Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. SINYAL DASAR ATAU FUNGSI SINGULARITAS

Sinyal dasar atau fungsi singularitas adalah sinyal yang dapat digunakan untuk
menyusun atau mempresentasikan sinyal-sinyal yang lain. Sinyal-sinyal dasar tersebut
memiliki karakteristik yang menjadikan penyelesaian persoalan teknik atau rekayasa
menjadi lebih mudah.

1. Sinyal Waktu Kontinyu( Continuous-Time Signal )

Pada sinyal kontinyu, variable independent (yang berdiri sendiri) terjadi terus-menerus
dan kemudian sinyal dinyatakan sebagai sebuah kesatuan nilai dari variable
independent. Variabel t digunakan untuk menyatakan variable kontinyu. Suatu sinyal
x(t) dikatakan sebagai sinyal waktu-kontinyu atau sinyal analog ketika memiliki nilai
real pada keseluruhan rentang waktu t yang ditempatinya. Sinyal waktu kontinyu
dapat didefinisikan dengan persamaan matematis sebagai berikut.

f (t)∈ (− ∞, ∞) (2.1)

2.1.1.1 Sinyal/Fungsi Tangga Satuan( Unit Step Function) U(t)

Fungsi tangga satuan u(t) waktu kontinyu secara matematis didefinisikan sebagai,

(2.2)

Disini fungsi tangga satuan (unit step function) u(t) memiliki arti bahwa amplitudo
pada u(t) bernilai 1 untuk semua t > 0 dan u(t) bernilai 0 menyatakan
kekontinyuannya. Untuk suatu sinyal waktu-kontinyu x(t), hasil kali x(t) dan u(t)
sebanding dengan x(t) untuk t ≥ 0 dan sebanding dengan nol untuk t < 0.

Universitas Sumatera Utara


Perkalian pada sinyal x(t) dengan u(t) mengeliminasi suatu nilai non-zero(bukan nol)
pada x(t) untuk nilai t < 0. Dalam kenyataannya, tidaklah mungkin membangkitkan
sinyal yang dapat berubah dari suatu nilai ke nilai yang lain tanpa memakan waktu.
Yang dapat dilakukan adalah membuat waktu transisi itu sependek mungkin. Secara
grafik fungsi tangga satuan u(t) ditunjukkan seperti Gambar 1 di bawah ini,

u(t)

0
t

Gambar 1. Fungsi Tangga Satuan U(t)

Sinyal ini juga merupakan sinyal yang penting untuk mempelajari sinyal secara
analitik dan juga banyak dipakai dalam praktek. Perhatikan bahwa fungsi unit step
merupakan sinyal waktu kontinyu untuk semua t kecuali pada t=0, dimana fungsinya
tidak kontinyu. (S.p.20)

2.1.1.2 Sinyal/Fungsi Ramp Satuan (Unit Ramp Function) R(t)

Fungsi ramp satuan r(t) waktu kontinyu secara matematis didefinisikan sebagai,

(2.3)

Fungsi ramp satuan r(t) tidak lain adalah hasil integrasi dari fungsi tangga satuan u(t).

(2.4)

Perlu diketahui bahwa untuk ≥t 0, slope (kemiringan) pada r(t) adalah bernilai 1.
Sehingga pada kasus ini r(t) merupakan “unit slope“ yang juga disebut sebagai unit-
ramp function. (S.p.22)

Universitas Sumatera Utara


Fungsi unit ramp ditunjukkan pada Gambar 2 di bawah ini.

r(t)

0
t

Gambar 2. Fungsi Ramp Satuan R(t)

2.1.1.3 Sinyal/Fungsi Impuls Satuan (Unit Impuls Function)

Sinyal impuls satuan atau disebut juga fungsi delta Diract atau disingkat fungsi
delta, menempati posisi yang sangat penting dalam analisis sinyal. Secara matematis
fungsi impuls didefinisikan oleh,

(2.5)

dan memiliki sifat :

(i) (2.5.1)

(ii) (2.5.2)

(iii) (2.5.3)

Dalam praktek, fungsi impuls tersebut didekati menggunakan limit dari suatu fungsi
konvensional untuk parameter  mendekati nol. Hal ini bersesuaian dengan nilai (t)
yang mendekati . (S.p.24)

Universitas Sumatera Utara


Secara grafik fungsi impuls satuan (t) gambarnya ditunjukkan seperti Gambar 3 di
bawah ini,

 (t)

0
t

Gambar 3. Fungsi Impuls Satuan (t)

Sifat – sifat operasi fungsi impuls

(i) Sifat Pergeseran

(2.5.4)

atau secara umum

(2.5.5)

yang menyatakan sebagai penjumlahan kontinyu impuls berbobot.

(ii) Sifat Sampling

Jika kontinyu di t0, maka

(2.5.6)

Universitas Sumatera Utara


(iii) Sifat scalling

(2.5.7)

Relasi antara (t) dan u(t) dapat ditunjukkan dalam bentuk hubungan diffrensial dan
integral dibawah ini,

u(t) = (t)

= u(t) (2.5.8)

2. SISTEM

Sinyal adalah fenomena dari lingkungan yang terukur atau terkuantisasi. Sementara
sistem adalah bagian dari lingkungan yang menghubungkan sinyal-sinyal atau dengan
kata lain merespon sinyal yang masuk dengan menghasilkan sinyal lainnya. Sistem
juga dapat didefenisikan sebagai suatu proses yang menghasilkan transformasi sinyal.

Jadi, suatu sistem memiliki sinyal input yang ditransformasikan menjadi sinyal output.
Dalam hal ini, sistem waktu kontinyu adalah sistem di mana inputnya merupakan
sinyal waktu kontinyu dimana outputnya juga merupakan sinyal waktu kontinyu.

1. SISTEM LINIER WAKTU INVARIAN(LINIER-TIME INVARIANT)

 Dua hal penting pada sistem adalah linieritas dan tidak berubah terhadap waktu.
 Disini akan dilihat hubungan input output pad sistem LTI (Linear Time
Invariant) dijelaskan pada operasi konvolusi.

Respon system LTI waktu kontinyu dan integral konvolusi


A. Respon Impuls
Respons impuls h(t) suatu sistem LTI waktu kontinyu (T) didefenisikan sebagai
respon sistem ketika inputnya adalah (t)
h(t) = { }
(2.6)

Universitas Sumatera Utara


B. Respon terhadap sembarang input
x(t) = (2.7)
Karena sistemnya linier, maka persamaannya hadir dalam bentuk
y(t) = T{x(t)} = T{ }

= } (2.8)
Jika sistemnya adalah time invariant, maka pergeseran waktu (Time – Shifting)
memiliki persamaan,
h(t- )= T{d(t- )}

(2.9)
Kita subtitusikan dalam persamaan (2.8) bentuk sekarang adalah ,
y(t) = } (2.10)

2.2.2 Sifat-sifat Linier Time Invariant(LTI)

1. Kausalitas

Sistem kausal adalah sistem yang memberi respon setelah ada masukan. Pengaruh
suatu masukan dapat dilihat pada saat itu juga dan atau kemudian. Sebuah nilai
keluaran dipengaruhi hanya oleh masukan pada saat yang sama atau pada saat yang
lalu sehingga,

y(t) =

(2.11)

Sinyal impuls satuan mengandung nilai pada t = 0, sehingga respon impuls sistem
kausal hanya mengandung nilai di t 0(kontinyu).

2. Stabilitas

Sebuah sistem yang stabil akan memberikan respon yang berhingga jika
masukannya berhingga. Jika masukan berhingga maka agar keluaran berhingga
haruslah respon impulsnya berhingga. Artinya,
0 (2.12)

Universitas Sumatera Utara


2.3 KONVOLUSI

Konvolusi secara umum dapat diartikan sebagai cara untuk mengkombinasikan dua
buah deret angka untuk menghasilkan deret angka ketiga. Dalam hal ini konvolusi
digunakan untuk mengoperasikan dua sinyal dan menghasilkan sinyal ketiga.
Konvolusi dilambangkan secara asterisk (*). Bagi para insinyiur konvolusi adalah
instrument yang sangat penting. Sebagai contoh, konvolusi digunakan dalam sistem
linier dan teori kontrol untuk mendapatkan respon y(t) dari sebuah sistem x(t) jika
diberikan jika diberikan impuls h(t). Secara umum konvolusi dua buah sinyal x1(t) dan
x2 (t) dituliskan sebagai berikut :

y(t) = x1(t) * x2(t)


= x2(t) * x1(t)
(2.13)
atau
y(t) = x1(λ)x2 (t-λ)dλ

= x2(λ)x1 (t-λ)dλ (2.14)


Di mana λ adalah variable
dummy.
Jika terjadi pergeseran waktu (Time-Shifting), persamaannya tereduksi menjadi,
x1(t+t1) * x2(t) = y(t+t1 )
(2.15)
dan
x1(t + t1 + t2 ) * x2 = y( t + t1 + t2 )

(2.16)

Keluaran dari sebuah sistem disebut juga respon. Jika sinyal berupa unit impuls masuk
kedalam sistem, maka akan memberikan respon yang disebut respon impuls (impulse
response), jika sistemnya kontinyu diberi simbolnya h(t). Jika respon impuls sebuah
sistem linier diketahui, maka respon sistem terhadap sembarang bentuk sinyal dapat
dihitung. Jika h(t) adalah respon impuls sistem linier kontinyu, dan x(t) adalah sinyal
masukan maka sinyal keluarannya adalah
y(t) = x(t)*h(t)
=
Universitas Sumatera Utara
(2.17)
y(t) = h(t) * x(t) Y(w) = H( )X( )
(2.18)
Persamaan (2.17) di atas disebut sebagai integral konvolusi, yang juga merupakan
yang merupakan input dari sistem LTI (Linier Time Invariant). Dan juga merupakan
hasil transformasi fourier dari sinyal impuls dan fungsi singularitas. (I.J.p.78)

Sifat operasional dari konvolusi adalah :

Komutatif : x(t)*h(t) = h(t)*x(t) (2.19)


Asosiatif : {x(t)*h1(t)}*h2(t) = x(t)*{h1(t)*h2(t)} (2.20)
Distributif : x(t)*{h1(t)+h2(t)} = x(t)*h1(t)+ x(t)*h2 (t)}
(2.21)

2.4 TRANFORMASI FOURIER

Sifat-Sifat Transformasi Fourier Waktu Kontinyu

 Linieritas
Jika sinyal x1(t) memiliki transformasi fourier sebagai berikut

x1(t) X1( ) (2.21.1)


dan sinyal x2(t)

x2(t) X2( (2.21.2)


maka,

ax1(t) + bx2(t) aX1( + bX2 (


(2.21.3)

 Sifat Simetri
Jika x(t) adalah fungsi waktu bersifat real, maka
X(- ) = X*( ) (2.21.4)
Persamaan dia atas menyatakan kompleks
conjugate.

 Time Shifting (Pergeseran Waktu)


Pada Time Shifting(Pergeseran Waktu), jika transformasi fourier dari x(t) adalah

Universitas Sumatera Utara


x(t) X( (2.21.5)
maka transformasi fourier dari x(t-t0) diperoleh,

x(x-t0 ) X( (2.21.6)

 Difrensiasi dan integrasi


Untuk Difrensiasi dan Integrasi, jika transformasi fourier x(t) adalah

x(t) X( (2.21.7)
maka transformasi forier dari

(2.21.8)

atau

X( ) + X(0) ( )
(2.21.9)

Persamaan diatas merupakan bentuk umum dari hasil kovolusi x(t) dan u(t).

 Time and Frequency Shifting( Perkalian waktu dan frekuensi)


Pada Time and Frequency Shifting, jika transformasi x(t) adalah

x(t) X( ) (2.21.10)
maka transformasi fourier dari

x(at) (2.21.11)

a = konstanta real
 Sifat Modulasi

r(t) = s(t)p(t) R(w) = (2.21.12)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1. Beberapa Sifat dari Transformasi Fourier

Fungsi, f(t) Transformasi Fourier, F(ω)


Defenisi dari Invers Transformasi Fourier Defenisi dari Transformasi Fourier
f(t)= F( (t)

f(t-t0) F(
f(t) F( 0 )
f(

F(t) 2
(j n
F(

(-jt)n f(t)

1
2 0 )
sgn(t)

u(t)

u(t)

u(t)t

u(t) * r(t) + F(0) d( )

Universitas Sumatera Utara


2.5 KONVOLUSI DENGAN FUNGSI SINGULARITAS
Hubungan konvolusi dengan fungsi singularitas merupakan integral konvolusi
dengan fungsi singularitas itu sendiri, secara matematis dapat bentuk persamaannya
sebagai berikut,
x(t) * (t) = x(t) (2.22)

x(t) * u(t) = (2.23)

x(t) * r(t) =

(2.24)
Secara umum skema proses konvolusi dengan fungsi singularitas dapat ditunjukkan
seperti gambar di bawah ini
Sinyal masukan Proses Konvolusi Hasil konvolusi

x1(t)
x1(t) *x2 (t) y(t)
x2 (t)

Gambar 4. Skema Proses Konvolusi

Sebenarnya, dalam konvolusi dua buah sinyal setiap masing-masing fungsi sudah
memiliki fungsi singularitas. Namun, setelah mengalami distribusi konvolusi fungsi-
fungsi akan tereduksi menjadi bentuk persamaan biasa konvolusi dengan batas-batas
nilai yang ditentukan. (I.J.p.80)

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai