Validitas
Populasi eksterna 2
2
z 1 / 2 P(1 P)
n 2
d
Contoh penggunaan:
• Survei cakupan imunisasi
• Survei prevalensi gizi kurang di masyarakat
• Penelitian prevalensi hipertensi di masyarakat
24
Besar sampel estimasi proporsi:
Contoh
• Suatu survei dilakukan untuk mengetahui prevalensi
diare pada Balita di Kabupaten Bogor. Berapa
jumlah sampel yang diperlukan untuk survei ini?
25
Besar sampel estimasi proporsi: Contoh
2
1,96 * 0,15(1 0,15)
n 2
0,05
n 196
Berarti:
Pada survei yang bertujuan untuk mengetahui
prevalensi diare pada Balita di Kab. Bogor, diperlukan
sampel minimum 196 Balita,
yang pengambilan sampelnya dilakukan dengan
metode SRS
26
Besar sampel estimasi rata-rata:
2 2
z1 / 2
n 2
s=simpang baku d
d=presisi/simpangan mutlak dari rata-rata
z=nilai z pada derajat kepercayaan 1-a/2
Digunakan untuk estimasi rata-rata
Tidak tepat digunakan untuk uji hipotesis
Asumsi desain: populasi tak terbatas dan metode
sampel SRS 27
Besar sampel estimasi rata-rata:
contoh
• Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui rata-rata tekanan
darah sistolik orang dewasa di Jakarta
• Asumsi yang digunakan:
– Rata-rata tek. Darah 120 mmHg
– Simpang baku dari penelitian sebelumnya (referensi) 20
mmHg
– Presisi/Simpangan mutlak 4 mmHg
– Derajat kepercayaan 95%
• Berarti:
Peneliti 95% yakin bahwa rata-rata tek. Darah sistolik di populasi
berkisar 116-124 mmHg
28
Besar sampel estimasi rata-rata, simpangan mutlak
2 2
1,96 20
n 2
4
n 97
Berarti, utk mengetahui rata-rata tekanan darah
sistolik orang dewasa di Jakarta, diperlukan sampel
minimum 97 sampel orang dewasa,
yang pengambilan sampelnya dilakukan dengan
metode SRS
29
n = N
1 + N (d2)
31
Perhitungan Besar Sampel utk
Uji Hipotesis
Uji beda
proporsi
n
z1 / 2 2 P (1 P ) z1 P1 (1 P1 ) P2 (1 P2 )
2
2
( P1 P2 )
1 2 2
32
Besar sampel uji hipotesis beda proporsi 2 kelompok
n
z 1 / 2 2 P (1 P ) z1 P1 (1 P1 ) P2 (1 P2 )
2
2
( P1 P2 )
33
Perbedaan bermakna secara Statistik vs. bermakna secara Substansi
Kebiasaan PJK n
Tidak ada hubungan minum teh
minum teh Ya Tidak
dengan PJK Ya 12 (12%) 88 100
Namun, jika sampelnya Tidak 10 (10%) 90 100
ditingkatkan 20 kali lipat, ada Jumlah 22 178 200
2 = 0,20 p=0,6513
hubungan bermakna
Peneliti perlu
mempertimbangkan apakah
perbedaan kejadian penyakit Kebiasaan PJK n
jantung koroner sebesar 2% minum teh Ya Tidak
memang bermakna dari segi Ya 240 (12%) 1760 2000
ilmu kesehatan? Tidak 200 (10%) 1800 2000
Jumlah 440 3560 4000
2 = 4,09 p=0,0432 34
P1, P2 pada disain eksperimen, kohort, & cross-sectional
Keluaran Total
Sebab
+ -
+ a b a+b
- c d c+d
Total a+c b+d a+b+c+d
• P1 = a/(a+b)
• P2 = c/(c+d)
35
P1, P2 pada disain kasus-kontrol
Keluaran Total
Sebab
+ -
+ a b a+b
- c d c+d
Total a+c b+d a+b+c+d
• P1 = a/(a+c)
• P2 = b/(b+d)
36
Contoh P1 dan P2
• “Hubungan antara anemia dengan BBLR”
– Desain kohort/cross sectional
• P1: Proposi BBL R pada ibu anemia
• P2: Proposi BBLR pada ibu tidak anemia
– Desain kasus-kontrol
• P1: Proporsi ibu anemia pada BBLR
• P2: Proporsi ibu anemia pada non BBLR
38
Contoh P1, P2 pada Kohort
• Pada contoh ini P1-P2 = 20%
• Beda minimal proporsi BBLR yang dianggap bermakna antara ibu anemia vs
ibu non anemia sebesar 20%
• Jika nantinya (setelah data terkumpul), beda BBLR sebesar 20% atau lebih pada n
sampel yang diambil
Uji statistik “signifikan”
• Jika nantinya (setelah data terkumpul), beda BBLR kurang dari 20% pada n sampel
yang diambil
Uji statistik “tidak signifikan”
• Signifikan uji statistik dirancang berdasarkan pengertian tentang substansi
• INGAT:
Perbedaan berapapun dapat dirancang untuk “signifikan” secara statistik,
asal jumlah sampel terpenuhi
39
Contoh Perhitungan Besar Sampel
P1=0,3 P2=0,1 P=0,2
Z-a/2=1,96 Z-beta=0,84
n
1,96 2 * 0,2(1 0,2) 0,84 0,3(1 0,3) 0,1(1 0,1)
2
(0,3 0,1) 2
n 62 / kelompok
• Berarti sampel yang dibutuhkan adalah 62 ibu anemia dan 62 ibu
non anemia, Total 124 ibu hamil
• Bukan berarti diambil sampel 124 ibu hamil
karena tidak menjamin diperoleh 62 ibu hamil anemia dan 62
ibu hamil non anemia 40
Contoh Kasus-Kontrol
• Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
anemia pada ibu hamil dengan BBLR dengan desain kasus kontrol
• Asumsi untuk besar sampel:
– Proporsi anemia pada BBLR: 80%
– Proporsi anemia pada non BBLR: 60%
Peneliti menganggap beda minimal proporsi ibu
anemia 20% antara bayi BBLR vs non BBLR (P1-P2)
– Derajat kemaknaan: 5% Z-alpha=1,95
– Kekuatan uji: 80% Z-beta=0,84
– P=(0,8+0,6)/2 = 0,7
41
Contoh Kasus Kontrol
P1=0,8 P2=0,6 P=0,7
Z-a/2=1,96 Z-beta=0,84
n
1,96 2 * 0,7(1 0,7) 0,84 0,8(1 0,8) 0,6(1 0,6)
2
(0,8 0,6) 2
n 82 / kelompok
43
Contoh: Penelitian tentang “Faktor-faktor yang
berhubungan dengan BBLR”
• Faktor utama yang ingin diuji:
– Anemia
– Merokok
– Hipertensi
– Status Ekonomi
Z
1-a/2 = nilai z pada interval kepercayaan 1-a/2
uji hipotesis dilakukan dua arah (two tailed)
z1-b = nilai z pada kekuatan uji (power) 1-b
m1 = estimasi rata-rata kelp. 1 ; m2 = estimasi rata-rata kelp. 2
2 = varians gabungan ; s12 = varians pd kelp. 1
s22 = varians pd kelp. 2
45
Contoh
• Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui efek asupan
natrium terhadap tek. darah orang dewasa
• Asumsi (dari penelitian terdahulu):
– Pada kelp. Natrium rendah:
• Rata-rata TD: 72 mmHg, SD:10 mmHg, n=20
– Pada kelp. Natrium tinggi:
• Rata-rata TD: 85 mmHg, SD:12 mmHg, n=20
– Perbedaan minimal yg ingin dideteksi: 10 mmHg
– Derajat kemaknaan:5%
– Kekuatan uji:80%
46
Contoh
2
(20 1)10 2
(20 1)12 2
122
(20 1) (20 1)
47
Besar sampel uji hipotesis beda
rata-rata berpasangan (paired)
z1 / 2 z1
2 2
n
1 2 2
49
Contoh
15 * 1,96 1,28
2 2
n 2
24
(10)
50
TEKNIK PENGAMBILAN
SAMPEL
Metode sampling adalah metode
pengambilan sebagian anggota
populasi dalam penelitian yang
diharapkan bisa mewakili
karakteristik populasi
•Sampel pertimbangan
METODE (Purposive/judgmental)
SAMPLING •Sampel berjatah (Quota)
•Sampel seadanya Studi
kualitatif
A. Non Random (Incidental/Convenience)
Cluster sampling
Apakah kerangka
sampel tersedia? Tidak
Systematic random
Tidak Kerangka
Ya sampling
sampel bisa
Ya dibuat?
Simple random
sampling
METODE SAMPLING APLIKASI
• Accidental Sampling
– Dilakukan dengan mengambil kasus atau
responden secara kebetulan ada atau tersedia
disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian
– Perbedaan dengan puposive sampling----pada
purposive sampling sampel diambil secara sengaja
mengambil/memilih respondennya----pada
accidental responden yang diambil yang kebetulan
ada
TERIMA KASIH
CONTOH
• SUATU PENELITIAN BERTUJUAN UNTUK
MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI
EKSKLKUSIF
. Pekerjaan
. Pendidikan Pemberian ASI
. Pengetahuan eksklusif
• Rumus yang dipilih adalah uji beda 2 proporsi :
n
z1 / 2 2 P (1 P ) z1 P1 (1 P1 ) P2 (1 P2 )
2
2
( P1 P2 )
Z 1-a/2 = 1,95 (95%)
Z 1-b = 0,84 (90%)
Nama Sumber P1 P2 n
variable
Pekerjaan Rina, 2014 39,1% 4,3% 28
(0,391) (0,043)
Pendidikan A, 2009 0,25 0,45 118
Pengetahu B, 2015 0,57 0,20 35
an
• Kesimpulan
Untuk melaksanakan penelitian ini maka peneliti
memerlukan sampel minimal sebesar 118
sampel