Anda di halaman 1dari 13

Otonomi

Daerah
Presentasi Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
P E N G E RT I A N O TO N O M I D A E R A H
1. Menurut C.J Franseen; Otonomi daerah adalah hak untuk mengatur urusan-
urusan daerah dan menyesuaikan peraturan-peraturan yang sudah dibuat
dengannya.
2. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat sesuai dengan perundang-undangan.

Dapat disimpulkan, otonomi daerah adalah keleluasaan dalam bentuk hak dan
kewajiban dan tanggung jawab badan pemerintah daerah untuk mengatur dan
mengurus rumah angganya sesuai keadaan dan kemampuan daerahnya sebagai
manifestasi dari desentralisasi.
P E N G E RT I A N D A E R A H O T O N O M
Daerah otonom atau daerah maura swantantra adalah daerah di dalam suatu negara yang memiliki
kekuasaan otonom, atau kebebasan dari pemerintah di luar daerah tersebut. uatu daerah diberi sistem
ini karena keadaan geografinya yang unik atau penduduknya merupakan minoritas negara tersebut,
sehingga diperlukan hukum-hukum yang khusus, yang hanya cocok diterapkan untuk daerah tersebut.

Menurut Jenisnya daerah otonom dapat berupa otonomi teritorial, otonomi kebudahaan, dan otonomi
lokal. 

TUJUAN OTONOMI DAERAH


Tujuan utamanya adalah membebaskan pemerintah pusat dari berbagai beban dan mengangani urusan suatu daerah
yang bisa diserahkat ke pemerintah daerah.
a. Meningkatkan pelayanan umum
b. meningkatkan kesejahteraan masyarakat
c. Menungkatkan daya saing daerah
d. Distribusi regional yang merata dan adil
e. Menjaga hubungan harmonis antara pusat, daerah, dan antardaerah.
f. mendorong pemberdayaan masyarakat
L A N D A S A N H U K U M P E N E R A PA N O T O N O M I
DAERAH
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Revisi dari Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004)
2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat
dan Pemerintahan Daerah
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan Pemerintah dalam
menyelenggarakan Otonomi Daerah
5. Ketetapan MPR Ri Nomor XV/MPR 1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pembagian,
Pengaturan, dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Nasional yang adil, dan keseimbangan Keuangan
dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
6. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dalam Pasal 18 ayat 1-7, Pasal 18 A
ayat 1-2, Pasal 18 B ayat 1-2
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN OTONOMI
DAERAH
Kelebihan Otonomi Daerah:
Kelemahan Otonomi Daerah:
1. Prioritas Pembangunan
1. Pertentangan Peraturan antara
2. Pembangunan Daerah Lebih Maju
pusat dan daerah
3. Mengatur Pengelolaan Sendiri
2. Pengawasan Pusat yang Lemah
4. Kerjasama antar Pemerintah Daerah
3. Kesenjangan antardaerah
dan rakyat terrjalin
4. Rentan Korupsi, Kolusi, dan
5. Mudah Menyesuaikan Kebutuhan
Nepotisme
L ATA R B E L A K A N G O T O N O M I D A E R A H
1. Faktor internal : didorong oleh berbagai protes atas kebijakan politik sentralisme di masa lalu. 

2. Faktor eksternal : dipengaruhi oleh dorongan internasional terhadap kepentingan investasi


terutama untuk efisiensi dari biaya investasi yang tinggi sebagai akibat korupsi dan rantai birokrasi
yang panjang.

FA K T O R P E N D U K U N G T E R S E L E N G G A R A N YA
O
1. T O N O M akan
Kemampuan I D Sumber
AERA H Manusia. 
Daya

Selain aparatur yang kompeten, perlu ada kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Untuk itu
dalam mendukung pembangunan dibutuhkan masyarakat yang berpengetahuan tinggi, memiliki
keterampilan tinggi, dan kemauan yang tinggi, sehingga menciptakan tenaga kerja yang berkualitas.

