Anda di halaman 1dari 21

K

AKUNTANSI SYARIAH DAN


KEPEMIMPINAN ISLAM
KELOMPOK 1
SRI BUANA 003304312021
NAURAH NAZHIFAH A. 003404312021
MUSLIMIN 003604312021

ISLAM DAN SYARIAT


ISLAM
Agenda

Makna Islam

Dasar Dasar Ajaran Islam

Klasifikasi Hukum Islam

Sasaran Hukum Islam

Tujuan Syariah
2
MAKNA ISLAM
MAKNA ISLAM

Kata “Islam” berasal dari: salima yang artinya selamat. Dari


kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau
tunduk dan patuh. Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam.
Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang memeluk Islam berarti
menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada ajaran-Nya.
Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan Islam
adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang
diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai
utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia,
dimana pun dan kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh
aspek kehidupan manusia. (Ullhaq, 2021).
Islam secara bahasa (secara lafaz) memiliki beberapa
makna. Makna-makna tersebut ada kaitannya dengan sumber
kata dari "Islam" itu sendiri. Islam terdiri dari huruf dasar
(dalam bahasa Arab): "Sin", "Lam", dan "Mim". Beberapa kata
dalam bahasa Arab yang memiliki huruf dasar yang sama
dengan "Islam", memiliki kaitan makna dengan Islam. Dari
situlah kita bisa mengetahui makna Islam secara bahasa. Jadi,
makna-makna Islam secara bahasa antara lain: Al istislam
(berserah diri), As salamah (suci bersih), As Salam (selamat
dan sejahtera), As Silmu (perdamaian), dan Sullam (tangga,
bertahap, atau taddaruj). (Ullhaq, 2021).
Sebagaimana sifatnya yang bermakna selamat sejahtera,
Islam menyelamatkan hidup manusia di dunia dan di akhirat.
Keselamatan dunia adalah kebersihan hati dari noda syirik
dan kerusakan jiwa. Sedangkan keselamatan akhirat adalah
masuk surga yang disebut Daarus Salaam.
ِ‫ي ُشَاء إ َ ار َّ االَلِم ِ لَى َد ِ َو ََّّلالُ يَ ْد ُعو إ‬ َ ‫ق ًٍم ِ ى ص َْ ٍ اط ُ م ْاتَ َل ِ و‬
َ ‫ي ُِْد َي م ْن‬
Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan
menunjuki orang yang
DASAR DASAR AJARAN ISLAM
Dasar Dasar Ajaran Islam

1. Akidah
Secara etimologis, aqidah berarti ikatan, sangkutan, keyakinan. Aqidah secara
teknis juga berarti keyakinan atau iman. Dengan demikian, aqidah merupakan asas
tempat mendirikan seluruh bangunan (ajaran) Islam dan menjadi Kerangka Dasar
Ajaran Islam sangkutan semua hal dalam Islam. (Ullhaq, 2021).
2. Syariah
Secara etimologis, syariah berarti jalan ke sumber air atau jalan yang harus
diikuti, yakni jalan kearah sumber pokok bagi kehidupan. Orang-orang Arab
menerapkan istilah ini khususnya pada jalan setapak menuju palung air yang tetap
dan diberi tanda yang jelas terlihat mata (Ahmad Hasan, 1984: 7)

8
Dasar Dasar Ajaran Islam

3. Akhlak
Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab al-akhlaq yang 10
merupakan bentuk jamak dari kata khuluq yang berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku, atau tabiat (Hamzah Ya’qub, 1988: 11).
Al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai suatu sifat yang tetap pada jiwa yang
daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak
membutuhkankepada pikiran (Rahmat Djatnika, 1996: 27).
Adapun ilmu akhlak oleh Dr. Ahmad Amin didefinisikan suatu ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
sebagian manusia kepada sebagian lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju
oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa
yang harus diperbuat (Hamzah Ya’qub, 1988: 12).

9
HUKUM ISLAM
PENGERTIAN HUKUM ISLAM

Hukum islam adalah suatu aturan yang ditetapkan dan berkaitan


dengan amal perbuatan seorang mukallaf, baik perintah itu
mengandung sebuah tuntutan, larangan, ataupun perbolehan
terhadap suatu hal. Hukum islam ini berlaku untuk seorang yang
telah baligh. (Ullhaq, 2021).
Hukum islam bukan hanya sebuah teori saja namun sebuah
aturan-aturan untuk diterapkan didalam sendi kehidupan manusia.
Karena banyak ditemui permasalahan-permasalahan. Permasalahan
umumnya dalam bidang agama yang sering kali membuat pemikiran
yang cenderung kepada perbedaan. Untuk itulah diperlukan sumber
hukum Islam sebagai solusinya, yaitu sebagai berikut:
1. Al-Qur’an
Sumber hukum islam yang pertama adalah Al-Qur’an, sebuah kitab suci
umat muslim yang diturunkan kepada nabi terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW
melalui Malaikat Jibril. Al-Qur’an memuat kandungan-kandungan yang berisi
perintah, larangan, anjuran, kisah islam, ketentuan hikmah dan sebagainya.
AlQur’an menjelaskan secara rinci bagaimana seharusnya manusia menjalani
kehidupannya agar tercipta masyarakat yang berakhlak mulia. Maka dari itulah,
ayat-ayat Al-Qur’an menjadi landasan utama untuk menetapkan suatu syariat.
(Ullhaq, 2021).
2. Al Hadist
Al-Hadist adalah segala sesuatu yang berlandaskan pada Rasulullah SAW.
Baik berupa perkataan, perilaku, diamnya beliau. Di dalam Al-hadist terkandung
aturan-aturan yang merinci segala aturan yang masih global dalam Al-qur’an.
Kata hadist yang mengalami perluasan makna sehingga disinonimkan dengan
sunnah, maka dapat berarti segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan
maupun persetujuan dari Rasulullah SAW yang dijadikan ketetapan ataupun
hukum islam. (Ullhaq, 2021).
3. Ijma’
Kesepakatan seluruh ulama mujtahud pada satu masa setelah zaman
Rasulullah atas sebuah perkara dalam agama. Dan ijma’ yang dapat
dipertanggung jawabkan adalah yang terjadi di zaman sahabat, tabiin (setelah
sahabat), dan tabi’ut tabiin (setelah tabiin). Karena setelah zaman mereka para
ulama telah berpencar dan jumlanya banyak, dan perselisihan semakin banyak
sehingga tak dapat dipastikan bahwa semua ulama telah bersepakat. (Ullhaq,
2021).
4. Qiyas
Qiyas berarti menjelaskan sesuatu yang tidak ada dalil nashnya dalam
Alqur’an ataupun hadist dengan cara membandingkan sesuatu yang serupa
dengan sesuatu yang hendak diketahui hukumnya tersebut. Artinya jika suatu
nash telah menunjukkan hukum mengenai suatu kasus dalam agama Islam dan
telah diketahui melalui salah satu metode untuk mengetahui permasalahan
hukum tersebut, kemudian ada kasus lainnya yang sama dengan kasus yang
ada nashnya dalam suatu hal itu juga, maka hukum kasus tersebut disamakan
dengan hukum kasus yang ada nashnya. (Ullhaq, 2021).
KLASIFIKASI HUKUM ISLAM
Empat Mazhab Fiqh yang bersumber dari para Ahli fikih seperti Al-Imam
Abu Hanifah, Al-Imam Malik, Al-Imam As-Syafi’I, dan Al-Imam Ahmad bin
Hanbali, mengklasifikasikan hukum Islam menjadi 5, yaitu :
1. Wajib, adalah suatu perbuatan yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala
dan apabila ditinggalkan akan mendapat dosa. (Baca juga : Pengertian dan
Macam Macam Rukun Iman) Sunnah, ialah perbuatan yang apabila dikerjakan
akan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan, orang yang meninggalkan tidak
mendapat dosa.
2. Mubah, ialah suatu perbuatan yang apabila dikerjakan, tidak mendapat pahala,
dan apabila ditinggalkan tidak mendapat dosa.
3. Makruh, ialah perbuatan yang apabila ditinggalkan, akan mendapat pahala dan
apabila dikerjakan,tidak mendapat dosa.
4. Haram, ialah perbuatan yang apabila ditinggalkan, akanmendapat pahala dan
apabila dikerjakan,orang yang mengerjakannya akan mendapat dosa.
TUJUAN HUKUM ISLAM

Ibnu Qayyim al-Jauziyah, sebagaimana dikutip oleh Khairul


Umam (2001:127), menyatakan bahwa tujuan syari'at adalah
kemaslahatan hamba di dunia dan di akhirat. Syari'at semuanya
adil, semuanya berisi rahmat, dan semuanya mengandung hikmah.
Setiap masalah yang menyimpang dari keadilan, rahmat, maslahat,
dan hikmah pasti bukan ketentuan syari'at.
Izzuddin ibn Abd al-Salam, sebagaimana dikutip oleh Khairul Umam
(2001:125), mengatakan bahwa segala taklif hukum selalu bertujuan untuk
kemaslahatan hamba (manusia) dalam kehidupan dunia dan akhirat. Allah
tidak membutuhkan ibadah seseorang, karena ketaatan dan maksiat hamba
tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap kemulian Allah. Jadi, sasaran
manfaat hukum tidak lain adalah kepentingan manusia.
TUJUAN HUKUM ISLAM

Untuk mencapai maqashis syariah ada lima unsur pokok yang


harus dipelihara, yaitu: :
a. Memelihara Agama (Al muhafazhah ‘alad Dien).
b. Memelihara Jiwa (Al muhafazhah ‘alan Nafs).
c. Memelihara Akal (Al muhafazhah ‘alal Aql).
d. Memelihara Keturunan (Al muhafazhah ‘alan nasl).
e. Memelihara Harta (Al muhafazhah ‘alal Mal).
SASARAN HUKUM ISLAM
SASARAN HUKUM ISLAM

Hukum Islam memiliki 3 sasaran, yaitu : Penyucian jiwa, Menegakkan


keadilan dalam masyarakat, dan Mewujudkan kemaslahatan manusia.
a. Penyucian jiwa, agar manusia mampu berperan sebagai sumber kebaikan-
bukan sumber keburuka-bagi masyarakat dan lingkungannya.
b. Menegakkan keadilan dalam masyarakat, keadilan disini adalah meliputi
segala bidang kehidupan manusia termasuk keadilan dari sisi hukum, sisi
ekonomi, dan sisi persaksian.
c. Mewujudkan kemaslahatan manusia, mewujudkan kemaslahatan manusia
di dalam Islam dikenal sebagai Maqashibus Syariah (Tujuan Syariah). Dari
segi bahasa maqasid syariah berarti maksud dan tujuan adanya hukum
Islam yaitu untuk kebaikan dan kesejahteraan (maslahah) umat manusia di
dunia dan di akhirat.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
• Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada Allah Swt.
• Islam merupakan agama yang menjadi pedoman hidup yang dikeluarkan
langsung oleh Allah.SWT penciptaan pemilik pemelihara penguasa tunggal
alam semesta agar manusia tunduk patuh dan pasrah pada ketentuan-Nya.
• Didalamnya memiliki dasar islam seperti akidah, syariah, akhlak. Dan
memiliki hukum yaitu hubungan manusia dengan Tuhan (hablunminallah)
dan hubungan manusia dengan sesamanya (hablun minannas). Bentuk
hubungan yang pertama disebut ibadah dan bentuk hubungan yang kedua
disebut muamalah.
• Klasifikasi hukum islam yaitu wajib, sunnah, mubah, makruh haram.
• Serta sasaran dari hukum islam seperti pensucian jiwa agar manusia
mampu berperan sebagai sumber kebaikan-bukan sumber keburukan bagi
masyarakat dan lingkungannya,
• Menegakkan keadilan dalam masyarakat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai