Anda di halaman 1dari 15

PPH

PASAL 21
OUR TEAM

3 9 11
Amanda Devva Echa Octavia Farah Sagita

16 22 27
Intan Dwi Naura Earlita Pegy Dwi
PETA KONSEP

1 01
2 3
Definisi
Dasar Hukum Tarif Perhitungan
PPH Pasal 21
PPH Pasal 21 PPH Pasal 21

4 5 6
Objek dan Subyek
PPH Pasal 21 Hak dan Kewajiban Contoh soal dan jawaban
Pemotong PPH Pasal 21 perhitungan
PPH Pasal 21
PPh Pasal 21 adalah pajak atas
penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama
dan dalam bentuk apa pun
sehubungan dengan pekerjaan
atau jabatan, jasa, dan kegiatan
DEFINISI yang dilakukan oleh orang pribadi
PPH PASAL 21 subyek pajak dalam negeri.
Pengertian ini diambil
berdasarkan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor
PER-32/PJ/2015.
DASAR HUKUM PPH PASAL 21
● Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 sebagaimana terakhir telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat atas UU No. 7 tentang Pajak Penghasilan
● Peraturan Pemerintah No. 68/2009 tentang Tarif Pajak
Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan berupa Uang Pesangon,
Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, dan Jaminan Hari Tua
yang Dibayarkan Sekaligus.
● Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas Penghasilan
Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
● Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 tentang
Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/PMK.03/2010 tentang Tata Cara
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Berupa Uang
Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, dan Jaminan Hari Tua
yang Dibayarkan Sekaligus.
• Peraturan Dirjen Pajak No. PER-16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis Tata Cara
Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau
Pajak Penghasilan Pasal 26 sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan
Orang Pribadi.
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.010/2016 tentang Penetapan
Bagian Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan
Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap lainnya yang Tidak Dikenakan
Pemotongan Menimbang Pajak Penghasilan.
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 231/PMK.03/2019 tentang Tata Cara
Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Pengukuhan dan
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Pemotongan dan/atau
Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Bagi Instansi Pemerintah
SUBJEK PPH PASAL 21 OBJEK PPH PASAL 21
Subjek pajak atas PPh 21
adalah pegawai, penerima Objek PPh 21 secara
uang pesangon, pensiun, umum adalah
tunjangan hari tua, jaminan penghasilan yang
hari tua, ahli waris, dan diterima. Tetapi,
wajib pajak kategori bukan tidak semua objek
pegawai yang menerima penghasilan
atau memperoleh dikenakan PPh 21.
penghasilan sehubungan
dengan pemberian jasa.
TARIF PPH PASAL 21

Perhitungan tarif pajak pribadi


menggunakan tarif progresif
sesuai undang-undang PPh Pasal
17. Mengenai tarif lapisan
penghasilan kena pajak,
rencananya pemerintah akan
menaikan serta menambah tarif
lapisan tersebut yang tertuang
pada Undang-Undang
Harmonisasi Peraturan
Perpajakan yang disahkan di
sidang paripurna DPR pada 7
Oktober 2021.
• Besarnya tarif yang diterapkan
terhadap Wajib Pajak yang tidak
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
lebih tinggi 20% (dua puluh
persen) daripada tarif yang
diterapkan terhadap Wajib Pajak
yang dapat menunjukkan Nomor
Pokok Wajib Pajak.
• Kepemilikan Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) dapat dibuktikan
oleh Wajib Pajak, antara lain,
dengan cara menunjukkan kartu
NPWP.
Besarnya tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak
yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak lebih
tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang
diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat
menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak.
Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dapat
dibuktikan oleh Wajib Pajak, antara lain, dengan cara
menunjukkan kartu NPWP.
PEMOTONG PPH PASAL 21
• Pemberi kerja
• Bendaharawan pemerintah yang membayarkan gaji, upah, honorarium
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun, sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan- perusahaan,
badan, dan bentuk usaha tetap, yang membayarkan honorarium atau
pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan jasa yang
dilakukan oleh orang pribadi dengan status wajib pajak luar negeri
• Yayasan, lembaga, kepanitiaan, asosiasi, perkumpulan organisasi massa,
organisasi sosial politik dan organisasi dalam bentuk apapun dalam segala
bidang kegiatan sebagai pembayaran gaji, upah, honorarium, atau imbalan
dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang
dilakukan oleh orang pribadi
• Perusahaan, badan, dan bentuk usaha tetap, yang membayarkan honorarium
atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan dan pemagangan-
• Penyelenggara kegiatan yang membayar honorarium, Hadiah atau Penghargaan
dalam bentuk apapun kepada wajib pajak orang pribadi dalam negeri berkenaan
dengan suatu kegiatan
HAK DAN KEWAJIBAN
PPH PASAL 21
• Mengajukan permohonan memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT tahunan pasal
21
• Memperhitungkan kelebihan setoran PPh pasal 21 dalam satu bulan takwim dengan PPh
pasal 21 yang terutang pada bulan berikutnya dalam tahun takwim yang bersangkutan.
• Mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak atau kantor penyuluhan pajak setempat-
Menghitung, memotong, dan menyetor PPh pasal 21 yang terutang untuk setiap bulan
takwim

• Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 harus memberikan bukti pemotongan PPh
Pasal 21 atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai Tetap atau penerima
pensiun berkala paling lama 1 (satu) bulan setelah tahun kalender berakhir.
• Memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 atas pemotongan PPh Pasal 21 selain
Pegawai Tetap dan penerima pensiun berkala setiap kali melakukan pemotongan PPh
Pasal 26.
Pak Herman bekerja di PT maju jaya sebagai
pegawai tetap.beliau mendapatkan gaji
sebesar Rp 7.000.000 selama 1 bulan dengan
tunjangan transportasi Rp 2.000.000 beliau
belum berkeluarga dan tidak memiliki
tanggungan berapa PPh pasal 21 pak Herman
pada bulan Januari:
Penghasilan:    

 Gaji pokok Rp 7.000.000 PTKP:  


 Tunjangan
Rp 2.000.000 PTKP (TK/0) (Rp 54.000.000)
transportasi
+
Penghasilan kena pajak Rp 48.600.000
Penghasilan bruto
Rp 9.000.000
 
Pengurang:
 
Pph terutang sebulan  
 Biaya jabatan ( 5% ×
(Rp 450.000)
Rp 9.000.000) (5% × Rp 48.600.000) Rp 2.430.000
Rp 8.550.000
Penghasilan netto sebulan Pph terutang setahun  
 
Penghasilan netto (Rp 2.430.000 ÷ 12) Rp 202.500
setahun Rp
 
102.600.000
(12 × Rp 8.550.000)
 

 
DAFTAR PUSTAKA
• https://konsultanku.co.id/blog/pajak-penghasilan-pph-pas
al-21-definisi-dasar-hukum-tarif-dan-waktu-penyetoran-pe
laporan-pajak
• https://www.online-pajak.com/seputar-pph21/pph-pajak-p
enghasilan-pasal-21
• https://dokterpajak.com/ketentuan-pajak-penghasilan-pas
al-21

Anda mungkin juga menyukai