2. Kemampuan Keuangan atau Ekonomi

Pendapatan daerah yang ada apabila dikelola secara optimal dapat menunjang pembangunan
daerah dan mewujudkan otonomi daerah, sehingga kemampuan daerah untuk membiayai diri
sendiri bisa terus meningkat.
Asas Otonomi Daerah
1. Desentralisasi, yaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri
2. Dekonsentrasi, yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada gubernur sebagai wakil
pemerintah atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
3. Tugas Pembantuan, yaitu penugasan dari pemerintah kepada daerah atau desa, dari pemerintah provinsi kepada
kabupaten, kota atau desa, dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang
disertai adanya ketentuan tentang pembiayaan, sarana, dan prasarana, serta sumber daya manusia.

Nilai Dasar Berkaitan Dengan Otonomi Daerah


1. Nila unitaris: Nilai ini diwujudkan melalui adanya sebuah pandangan yang menyatakan bahwa Indonesia tidak lagi
punya kesatuan pemerintahan lain di dalamnya.
2. Nilai dasar desentralisasi teritorial: Nilai ini dapat dilihat dari isi dan jiwa Pasal 18 UUD 1945 berikut penjelasannya
yang menyatakan bahwa Pemerintah wajib memberlakukan sistem desentraliasi dan dekonsentrasi di bidang tata
kenegaraan.
PRINSIP PENYELENGGARAAN OTONOMI
DAERAH
1. Prinsip otonomi seluas-luasnya: suatu daerah akan diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus
urusan rumah tangga sendiri berikut pemerintahannya, kecuali jika terdapat wewenang yang menurut
peraturan perundang-undangan memang menjadi kewenangan dari pemerintah pusat.
2. Prinsip otonomi nyata: suatu daerah diberi kewenangan untuk menangani urusan pemerintahan yang
didasarkan atas tugas, wewenang, dan kewajiban yang secara nyata sudah ada serta mempunyai potensi
untuk dapat terus tumbuh, berkembang, sekaligus hidup sesuai potensi suatu daerah tertentu.
3. Prinsip otonomi yang bertanggung jawab: dalam suatu sistem penyelenggaraan pemerintahan, harus
disesuaikan dan diperhatikan tentang adanya tujuan dan maksud dari pemberian otonomi. Tujuan yang
ingin dicapai menurut prinsip ini adalah mampu memberdayakan masing-masing daerahnya dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan di masyarakat luas.
Nilai dan Dimensi Penyelenggaraan Otonomi Daerah
Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam Tiga dimensi yang menjadi pelaksanaan otonomi
Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 berkenaan daerah adalah:
dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di
Indonesia : 1) Dimensi Politik, kabupaten/kota dipandang kurang
mempunyai fanatisme kedaerahan sehingga risiko
a. Nilai Unitaris, diwujudkan dalam pandangan bahwa gerakan separatisme dan peluang berkembangnya
Indonesia tidak mempunyai kesatuan pemerintahan lain di aspirasi federalis relatif minim.
dalamnya yang bersifat negara (Eenheidstaat), yang berarti
kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa, dan negara 2) Dimensi Administratif, penyelenggaraan
Republik Indonesia tidak akan terbagi di antara kesatuan- pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat relatif
kesatuan pemerintahan. dapat lebih efektif.

b. Nilai Dasar Desentralisasi Teritorial, bersumber dari isi 3) Kabupaten/kota adalah daerah “ujung tombak”
dan jiwa Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik pelaksanaan pembangunan sehingga kabupaten/kota-
Indonesia Tahun 1945. lah yang lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat di
daerahnya.
Ciri-Ciri Otonomi Daerah
1. Adanya peraturan daerah masing masing yang berkedudukan dibawah undang undang menurut hierarki
peraturan perundang undangan dan peraturan daerah dapat dicabut oleh pemerintah pusat.
2. Peraturan daerah tersebut diatas, senantiasa terkait dan tidak boleh bertentangan dengan undang undang.
3. Hanya presiden atau raja sajalah yang berwenang untuk menentukan hukum.
4. DPRD Propinsi atau DPRD Pusat tidak punya hak veto terhadap rancangan undang undang atau undang undang
yang disahkan DPR.
5. Bersifat semi sentralisasi.
6. Adanya suatu intervensi kebijakan dari pusat.
7. Jika melakukan perjanjian dengan pihak asing, maka diperlukan persetujuan pemerintah pusat.
8. Pos APBN dan APBD saling tergabung dan pengeluarannya dihitung dengan metode perbandingan.
9. Setiap daerah tidak diakui sebagai negara yang berdaulat sehingga tidak tercerai berai.
10. Masing masing daerah tentunya harus dapat mandiri.
11. Keputusan pemerintah daerah diatur langsung oleh pemerintah pusat.
12. Tidak ada perjanjian antar daerah jika SDM dan SDA nya dilibatkan.
13. Masalah daerah menjadi tanggungjawab bersama yang harus diatasi.
14. Setidaknya terdapat 3 kekuasaan ditingkat daerah yang tidak diakui.
15. Hari libur nasional, Bendera nasional, dan bahasa nasional diakui.
P E R A N G K AT D A E R A H S E B A G A I P E L A K S A N A O T O N O M I
DAERAH
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Peraturan
daerah mengatur mengenai susunan, kedudukan, tugas pokok organisasi perangkat daerah. Rincian tugas, fungsi, dan tata kerja diatur lebih
lanjut dengan peraturan Gubernur/Bupati/Wali kota.

Perangkat Daerah Provinsi adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat
Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah.

Perangkat Daerah Kabupaten/Kota adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari
Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan.

K E D U D U K A N D A N P E R A N P E M E R I N TA H P U S AT
Penyelenggara pemerintahan pusat dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia adalah presiden dibantu oleh wakil presiden, dan
menteri negara. Berkaitan dengan pelaksanaan otonomi daerah, kebijakan yang diambil dalam menyelenggarakan pemerintahan
digunakan asas desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah, memiliki 3 (tiga) fungsi:

1) Fungsi Layanan (Servicing Function)


2) Fungsi Pengaturan (Regulating Function)
3) Fungsi Pemberdayaan
KEDUDUKAN DAN PERAN
P E M E R I N TA H D A E R A H
Kedudukan pemerintah daerah dalam penerapan otonomi daerah di Indonesia adalah mengatur
daerah di bawah naungan pemerintah pusat. Peran pemerintah daerah dalam penerapan otonomi
daerah di Indonesia adalah sebagai komponen yang melaksanakan otonomi daerah.

Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah yang


Hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan otonomi
disebut kepala daerah. Kepala daerah untuk provinsi
daerah diwujudkan dalam bentuk rencana kerja
disebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupati dan
pemerintah daerah yang dijabarkan melalu
untuk kota disebut walikota. Kepala daerah dibantu
pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah.
oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk provinsi
disebut wakil gubernur, untuk kabupaten wakil bupati,
dan untuk kota wakil walikota yang dipilih secara
demokratis.
HUBUNGAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL
P E M E R I N TA H P U S AT D A N D A E R A H
Terdapat tiga faktor yang menjadi dasar pembagian fungsi, urusan, tugas, dan
wewenang, serta hubungan struktural antara pemerintah pusat dan daerah, yaitu:

1. Fungsi yang sifatnya berskala nasional dan berkaitan dengan eksistensi negara
sebagai kesatuan politik, diserahkan kepada pemerintah pusat

2. Fungsi yang menyangkut pelayanan masyarakat yang perlu disediakan secara


beragam untuk seluruh daerah dikelola oleh pemerintah pusat

3. Fungsi pelayanan yang bersifat lokal, melibatkan masyarakat luas dan tidak
memerlukan tingkat pelayanan yang standar, dikelola oleh pemerintah daerah
yang
disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan daerah masing-masing 

Anda mungkin juga menyukai