Anda di halaman 1dari 60

Etika dan Kode Etik

Profesi Bidan

Oleh
Nunik Endang Sunarsih, SST., SH., M.Sc
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum

 Mampu menerapkan prinsip etik dan kode


etik profesi bidan,
 Kebijakan peraturan perundang – undangan
yang berlaku dalam memberikan asuhan
kebidanan
 Mengembangkan profesionalitas dalam
menyikapi isu etik yg strategis dan mencegah
pelanggaran etik terhadap sesama
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Khusus

1. Menerapkan prinsip etik dan kode etik profesi bidan


2. Menunjukkan perilaku etik terhadap klien, teman sejawat dan
masyarakat sesuai dengan norma yang berlaku
3. Mengembangkan profesionalitas dalam menyikapi isu etik yang
strategis dan mencegah pelanggaran etik terhadap sesama
Pokok Bahasan
Pokok Bahasan 1. Etika Profesi Bidan
 Etika dan moralitas
 Nilai – nilai luhur profesi
 Kode etik profesi bidan

Pokok Bahasan 2. Kasus Etik Kebidanan


 Perilaku etik
 Hubungan etika profesi dan norma hukum
 Dasar hukum praktik kebidanan

Pokok Bahasan 3. Etika Kebidanan


 Isu etik, dilema dan konflik etik
 Nilai – nilai keputusan etis
 Pengambilan keputusan etis
1. Etika Profesi Bidan
FILOSOFI KEBIDANAN

Kehamilan dan Kelahiran  Suatu proses alamiah


dan bukan penyakit

Setiap perempuan mempunyai pribadi yang unik,


mempunyai hak, kebutuhan dan keinginan masing –
masing, oleh sebab itu perempuan harus
berpatisipasi aktif dalam setiap asuhan yang
diterimanya
(lanjut) FILOSOFI KEBIDANAN

 Keyakinan fungsi profesi dan manfaatnya


 Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat
keputusan, merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan,
keluarga dan pemberi asuhan
 Keyakinan tentang tujuan asuhan . Tujuan utama asuhan kebidanan
untuk menyelamatkan ibu dan bayi, berfokus pada : pencegahan,
bimbingan, dan asuhan berkesinambungan
 Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan
 Keyakinan tentang fungsi profesi dan manfaatnya
Paradigma Kebidanan
Merupakan suatu cara pandang bidan dalam
memberikan pelayanan, yang keberhasilannya
dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang
bidan dalam kaitan atau hubungan timbal balik
antaran :

1. Manusia atau perempuan


2. Lingkungan
3. Perilaku
4. Pelayanan kebidanan dan keturunan
Determinan Filosofi
Asuhan Kebidanan

Proses
BIDAN Manajemen Perempuan sebagai
Sebagai pemberi Asuhan penerima asuhan
asuhan Kebidanan

Tercapainya meningkatnya
kepuasan dan keamanan bagi
perempuan dan bayinya
(dalam mewujudkan keluarga
bahagia & berkualitas
a. Etika dan Moralitas
Pengertian Etika

 Adalah filsafat moral yang berbicara tentang


praksis manusiawi, tindakan manusia.
 Etika tidak mempersoalkan keadaan
manusia melainkan bagaimana ia harus
bertindak.
 Dengan kata lain etika adalah sebuah
refleksi kritis dan rasional mengenai nilai
dan norma moral yang secara pribadi
maupun secara kelompok
Etika sebagai refleksi kritis mempunyai 5 ciri
khas

1. Rasional, mendasarkan pada nalar


2. Kritis, berarti filsafat ingin menggali
permasalahan hingga keakar-akarnya.
3. Mendasar, membahas hal yang utama
4. Sistematik, membahas langkah demi langkah
secara teratur
5. Normatif, tidak sekadar sesuai dengan
pandangan moral, melainkan juga menyelidiki
bagaimana pandangan moral yang seharusnya
Prinsip Etika Profesi

7. Tepat janji/komitmen
8. Bertindak aman
1. Tanggung jawab 9. Menjaga privasi dan
2. Keadilan kerahasiaan
3. Otonomi 10. Memiliki niat untuk
4. Altruistik berbuat baik
5. Keadilan 11. Menjaga dan meningkatkan
6. Kejujuran, integritas profesional diri
Adalah ajaram wejangan, khotbah, patokan, kumpulan
peraturan dan ketetapan tertulis dan tidak tertulis bagaimana
manusia harus hidup dan bertindak agar ia menjadi manusia
yang baik
M
OR
AL Sumber langsung ajaran moral adalah berbagai orang dalam
kedudukan yang berwenang (guru, pemuka masyarakat dan
agama, tulisan) sedangkan sumber dasar ajaran itu adalah
tradisi, adat istiadat, ajaran agama atau ideologi tertentu
MORALITY UNIVERSAL

  Do not cause offend


Tell the truth  Do not deprive of goods
 Respect the privacy of others 
 Protect confidential information Protect and defend the
 Obtain consent before invading right of others
 Prevent harm from
another person’s body occurrence to others
 Be loyal to friends who return 
the loyalty Remove condition that will
 Do not kill cause harm
  Help person with disability
Do not cause pain  Rescue person in danger
 Do not incapacitate
b. Nilai – nilai luhur profesi
Nilai – Nilai Luhur Profesi
1. Menekankan pengabdian atau pelayanan untuk kepentingan
orang lain (Altruistik)
2. Memperoleh nafkah hidup sebagai sekadar sebuah imbalan
dan menjalankan profesi

3. Sasaran utama dalam menjalankan profesi luhur

4. Pengabdian untuk melayani kepentingan masyarakat

5. Memperoleh nafkah hidup sebagai sedadar sebuah imbalan


dari menjalankan profesi
Perilaku Profesional Bidan

1. Bertindak sesuai dengan keahlian dan didukung


oleh pengetahuan dan pengalaman serta
keterampilan yang tinggi
2. Bermodar tinggi
3. Berlaku jujur baik kepada orang lain maupun diri
sendiri
4. Tidak melakukan tindakan coba – coba yang
tidak didukung ilmu pengetahuan
(Lanjut) Perilaku Profesional Bidan

5. Tidak memberikan janji berlebih


6. Tidak melakuakn tindakan yang semata – mata
di dorong oleh tindakan komersial
7. Memegang teguh nilai – nilai etika profesi
8. Mengenal batas – batas kemampuan
9. Menyadari ketentuan hukum yang membatasi
geraknya
Nilai – nilai profesional inipun dapat dilihat secara tersirat dalam
sumpah dan janji bidan seperti yang tercantum dalam sumpah dan janji
bidan

Saya bersumpah/berjanji bahwa saya :


 Akan mengabdikani lmu saya dengan jujur dan sejalan dengan
profesi kebidanan
 Akan mengabdikan diri saya dalam pelayanan kebidanan dan
kesehatan tanpa membedakan agama, pangkat, suku dan bangsa
 Akan menghormati kehidupan manusia sejak pembuahan
 Akan membela hak dan menghargai tradisi budaya dan spiritual
pasien yang dilayani
 Tidak akan menceriterakan kepada siapapun dan
menjaga segala rahasia yang berhubungan dengan tugas
saya kecuali jika dimint pengadilan untuk keperluan
kesaksian
 Akan menghormati, mebina kerjasama, keutuhan dan
Lafal kesetiakawanan dengan teman sejawat
Sump  Akan menjaga martabat dan menghormati keluhuran
ah profesi dengan terus menerus mengembangkan ilmu
Bidan kebidanan
Sumpah/janji ini saya ikrarkan dengan sungguh –
sungguh dengan mempertaruhkan kehormatan saya sebagai
bidan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi kekuatan
kepada saya
c. Kode Etik Profesi Bidan
Kode Etik Profesi
Kode etik profesi : Norma, aturan, dan ketentuan perilaku
bagi anggota profesi

Fungsi Kode Etik Profesi

1. Memberikan panduan dalam membuat keputusan tentang masalah etik


2. Menghubungkan nilai/norma yang dapat diterapkan dan
dipertimbangkan dalam memberikan pelayanan
3. Sebagai landasan untuk memberikan umpan baik bagi sejawat
4. Sebagai nilai dan standar profesi
5. Menginformasikan kepada profesi lain dan masyarakat tentang niali
moral
PRINSIP KODE ETIK PROFESI

 Menghargai otonomi memiliki kebebasan menjalankan profesinya


 Melakukan tindakan yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan scr
profesional
 Mencegah tindakan yang dpt merugikan
 Memperlakukan manusia secara adil, tidak diskriminatif
 Menjelaskan dengan benar
 Menepati janji yang telah disepakati
 Menjaga kerahasiaan
2. Perilaku Etik Sesuai dg Norma yg
Berlaku
Pedoman Etika & Moral Profesi Bidan

1. UU Perlindungan Anak no 23 tahun 2006


2. UU Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
3. UU no 36 tentang Kesehatan tahun 2009
4. UU no 36 tentang Tenaga Kesehatan tahun 2014
5. UU no 4 tentang Kebidanan tahun 2019
6. Permenkes no 28 tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
7. Kepmenkes no 320 tahun 2020 tentang Standar Profesi
Bidan
8. Kepmenkes no 938 tahun 2007 tentang Standar Asuhan
Kebidanan
9. Penilaian Angka Kredit dan Jabatan Fungsional Bidan
3. Etika Kebidanan
a. Isu Etik, Dilema dan Konflik Etik
 Dalam konteks etika profesi kebidanan, isu etik erat
kaitannya dengan kode etik profesi kebidanan
 Isu moral merupakan topik penting berhubungan dengan
perbuatan benar atau salah dalam kehidupan sehari –
hari, yang didasari atas nilai – nilai yang berbeda
sehingga setiap orang akan mempunyai opini yang
berbeda pula
 Isu moral dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi
 Isu yang terjadi terkadang dapat menimbulkan konflik
baik bagi bidan itu sendiri juga bagi klien dan keluarga
Setiap Pasien atau Klien berhak memperoleh:

1. Informasi
2. Akses kesehatan
3. Memilih pelayanan kesehatan
4. Keamanan
5. Privasi
6. Kerahasiaan
7. Dihormati
8. Mengemukakan pendapat
9. Mendapat kenyamanan
10.Pelayanan berkelanjutan
Setiap perempuan atau ibu penerima asuhan mempunyai hak

1. Mendapatkan keterangan mengenai kesehatanya


2. Hak mendiskusikan keprihatinannya di lingkungan dimana ia merasa
percaya
3. Harus mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan
4. Harus dibuat senyaman mungkin ketika menerima layanan
5. Mengutamakan pandangan dan pilihannya mengenai layanan yang
diterima
6. Diberi informasi tentang kemungkinan efek, risiko atau bahaya pada
dirinya atau janinnya atau bayi yg akan dilahirkan sebagai akibat dari
penggunaan obat atau prosedur
Lanjuttttt

7. Diberi informasi tentang pilihan pengobatan yang dapat digunakan


sebagai penggati obat atau prosedur tindakan kebidanan
8. Diberi informasi bahwa ada obat – obat yang diminumnya
kemungkinan mempunyai efek merugikan pada janinnya
9. Diberi informasi tentang upaya meminimalkan ketika bayinya
bergerak, menggunakan obat yang menguntungkan bagi bayinya
10. Diberi informasi jika ada ketidakpastian keamanan suatu prosedur
atau pengobatan terhadap dirinya, janin maupin bayinya
Lanjuttt

11. Diberi informasi tentang merek dagang atau nama generik obat
sebelum diberikan
12. Memutuskan untuk menerima atau menolak risiko dari suatu
prosedur atau pengobatan
13. Mengetahui nama dan kualifikasi seseorang yang memberikan obat
14. Diberi informasi tentang alasan pelaksanaan prosedur tindakan atau
pemberian obat
15. Diberi informasi jika ada hal-hal yg diketahui tentang perawatan atau
kondisi dirinya atau bayinya yang mungkin dapat menyulitkan di
kemudian hari
Lanjuttt

16. Memperoleh catatan RS tentang dirinya dan bayinya secara lengkap,


akurat, jelas dan disimpan oleh RS
17. Mendapatkan informasi RM RS dg lengkap
18. Diberi informasi nama dan kualifikasi seseorang yang menolong
kelahiran bayinya
19. Ditemani selama melahirkan
20. Memilih posisi selama proses persalinan dan melahirkan
21. Bayinya dirawat didekat tempat tidur
DILEMA MORAL

Pertentangan antara dua pililihan atau alternatif.

Contoh : seorang primipara akan melahirkan bayi, ketika


bayi akan lahir tampak perineum tipis dan kaku →
diperkirakan perlu episiotomi → namun belum ada
persetujuan dari klien, demi keselamatan terpaksa dilakukan
episiotomi tanpa meminta persetujuan
KONFLIK ETIK

Pertentangan antara dua atau lebih prinsip moral profesional

Contoh : ditemukan Down’s Sydrome → perlu pemeriksaan


lanjutan untuk memastikan? Diberitahu? Jika benar terbukti?
b. Nilai - Nilai Keputusan Etik
1. Nilai Personal
 Kejujuran : berkata benar, tepat janji, tidak membohongi klien
 Kompeten : memiliki kemampuan intelektual, interpersonal,
teknikal
 Etis : penuh kepedulian, rasa kasih sayang kepada sesama, empati

2. Budaya dan Agama


 Mengenal budaya dan agama : sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan
 Memfasilitasi klien untuk melaksanakan kegiatan keagamaan
sesuai agama yang dianutnya
Lanjut

3. Hubungan dan komunikasi, penting untuk mencegah dan mengatasi


konflik, menyampaikan kepedulian :
 Komunikasi yang terbuka
 Komunikasi verbal dan verbal
 Komunikasi secara tertulis
 Pendokumentasian yang tepat
 Kerja kolaboratif
 Diskusi informal dengan menejemen, anggota tim multidisiplin.
 Konsultasi dengan komite terkaid
c. Pengambilan Keputusan Etik
Teori-teori Pengambilan Keputusan Etik

1. Utilitarianisme

 Tindakan utilitarianisme dinilai berdasarkan


kebahagiaan yang diciptakan, keuntungan atau
kebaikan, semakin dinilai benar/tepat,
mengutamakan efisiensi dari tindakan.
 Aturan utilitarianisme, menilai suatu tindakan
menurut aturan moral, aturan yang baik yang
menghasilkan kebaikan,suatu tindakan dikatakan
benar jika berada dibawah aturan yang benar.
Lanjutttt….

Memprioritaskan “tugas” atau


“kewajiban”, tanpa mengindahkan
2. Deontologi konsekuensinya, dimanapun
tempatnya dan kemampuan yang
dimilikinya
Beberapa Contoh Masalah
Konflik dan Dilema Moral dalam Kebidanan & Kesehatan Reproduksi

1. Berkaitan dengan IPTEK


Bayi Tabung, Skrining Bayi,Donor Sperma, Penelitian
dg menggunakan klien
2. Berkaitan dengan Sosial-Budaya,Agama atau
Kepercayaan
Transfusi darah, Penggunaan ALKON,Adopsi anak,
Larangan bg bumil,bufas,menyusui
3. Berkaitan dengan Tindakan Medis/Intervensi
Kebidanan
SC, Episiotomi,Penggunaan USG, Vakum
Ekstrasi/Forsep dll
1. Berkaitan dg IPTEK : biasanya sudah ada landasan
hukumnya & peraturannya, yg memberikan batas
wewenang dlm tindakan  cari landasan hukum dan
peraturannya

Peme
caha 2. Berkaitan dg Sos-Bud, Agama,Kepercayaan :
n Merupakan hal yang sensitif, menyangkut perasaan 
Masa perlu advokasi & konseling yang tepat
lah

3. Berkaitan dg Tind.Medis/Intervensi Askeb : memerlukan


informed choice & informed Concent
Perlu Diingat Dalam Pengambilan Keputusan

1. Etika dan kode etik

2. Landasan hukum/ peraturan yang


berlaku
Langkah Pengambilan Keputusan Etis

1. Kaji situasi yang dihadapi, untuk menentukan masalah dan


keputusan yang dibutuhkan
2. Kumpulkan informasi tambahan untuk memperjelas situasi
3. Identifikasi aspek etis dan masalah yang dihadapi
4. Ketahui atau bedakan posisi pribadi dan posisi moral profesional
5. Identifikasi posisi moral dan keunikan individu yang berlainan
6. Identifikasi konflik-konflik nilai, bila ada.
7. Gali pembuat keputusan
8. Identifikasi jenis-jenis tindakan dengan mengantisipasi hasil dari
masing-masing tindakan.
9. Tentukan langkah-langkah tindakan.
10. Evaluasi hasil keputusan/tindakan
Upaya peningkatan pengembangan diri dapat dilakukan melalui evaluasi
diri dalam pengembangan praktek profesi dan kode etik, seperti contoh
berikut :

1. Dalam keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan praktek


profesional dalam bidang tugasnya, konsisten dg aspek legal yg
berhubungan dg praktek kebidanan, meliputi :
 Menggunakan standar praktik professional untuk mengkaji
kompetensi diri
 Berkonsultasi pd profesi laindg tepat yg sesuai dg keahlianya
 Mengidentifikasi praktik- praktik yg membahayakan dan
memberikan respon dengan tepat
Lanjut

2. Dalam melaksanakan praktik kebidanan respek,


mempromosikan dan mendukung hak – hak otonomi, individu,
interest, preferensi, kepercayaan dan budaya meliputi :

a. Memberikan saran keluarga berencana yang sensitive terhadap budaya


yang berlaku
b. Memastikan ibu bersalin, konsisten dengan agama dan keyakinan,
budaya dan preferensinya
c. Menghargai peran dan hubungan dalam keluarga, berdasarkan agama,
keyakinan, budaya, prefensi dan pengalamannya
Lanjut

3. Melakukan praktik sesuai dengan legalitas yang


relevan

a. Praktik berdasarkan peraturan yang berlaku


b. Mendemonstrasikan pengetahuan hukum yang berhubungan
dnegan hak asasi manusia, kesetaraan dan akses untuk
catatan pasien
Lanjut

4. Menjaga kerahasiaan informasi

a. Memastikan kerahasiaan dan keamana informasi verbal dan


tertulis, dan memberikannya untuk keperluan professional
b. Membukan informasi hanya kepada orang dan organisasi
yang berhak untuk keperluan kesaksian peradilan
Lanjut

5. Dalam melakukan tugasnya berkolaborasi dg profesi


dan bahan lain, dengan berbagai cara

a. Menghargai kontribusi dalam pelayanan kesehatan


b. Melibatkan tenaga profesional dan badan lainnya untuk
berpatisipasi secara efektif dalam asuhan untuk perempuan,
bayi dan keluarganya
c. Menghargai pekerjaan tenaga profesional dan organisasi
lain.
Lanjut

6. Mengelola dan memprioritaskan kebutuhan

a. Memutuskan orang yang mampu dan tempat yg terbaik


untuk memberikan intervensi kepada perempuan, bayi dan
keluarganya
b. Tanggap untuk mengelola kesulitan dan isu dalam
pelayanan kebidanan
Lanjut

7. Memberikan dukungan yang kreatif dan


mempertahankan lingkungan yang sehat, aman dan
menjamin kesejahteraan perempuan, bayi dan lainya

a. Pencegahan dan pengendalian infeksi


b. Upaya promosi kesehatan, keamanan dan keselamatan
lingkungan di tempat kerja, di rumah pasien, di masyarakat,
di klinik atau rumah sakit
Lanjut

8. Berkontribusi dalam pengembangan pedoman evaluasi dan


kebijakan untuk memberikan rekomendasi perubahan yang
berfokus pada perempuan, bayi dan keluarganya

a. Mempertimbangkan fakta – fakta yang ada


b. Memberikan feedback kepada pimpinan dalam kebijakan pelayanan
c. Memberikan pertimbangan kebijakan dalam konteks kesehatan umum
dan sosial yang berfokus pada perempuan, bayi dan keluarga
Kasus A

Pasien hamil 6 minggu datang dengan diagnosis Campak.


Dokter mengatakan bahwa sangat mungkin kehamilannya
akan cacat sehingga ia menganjurkan untuk di terminasi
saja.
Pasien konsultasi dengan anda, bagaimana anda
menjelaskannya?
Kasus B

Pasien hamil 11 minggu datang dengan diagnosis


Anensefalus pada janinnya. Dokter menganjurkan untuk di
terminasi saja kehamilan tsb.
Pasien konsultasi dengan anda, bagaimana anda
menjelaskannya?
Kasus C

1. Pasien lama anda (perempuan 24 tahun) dengan HIV


positif datang dengan gembira karena ia telah hamil.
2. Suaminya (juga HIV+) tahu bahwa kemungkinan anaknya
akan tertular HIV cukup tinggi.
3. Mereka bertanya, mana yang lebih baik, mempertahankan
kehamilan atau menggugurkannya?
Kasus D

 Pasien 30 th hamil 36 minggu dengan PEB (G2P0A1)


semakin buruk keadaannya, tetapi belum ada tanda
gawat janin.
 Anda harus mempertimbangkan dilakukannya terminasi
kehamilan, namun anda tahu bahwa paru bayi belum
cukup matang
Kasus E

 Pasien pasca SC dengan penyulit Coma dan respiratory


distress, saat ini sudah 5 hari menggunakan ventilator di
ICU.
 Askes membatasi penggunaan ventilator yang
ditanggung hanya 5 hari.
 Keluarga pasien protes dan meminta RS
memperpanjang perawatannya

Anda mungkin juga menyukai