Anda di halaman 1dari 50

1.

Hakikat Bimbingan Dan Konseling


(Jones, Staffire & Stewart, 1970) :Bimbingan adalah
bantuan yang di berikan kepada individu dalam membuat
pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang
bijaksana. Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi
yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk
memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri
hak orang lain.
(Lefever, dalam Mc.Daniel, 1959) : Bimbingan adalah :
bagian dari proses pendidikan yang teratur dan sistimatik
guna membantu pertumbuhan anak muda atas
kekuatannya dalam menentukan dan mengarahkan
hidupnya sendiri, yang pada akhirnya ia dapat
memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat.
(Tiedeman, dalam Bernart & Fullmer, 1969) :
Bimbingan membantu seseorang agar menjadi
berguna, tidak sekedar mengikuti kegiatan yang
berguna.
Bimo Walgito (1982: 11)
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yg
diberikn kpd individu atau sekumpulan invividu
dlm menghindari atau mengatasi kesulitan-2 di
dalam kehidupannya agar ia/mereka dapat
mencapai kesejahteraan hidupnya.
2. Pengertian Konseling
Konseling adalah kegiatan di mana semua fakta
dikumpulkan dan semua pengalaman siswa
difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi
sendiri oleh yang bersangkutan, dimana ia diberi
bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan
masalah itu.
Pengertian lain konseling merupakan Interaksi yang
(a) terjadi antara dua orang individu, masing-masing
disebut konselor dan klien; (b) terjadi dalam suasana
yang professional; (c) dilakukan dan dijaga sebagai
alat memudahkan perubahan-perubahan dalam
tingkah laku klien. (Pepinsky & Pepinsky, dalam
Shertzer & Stone,1974).
Selain itu konseling merupakan suatu proses yang
terjadi dalam hubungan tatap muka antara seorang
individu yang terganggu oleh karena masalah-
masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan
seorang pekerja yang professional, yaitu orang yang
telah terlatih dan berpengalaman  membantu orang
lain mencapai pemecahan-pemecahan tehadap
berbagai jenis kesulitan pribadi. (Maclean, dalam
Shertzer & Stone, 1974).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat
disimpulkan konseling merupakan proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling
oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang
sedang mengalami suatu masalah (klien) yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi
klien.
3. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling diberikan
kepada siswa “dalam rangka upaya agar siswa dapat
menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan
merencanakan masa depan”. (Prayitno. 1997:23)
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi,
ditujukan agar peserta didik mengenal kekuatan dan
kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya secara
positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri
lebih lanjut.
Peserta mengenal lingkungannya secara objektif, baik
lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan budaya
yang sangat sarat dengan nliai-nilai dan norma-
norma.
Peserta didik mampu mempertimbangkan dan
mengambil keputusan tentang masa depan dirinya,
baik yang menyangkut bidang pendidikan, bidang
karir, maupun bidang budaya, keluarga dan
masyarakat (Prayito, 1998: 24).
4. Asas Bimbingan Konseling
1. Asas Kerahasiaan (confidential); yaitu asas  yang
menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan
peserta didik  (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu
data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak
diketahui orang lain.

Dalam hal ini, guru pembimbing  (konselor)


berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan
keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar
terjamin,
2. Asas Keterbukaan; yaitu asas yang menghendaki
agar peserta didik (klien)  yang menjadi sasaran
layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura, baik dalam memberikan
keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam
menerima berbagai informasi dan materi dari luar
yang berguna bagi pengembangan dirinya.
3. Asas Kesukarelaan; yaitu asas yang menghendaki
adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik
(klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan
yang diperuntukkan baginya.
Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban
membina dan mengembangkan kesukarelaan
seperti itu.
4. Asas Kekinian; yaitu asas yang menghendaki agar obyek
sasaran layanan bimbingan dan konseling  yakni
permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam
kondisi sekarang.

Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai


dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada
dan diperbuat peserta didik (klien)  pada saat sekarang.
5. Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar
peserta didik (klien) yang menjadi sasaran
layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam
penyelenggaraan/kegiatan bimbingan.

Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong


dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif
dalam setiap layanan/kegiatan  yang diberikan
kepadanya.
6. Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi
layanan terhadap sasaran layanan (peserta didik/klien)
hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan
terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke
waktu.
7. Asas Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki
agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru
pembimbing maupun pihak lain, saling
menunjang, harmonis dan terpadukan.
8. Asas Kenormatifan; yaitu asas yang menghendaki
agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling didasarkan pada norma-norma, baik
norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat,
ilmu pengetahuan,  dan kebiasaan – kebiasaan
yang berlaku.
9. Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah
profesional. 

Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus


terwujud baik, demikian juga dalam hal
penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
10. Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang
menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan
konseling secara tepat dan tuntas atas suatu
permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat
mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih
ahli.
11. Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki
agar pelayanan bimbingan dan konseling secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi
(memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan,
dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta
kesempatan yang seluas-luasnya  kepada peserta didik
(klien) untuk maju.
5. Jenis Bimbingan dan Konseling
Bimbingan Pendidikan (Educational Guidance)
Bimbingan Pekerjaan
Bimbingan Pribadi
6. Tugas Guru dalam Bimbingan dan Konseling

Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor yaitu


membantu peserta didik dalam:
Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang
pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami, menilai bakat dan minat.
Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang
pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai serta mengembangkan
kemampuan hubungan sosial dan industrial yang
harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang
pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar untuk
mengikuti pendidikan sekolah/madrasah secara
mandiri.
Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan
menilai informasi, serta memilih dan mengambil
keputusan karir.
7. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Fungsi penyaluran ialah fungsi bimbingan dalam
membantu menyalurkan siswa-siswa dalam memilih
program-program pendidikan yang ada di sekolah,
memilih jurusan sekolah, memilih jenis sekolah
sambungan ataupun lapangan kerja yang sesuai
dengan bakat, minat, cita-cita dan ciri- ciri
kepribadiannya
Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam
membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian
pribadi yang sehat.
Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam
rangka membantu staf sekolah khususnya guru dalam
mengadaptasikan program pengajaran dengan ciri
khusus dan kebutuhan pribadi siswa-siswa.
8. Kegiatan Bimbingan Konseling
Berdasakan Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi
bidang Bimbingan Konseling (2004) dinyatakan
bahwakerangka kerja layanan BK dikembangkan dalam
suatu program BK yang dijabarkan dalam 4 (empat)
kegiatan utama, yakni:

a. Layanan dasar bimbingan


Layanan dasar bimbingan adalah bimbingan yang bertujuan
untuk membantu seluruh siswa mengembangkan perilaku
efektif dan ketrampilan-ketrampilan hidup yang mengacu
pada tugas-tugas perkembangan siswa SD.
b. Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang
bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang
dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini.
Layanan ini lebih bersifat preventif atau mungkin
kuratif. Strategi yang digunakan adalah konseling
individual, konseling kelompok, dan konsultasi.
Isi layanan responsif adalah:
(1) bidang pendidikan;
(2) bidang belajar;
(3)bidang sosial;
(4) bidang pribadi;
(5) bidang karir;
(6) bidang tata tertib SD;
(7) bidang narkotika dan perjudian;
(8) bidang perilaku sosial, dan
(9)bidang kehidupan lainnya.
c. Layanan perencanaan individual adalah layanan
bimbingan yang membantu seluruh peserta didik dan
mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan,
karir,dan kehidupan sosial dan pribadinya.
d. Dukungan sistem, adalah kegiatan-kegiatan
manajemen yang bertujuan memantapkan,
memelihara dan meningkatkan progam bimbingan
secara menyeluruh.
9. Peran Guru dalam Kegiatan Bimbingan Konseling di
Sekolah
Sardiman (2001:142) ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar
informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan
akademik maupun umum.
2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus,
jadwal pelajaran dan lain-lain.
3. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan
dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa,
menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga
akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
4. Director, guru harus dapat membimbing dan
mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai
dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses
belajar-mengajar.
6. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar
kebijaksanaan dalam pendidikan dan
pengetahuan.
7. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau
kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar
siswa.
9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai
prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun
tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan
bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.
B. Peranan Guru dalam Adm. Sekolah Menengah

PENGERTIAN KURIKULUM
Mauritz Johnson (tujuan), Mac Donald, Beuchamp, dan
Taba (rencana). Jadi beberapa praktisi pendidikan di atas
memandang kurikulum sebagai tujuan dan rencana.
Sebagai tujuan, kurikulum dilihat dari rentetan hasil
belajar (tujuan pengajaran). Bila meninjau dari aspek
rencana, kurikulum dipandang sebagai rencana tertulis
(apa yang diundang-undangkan, atau diatur oleh
pemerintah) dan rencana fungsional (apa yang disusun
dan disampaikan guru dalam proses mengajar; nanti
kaitannya dalam administrasi kurikulum).
Dalam arti yang singkat, kurikulum adalah kumpulan
mata pelajaran. Namun, bila dilihat aspek yang lebih
luas di dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19
Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan,
dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum diartikan menurut PP di atas dimana
kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Pedoman berarti adanya suatu sistimatik dalam
proses mengajar, kegiatan belajar juga berarti guru
menciptakan sebuah pengalaman belajar yang diterima
oleh siswa.
1. ADMINISTRASI KURIKULUM

Administrasi Kurikulum memiliki tujuan, yaitu:


 Membantu para pelaksana pendidikan dalam
memahami cara merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, mengendalikan, serta menilai proses
belajar mengajar di sekolah.    
 Meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan
pendidikan dengan lingkungan sebagai sumber
belajar dan kebutuhan siswa untuk bekal hidup di
masyarakat.
Untuk itu biasanya perencanaan kurikulum pada
tingkat pusat
PENGEMBANGAN KURIKULUM

Beberapa aspek dalam pengembangan kurikulum


perlu diketahui oleh pendidik:
 Prosedur Pembahasan Materi Kurikulum
 Penambahan Mata Pelajaran Sesuai dengan Lingkungan Sekolah
 Penjabaran dan Penambahan Bahan Kajian Mata Pelajaran
Administrasi kesiswaan dilakukan agar transformasi yang telah ditetapkan, dapat berlangsung efektif dan efisien. Secara sederhana
administrasi kesiswaan adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik dari mulai dia masuk sampai dia lulus.
kegiatan dalam administrasi kesiswaan
Kegiatan dalam administrasi kesiswaan terbagi atas:
1.     penerimaan siswa;
2.    pembinaan siswa; pemberian layanan kepada siswa di suatu lembaga pendidikan, baik di dalam maupun di luar jam belajar di
kelas.Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam tahap pembinaan siswa:
3. orientasi siswa baru
4.    pengaturan kehadiran siswa. Pencatatan kehadiran dapat dilakukan pada papan, buku absensi, rekapitulasi harian siswa.
5. pencatatan siswa di kelas.
6. pembinaan disiplin siswa.
7. tata tertib sekolah, merupakan sarana sekolah untuk membuat siswa berdisiplin. Tata tertib sekolah merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan oleh kepala sekolah untuk melatih siswa agar dapat mempraktekkan disiplin di sekolah. Disiplin sekolah dapat diberikan antara lain
melalui ganjaran dan hukuman. Ganjaran adalah sesuatu yang bersifat menyenangkan yang diterima siswa karena berprestasi, berusaha
dengan baik atau bertingkah laku yang dapat dijadikan contoh bagi yang lain. sedangkan hukuman adalah sesuatu yang tidak menyenangkan
yang harus diterima atau dikerjakan siswa karena mereka bertingkah laku yang tidak pada tempatnya (Carolyn, 1984). Kalau ganjaran diberikan
untuk membuat siswa melakukan hal yang positif, maka hukuman diberikan dengan maksud agar siswa jera atau tidak ingin berbuat lagi hal-
hal yang negatif. Hukuman diberikan kepada siswa dalam batas-batas yang wajar, sehingga misi mendidik siswa tercapai.
8. promosi dan mutasi; promosi/kenaikan kelas adalah perpindahan siswa dari jenjang kelas yang satu ke kelas lainnya yang lebih tinggi.
Mutasi adalah perpindahan, mutasi terbagi menjadi 2 yaitu intern dan ekstern. Intern terjadi dalam lingkungan sekolah (misal siswa berpindah
antar kelas) dan ekstern terjadi antar sekolah.
9. Pencegahan terhadap drop out (DO). Drop Out adalah keluar dari sekolah sebelum waktunya. Pencegahan dilakukan untuk penghematan
(meminimalkan pemborosan) terhadap biaya yang dikeluarkan. Tingginya angka DO juga menurunkan partisipasi pendidikan.
10. tamatan belajar; bila siswa sudah menyelesaikan/menempuh jenjang pendidikan dalam kurikulum, maka siswa berhak mendapatkan surat
tanda tamat belajar dari kepala sekolah.
peranan guru dalam administrasi
kesiswaan
Beberapa peranan guru dalam administrasi pendidikan
diantaranya:
dalam penerimaan siswa, guru dapat terlibat di dalamnya
seperti: menjadi panitia.
dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat
siswanya mampu dengan cepat melakukan penyesuaian.
untuk pengaturan kehadiran siswa. Hal ini juga penting
untuk melakukan penilaian akhir.
Memotivasi siswa agar berprestasi tinggi.
Untuk menciptakan disiplin sekolah/kelas yang baik.
Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan,
bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan
dalam proses pendidikan di sekolah. Adapun, prasarana
pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar
yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan
pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.
Administrasi prasarana dan sarana merupakan
keseluruhan proses pengadaan, pendayagunaan, dan
pengawasan prasarana dan peralatan yang digunakan
untuk menunjang pendidikan agar tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan tercapai secara efektif dan efisien.
administrasi sarana dan prasarana sekolah berfungsi sebagai: a)
Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala kebutuhan yang di
perlukan dalam proses belajar mengajar. b) Memelihara agar
tugas-tugas murid yang di berikan oleh guru dapat terlaksana
dengan lancar dan optimal.
Kegiatan administrasi prasarana dan sarana yaitu:
Perencanaan kebutuhan
Pengadaan prasarana dan sarana pendidikan
Penyimpanan prasarana dan sarana pendidikan
Inventaris prasarana dan sarana pendidikan
Pemeliharaan prasarana dan sarana pendidikan
Penghapusan prasarana dan sarana pendidikan
Pengawasan prasarana dan sarana pendidikan
Peranan guru dalam administrasi
prasarana dan sarana
Guru merupakan pemakai dari sarana dan prasarana,
guru memiliki peranan yang penting dimulai dari:
Perencanaan; guru memikirkan saran dan prasarana
pendidikan yang dibutuhkan oleh sekolah, supaya hal
tersebut fungsional dalam menunjang kegiatan belajar-
mengajar.
pemanfaatan dan pemeliharaan; guru memanfaatkan
secara optimal.
pengawas penggunaan; disini guru mengawasi
bagaimana siswanya menggunakan sarana dan
prasarana.
Humas merupakan suatu proses komunikasi antara sekolah
dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian
masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan
serta mendorong kerja sama untuk masyarakat dalam
peningkatan dan pengembangan sekolah.

Tujuan dari humas: 1) peningkatan pehaman masyarakat


tentang tuuan serta sasaran yang ingin direalisasikan
sekolah. 2) peningkatan pemahaman sekolah tentang
keadaan serta aspirasi masyarakat tersebut terhadap
sekolah.
Prinsip-prinsip hubungan sekolah-masyarakat:
otoritas, dilakukan oleh orang yang memiliki otoritas,
sebab pengetahuan dan tanggung jawabnya dalam
penyelenggaraan sekolah.
kesederhanaan, program hubungan harus sederhana dan
jelas.
sensitivitas, sekolah harus sensitiv terhadap kebutuhan
masyarakat.
kejujuran, apa yang disampaikan kepada masyarakat
adalah apadanya.
ketetapan, bahwa apa yang disampaikan sekolah kepada
masyarakat harus tepat, baik dilihat dari segi isi, waktu,
media yang digunakan serta tujuan yang akan dicapai
b. penyelenggaraan kegiatan administrasi hubungan sekolah-masyarakat

kegiatan ini dilihat dalam dua segi yaitu:


 proses penyelenggaraan hubungan sekolah-masyarakat
a)   perencanaan program; program hubungan harus memperhatikan dana yang ada, ciri
masyarakat, daerah jangkauan, sarana/media, dan teknik penyampaiannya.
b)   pengorganisasian; perlu dilakukan agar berjalan dengan efektif dan efisien
c)   pelaksanaan; kerjasama antar bagian, dan penggunaan waktu yang sinkron.
d)  evaluasi; dilihat atas dua kriteria: efektivitas (sejauh mana tujuan telah tercapai) dan
efisiensi (sejauh mana sumber yang telah digunakan untuk kepentingan kegiatan
hubungan masyarakat.

 kegiatan hubungan sekolah masyarakat

Beberapa teknik yang digunakan dalam melakukan hubungan antara sekolah dengan
masyarakat a) teknik langsung (tatap muka kelompok (mis. rapat), tatap muka individu
(mis. berkunjung), melalui surat, dan melalui media massa. b) teknik tidak langsung
(hubungan dilakukan melalui kegiatan yang tidak sengaja dilakukan, memberikan nilai
postif terhadap husemes.)
Peranan guru dalam hubungan sekolah masyarakat
Peranan guru dalam kegiatan husemes, yaitu:
membantu sekolah dalam melaksanakan teknik-
teknik husemas.
membuat dirinya lebih baik lagi dalam
bermasyarakat.
guru melaksanakan kode etik dalam husemas,

Anda mungkin juga menyukai