Anda di halaman 1dari 11

Koperasi dan Kemitraan

Peternakan
KRISNA MUKTI DWIPRASETYO / 04.03.19.376
PENYULUHAN PETERNAKAN DAN
KESEJAHTERAAN HEWAN V-A
POLBANGTAN MALANG
POLITIK Terdapat tiga pendekatan dasar dalam
KEMITRAAN memahami pelaku perekonomian
PETERNAKAN Pendekatan pertama menyatakan bahwa pelaku ekonomi bertujuan

01 mencapai kepuasan atau keuntungan maksimum. Dalam


perjalanannya, keuntungan mempunyai saingan dekat yang disebut
kerugian
Pendekatan kedua menyatakan bahwa pelaku ekonomi selalu mementingkan diri
sendiri (self interested). Berhubung orang pada umumnya berperilaku
02 mengutamakan kepentingan sendiri, maka mereka akan mencari kesempatan untuk
memaksimalkan kepuasan atau keuntungan ekonominya, dengan tanpa
mempedulikan kepentingan pihak lain.

03 Pendekatan ketiga menyatakan bahwa pelaku ekonomi bertindak rasional (atas


dasar akal), bukan emosional (atas dasar perasaan) atau moral.

Dengan memahami ketiga pendekatan tersebut


dapat dimaklumi salah satu sifat negatif manusia
yang seringkali menghalalkan segala cara dalam
mencapai tujuannya.
Kemitraan dibedakan dalam berbagai pola
berdasar derajat keterlibatan pihak Ciri yang paling penting dari hubungan kemitraan
perusahaan inti dalam keputusan produksi. 1
Dalam Kepmentan 940/97 tentang Pedoman
bahwa kemitraan merupakan kontrak antara peternak
Kemitraan Usaha Pertanian, kemitraan usaha dengan pemasok sapronak dan/atau pengolah atau
pertanian dapat dilaksanakan dengan pola pemasar hasil yang tidak berlangsung pada pasar
inti-plasma, sub kontrak, dagang umum, persaingan bebas (perfect competition). Dengan menjalin
keagenan, atau Kerjasama Operasional kemitraan, peternak plasma menghadapi pasar monopoli
Agribisnis (KOA) (satu penjual) pada pasar sapronak, dan pasar
monopsoni (satu pembeli) pada pasar hasil, yaitu
3 perusahaan inti.
2
bahwa berdasarkan aturan main bahwa peternak plasma pengontrak tetap
kemitraan para peternak plasma mengendalikan kegiatan produksi (budidaya)
pengontrak itu bersetuju untuk langsung, sedangkan perusahaan inti yang
menjual hasil produksinya, mengontrakkan menangani bagian hulu
bukan tenaga kerjanya. Dalam (penyediaan sapronak), dan hilir (pengolahan
hal ini, perusahaan inti dan/atau pemasaran hasil produksi).
dibebaskan dari manajemen
mencari, mengelola, dan
mengawasi tenaga kerja, serta
terhindar dari risiko
permasalahan tenaga kerja
EKONOMI KEMITRAAN AYAM RAS
Komoditas pertanian merupakan satu-satunya komoditas industri yang selama ini
berada pada struktur pasar persaingan sempurna (perfect competition), yang antara lain
bercirikan : (1) terdapat banyak produsen (petani) dan konsumen (penduduk), (2)
sumberdaya (tenaga kerja, modal, dan lahan) dengan mudah beralih pada usaha lain yang
lebih menguntungkan, (3) komoditas pertanian memiliki kesamaan bentuk dan kualitas,
(4) produsen memiliki akses yang sama terhadap teknologi, dan (5) produsen mudah
keluar masuk dalam industri. Dengan berlakunya perdagangan bebas, maka tingkat
persaingan industri pertanian antar negara akan semakin ketat, karena komoditas
pertanian yang dihasilkan oleh petani (termasuk peternak, pekebun, nelayan, dan
petambak) suatu negara, secara alami mudah disubstitusi oleh komoditas pertanian serupa
yang dihasilkan oleh petani negara lain. Karena itu, tingkat keuntungan yang diperoleh
petani pun akan semakin kecil.
KEMITRAAN AGRIBISNIS
Menurut Amang (1994) pengertian agribisnis itu sendiri meliputi semua aktivitas sebagai suatu rangkaian
sistem yang terdiri dari (1) susbsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan pengembangan
sumberdaya pertanian, (2) subsistem produksi dan usahatani, (3) subsistem pengolahan hasil-hasil pertanian atau
agroindustri, dan (4) susbsistem distribusi dan pemasaran hasil pertanian.

