Anda di halaman 1dari 44

Sejarah Hukum

Oleh: Dr. Arrisman, SH., MH.


Program Magister Ilmu Hukum
Universitas Pembangunan
Nasional
1. Sejarah Hukum
Oleh Prof Dr. (Emeritus) John Gilissen
Prof Dr. (Emeritus) Frits Gorle
2. Sejarah Hukum
Oleh Dr. Munir Fuady, SH., MH
3. Dari Hukum Kolonial ke Hukum Nasional
Oleh Prof. Soetandyo Wignjosoebroto
4. Sejarah Hukum di Indonesia
Oleh Prof Kansil
Cristine S.T. Kansil
5. Ikhtisar Sejarah Hukum oleh Prof. Dr. Muchsin SH. dll
• Sejarah hukum adalah suatu metode dan
ilmu yang merupakan cabang dari ilmu
sejarah yang mempelajari, menganalisis,
memverifikasi, menginterpretasi, menyusun
dalil dan kecenderungan dan menarik
kesimpulan tertentu tentang setiap fakta,
konsep, kaidah, dan aturan yang berkenaan
dengan hukum yang pernah berlaku, baik
secara kronologis dan sistematis, berikut
sebab akibat serta ketersentuhannya
dengan bidang lain dari hukum.
• Bagian dari ilmu hukum yang erat kaitannya dengan
sejarah hukum, adalah Historical Jurisprudence
(aliran sejarah dalam hukum), tetapi ini berbeda
dengan ilmu Sejarah Hukum.
• Perbedaan Sejarah Hukum dengan Historical
Jurisprudence adalah sbb:
Sejarah Hukum adalah Sbb:

• Cabang ilmu sejarah, karena itu


pendekatannya mengikuti pola pendekatan
ilmu sejarah
• Cabang dari ilmu deskriptif
• Mempelajari bagaimana hukum di masa lalu
• Berdasarkan nilai obyektif
• Keterusan dari penelaahan secara historical
jurisprudence.
Historical jurisprudence adalah:

• Cabang ilmu hukum, karena itu pendekatannya


mengikuti pola pendekatan ilmu hukum
• Cabang dari ilmu normatif
• Mempelajari bagaimana hukum bekerja di
masa lalu menjadi efektif
• Berdasarkan nilai subyektif
• Reaksi dan alternatif terhadap pendekatan
hukum alam dan positivisme hukum
• Konsepsi hukum alam adalah sebagai
perintah yang harus dihormati oleh umat
manusia, hanya mungkin, bilamana manusia
menyadari posisinya di alam semesta ini,
bilamana hukum tidak lebih hanya sebagai
bagian dari ritus-ritus gaib dan keagamaan,
tetapi muncul sebagai konsepsi tersendiri.
(Pelopor Heraclitus)
• Hukum alam yg berasal dari Tuhan
dihadapkan pada hukum tertulis. Yg disebut
pertama kebijaksanaan yg disebut
belakangan kesewenang-wenangan
• Menurut positifisme semua ilmu berasal
dari empirik sensual
• Menurut rasionalisme semua ilmu itu
berasal dari pemahaman intelektual kita
yg dibangun atas kemampuan
berargumentasi secara logik, bukan
dibangun atas pengalaman empirik seperti
positifisme.
• Rationalisme sebagai filsafat ilmu
merupakan lawan langsung dari
positivisme
Perkembangan sejarah hukum
terjadi dg berbagai model sbb:
• Pada umumnya, perkembangan hukum
terjadi secara evolutif linier menuju kearah
yg lebih baik, logis, efektif dan efisien
• Dalam keadaan linier, sekali-kali terjadi
perkembangan dg arah zig-zag semacam
revolusi dalam perkembangan hukum dengan
melaju secara cepat dan linier, seperti ketika
Napoleon membuat kodifikasi Prancis
• Banyak juga perkembangan hukum terjadi
secara evolutip, tetapi dengan arah
melingkar sehingga menghasilkan hukum
yg berorientasi kembali ke masa lalu,
semua dengan semboyan ”sejarah itu
berulang”
• Sejarah hukum dikenal semenjak ahli sejarah
hukum Von Savigny mencetuskan teori
Historical Jurisprudence. Keterlambatan lahir
dan perkembangan sejarah hukum
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
Kuatnya pengaruh ajaran hukum alam yg
modern maupun klasik, dg mengandalkan
logika, dg mengembangkan cara berpikir
bahwa seolah-olah semua masalah hukum
dapat dipecahkan dg akal sehat menuju satu
hukum yg rasional yg dapat berlaku dimana-
mana.
Dalam hal ini, hukum yg baik dpt
direnungkan di tempat-tempat sepi, tanpa
perlu melihat kenyataan dlm sejarah umat
manusia.
 Kuatnya pengaruh paham agama dlm
bidang hukum terjadi sejak dahulu kala.
Namun terutama di zaman pertengahan,
manusia memandang hukum berasal dari
Tuhan, di mana manusia wajib
mengikutinya tanpa syarat. Hal itu
memutus mata rantai hukum dimasa lalu
secara revolutif.
Kuatnya pengaruh paham positivisme
dalam hukum, terutama di abad 18 dan
19, yg mengarahkan pandangan orang
tentang hukum hanya yg terjadi saat itu
saja, sebagaimana yg tertulis dlm UU atau
sebagaimana diperintahkan oleh
penguasa. Sikap seperti ini juga tidak
memandang penting fakta-fakta atau
kaidah hukum yg terjadi di masa lalu.
Paham yg mendukung perkembangan
sejarah hukum adalah sebagai berikut:
 Aliran sejarah hukum (historical jurisprudence) dari Von
Savigny, yg terkenal dg ucapannya ”Hukum adalah
volgeist/Jiwa bangsa”
 Di negara yg berlaku sistem Anglo Saxon, ajaran
utilitiarisme sangat kuat mengatur pemikiran hukum yg
mengukur baik buruknya suatu hukum dari segi manfaat
terhadap masyarakat dimana manfaat bagi masyarakat
tsb diukur dari keadaan masyarakat ketika hukum
diberlakukan, tetapi dpt juga dianalisis berdasarkan
pengalaman yuridis di masa lalu (dlm sejarah)
Pandangan materialisme historical dari Karl Mark
dan Engles juga dapat mendorong
berkembangnya disiplin sejarah hukum. Menurut
Mark dan Engels ini, hukum bukanlah hasil
pemikiran abstrak manusia, bukan pula berasal
dari Tuhan, tetapi merupakan perwujudan dari
realitas materi (kebendaan). Karena itu secara
kodrati, hukum memiliki watak oppressif yg
cenderung kejam sehingga hukum tidak
dibutuhkan ketika sudah terjadi persamaan kelas
antar sesama manusia, sebagaimana yg dicita-
citakan oleh kaum komunis
Berkembangnya paham yg bersifat sosiologis
yg menelaah efektifitas hukum dari kenyataan
yg ada dlm masyarakat, dg tidak memotong
keterpautannya dg kenyataan masyarakat di
masa lalu
 Perkembangan pemikiran hukum dan
perkembangan penelitiian hukum yg bersifat
antropologis dan kkebudayaan di abad ke 20,
secara jelas menempatkan posisi sejarah
hukum pd tempat yg penting dan
menentukan.
Sejarah memperlihatkan bhw kaedah
hukum dikembangkan oleh berbagai pihak
yg dicatat oleh sejarah, tetapi tidak
tercatat siapa pengembangnya. Para
pengembang kaedah hukum yg kemudian
menjadi sejarah hukum ialah sbb:
Tuhan & Rasul yg melahirkan kaedah hukum
agama bagi yg percaya kepada agama
Orang bijak dlm sejarah yg melahirkan berbagai
hukum adat dan hukum kebiasaan, tetapi tidak
pernah dicatat namanya oleh sejarah
Para pengomando pembuatan berbagai
UU atau kodifikasi seperti raja Hamurabi
(dari kerajaan Babilonia) yg melahirkan
UU Hamurabi, atau Napoleon (Prancis) yg
melahirkan berbagai kodifikasi yg disebut
dg Code Napoleon.
Para pembuat UU dan peraturan yg
berlaku sehari-hari, umumnya mewakili
lembaga tertentu seperti parlemen atau
pemerintah yg umumnya namanya tidak
dicatat oleh sejarah
Para individual yg mengembangkan ide dan
konsep yg melahirkan konstitusi atau UU
misalnya, ide-ide dari Soekarno, Hatta dan
para founding fathers lainnya dlm
merumuskan UUD 1945
Para hakim yg melahirkan hukum
yurisprudensi yg umumnya tidak dikenal dlm
sejarah hukum di negara-negara Eropa
Kontinental, meskipun seringkali dikenal dlm
sejarah hukum Anglo Saxon
Para individu ahli hukum atau ahli filasafat
hukum yg melahirkan berbagai pemikiran
tentang hukum atau filsafat hukum
(doktrin) yg seringkali dipakai sbg acuan
hukum
Para ahlli pikir atau masyarakat dg ide-
idenya dibidang politik, ekonomi, sosial dan
budaya yg seringkali melahirkan konsep yg
kemudian diakomodasi oleh pembentuk
hukum untuk dituangkan ke dalam
berbagai bentuk peraturan tertulis
Fungsi dan Kegunaan Sejarah
hukum adalah:
Untuk mempertajam pemahaman dan
penghayatan tentang hukum yg berlakku
sekarang
Untuk mempermudah para perancang dan
pembuat hukum sekarang dg menghindari
kesalahan di masa lalu serta mengambil
manfaat dari perkembangan positif dari
hukum di masa lalu
Untuk mengetahui makna hukum positif bagi para
akademisi maupun praktisi hukum dg melakukan
penelusuran dan penafsiran yg bersifat sejarah
Sejarah hukum dpt mengungkapkan atau setidaknya
memberikan suatu indikasi tentang dari mana
hukum tertentu berasal bagaimana posisinya
sekarang, dan hendak kemana arah
perkembanggannya
Sejarah hukum berguna karena dapatt
mengungkapkan fungsi dan efektifitas dari lembaga-
lembaga hukum tertentu
John Gillissen dan Fritz Gorle
menambahkan beberapa fungsi Sejarah
hukum, yaitu sbb:

Hukum tidak hanya berubah menurut


dimensi ruang dan letak, tetapi juga
berubah menurut dimensi waktu dari
masa ke masa norma hukum dewasa ini
seringkali hanya dapat dimengerti melalui
sejarah hukum
Pengetahuan tentang sejarah hukum
penting bagi ahli hukum pemula untuk
mengetahui budaya dan pranata hukum

Mempelajari sejarah hukum erat


kaitannya dengan prinsip perlindungan
hak asasi manusia
Sejarah hukum menunjukkan bhw
evolusi hukum terjadi hampir diseluruh
bidang hukum, misalnya:

Keinginan untuk mengontrol pengadilan


oleh masyarakat pd prinsipnya terus
menguat disepanjang sejarah, yg
meninggalkan sistem putusan pengadilan
yg hanya mengandalkan intuisi dari orang-
orang yg dianggap bijak
Pengontrolan masyarakat terhadap pengadilan
hanya dilakukan secara tidak langsung. Kontrol
masyarakat tsb digantikan dg sistem pengadilan
yg memiliki hakim-hakim profesional

Pengontrolan masyarakat melalui tekanan-


tekanan dg berbagai cara merupakan ciri dari
hukum premitif, yg semakin lama semakin
ditinggalkan oleh sejarah. Misalnya: Pengadilan
Mahmilub terhadap anggota PKI di tahun 1965-
1966 di Indonesia; pengadilan terhadap perkara-
perkara korupsi di Indonesia di era reformasi
• Di samping itu, proses pengadilan itu sendiri
mengalami pergeseran dari sistem pengadilan yg
mencari keadilan substantif ke pengadilan yg lebih
menekankan kepada prosedural

• Sejarah hukum dari masa kemasa menunjukkan


bahwa unsur keadilan tidak pernah hadir total
dalam tubuh hukum, seperti juga unsur suara
rakyat tidak pernah singgah menetap dalam tubuh
demokrasi. Sebabnya karena unsur keadilan dan
suara rakyat tergilas oleh terjadinya dilusi yg saling
sambung menyambung
• Umumnya, putusan pengadilan
dipengaruhi oleh keberatan sosial, politik
dan ekonomi. Teori tentang keadilan yg
obyektif dan equal sangat dimaklumi dan
didambakan oleh banyak orang, tetapi
tidak seorangpun yg mengaku
mendapatkannya dlm praktek, termasuk di
zaman Romawi sekalipun.
Tatanan Hukum Primitif

• 1. Hubungan kekeluargaan
• Patrilinial
• Matrilinial
• Parental
2. Tentang Kelompok keluarga
3. Tentang Bangsa
4. Penguasaan dan pemilikan benda
• Semua benda merupakan milik persekutuan keluarga
• Pemilikan bersifat sakral
5. Kelas dalam masyarakat

Tatanan hukum Modern


1.Karakter duniawi atau sekuler
2.Pengembalian penguasaan keagamaam ke dalam
susnannya sendiri
3. Mengeluarkan unsur-unsur irrasional yang
ada pada hukum
4. Karakter rasional
5. Karakter yg disistematisasi
6. Karakter abstrak
7. Profesionalisme dan pengilmiahan
1. Teori Receptio in Complexu – LWC van
Den Berg (1895-1927)
2. Teori Receptie (Snouck Hurgronye 1857-
1936)
3. Teori Receptie Exit (Hazairin)
4. Teori Receptie a Contrario (Sayuti Thalib)
• Islamic Law - ………… - Syariah
a. al-Quran
b. Hadist

• Islamic Yurisprudance – Hukum Islam –


Fikih/fiqh a. al-Quran
b. Hadist
c. Ijtihad/Ra’yu/pemikiran
• Tatanan Hukum Primitif
1.Hubungan kekeluargaan
a. matrilinial
b. Patrilinial
c. Parental
2. Kelompok keluarga
3. Bangsa
4. Penguasaan dan pemilikan terhadap benda
a. Semua benda merupakan milik
persekutuan keluarga
b. B. pemilikan bersikap sakral
5. Kelas dalam masyarakat
Tatanan Hukum Modern/maju
1.Karakter duniawi atau sekuler
2.Pengembalian penguasa keagamaan ke
dalam susunannya sendiri, yakni bidang
keagamaan
3.Mengeluarkann unsur yang irrasonal yang
ada pada hukum
4.Karakter rasional
• 5. karakter disistematisasi
• 6. karakter abstrak
• 7. Profesionalisme dan pengilmiahan
Faktor-faktor yang menentukan
perkembangan hukum:
1. Faktor Politik
- adanya penguasa
- penguasa duniawi & gereja
2. Faktor ekonomi
3. Faktor agama & idiologi
4. Faktor kultural
- renaisans
• Positivisme
• Marxis
• globalisasi
• Teori Conditio sine quanon

• Teori Adequat
• Maklumat Wakil Presiden No. X Tahun
1945
• KMB 27 Desember 1949 Moh
Hatta
- UUD (S) 1950
- Pemilu 1955
• Dekrit Presiden 5 Juli 1959
• Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945
• Judul
1.Latar belakang masalah
2.Permasalahan
3.Pembahasan
4.Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran
5.Daftar kepustakaan

Anda mungkin juga menyukai