Anda di halaman 1dari 21

Epidemiologi Penyakit Tidak

Menular

P R O D I D I V A N A L I S K E S E H ATA N
U H A M K A J A K A R TA

HERLINA, SKM, M.KES


Pendahuluan

Menurut data WHO, PTM merupakan penyebab kematian utama di dunia


dibandingkan penyebab lainnya. Hampir 80% kematian akibat PTM
terjadi di negara - negara berpenghasilan bawah-menengah (WHO, 2010)

Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia diprediksi akan mengalami


peningkatan yang signifikan pada tahun 2030. Sifatnya yang kronis dan
menyerang usia produktif, menyebabkan permasalahan PTM bukan hanya
masalah kesehatan saja, akan tetapi mempengaruhi ketahanan ekonomi
nasional jika tidak dikendalikan secara tepat, benar dan kontinyu.
Definisi Sehat

Pada definisi WHO ini, keadaan sehat bukan hanya tidak ada penyakit dan kelemahan (infirmity)
tetapi juga memiliki kondisi fisik, mental dan sosial yang baik. Dengan demikian sehat memiliki 6
dimensi yaitu (Merrill, 2011):
a. Fisik, yaitu kemampuan tubuh manusia untuk berfungsi dengan baik, termasuk kebugaran
fisik, dan aktivitas fisik harian;
 b. Sosial, yaitu kemampuan memiliki hubungan sosial yang memuaskan, dalam bentuk interaksi
dengan pranata sosial dan sosialita lainnya;
 c. Mental, yaitu kemampuan untuk berfikir dengan jelas, memberi alasan secara obyektif, dan
bertindak sesuai dengan norma;
 d. Emosional, kemampuan untuk mengatasi masalah, menyeimbangkan, dan beradaptasi,
memiliki self-efficacy dan self-esteem;
 e. Sprititual, yaitu merasa sebagai bagian dari spektrum kehidupan yang lebih besar, memiliki
kepercayaan dan pilihan pribadi; dan
F. Lingkungan, yaitu meliputi faktor eksternal (misal: lingkungan sekitar seseorang seperti
habitat dan pekerjaa), dan faktor internal (misal: struktur internal seseorang, seperti genetik).
Fungsi Kes -Mas
Tiga fungsi dari kesehatan masyarakat, yakni:
1. Menilai dan memonitor kesehatan komunitas dan populasi terhadap
faktor risiko, untuk mengidentifikasi masalah dan prioritas kesehatan;
2. Memformulasikan kebijakan kesehatan yang dirancang memecahkan
masalah kesehatan lokal dan nasional yang teridentifikasi dan
prioritasnya;
3. Memastikan seluruh populasi memiliki akses atau mendapatkan
pelayanan kesehatan yang sesuai dan efektif dari segi biaya, termasuk
layanan promosi dan pencegahan kesehatan, serta mengevaluasi
efektifitas pelayanan kesehatan.
Populasi

Populasi adalah sekelompok orang yang saling berbagi satu atau lebih
karakterstik.

Pengertian populasi menurut Merrill (2011):

Populasi adalah sekumpulan individu yang saling berbagi satu atau lebih
karakteristik-karateristik pribadi yang dapat terlihat, dari berbagai data
yang dikumpulkan dan dievaluasi. Faktor-faktor sosial, ekonomi, keluarga
(nikah dan cerai), pekerjaan dan tenaga kerja, serta geografis dapat
mempengaruhi karakteristik suatu populasi.
Cabang-cabang dari ilmu kesehatan masyarakat cukup banyak, salah
satunya adalah ilmu epidemiologi, biostatistik, dan pelayanan kesehatan
(health services).
Epidemiologi umumnya menjadi dasar dalam ilmu kesehatan masyarakat.
Epidemiologi bersama dengan biostatistik, ilmu pelayanan kesehatan, dan
cabang ilmu lainnya menjalankan 3 fungsi dari kesehatan masyarakat.
Karakteristik PTM

1. Penyebab penyakit (etiologi) yang tidak tentu;


2. Terdapat interaksi antara faktor risiko satu penyakit dengan penyakit
lain;
3. Riwayat alamiah penyakit (masa laten, masa sakit subklinis, masa sakit
klinis dan cacat) yang panjang;
4. Perubahan seseorang yang sehat menjadi sakit tidak begitu terlihat;
5. Sulit mengembalikan keadaan pasien menjadi normal akibat
perubahan patologis (misalnya kecacatan).
Definisi PTM
Porta (2014) mendefinisikan penyakit tidak menular sebagai penyakit
yang sedikit sekali terbukti bahwa penularan dari satu orang ke orang
lain dapat terjadi melalui persentuhan, vektor, dan turunan/warisan
secara biologis. Porta menggunakan istilah non-comunicable disease dan
nontransmissiable disease.

Aikins (2016) mendefinisikan penyakit tidak menular dengan sebutan


chronic non-communicable disease (NCDs), yaitu penyakit non infeksi
yang berlangsung seumur hidup dan membutuhkan pengobatan dan
perawatan jangka panjang
Dilihat dari kontribusi penyebab kematian, terdapat penyakit tidak menular
yang paling besar menyebabkan kematian, atau disebut juga major chronic
disease, yang meliputi cardiovascular disease, cancer, diabetes (Boslaugh,
2008), dan chronic respiratory disease (Aikins, 2016).

Selain keempat penyakit tersebut, WHO juga memasukkan disabilitas,


cedera, dan gangguan kesehatan mental sebagai fokus area penyakit tidak
menular. Bahkan beberapa organisasi kesehatan juga memasukkan cacat
lahir, kebutaan, penyakit ginjal, penyakit alzheimer, dementia, dan penyakit
mulut ke dalam definisi penyakit tidak menular.
Tidak ada batas yang jelas antara penyakit menular
dengan penyakit tidak menular. Beberapa kejadian
PTM seperti rheumatic heart disease, Burkitt’s
Lymphoma, dan cervical cancer, dimulai dengan
proses infeksi dari penyakit menular
Definisi Epiemiologi

Definisi Epidemiologi awalnya lebih spesifik dalam kaitannya dengan penyakit


menular disampaikan olen Evans (1979) dalam jurnal ilmiah yang berjudul
“Definitions of Epidemiology

Menurut Evans (1979), Epidemiologi merupakan ilmu pengetahuan kuantitatif


yang berfokus penyakit menular, yang meliputi proses kejadian, faktor yang
mempengaruhi insiden, dan respon host terhadap agen infeksi, serta berfokus
pada penggunaan epidemiologi dalam rangka pengontrolan dan pencegahan
penyakit. Dengan demikian, epidemiologi tidak hanya mempelajari
patogenesis penyakit pada individu, tetapi juga pada suatu komunitas.
Definisi epidemiologi selanjutnya meluas kepada kejadian atau
masalah kesehatan lainnya, selain penyakit menular.

Definisi lengkap Epidemiologi menurut Last (1998) adalah ilmu


yang mempelajari distribusi dan determinan dari suatu
keadaan, kondisi, atau kejadian yang berhubungan dengan
kesehatan pada populasi tertentu, serta mempelajari aplikasi
hasil studi ini pada penontrolan masalah kesehatan .
Sehingga menurut definisi ini, epidemiologi mempelajari dua
hal yaitu :
pertama tentang distribusi dan determinan masalah kesehatan,
dan kedua aplikasi dari hasil studi pertama untuk
pengontrolan masalah kesehatan.

Dengan demikian epidemiologi tidak hanya mempelajari


masalah kesehatan itu sendiri, melainkan yang terpenting
adalah aplikasinya dalam masyarakat.
Epidemiologi juga mempelajari determinan kesehatan. Determinan
adalah faktor-faktor yang menyebabkan efek, hasil, dan konsekuensi
pada faktor-faktor lain. Suatu determinan adalah penyebab.

Determinan dapat berupa :


1. Stres fisik,
2. Bahan kimia
3. Agen Biologi
4. Lingkungan
Epidemiologi tidak hanya berfokus pada penyakit, namun juga terhadap kondisi,
perilaku dan kejadian yang berhubungan dengan kesehatan, yakni:
a. Penyakit (a disease), yaitu suatu penghambatan, penghentian, atau gangguan
fungsi, sistem, dan organ tubuh (misal: kolera, angina, kanker payudara,
infulenza);
 b. Kejadian (an event), yaitu sesuatu yang membutuhkan tempat (misal: tabrakan
kendaraan, cedera di tempat kerja, overdosis obat, bunuh diri);
c. Perilaku (a behavior) yaitu cara untuk mengontrol diri sendiri (seperti: aktivitas
fisik, diet, pencegahan kecelakaan_; dan
d. Kondisi (a condition) yaitu keadaan yang sudah terjadi (misal: keadaan tidak
sehat, status kebugaran, atau sesuatu yang penting untuk terjadinya sesuatu yang
lain).
Transisi Epidemiologi

Transisi epidemiologi adalah perubahan kejadian penyakit infeksi dan


penyakit defisiensi menuju penyakit tidak menular kronis, sebagai
konsekuensi dari perubahan sosio-demografis pada beberapa negara
miskin

Selama tahun 1995-2007 atau sekitar 12 tahun, berdasarkan data


Riskesdas 2007 dan SKRT tahun 1995 dan 2001 di Indonesia telah terjadi
transisi epidemiologis, dalam bentuk kematian akibat PTM semakin
meningkat sedangkan karena penyakit menular semakin menurun.
Peran Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Epidemiologi penyakit tidak menular secara garis besar


berperan dalam mengumpulkan, menganalisis, mengolah
dan menyampaikan informasi penyakit tidak menular
secara spesifik (meliputi informasi medis, ekonomis,
distribusi, dan faktor risiko).
Tujuan Epidemiologi PTM

Menilai beban penyakit tidak menular (burden chronic disease)


sepanjang hidup seseorang

Menginformasikan kebijakan dan program berbasis bukti (evidence-


based programmatic) dalam rangka pencegahan dan pengontrol
penyakit tidak menular;

Meningkatkan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka pengkajian


isu-isu PTM yang berhubungan dengan usia pasien, disparitas pelayanan
kesehatan, determinan sosial penyakit, dan ketidakadilan pelayanan
kesehatan.
Manfaat Epidemiologi PTM

 Memberikan prinsip dasar dalam pengontrolan PTM

 Merupakan alat dalam menentukan penyebab PTM;


Memungkinkan praktisi kesehatan menentukan prioritas PTM
dan faktor risiko berdasarkan orang, tempat, dan waktu;
Menghasilkan metode untuk mengevaluasi program dan
kebijakan kesehatan bagi komunitas atau klinis
Kendala /Hambatan PTM
1. PTM seringkali dipandang sebagai kejadian yang bukan merupakan “krisis nasional”, dan hasil dari
program pencegahan diperoleh dalam jangka panjang;

2. Masyarakat lebih suka menghindari risiko yang tidak disadari/involuntary risk seperti menghindari
paparan bahan kimia, dibandingkan menghindari risiko yang disadari/voluntary risk seperti merokok.
Meskipun disadari bahwa voluntary risk memberi andil yang besar terhadap beban penyakit kronis;

3. Banyak komunitas masyarakat yang tidak dapat mengakses dan mengetahui data tentang PTM dan
faktor risikonya, yang berguna sebagai pedoman dalam menentukan tujuan dan evaluasi program
kesehatan;

 4. Sumberdaya yang dialokasikan (seperti pendanaan) tidak cukup untuk menunjang program
pengendalian PTM. (Brownson & Bright, 2004).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai