1.1. PENDAHULUAN
Turap (sheet pile wall) adalah dinding menerus yang dibuat dengan cara
tepi sungai
Berikut gambar contoh-contoh penggunaan turap :
Gambar 1.1.Penggunaan Turap pada struktur bangunan yang berhubungan dengan air
(Das, 1990)
1
Gambar 1. 2. Penggunaan Turap untuk melindungi sungai dari gerusan dan
menahan tanah
2
1.1.3. Jenis-jenis Turap
1. Turap Kayu
Turap kayu
digunakan
untuk dinding
penahan
tanah yang
tidak begitu
tinggi karena
tidak kuat
menahan
beban lateral
yang besar.
Turap kayu
banyak
digunakan
pada
pekerjaan-
pekerjaan
sementara.
Turap jenis
ini tidak
cocok pada
tanah
berkerikil
karena turap
mudah pecah
ketika
dipancang.
Gambar 1.4. Turap kayu dan sambungan-sambungannya (Das, 1990)
Bentuk-bentuk dinding turap yang biasa digunakan planks, wakefield, tongue and
groove
serta splined dan paku yang digunakan adalah dari bahan baja/logam
2. Turap Beton
Merupakan balok-balok beton yang telah dicetak dengan bentuk tertentu, yang
dibuat
saling kait mengait satu sama lain. Ujung bawah biasanya dibuat meruncing
untuk
memudahkan pemancangan.
3
Gambar 1.5. Turap Beton (Das, 1990)
Digunakan untuk konstruksi yang berat dan permanen dan biasanya diberi perkuatan.
Turap jenis ini harus mampu menahan tegangan yang timbul selama
pelaksanaan
konstruksi dan setelah konstruksi selesai
Tebalnya 150 – 200 mm dan lebarnya 500 - 800 mm
3. Turap Baja
Dari US, tebalnya sekitar 0,4 in – 0,5 in dan dari Eropa ketebalannya lebih tipis dan
lebih lebar dengan bentuk penampangnya : z, deep arch, low arch dan strigh web
4
Gambar 1.6. Penampang Turap Baja
Gambar 1.7. Interlock dari turap baja ; a) thumb and finger (straigh web), b) ball and
5
Tegangan ijin turap baja
6
B. Backfiled Structure
1. digali,
2. turap dipancang,
3. timbunan dan angker dipasang,
4. ditimbun hingga permukaan
a). Flexible SPW : umumnya terbuat dari baja, stabilitasnya tergantung pada kedalaman
pemancangan dan angkur
b). Rigid SPW : umumnya terbuat dari beton, stabilitasnya tergantung pada kekuatan
strukturnya sendiri.
7
Turap menurut End Support
atau kurang, diukur dari dredged line. Gambar 1.10 menunjukkan distribusi tekanan
lateral pada turap kantilever pada tanah pasir. Dinding turap berotasi pada titik
O. Karena tekanan hidrostatis pada kedalaman manapun dari kedua sisi dinding
turap saling meniadakan, hanya dipertimbangkan tekanan tanah lateral efektif. Pada
zona A, tekanan lateral hanya tekanan aktif dari tanah. Pada zona B, ada tekanan
aktif dari
8
tanah dan tekanan pasif dari air. Kondisi sebaliknya pada zona C, di bawah titik rotasi
O. Distribusi tekanan aktual netto pada gambar (b), dan disederhanakan dengan
gambar (c).
A
Pasir
L1
c
m.a.t p1 C
=0
Pasir z
L
sat
L c=0
2 P
Dredged line p2 D z
L3
E
D F’ z’ Mmax
L4
F F” Pasir
L5 sat
G c=0
p3 p4
H B
(a) (b)
Gambar 1.11. Turap kantilever pada tanah berpasir (a) variasi diagram net pressure ;
p1 = L1 Ka…………………(1)
dengan :
dengan ;
’ = berat volume tanah efektif = sat - w
9
Untuk menentukan net lateral pressure di bawah dredgeline sampai dengan titik
0, perlu dihitung tekanan pasif dari water side dan tekanan aktif dari land side.
pa = L1 + ’L2 + ’ (z – L1 – L2)
dengan ;
Kp = koefisien tekanan tanah pasif = tan2 (45 + /
2)
Kombinasi persamaan (3) dan (4) didapat:
p = pa – pp
= p2 - ’ (z – L) (Kp – Ka)……………………...(5)
dengan;
L = L1 + L2
Net Pressure (p), menjadi sama dengan nol pada kedalaman L3 di bawah Dredge Line :
p2 - ’ (z – L) (Kp – Ka) = 0
p2
(z – L) = L3 = …………………….(6)
I (Kp Ka )
I
= p5 + ’ L4 (Kp – Ka)…………(10)
10
Dimana : D = L3 + L4
Jumlah gaya horizontal = Luas diagram ACDE – Luas EFHB + Luas FHBG = 0
p3 L 4 2
L5 = …………………………………………(12)
p p3 p4
0…………….(14) Dimana :
p5
A1 = …………………………………..(15)
' (Kp
Ka )
A2 = …………………………………..(16)
' (K8P
p
Ka )
A3 =
6P 2z' (Kp Ka )
……………………….(17)
p5 2
' (Kp Ka )
P(6z p 5 4P)
A4 = ………………………………...(18)
' 2 (Kp Ka )
2
Langkah – langkah untuk mendapatkan pressure diagram:
1. Hitung Ka dan Kp
5. Hitung z
6. Hitung p5
7. Hitung A1, A2, A3 dan A4
8. Selesaikan persamaan 14 dengan trial dan error untuk memperoleh L4
11
9. Hitung p4
10. Hitung p3
11. Hitung L5
12. Gambar pressure diagram
2P
z’= ……………………………………..(19)
(Kp Ka) '
Jika titik gaya geser = 0 diketahui :
1 2 1
Mmax = P ( z + z’) - (K p Ka )
2 ' z' 3 z' ……………….(20)
M max
Mmax diketahui, S=
all
Dimana : S = Section modulus sheet pile per satuan panjang
12
1.2.2. Kasus Khusus Turap Kantilever (Pada Tanah Berpasir)
L Pasir
c=0
P
Dredged line p2 z
L3
D Pasir
L4
c=0
L5
p3 p4
Gambar 1.12. Turap pada tanah pasir tanpa muka air tanah (Das, 1990)
Tanpa muka air tanah diagram net pressure pada turap akan seperti yang ditunjukkan
( Kp – Ka) ……………………….(2) p4 = p5
+ L4 (Kp – Ka)…………………..(3)
13
p5
A’1 = ……………………………(9)
(Kp Ka )
8P
A’2 = ……………………………(10)
(Kp Ka )
A’3 =
6P 2z(Kp Ka )
………………...(11)
2 (Kp Ka )
p 52
P(6zp5 4P)
A’4 = 2 …………………………(12)
2 (Kp Ka)
A
P
D Pasir
c=0
L5
p3 = D (Kp-Ka) p4 = D (Kp-Ka)
Gambar 1.13. Turap kantilever bebas pada tanah pasir (Das, 1990)
Gambar 1.13. menunjukkan turap kantilever bebas pada tanah berpasir dan mendapat
14
dan
(Kp Ka )D 2
L5 = ...………………(l4)
2P2D(Kp Ka )
z 3 (Kp Ka )
Mmax = P (L + z’) - ………..(l5)
6
2P
z’ = ………………………….(l6)
(Kp
Ka )
A
Pa sir
Pa
Ll
pl C c =
0
m.a.t
z Pa si
sat r
c= 0
L2
Pl
Dredged line F E p2 D zl
p6
L3
D z’
G Le
L4 m sat
pu
ng
H
=0
p7 c
B
pp = sat (z – Ll – L2) Kp + 2c Kp
Net pressure :
15
p6 = sat
( z L1 L 2)Kp 2c Kp - L1 ' L 2 sat ( z L1 L 2)Ka
Karena = 0,KK
+2c a
a = Kp = l
p6 = 4c - ( Ll + ’ L2)
pp = ( Ll + ’ L2 + sat D) + 2c
pa = sat D - 2c
p7 = pp - pa = 4c + ( Ll + ’ L2)
1
Pl - 4c (L1 ' L 2)D L 44c (L1 ' L 2) 4c (L1 '
2
L 2) 0
D4c (L1 '
L4 = …………………………….(l)
L 2) P1 4c
Mb = 0
D2 1 L4
Pl (D + z l) - 4c (L1 ' L 2) L 48c 0 ……..
2 2 3
(2)
Kombinasi persamaan (l) dan (2) diperoleh:
P1(P1 12c
D2 4c (L1 ' L 2) 2DP1 0 ……….(3)
(zL1)1 ' L 2)
2c
Langkah - langkah untuk mendapatkan Pressure diagram :
2. Hitung pl dan p2
3. Hitung Pl dan z l
16
Gunakan sistem koordinat yang baru z’, untuk gaya geser = 0 :
P1
Pl - p6 z’ = 0 z’ =
p6
1
Mmax = Pl (z’ + z l) - p6 z’2
2
Pasir
L c=0
Pl
p2 zl
p6
L3
Lempung
D sat
=0
L4
c
p7
Gambar l.l5. Turap kantilever pada tanah lempung tanpa muka air tanah (Das, l990)
p2 = L Ka……………………………(l)
p6 = 4c - L…………………………..(2)
p7 = 4c + L………………………….(3)
Pl = ½ L p2 = ½ L2 Ka……………...(4)
1
D(4c L) L2 Ka
L4 = 2 ……………(5)
4c
17
P1(P1 12c
D 2 (4c L) 2DP1 z1) 0 ………….(6)
L 2c
L
dengan z1 ……………………………………..(7)
3
Momen
maksimum :
p 6 z' 2
Mmax = Pl (z’ + z )
1 …………………………..(8)
2
1
L 2Ka
P1 2
dengan z’ = ………………………………..(9)
p6 4c
L
p6
L3
Lempung
D sat
L4 =0
c
p7
Gambar l.l6. Turap Kantilever Bebas pada tanah lempung (Das, l990)
p6 = p7 = 4c………………………………….(l0)
18
The maximum moment in the wall
4cz' 2
Mmax = P (L + z’) - ………………….(l3)
2
P
dengan z’ = ……………………………………(l4)
4c
Pada turap dengan tinggi tanah timbunan melampaui 6 m, maka akan lebih
ekonomis untuk mengikat turap di dekat bagian atas dinding turap. Hal ini biasa
disebut dengan turap berangkur (anchored sheet pile wall atau anchored bulkhead).
Pemakaian angkur meminimalkan kedalaman pancang yang diperlukan dan
mengurangi besarnya penampang dan berat turap yang diperlukan pada konstruksi.
Ada dua metode dasar dalam melaksanakan turap berangkur: (a) free earth
support methode dan (b) fixed earth support methode. Gambar di bawah menunjukkan
asumsi defleksi turap yang dirancang menggunakan dua metode tersebut.
Gambar l.l7. Variasi defleksi dan momen turap berangkur (a) metode free earth
support ; (b) metode fixed earth support (Das, l990)
Free earth support methode adalah metode dengan kedalaman pentrasi minimum. Di
bawah dredged line tidak ada pivot point untuk sistem statik. Variasi bending moment
19
terhadap kedalaman dari kedua metode tersebut juga ditunjukkan pada gambar
tersebut.
1.3.1. Metode Free Earth Support Untuk Turap Pada Tanah Berpasir
A
Pasir
Ll ll
Anchor tie rod
F
m.a.t l2 c=0
pl C
z Pa si
sat r
L2
c=0
P
Dredged line p2 D z
L3
l
D E
’ = (Kp-Ka)
L4 Pasir
sat
F
c=0
p8 B
pl = L l K a
p2 = ( Ll + ’ L2) Ka
p2
L3 = ;
' (Kp
Ka )
p8 = ’ (Kp - Ka) L4
20
1
F=P- ' ( Kp 4
2
2
Ka)L
Mo' = 0
AtauL:4) 0
1.3.2. Metode Free Earth Support Untuk Turap Pada Tanah Berlempung
A
Pasir
Ll ll
Anchor tie rod
F
m.a.t l2 c=0
pl C
z Pa si
sat r
L2
Pl c=0
z
Dredged line p2 D
E
D Lempung
sat
L4 =0
c
F
p6 B
21
pl = Ll Ka
p2 = ( Ll + sat L2) Ka
Gaya anchor : F = Pl - p6 D
Mo' = 0
D
Pl (Ll + L2 - ll - z l) - p6 D (l2 + L2 + )=0
2
p6 D2 + 2 p6 D (Ll + L2 - l2) - 2 Pl (Ll + L2 - ll - z l) = 0
1.3.3. Metode Fixed Earth Support Untuk Turap Pada Tanah Berpasir
Jika menggunakan Fixed Earth Support Method dalam analisis SPW asumsi yang
digunakan yaitu bahwa bagian bawah dari SPW tidak mengalami rotasi.
pl = Ll Ka ; p2 = ( Ll + ' L2) Ka
p2
L3 = (sama seperti persamaan terdahulu)
' (Kp
Ka )
L5 diperoleh melalui chartnya Blum (l93l), tergantung
p 2(L3 L5)
p2” =
L3
22
A
lll Pasir
Ll O'
F
m.a.t C
C c=0
pll
z Pa
sir
sat
c= 0
L2
D
L5 I L5
L3 E
F' D
L4 H P'
F
H'
G
B
F
O' 0.3
pl
0.2
L5
Ll+L2
p
2 0.l
L5 P”
p2”
p2”
P”
L3 - L5
0
L4 20 25 30 35 40
P'
p2' = '(Kp-Ka)L4
Sudut gesek tanah (degree)
23
p2” = L4 ' (Kp - Ka)
MH = 0 mencari L4
2 1 1
½ p2” (L3 - L5)
3 (L3 L5) L 4 p" ( L3 L5) L 4 L34 * L24 p 2" ' 0
Jika L4 diketahui, maka :
Gambar l.2l. Plot terhadap Md/Mmax untuk turap pada tanah pasir (after Rowe, l952,
24
Penggunaan Diagram Reduksi Momen :
Gambar l.22. Plot Md/Mmax terhadap angka keamanan turap pada tanah lempung
(Das, l990)
25
Titik - titik yang terletak diatas kurva (loose sand dense sand)adalah merupakan design
yang aman. Sedangkan titik - titik yang terletak di bawah kurva adalah design yang
tidak aman.
Dari perhitungan ini diperoleh “The Cheapest Section”
Penting untuk dicatat bahwa Md < Mmax.
4. Md dan Mmax
l. Hitung H'
2. = ( Ll + L2) / H'
3. Sn
4. Dari langkah 2 dan 3 diperoleh Md /Mmax untuk beragam nilai Log dan plot
26
1.4. DESAIN ANGKUR
Tipe - tipe Anchor yang umum digunakan pada sheet pile wall :
Placement of Anchors
Anchorage akan sia - sia jika anchor terletak didalam “Sliding Wedge” dari backfill
Kapasitas anchor tidak maximal jika anchor terletak pada area dimana “Active
Capacity of Deadman
A. Continuous Deadman Near Ground Surface
1 1
h'<
to H
3 2
Tult = Pp - Pa
H
H X
H
K K (dx)K K K K
H
p
H
6
a
1
o o p a
O
H 3
27
Gambar l.23. Berbagai tipe pengangkuran untuk turap: (a) plat angkur atau beam; (b)
tie back; (c) tiang berangkur vertikal; (d) anchor beam with batter piles (Das, l990)
28
Menurut Teng (1962) :
A. Step l :
T'ult = ½ H2 (Kp cos - Ka cos )
1
W H 2 Ka sin
W Pa sin 2
Kp sin =
1 1
H 2 H 2
2 2
C ov 1
T'ult (s) = T ' ult
Cov H
h
T'ult (s) = Ultimate resistance for strip case
Be = Lebar equivalen
Be adalah fungsi dari S' (spasi anchor), B, H dan h
Tult
Tallowable = SF dianjurkan 2
SF
Tall
S' = F = gaya persatuan panjang SPW
F
29
Gambar l.24. (a) Variasi nilai Ka
(untuk = ); (b) variasi cos Kdengan
p sin Kp
(menurut Ovesen dan Stromann, l972)
30
H
= 4,7 + 2,9 * l0-3 c 7 Anchor bujur sangkar B/h = l
h
cr s
H H B H
= 0,9 0,1 1,3 Anchor persegi B/h l
h cr R h cr S h h cr S
c = Undrained Cohesion
Gambar l.25. (a) actual case untuk baris angkur; (b) variasi (Be-B)/(H+h) dengan
(S'-B)/(H+h) (menurut Ovesen dan Stromann, l973)
Tult
Fc = ; Fc = Break Out Factor
Bhc
Tult = Ultimate Resistance
31
h
Tult = 9 Bhc 0,825 0,175 (Rectangular Anchor)
H
Atau
h
Tult = Bhc 7,425 1,575
B
Gambar l.26. Angkur plat atau beam vertikal: displacement horisontal pada beban
ultimit (after Neeley dkk, l973)
Untuk Square dan rectangular anchor dengan H/h (H/h)cr, ultimate resistance
H/h
= 0,4l + 0,59 H/h
Tult / cBh
h)cr h /
7,425
(H/ 1,575
B H / hcr
32
Gambar l.27. Permukaan runtuh pada tanah di sekeliling plat angkur vertikal: (a) H/h
relatif kecil (b) H/h > (H/h)cr
2
Ca = adhesion, dapat didekati dengan c
3
Gambar l.28 Parameter-parameter untuk penentuan tahanan ultimit tie backs (Das,
l990)
33