihitung momen yang bekerja
pada benda tersebut.

x V  x 0 V0  x 1 V1  x 2 V2

Keterangan:
V0 : volume benda sebelumnya dibawah garis permukaan air
V1 : volume segitiga DOE
V2 : volume segitga AOB
Dari persamaan diatas dapat ditulisakan dan diselesaikan dengan melakukan
integrasi pada masing-masing luasan.

x V   x dV   x dV
V1 V2
Sedangkan volume luasan segitiga DOE (volume 1) dan AOB (volume 2) dapat
dihitung sebagai berikut:

dV  x tan α dA
dV   x tan α dA dan dA  l  dx (1 = panjang benda)

x V  tan α  x 2 dA  tan α  x 2 dA
A1 A2

x V  tan α  x 2 dA
A

x V  tan α I 0
I0 adalah momen inersia dari benda (second moment) terhadap luasan garis air
(waterline area) yang melewati sumbu titik O

Luas garis air (waterline area) adalah perkalian panjang garis AE dengan panjang
benda l. Jika panjang benda l konstan dan x  CM tan 

maka dapat dituliskan sebagai berikut:

CM tan  V  tan α I 0
CM V  I 0
CG  GM  CM
I0
GM   CG
V

Anda mungkin juga menyukai