1970-an 1990 1996 1997 2019

Pemerintah telah Pemerintah mencoba Kemitraan di Terjadi krisis moneter


menggalakkan melakukan restrukturisasi berbagai daerah serta 20% usaha yang
pengorganisasian dengan menerbitkan hanya dilaksanakan bertahan adalah
usaha tani berujud Keppres 22/1990 tentang oleh 30% peternak. peternakan rakyat yang
Perusahaan Inti Pembinaan Usaha menjalin kemitraan
Rakyat (PIR). Peternakan Ayam Ras.
ANALISIS EKONOMI 1. Dr. Yusmichad Yusdja menyimpulkan bahwa usaha peternakan
harus mengintegrasikan seluruh proses produksi, dan
melibatkan peternakan rakyat pada salah satu kegiatan
produksi sebagai mitra usaha, serta diperlakukan sebagai
bagian utuh dalam integrasi tersebut.
2. Ir. Sutawi menyimpulkan bahwa pengintegrasian usaha ayam
ras dengan pola kemitraan antara peternakan rakyat dengan
perusahaan peternakan merupakan jalan terbaik dalam
menyelamatkan, menyembuhkan, dan mengembangkan
agribisnis ayam ras pada masa kini dan mendatang.

Analisis ekonomi usaha ayam ras yang


dilakukan beberapa pakar menunjukkan
bahwa dengan pola kemitraan
keuntungan peternak rakyat sudah
cukup besar, dan jika dibandingkan
dengan peternak mandiri perbedaannya
sangat signifikan.
KEMITRAAN TIGA SERANGKAI

Dialog nasional perunggasan terakhir yang diselenggarakan Fakultas Peternakan UGM


pada 17 Desember 1998 menyimpulkan bahwa kemitraan adalah solusi terbaik dan
merupakan jembatan menuju kemandirian (PI, 225/1999). Pola kemitraan ini dapat
dikembangkan tidak hanya kerjasama dua pihak antara Mitra Inti dan Mitra Plasma,
tetapi dapat diperluas menjadi tiga pihak (Tiga Serangkai) yaitu ditambah Mitra Dana.
Mitra Dana baik Bank Umum, Bank Syariah, BUMN, ataupun BUMS, berkewajiban
menyediakan permodalan, Mitra Inti baik Pengusaha Sapronak, Koperasi/KUD, Poultry
Shop, ataupun usaha swasta lain berkewajiban menyediakan sapronak, bimbingan teknis
dan manajemen, menampung, mengolah dan memasarkan hasil, sedangkan Mitra Plasma
berkewajiban menyediakan kandang dan peralatan, dan melaksanakan budidaya.
KEMITRAAN Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan pola
TIGA Kemitraan Tiga Serangkai :
SERANGKAI Dengan adanya Mitra Dana sebagai penyandang dana, kemitraan dapat diperluas

01 pada Mitra Plasma yang lebih banyak. Jika permodalan dibebankan pada Mitra
Inti saja seperti selama ini, jumlah Mitra Plasma akan terbatas karena keterbatasan
modal yang dimiliki Mitra Inti.

02 Mitra Plasma memiliki bargaining power (posisi tawar) yang lebih kuat

Diharapkan Mitra Inti lebih transparan utamanya menyangkut kualitas sapronak

03 baik pakan maupun bibit ayam, dan kesepakatan harga jual produk, apakah
dengan harga garansi atau harga pasar. Begitu juga dengan pemberian jasa kredit,
apakah dengan bunga atau bagi hasil.
ANALISIS KEUNTUNGAN PETERNAK PLASMA

1. Peternakan ayam pedaging yang dilakukan oleh peternak plasma dengan pola kemitraan,
lebih menguntungkan dibandingkan dengan peternak mandiri.
2. Dengan skala pemeliharaan yang sama, peternak plasma memerlukan modal pribadi
yang lebih sedikit daripada peternak mandiri.
3. Rentabilitas modal pribadi yang diperoleh peternak plasma lebih besar daripada peternak
mandiri.
PENILAIAN PLASMA TERHADAP INTI KEMITRAAN
AYAM PEDAGING

Hasil penelitian Winarto (1999) menyimpulkan


bahwa pasokan sapronak dari inti kepada plasma,
ketepatan saat panen, fluktuasi harga sapronak
dan harga ouput oleh inti serta skala usaha
pemeliharaan ayam pedaging merupakan sumber
ketegangan dalam kemitraan agribisnis ayam
pedaging
Thank you

Anda mungkin juga menyukai