Anda di halaman 1dari 6

2.2.5.

Daya Dukung Tiang Dengan Rumus Dinamis (Pile Driving Formula)

Untuk menentukan apakah tiang telah mencapai daya dukung yang memadai pada
kedalaman yang telah ditentukan.
Rumus yang terbaru : Rumus Engineering News Record (ENR) � berdasarkan teori
energi-kerja .
Energi / pukulan = hambatan tiang x penetrasi/pukulan:

WR h
Qu  1
SC
dimana : Wr = berat ram (tergantung jenis hammer)

h = tinggi jatuh ram

S = penetrasi tiang per pukulan (nilai rata-rata beberapa pukulan


terakhir)
C = konstanta
Nilai C :

C = 1 inci ( bila S dan h dalam inci) � u/ drop


hammer
C = 0,1 inci (bila S & h dalam inci) � u/ steam hammer

Faktor keamanan biasanya diambil FS = 6

Untuk hammer Single- & double-acting, suku Wr.h dapat diganti dengan E.HE ( E =
efisiensi dan HE = tingkat energi hammer ). Jadi

EH
Qu  E
2
SC

Modifikasi rumus ENR terakhir sbb. :

EW R h WR n 2WP
Qu  . 3
S  C WR  WP

dengan “SF” 4 sampai 6 untuk Qall.

dimana : E = efisiensi hammer

C = 0,1 inci (bila S & h dalam inci)


Wp = berat tiang
n = koef. Restitusi antara ram dan pile cap

68
Efisiensi berbagai jenis hammer :

Tipe hammer Efisiensi, E


Single- & double-acting hammer 0,4 – 0,5
Diesel hammer 0,8 – 0,9
Drop hammer 0,7 – 0,9

Nilai Koefisien Restitusi, n

Pile material n
Cast iron hammer & concrete pile 0,4 – 0,5
Wood cushion on steel piles 0,3 – 0,4
Wooden piles 0,25 – 0,3

Michigan State Highway Commission (1965) melakukan studi pada 88 tiang di 3


tempat untuk memodifikasi rumus ENR sbb:
1.25H W n 2W
 .
Qu E R P
4
SC WR  WP
HE = manufacturer’s max rated hammer energy (lb-in).

C = 0,1
SF = 6
S dalam inci.

Danish Formula :

Qu  EH E 5
EHE .L
S
2 AP EP
E = efisiensi hammer
HE = tingkat energi hammer
EP = modulus Young bahan tiang
L = panjang tiang
AP = luas penampang (tidak
termasuk tanah
SF =
menunpang)
direkomendir 3 sampai 6

69
Persaman Pacific Coast Uniform Building Code (1982)

  nW 
EH  W E
R
P

W  W
Qu    R P
. 6
 QL
S u

AE
n = 0,25 untuk tiang baja dan 0,1 untuk tiang lainnya.

SF = 4 direkomendasikan.

Rumus Janbu (1953)

EH
Qu  E
7
KuS
dimana : K  C 1 1   C 
u d
 d 

Cd = 0,75 + 0,15( WP/WR )

 = (EHE.L / APEPS2 )

SF = disarankan 4 – 5

2.3. UJI BEBAN LAPANGAN (FIELD LOAD TEST)

Pada proyek-proyek besar, sejumlah uji beban harus dilakukan pada tiang. Hal ini

terutama dilakukan karena ketidak andalan metode prediksi. Kapasitas dukung beban

vertikal dan lateral tiang diuji di lapangan. Pada contoh gambar di bawah, pengaturan
pengujian tersebut untuk menguji kompresi axial. Beban diaplikasikan pada tiang melalui
hidraulic jack. Langkah-langkah pembebanan diberikan pada tiang pada setiap waktu
yang telah ditentukan sehingga tingkat penurunan dengan nilai yang kecil dapat
tercapai.
Besarnya penurunan dapat terbaca pada dial gauges. Banyaknya beban yang diberikan
pada setiap langkah pembebanan tergantung pada local building codes. Kebanyakan
building codes mensyaratkan bahwa setiap tahap pembebanan sebesar seperempat ( ¼ )
dari beban kerja yang direncanakan dan harus dilakukan pembebanan total sebesar 2 kali

70
beban rencana. Setelah mencapai beban tiang yang diinginkan, tiang dikurangi bebannya

secara bertahap.

Beam

Hydraulic
Jack

Dial Gauge

Anchor e
Pil

Reference Beam
Test Pile

(a)

Ql Q2 Load, Q
Load, Q
s t(l)
s t(2)

Qu
Loading 
Qu
s e(l) 
s e(2)

l 2

Unloading

Settlement Net Settlement, snet

(b) (c)

Gambar 2.20 (a)Diagram skematik pengaturan uji beban tiang ; (b) plot beban terhadap
penurunan total; (c) plot beban terhadap penurunan netto.

71
Uji beban pada tiang pada tanah pasir dapat dilaksanakan segera setelah tiang dipancang.

Akan tetapi kehati-hatian dalam menentukan waktu antara saat pemancangan dan saat
memulai uji beban jika tiang dipancang pada tanah lempung. Jarak waktu dapat berkisar
antara 30-60 hari atau lebih karena tanah memerlukan waktu untuk mencapai kekuatan
thixotropic. Gambar 2.20 (b) menunjukkan diagram beban penurunan untuk
dan pengurangan beban yang diperoleh dari lapangan. Untuk setiap beban
pembebanan Q yang

diterapkan, penurunan tiang netto dapat dihitung sebagai berikut : (jika Q = Ql)

Penurunan netto, snet(l) = st(l) – se(l)

Jika Q = Q2 ;

Penurunan netto, snet(2) = st(2) – se(2)

dengan :

snet = penurunan netto

se = penurunan elastik tiang

st = penurunan total

Nilai Q diplotkan pada grafik terhadap penurunan netto yang bersesuaian. Pada gambar

2.20(c) beban ultimit tiang dapat ditentukan dari gambar. Penurunan tiang dapat
bertambah dengan bertambahnya beban sampai titik tertentu dimana kurva beban-
penurunan menjadi vertikal. Beban yang bersesuaian dengan titik dimana kurva Q-snet

menjadi vertikal adalah beban ultimit (Qu) untuk tiang, dapat dilihat pada kurva l pada

gambar 2.20 (c). Pada banyak kasus, bagian-bagian terakhir kurva beban-penurunan
hampir linear, menunjukkan penurunan yang besar pada penambahan beban yang kecil.
Hal ini dapat terlihat pada kurva 2.

Prosedur uji beban menggambarkan aplikasi pembebanan yang diperlukan pada tiang

dan pengukuran penurunan. Ini adalah uji load-controlled. Teknik lain yang digunakan
pada uji beban tiang adalah constant rate of penetration test. Pada tipe ini beban yang
diterapkan pada tiang ditambahkan secara kontinyu untuk menjaga rate of
penetration
yang konstan yang dapat bervariasi pada kisaran 0,25 – 2,5 mm/menit (0,0l – 0,l

72
in/menit). Dengan tes ini plot beban-penurunan serupa dengan yang diperoleh dari uji

load-controlled. Model pengujian lainnya untuk uji beban tiang termasuk


pembebanan berulang (cyclic loading) dimana penambahan beban bertahap diberikan
dan dilepaskan kembali.

2.4. PENURUNAN PONDASI TIANG

2.4.1. Penurunan Tiang Tunggal Pada Tanah Berpasir

Untuk memperkirakan besarnya penurunan elastis atau penurunan seketika

pada fondasi tiang tunggal, dapat digunakan dua metode, yaitu metode semi-empiris
dan metode empiris.

a. Metode Semi Empiris

Untuk perencanaan, penurunan elastis fondasi tiang tunggal beban vertikal

akibat yang bekerja dapat dihitung sbb :


s = s 1 + s2 + s 3

s = penurunan elastis total fondasi tiang tunggal

s = penurunan akibat deformasi aksial tiang tunggal


l = penurunan dari ujung tiang
s = penurunan akibat beban yang dialihkan
sepanjang tiang
2
l) sPenentuan sl

3 Bila tiang elastik :

s1 
Q wp
 Q ws

L Ap E p

73

Anda mungkin juga menyukai