Anda di halaman 1dari 30

KEAMANAN PANGAN DI MASA

PANDEMI C19
Disampaikan dalam Rangka Sosialisasi Gerakan Sadar
Pangan Aman
(Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten)

Oleh : Pepi Nur Susilawati


BPTP BANTEN
September 2021
KEAMANAN PANGAN

DEFINISI
Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan, definisi Keamanan Pangan adalah kondisi/upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi

World Food Safety Day 2021


“PASTIKAN PANGAN YANG AMAN HARI INI UNTUK MASA DEPAN YANG SEHAT”
bertujuan untuk menarik perhatian dan menginspirasi aksi untuk membantu mencegah, mendeteksi, dan mengelola risiko-risiko yang berasal dari pangan, berkontribusi terhadap ketahanan pangan, kesehatan manusia, perekonomian yang makmur, pertanian, akses pasar, pariwisata, dan pembangunan berkelanjutan.
• Pangan adalah kebutuhan dasar
manusia yang paling hakiki yang harus
dipenuhi setiap saat

• Oleh karena itu pemenuhannya


merupakan hak azazi setiap orang

LAYAK
• Pangan harus layak dan aman Keadaan normal, tidak
dikonsumsi (Food shall be fit and safe menyimpang seperti
for human consumption) busuk, kotor,
menjijikkan dan
penyimpangan lainnya

AMAN
Tidak mengandung bahan-bahan yang dapat
membahayakan kesehatan atau keselamatan manusia
seperti menimbulkan penyakit atau keracunan
• CEMARAN FISIK
benda-benda asing yang dapat
menyebabkan kecelakaan atau penyakit

bebas jika tertelan, misalnya pecahan gelas,


potongan kayu, bagian tubuh seperti

dari
• CEMARAN KIMIA
kuku, rambut

cemaran bahan-bahan kimia beracun termasuk toksin yang dapat


menyebabkan keracunan atau penyakit, misalnya logam berat,
pestisida, bahan tambahan kimiawi yang dilarang atau melebihi dosis.

• CEMARAN BIOLOGI
cemaran yang ditimbulkan oleh mikrobia misalnya bakteri, kapang,
khamir
Pencegahan bahaya biologis
1. Penanganan pangan dalam kondisi bersih dan saniter
Pemasakan yang benar
2.Hindari kontaminasi silang
3.Penyimpanan yang aman
4.Penerapan higiene dan sanitasi bagi pekerja,peralatan
dan lingkungan sekitar
Sumber :
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296143/pengabdian/ppm-2013-potensi-bahaya.pdf
Pencegahan bahaya kimia:
1.Selalu memilih bahan pangan yang baik untuk
dikonsumsi
2.Mencuci sayuran dan buah-buahan dengan bersih
sebelum diolah dan dimakan
3.Menggunakan air bersih (tidak tercemar) untuk
menangani dan mengolah bahan makanan
4.Tidak menggunakan bahan tambahan (pewarna,
pengawet, dan pemanis) yang dilarang untuk pangan
5.Menggunakan bahan kimia yang dibutuhkan seperlunya
dan tidak melebihi dosis yang diijinkan
Sumber :
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296143/pengabdian/ppm-2013-potensi-bahaya.pdf
Pencegahan bahaya fisik:
1.Mengeluarkan benda asing dengan melakukan
sortasi dan pengamatan visual.
2.Tidak menggunakan alat berlogam (stepler,
klips) untuk menutup bungkus pangan.
3.Tidak menggaruk-garuk kepala ketika bekerja.
4.Tidak memakai perhiasan

Sumber :
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296143/pengabdian/ppm-2013-potensi-bahaya.pdf
Memberikan jaminan mutu dan keamanan
01 pangan pada masyarakat dan perlindungan
masyarakat

Mempermudah penelusuran Kembali dari


REGISTRASI PSAT 02 kemungkinan penyimpangan mutu keamanan
(Pendaftaran pangan
Pangan Segar Asal Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk
Tumbuhan) 03 sehingga
. dapat memperluas akses pasar
Permentan 53
Tahun 2018
Memberikan "branding" produk pangan segar
04 dengan adanya label jaminan keamanan dan mutu
pangan segar asal tumbuhan
LEMBAGA PENERBIT
OKKPD
Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah

Penjamin bahwa produk


PSA pertanian telah dinyatakn
T memenuhi persyaratan
keamanan pangan

PD Produksi Dalam Negeri

PL Produksi Luar Negeri


TINGKATAN
SERTIFIKAT SERTIFIKAT PRIMA 1 : DIKELUARKAN OLEH
GAP OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN
PUSAT (OKKP-P)
MEMENUHI ASPEK :
• KEAMANAN PANGAN
•BERMUTU
•RAMAH LINGKUNGAN

SERTIFIKAT PRIMA 2 : DIKELUARKAN OLEH


OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN
DAERAH (OKKP-D)
MEMENUHI ASPEK :
• KEAMANAN PANGAN
• BERMUTU

SERTIFIKAT PRIMA 3 : DIKELUARKAN OLEH


OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN
DAERAH (OKKP-D)
MEMENUHI ASPEK :
• KEAMANAN PANGAN
INDO-GAP

• GAP yang disesuaikan dengan kondisi


Indonesia
• Merupakan panduan dalam kegiatan budidaya
tanaman yang baik
TUJUAN INDO-GAP
• Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman
• Meningkatkan mutu hasil termasuk keamanan konsumsi dan
efisiensi produksi
• Memperbaiki efisiensi penggunaan sumberdaya alam
• Mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan dan
sistem produksi berkelanjutan
• Mendorong petani dan kelompok tani untuk memiliki sikap mental
yang bertanggung jawab terhadap produk yang dihasilkan,
kesehatan dan keamanan lingkungan
• Meningkatkan daya saing dan peluang penerimaan oleh pasar
internasional dan domestik
• Memberikan jaminan keamanan terhadap konsumen
• Meningkatkan kesejahteraan petani.
Ruang Lingkup Indo-GAP
• Berhubungan langsung dengan produksi : lahan,
penggunaan benih dan varietas tanaman, penanaman,
pupuk, perlindungan tanaman, pengairan, panen,
penanganan pasca panen.
• Berhubungan dengan aspek manajerial usaha :
pelestarian lingkungan, tenaga kerja, fasilitas kebersihan
dan kesehatan pekerja, kesejahteraan pekerja, tempat
pembuangan, pengawasan, pencatatan serta penelusuran
balik, pengaduan dan evaluasi internal.
DASAR HUKUM INDO-GAP

• Peraturan Menteri Pertanian Nomor :


62/Permentan/OT.140/10/2010 Tatacara Penerapan dan Registrasi
Kebun atau Lahan Usaha dalam Budidaya Buah dan Sayur yang Baik
• Peraturan Menteri Pertanian Nomor
48/Permentan/OT.140/10/2009 telah ditetapkan Pedoman
Budidaya Buah dan Sayur yang Baik (Good Agriculture Practices for
Fruit and Vegetables).
• Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3478)
Komponen Wajib
• Lahan/Media tanam serta air bebas dari cemaran limbah
berbahaya beracun (B3)
• Kemiringan lahan maksimal 30%
• Jika lahan miring lakukan konservasi
• Kotoran manusia tidak boleh sebagai pupuk
• Penyimpanan pupuk terpisah dari produk hasil pertanian
• Pelaku mampu, tahu dan terampil dalam mengelola pestisida
• Pestisida tepat dosis, jenis, cara serta tidak kadaluarsa
• Wadah untuk panen bersih
• Pencucian memakai air bersih
Rumah Tangga Tahan Pangan
• Pengembangan rumah tangga yang ketahanan pangan
• Dapat diwujudkan dalam KRPL (Kawasan Rumah Pangan
Lestari) dan gerakan PB2SA (Pangan Beragam, Bergizi,
Seimbang dan Aman).
• Pemanfaatan lahan pekarangan dengan sayuran atau pangan
non beras
• Pengelolaan limbah/sampah (bank sampah)
• Pengelolaan kompos organik
• Pengolahan produk pangan
• Gerakan Halaman Asri, Teratur, Indah dan Nyaman
Sumber : sukabumikab.go.id
REGISTRASI LAHAN USAHATANI
MAKSUD
•Sebagai dasar bagi pelaku usaha, pembina dan penilai dalam menerapkan
dan meregistrasi kebun/lahan usaha budidaya buah dan sayur yang baik
TUJUAN
•menyiapkan sistem jaminan mutu dalam rangka budidaya buah dan sayur
yang baik;
•Mempermudah proses telusur balik terhadap sistem jaminan mutu
produk buah dan sayur;
•Mendorong percepatan akses pasar buah dan sayur yang
mempersyaratkan jaminan mutu; dan
•Meningkatkan mutu dan keamanan pangan pada buah dan sayur
sehingga memiliki daya saing.
PROSEDUR DAN MEKANISME PENGAJUAN
A. Proses registrasi kebun/lahan usaha meliputi tahapan
•Permohonan
•Verifikasi
•Penilaian
•Hasil penilaian
B. Jika Lulus : Nomor Registrasi dan Surat Keterangan
C. Surveilan, penilaian setelah registrasi untuk menilai
komitmen dan konsitensi pelaku usaha
D. Pembekuan, Pencabutan dan Pemberlakuan Kembali
Nomor Registrasi
SYARAT PERMOHONAN
1) Telah memahami dan menerapkan GAP
2) Telah memahami dan menerapkan prinsip-prinsip PHT
3) Telah memahami dan menerapkan SOP
4) Telah melakukan pencatatan/pembukuan
5) Memiliki sertifikat pelatihan spt SLPHT, SLGAP dll.
6) Luas kebun minimal 2000 m2
7) Memiliki jaminan pasar
SYARAT BAGI KELOMPOK
1) Pernyataan kesanggupan anggota untuk melaksanakan kesepakatan
pelaksanaan GAP sesuai keputusan kelompok.
2) Struktur organisasi penerapan GAP
TATA CARA PERMOHONAN
1. Pengajuan formulir PERMOHONAN REGISTRASI AWAL
(Form 1a.)
2. Mengisi Form 1b, yang meliputi :
a. Data pemohon
b. Data kebun/lahan usaha terkait GAP, SOP, PHT
c. Peta lokasi
3. Proses permohonan sampai dengan penerbitan nomor
registrasi paling lama 6 bulan atau tergantung situasi.
4. Untuk perpanjangan mengisi Form 2a. Dan 2b.
Berlaku 2 tahun dengan perpanjangan 2 tahun
5. Jika sudah mati mengajukan kembali Permohonan awal
VERIFIKASI

• Verifikasi adalah : penilaian dokumen administrasi


terhadap berkas /dokumen permohonan yang
dilaksanakan oleh petugas Pembina
• Berkas tidak lengkap dikembalikan pada Pemohon
• Berkas Lengkap disampaikan kepada Kepala Dinas
Pertanian.
PENILAIAN
• Penilaian adalah penilaian lapang yang dilakukan oleh petugas
penilai untuk melihat tingkat kepatuhan dalam menerapkan GAP
• Dilakukan setelah ada Surat Perintah Penilaian dari Kepala Dinas
Pertanian.
• Memakai sistim Check List.
• Dinyatakan lulus jika :memenuhi 100% kategori kegiatan wajib (W),
minimal 60% kegiatan kategori Sangat Anjuran (SA) dan minimal
40% kegiatan kategori Anjuran (A)
• Kebun yang Lulus penlaian akan diberikan Sertifikat penilaian.
• Selanjutnya dapat diberikan juga sertifikat jaminan keamanan
pangan Minimal Prima-3 oleh Dirjen Hortikultura atau oleh Dinas
Pertanian Provinsi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai