Anda di halaman 1dari 30

REFLEKSI

KASUS
Colic Abdomen Suspect Apendisitis Akut

Dzaki Adhi Wicaksana 16711016


Pembimbing : dr. Erry Alamsyah Asjhuri Wibowo, Sp.An

Ilmu Anestesi dan Reanimasi


RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso, Wonogiri
2021
IDENTITAS

Tn SYN . . 697XXX
LAKI-
52 TAHUN . . LAKI
Girimarto-
Islam Wonogiri
anamnesis terhadap Tn. SYN di bangsal Anggrek 1 pada 10 Januari 2022 pukul 7.00
Keluhan utama : nyeri perut kanan bawah

Riwayat penyakit sekarang :


Pasien datang diantar istrinya ke IGD RSUD pada 9 Januari dengan keluhan nyeri
pada perut kanan bawah sejak 1 hari yang lalu. Pasien merupakan rujukan dari
RS Maguan Husada. Keluhan dirasakan hilang timbul dengan intensitas sedang
dan terasa memberat sejak minggu pagi hari. Nyeri terasa menjalar ke seluruh
lapang perut. Nyeri membaik dengan istirahat. Keluhan lain yang dirasakan
pasien yaitu mual dan lemas sejak 1 hari SMRS. Keluhan kepala pusing
(-),nafsu makan berkurang, nyeri pinggang (-), BAK lancar, jernih, tidak nyeri,
BAB tanpa darah.
Saat ini (10/1) keluhan membaik, nyeri perut terakhir dirasakan kemarin sore
sekitar pukul 16.00 WIB dan membaik setelah diberi analgetik intravena
(ketorolac 1 amp). Nafsu makan membaik. Pasien sudah puasa sejak pukul
24.00 WIB
RIWAYAT PENYAKIT
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat keluhan serupa sebelumnya (-) • Keluarga tidak ada yang memiliki
• Riwayat hipertensi (-) riwayat keluhan serupa, alergi,
• Riwayat anestesi (-) asma, hipertensi, TB, meningitis,
• Riwayat diabetes mellitus (-), penyakit ginjal (-), penyakit jantung, maupun DM.
penyakit tiroid (-)
• Riwayat alergi (-)
• Riwayat asma(-), bronchitis (-), TB (-)
• Riwayat nyeri dada (-), aritmia (-), CHF (-)
• Riwayat nyeri punggung (-), nyeri kepala (-),
stroke (-), kejang (-), epilepsy (-)
• Riwayat kelainan pembekuan darah (-)
• Riwayat transfuse (-), anemia (-)
• Pasien merupakan perokok aktif sejak 20
tahun.
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum : tampak sakit sedang


 Kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6
 Vital Sign
- Tekanan Darah : 123/73 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Respirasi : 20 x/menit
- Suhu : 36.8 oC
- SpO2 : 99 %
1 Pemeriksaan Kepala Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-)
2 Pemeriksaan Leher Deformitas (-), pembesaran kelenjar limfa (-),
pembesaran kelenjar tiroid (-)
1. Inspeksi : normochest , dinding dada lebih tinggi
3 Pemeriksaan Dada
dibanding dinding abdomen, pergerakan dinding
dada simetris, pemakaian otot bantu pernafasan
(-)
2. Palpasi : fremitus taktil (+/+), pengembangan
dinding dada simetris
3. Perkusi : sonor seluruh lapang paru
4. Auskultasi : vesikuler (+/+), suara jantung S1 S2
reguler, bising jantung (-)
1. Inspeksi : dinding abdomen sejajar dengan
4 Pemeriksaan Abdomen
dinding dada, distensi dinding abdomen (-),
massa (-)
2. Auskultasi : bising usus (+) 15x/ menit
3. Perkusi : timpani di 4 regio
4. Palpasi : massa (-), hepar, ren dan lien tidak
teraba, nyeri tumpul di sekitar regio inferior
dekstra abdomen
5. Pemeriksaan tambahan :
• McBurney (+)
• Blumberg sign (+)
• Obturator sign (-)
• Psoas sign tidak dilakukan
• Rovsing sign (-)

Ekstremitas superior :
5 Pemeriksaan Ekstremitas
Nyeri (-), akral hangat (+), edema (-), CRT<2 detik
Ekstremitas inferior :
Nyeri (-), akral hangat (+), edema (-), CRT<2 detik
PEMERIKSAAN Hematologi
Pemeriksaan Hasil

 
Nilai Rujukan

 
Satuan

PENUNJANG
Hemoglobin 14.4 14 – 18 g/dl

Eritrosit 5.02 4,6 – 6,2 juta/µl

(LABORATORIUM)
Hematokrit 41.7 40 – 54 %

MCV 83.0 80 – 97 fL

MCH 28.6 26 – 32 pg

MCHC 34.5 31 – 36 g/dL

Leukosit 7.8 4,1 – 10,9 ribu/µl

Trombosit 235 140-440 ribu/µl

Eosinofil% 7.2 1–3 %

Basofil% 0.5 0–1 %

Neutrofil% 57.0 38 – 69 %

Limfosit% 30.6 22 – 40 %

Monosit% 4.7 2-8 %

Kimia      

Glukosa Darah Sewaktu 108 75-140 mg/dl

Ureum 45 10-50 mg/dl

Kreatinin 1.2 0.6-1.1 mg/dl

SGOT 19 <37 u/l

SGPT 27 <42 u/l

Imunoserologi      

HBsAg Non reaktif Non reaktif ICT

Antigen SARS Cov 2 Negatif Negatif Rapid test


PEMERIKSAAN PENUNJANG (USG
ABDOMEN)
• Appendix tidak tervisualisasi, masih mungkin terdapat apendisitis.
Tak tampak tanda indirek adanya inflamasi regio iliaka dextra.
• Tidak tampak kelainan sonografi pada hepar, lien, pancreas, VF, ren
bilateral, VU, maupun prostat.

DIAGNOSA

Colic Abdomen suspect


appendicitis akut
TATALAKSANA
Medikamentosa
Inf RL 20 tpm
Inj Ceftriaxom 1gr/12 jam
Inj Ketorolac 1 amp/ 8 jam
Inje Omeprazole 1 amp/24 jam

Non Medikamentosa
Konsultasi Sp.An pro Apendectomy dengan ASA II
Puasa mulai pukul 24.00
Informed consent & edukasi keluarga
PARA Vital SIgn
Fungsi Sistem
Organ
ANESTESI TD : 123 / 73mmHg ● Pernafasan (-)
Colic Abdomen susp ● Kardiovaskular : (-)
HR : 84 x per menit
apendisitis akut ● Neuromuskuloskletal (-)
RR : 20 x per menit
Pro Apendectomy ● Renal/endokrin (-)
Suhu : 36.8 C
Anamnesis Evaluasi
VAS :4 Jalan ● Gastrointestinal : mual (+)

Autoanamnesis
Nafas
● Bebas
● Riwayat operasi (-) ● protrusi mandibula (-), Kesimpulan :

● Konsumsi obat-obatan ● Buka mulut : normal


PS ASA : Skala II (Pasien
(-) ● jarak menthohyoid dan
hyothyroid : normal, penyakit bedah disertai dengan
● Alergi (-)
● panjang leher normal/tidak penyakit sistemik ringan-sedang)
pendek
● gerak leher bebas
● mallampathy derajat I,
● obesitas (-), massa (-), gigi
palsu (-), kesulitan ventilasi
(-).
JENIS
PEMBIUSAN
Regional Anestesi

OBAT
RENCANA PREMEDIKASI

ANESTESI
-

TEKNIK
ANESTESI
SAB (Subarachnoid
Block)
ASSESMENT PRAINDUKSI
MAKAN &
MINUM MASALAH SAAT
TERAKHIR EVALUASI PARA
INDUKSI : -
24.00 WIB PERUBAHAN RENCANA
ANESTESI
OBAT RA : :LIDODEX
-
VITAL 5%, 2 CC DARAH : -
PERSIAPAN
SIGN Cairan intravena RL 500
ml 20tpm
• BP : 148/80 mmHg Gas Flow 02 2 lpm
• HR : 80 x per menit DIAGNOSA
• RR : 18 x per menit OPERATIF :
• Suhu : - ASA II (Pasien penyakit
• SpO2 : 99% bedah disertai dengan
• VAS : 4 penyakit sistemik ringan-
sedang)
MONITORING DURANTE OPERATIF
- Induksi dilakukan pukul 10.00
WIB
- Obat yang digunakan; -
- Monitoring pasien
menggunakan “Vital Sign
Patient Monitor”
- Pemberian oksigen O2 2 Lpm
- Cairan masuk durante operatif:
RL 500 cc 20 tpm
PASCA SEDASI/OPERATIF

- Pasien keluar dari ruangan operasi pukul 11.15 WIB

- Skor Bromage: didapatkan Skor skala 2 pada saat keluar ruang


operasi (dapat menekuk lutut, tidak dapat mengangkat kaki)
• Vital Sign  TD 128/65 mmHg, HR 97 x/menit, RR 20x/menit, T
36.50C, SpO2 99% (NC 3 lpm)
LATAR BELAKANG
PEMILIHAN
KASUS
APENDISITIS
• Apendisitis akut  kondisi inflamasi pada apendiks yang menyebabkan timbulnya nyeri
abdomen terutama pada bagian kanan bawah.
• Apendisitis akut  penyebab operasi gawat darurat pada abdomen yang paling sering
dilakukan.
• Kasus ini terjadi pada 11 orang pada setiap 10.000 populasi di Eropa dan Amerika.
• Apendisitis masih menjadi tantangan bagi klinisi untuk menentukan diagnosis.
• Skor Alvarado adalah 10 butir skoring untuk diagnosis apendisitis berdasarkan symptom dan
tanda klinis serta pemeriksaan laboratorium.
ANESTESI SPINAL
• Anestesi spinal merupakan tindakan anestesi dengan
menggunakan obat anestesi lokal yang disuntikkan ke dalam
kanal tulang belakang menggunakan jarum ke ruang
subarachnoid.
• Anestesia spinal  menghentikan transmisi saraf motorik,
sensorik, dan otonom di tingkat medulla spinalis yang
bersifat reversible yang hanya meliputi perut sampai ujung
kaki dengan pasien sadar.
• Selama proses anestesi, dipasang beberapa alat monitor
untuk mengukur tanda-tanda vital : denyut jantung,
oksigenisasi, tekanan darah
ANESTESI SPINAL

Indikasi: Kontraindikasi absolut:


- Bedah abdomen bawah - Pasien menolak
- Bedah ekstremitas bawah - Pasien tidak kooperatif
- Bedah panggul - Infeksi pada tempat suntikan
- Tindakan sekitar rektum perineum - Hipovolemia berat, syok
- Bedah obstetri-ginekologi - Peningkatan tekanan intrakranial
- Bedah urologi
JENIS OBAT
Terkait dengan durasi pembedahan yang
akan berlangsung.

• Lidocaine merupakan salah satu obat anestesi local yang sering digunakan dengan
onset kerja yang cepat dan durasi kerja sekitar 60-120 menit dengan toksisitas
rendah.

• Anestesi spinal memberikan control nyeri yang baik dan long of stay yang lebih
singkat dengan efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan anestesi
general
Refleksi
Medikolegal
PRINSIP DASAR BIOETIKA
autonomy, beneficence, non-maleficence, dan justice
Beneficence Anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien mengarah ke apendisitis akut,
tetapi pemeriksaan penunjang tidak menunjukan tanda khas apendisitis.
Skor Alvarado  5 dengan klasifikasi possible apendisitis  >4 dapat
dilakukan apendiktomy.
Dapat memberikan keuntungan pasien untuk mencari penyebab dan
mengobati nyeri perutnya.

Non-maleficence Dokter telah memberikan anestesi SAB dengan lidocaine yang memiliki
teknik yang sederhana, efektif, mudah dikerjakan, onset kerja yang
cepat, dan durasi kerja sekitar 60-120 menit, toksisitas rendah, dan
memberikan control nyeri yang baik, long of stay yang lebih singkat
dengan efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan anestesi
general.
Tidak melukai pasien dan tetap nyaman saat dilakukan tindakan dan post
operasinya.
PRINSIP DASAR BIOETIKA
autonomy, beneficence, non-maleficence, dan justice
Autonomy Informed consent lisan dan tertulis, dan penjelasan terkait
tindakan operatif dan rencana anestesi yang akan diterima, dan
pasien memiliki keputusan penuh untuk menerima atau menolak
tindakan tersebut. Keluarga pasien telah mentandatangani inform
consent tertulis.

Justice Prinsip ini sudah dilakukan dengan memberikan penanganan


sebaik-baiknya tanpa melihat latarbelakang pasien dalam
berbagai hal. Disini dokter tidak membeda-bedakan perlakuan
pasien BPJS maupun non BPJS
REFLEKSI
KEISLAMAN
1. Wajib Bersuci

“Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu suatu


kesempitan dalam agama.” (QS. Al Hajj [22]: 78)
● Agama islam mewajibkan setiap umatnya bersuci dengan
cara berwudhu untuk membersihkan hadast kecil sebelum
menunaikan ibadah sholat. 25
2. Kemudahan Beribadah

“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki


kesulitan bagimu.” (QS. Al Baqarah [2]: 185)

● Allah Ta’ala meringankan bagi orang-orang yang kesulitan dalam


melakukan ibadah supaya melakukan ibadah sesuai dengan kondisi
mereka sehingga mereka dapat melakukan ibadah kepada Allah
Ta’ala, tanpa merasa sempit dan sulit. 26
3. Cara bersuci (Thoharoh)
● bagi
Wajib orang
bagi orang sakit
yang sakit untuk bersuci dengan air wajib
berwudhu ketika terkena hadats ashgor (hadats kecil). mandi
Saat
perut
berwudhu
tidak
terkena air dan
wajib jika terkena hadats akbar (hadats besar).
dapat dilakukan
● Terdapat luka  dibasuh dengan air wudhu dengan air,
● Apabila dibasuh dengan air berdampak sesuatu  diusap bukan tayamum.
dengan satu kali usapan.
Pada saat terkena
● Jika diusap juga berdampak sesuatu  diperbolehkan untuk hadast besar dan
bertayamum. melakukan mandi
● Jika sebagian anggota tubuh yang harus dibasuh dibalut dengan wajib, luka pada
pasien dapat
perban atau gips, tidak perlu beralih ke tayamum karena
diusap dengan 1x
mengusap adalah pengganti dari membasuh. usapan sebagai
cara thoharoh.
27
4. Keringanan dalam beribadah
Shalat 5 waktu merupakan kewajiban bagi setiap orang muslim dan Pada kasus penyakit
barangsiapa yang meninggalkannya akan berdosa. Orang yang sakit tetap ini terdapat keluhan
nyeri perut kanan
wajib mengerjakan shalat 5 waktu, akan tetapi dapat dikerjakan sesuai sehingga dapat
mengakibatkan
kemampuannya. Allah SWT dalam firman-Nya kesulitan dalam
melakukan
QS. At-Taghabun : 16, yang artinya : “Maka bertakwalah kamu kepada Allah
beribadah shalat,
Azza wa Jalla menurut kesanggupanmu” [at-Taghâbun/ 64:16]. terutama saat
bergerak karena
intensitas nyerinya
meningkat.
Berdiri tegak (bantuan tongkat/bersandar)  duduk  berbaring nyamping
kanan hadap kiblat  berbaring hadap kemana saja

Memilih sholat dengan posisi duduk di bed


5. Keutamaan bersabar
menghadapi‫اب‬penyakit
‫ُون َأ ْج َرهُ ْم بِ َغ ْي ِر ِح َس‬
َ ‫نَّ َما يُ َوفَّى الصَّابِر‬ ‫ِإ‬
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Qs. Az-
zumar: 10).

● Kesabaran yang dilakukan seseorang atas penyakit yang sedang diderita bisa menjadi jalan baginya
untuk mendapatkan surga.
● Tetap bersabar menghadapi satu penyakit itu lebih utama daripada kesembuhan bagi sebagian orang
● Berobat sebagai langkah ikhtiar menjaga kesehatan badan
● Penyembuhan nyeri perut post operasi apendektomy membtuhkan waktu yang lama  hadapi dengan
penuh kesabaran

29
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai