Anda di halaman 1dari 57

KONSEP PPI (PROGRAM

PENGEMBANGAN IMUNISASI)
DAN NON PPI

WINNELLIA FSR.,MPH

 
KONSEP PPI
(PROGRAM PENGEMBANGAN
IMUNISASI)
 Berdasarkan
program pengembangan Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI). Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) yang diwajibkan
dan Program Imunisasi Non PPI yang dianjurkan.

 Wajibjika kejadian penyakitnya cukup tinggi dan


menimbulkan cacat atau kematian. Sedangkan
imunisasi yang dianjurkan untuk penyakit-
penyakit khusus yang biasanya tidak seberat
kelompok pertama.
IMUNISASI

 Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya
penyakit tertentu.

Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu


mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk
menghasilkan antibodi.

Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit.

Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga
membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada
masa kanak-kanak.
IMUNISASI

 Ikatan dokter anak indonesia (idai) telah mengeluarkan daftar


imunisasi terbaru.
 Jadwal ini menggantikan jadwal imunisasi tahun 2011.

 Jadwal imunisasi ini berlaku mulai 1 januari 2014


IMUNISASI

 Berikut imunisasi dasar terbaru :


IMUNISASI
 JADWAL IMUNISASI IDAI 2014
IMUNISASI DI PUSKESMAS (DASAR)

 BCG (Bacillus Calmette Guerin)


 DPT-HB (Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B)

 DPT-HB-Hib |PENTAVALENT|(Diphtheria Pertusis


Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B)
 POLIO

 CAMPAK

 DT (Diphtheria Tetanus)

 TD (Tetanus diphteria)

 TT (TETANUS TOXOID)

PERMENKES R.I NO 42 TAHUN


2013
IMUNISASI PILIHAN

 Hib (Haemophillus influenza tipe b)


 Pneumokokus

 Rotavirus

 Influenza

 Varisela

 MMR (Measles Mumps Rubella)

 Demam Tifoid

 Hepatitis A

 Human Papilloma Virus (HPV), dan Japanese Encephalitis.

PERMENKES R.I NO 42 TAHUN


2013
Menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat penyakit2 yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Seluruh bayi mendapatkan imun. dsr
Seluruh anak sekolah mendapatkan
imunisasi lanjt. (campak, DT dan TT)
Imunisasi terbagi :

 Imunisasi dasar adalah pemberian kekebalan I.II,III pada


bayi
 Imunisasi ulang adalah pemberian kekebalan setelah
imunisasi dasar.(SD kelas I dan IV)
Dua jenis kekebalan yang bekerja dalam
tubuh bayi/anak :

1. Kekebalan aktif :
a. Kekebalan aktif alamiah
b. Kekebalan aktif buatan
2. Kekebalan pasif :
a. Kekebalan pasif alamiah
b. Kekebalan pasif buatan
IMUNISASI

Imunitas pasif
bisa diperoleh dari transfer serum atau gamma globulin dari donor ke
akseptor.
 Imunitas pasif didapat alamiah

saat IgG ditransfer dari ibu ke fetus melalui plasenta atau transfer
IgA melalui kolostrum.
 Imunitas pasif didapat buatan

saat gamma globulin dari orang atau binatang diinjeksikan ke


akseptor.
diterapkan pada infeksi akut (difteri, tetanus, measles, rabies dll),
keadaan keracunan (serangga, reptil, botulisme) dan sebagai
profilaksis (hipogammaglobulinemia)
Jenis Imunisasi Wajib
Jenis imunisasi wajib terdiri dari : (Sri Rezeki, 2005)
1.BCG (Bacille Calmette Guerin)
 Imunisasi BCG berguna untuk mencegah penyakit tuberkulosis
berat. Misalnya TB paru berat. Imunisasi ini sebaiknya diberikan
sebelum bayi berusia 2 – 3 bulan. Dosis untuk bayi kurang setahun
adalah 0,05 ml dan anak 0,10 ml. Disuntikkan secara intra dermal di
bawah lengan kanan atas. BCG tidak menyebabkan demam. Tidak
dianjurkan BCG ulangan. Suntikan BCG akan meninggalkan
jaringan parut pada bekas suntikan.
 BCG tidak dapat diberikan pada pasien pengidap leukemia, dalam
pengobatan steroid jangka panjang, atau pengidap HIV. Apabila
BCG diberikan pada usia lebih dari 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji
tuberkulin terlebih dahulu.
 Penyebabnya Mycobac. Tuberculosis
 Penyakit ini masih merupakan masalah di
kelompok masyarakat dengan sosial
ekonomi rendah, menyerang berbagai
golongan umur dan merupakan penyakit
dalam keluarga.
 Pencegahan dengan Imunisasi BCG
terhadap Bayi

15

Sudin Kesmas
Jakarta Utara
Reaksi yang mungkin terjadi:

 Reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat


penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba
keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustula
(gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka
terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan
dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan
parut.
 Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau
leher, tanpa disertai nyeri tekan maupun demam, yang akan
menghilang dalam waktu 3-6 bulan.
Komplikasi yang mungkin timbul
adalah:
 Pembentukan abses (penimbunan nanah) di tempat
penyuntikan
 Limfadenitis supurativa
2.Hepatitis B
 Imunisasi Hepatitis B diberikan
sedini mungkin setelah lahir.
Pemberian imunisasi Hepatitis B
pada bayi baru lahir harus
berdasarkan apakah ibu
mengandung virus Hepatitis B
aktif atau tidak pada saat
melahirkan. Ulangan imunisasi
Hepatitis B dapat dipertimbangkan
pada umur 10-12 tahun. Apabila
sampai usia 5 tahun anak belum
pernah memperoleh imunisasi
hepatitis B maka diberikan
secepatnya.
 Penyebabnya Virus Hepatitis type B
 Gejalanya tidak khas
 Untuk memutuskan rantai penularan secara vertikal ,
maka diperlukan pemberian imunisasi Hepatitis B
secara dini (0–7 hari) . Untuk memudahkan
operasional dilapangan dibutuhkan Uniject HB

19

Sudin Kesmas
Jakarta Utara
3.DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)

 Imunisasi DPT untuk mencegah bayi dari tiga penyakit,


yaitu difteri, pertusis, dan tetanus. Difteri disebabkan
bakteri Corynebacteriumdiphtheriae yang sangat
menular.
aPenyebab Cory.bact. diphtheriae
Gejala dapat tidak ada atau ringan sekali berupa membran
dalam rongga hidung sampai sangat berat dan
menyebabkan kematian, yang sering dijumpai adalah
dengan pembengkakan kelenjar sekitar leher
Golongan umur penderita biasanya dibawah 15 tahun.
Untuk perlindungan kelompok umur tersebut dengan
memberikan Imunisasi DPT terhadap Bayi dan DT pada
murid SD Kls I .
Cara penularan melalui partikel percikan ludah yang
tercemar.
 Penyebabnya bakteri Bordetella pertussis
 Gejala awal berupa pilek dan batuk, mulai hari ke 10
batuk bertambah , batuk keras berturut-turut dan
penderita baru dapat melakukan inspirasi dalam yang
terdengar sebagai *whoop* kadang-kadang sampai
muntah. Komplikasi umumnya adalah Pneumonia yang
paling banyak menimbulkan kematian, Kematian lebih
sering dijumpai pada usia kurang 1 tahun.
 Cara penularan melalui droplet biasanya dari saudara
serumah.
 Pencegahan dengan Imunisasi DPT
22
 Penyebabnya kuman Clost. tetani
 Spora tetanus yang masuk ke dalam luka berkembang
biak dalam suasana anaerobik dan membentuk toxin.Pada
neonatus (penyakit ini dikenal dgn Tetanus Neonatorum)
kuman masuk melalui tali pusat. Gejala khas berupa
kejang rangsang atau seizures spontan, muka tampak
menyeringai, pada bayi mulut terkancing. Keluhan awal
Tetanus Neonatorum adalah bayi tidak mau menetek dan
mulut mencucut seperti ikan bila tidak diobati bayi akan
menderita kejang sehingga bayi tampak biru hal ini dapat
menyebabkan kematian.
 Reservoir terkontaminasi kotoran hewan atau manusia.
Pertolongan persalinan dan perawatan tali pusat yang
kurang steril masih merupakan masalah
23
50% Meninggal
 Imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali sejak anak umur
dua bulan dengan interval 4 – 6 minggu. DPT 1
diberikan umur 2 – 4 bulan, DPT 2 umur 3 – 5 bulan,
dan DPT 3 umur 4 – 6 bulan. Ulangan selanjutnya,
yaitu DPT 4 diberikan satu tahun setelah DPT 3 pada
usia 18 – 24 bulan, dan DPT 5 pada usia 5 – 7 tahun.
Sejak tahun 1998, DPT 5 dapat diberikan pada
kegiatan imunisasi di sekolah dasar. Ulangan DPT 6
diberikan usia 12 tahun mengingat masih dijumpai
kasus difteri pada umur lebih besar dari 10 tahun.
Dosis DPT adalah 0,5 ml.
 DPT sering menyebakan efek samping yang ringan, seperti
demam ringan atau nyeri di tempat penyuntikan selama
beberapa hari. Efek samping tersebut terjadi karena adanya
komponen pertusis di dalam vaksin. Pada kurang dari 1%
penyuntikan, DTP menyebabkan komplikasi berikut:
 - demam tinggi (lebih dari 40,5? Celsius)

 - kejang

 - kejang demam (resiko lebih tinggi pada anak yang


sebelumnya pernah mengalami kejang atau terdapat riwayat
kejang dalam keluarganya)
 - syok (kebiruan, pucat, lemah, tidak memberikan respon).
4.POLIO
 Tujuan pemberian vaksin ini untuk mendapatkan
kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis. Untuk
imunisasi dasar (4 kali pemberian polio I,II,III dan
IV) vaksin diberikan 2 tetes per oral dengan
interval tidak kurang dari empat minggu.
 Pemberian polio 1 saat bayi masih berada di rumah
sakit atau rumah bersalin dianjurkan saat bayi akan
dipulangkan. Maksudnya tak lain agar tidak
mencemari bayi lain oleh karena virus polio hidup
dapat dikeluarkan melalui tinja. Imunisasi polio
ulangan diberikan satu tahun sejak imunisai polio
4,umur 1,5-2 tahun.Selanjutnya saat masuk
sekolah usia 5-6 tahun.
 Penyebabnya Virus Polio
 Gejala awal tidak spesifik,
seperti infeksi saluran nafas bagian atas dan demam
ringan. Paralisis yang bersifat flaksid . Dan harus
dibedakan dengan penyakit akut AFP
 Penularan virus Polio secara droplet dan sangat cepat.
 Reservoir hanya manusia
 Pencegahan dengan Imunisasi Polio .

28

Sudin Kesmas
Jakarta Utara
Kontra indikasi pemberian vaksin polio:

 Diare berat
 Gangguan kekebalan (karena obat imunosupresan,
kemoterapi, kortikosteroid)
 Kehamilan.

Efek samping yang mungkin terjadi berupa


kelumpuhan dan kejang-kejang.
5.Campak

 Vaksin campak diberikan dalam satu dosis


0,5 ml pada usia 9 bulan. Hanya saja,
mengingat kadar antibodi campak pada
anak sekolah mulai berkurang, dianjurkan
pemberian vaksin campak ulangan pada
saat masuk sekolah dasar pada usia 5-6
tahun. Biasanya melalui program Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
 Vaksin disuntikkan secara subkutan dalam
sebanyak 0,5 mL.
 Penyebabnya Virus Morbilli / Virus Rubeola, ditularkan
melalui batuk , bersin dan tangan yang kotor oleh cairan
hidung.
 Gejala awal menyerupai selesma disertai kunjungtivitis ,
sedang tanda khas berupa bintik koplik, timbul dimulai
dari dahi dan belakang telinga kemudian menyebar ke
muka, badan dan anggota badan, pada kulit gelap sulit
dilihat. Komplikasi terjadi pada 30 % penderita berupa
kunjungtivitis berat dan Pneumonia.
 Pencegahan dengan Imunisasi Campak
31

Sudin Kesmas
Jakarta Utara
Kontra indikasi pemberian vaksin campak:

 infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38?Celsius


 gangguan sistem kekebalan
 pemakaian obat imunosupresan
 alergi terhadap protein telur
 hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin
 wanita hamil.

Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam,


ruam kulit, diare, konjungtivitis dan gejala kataral serta
ensefalitis (jarang).
JADWAL PEMBERIAN
IMUNISASI
Vaksin Pemberian Selang Umur
Imunisasi waktu
BCG 1X 0-11 bln

DPT 3 X (1,2,3) 4 mgg 2-11 bln

POLIO 4X (1,2,3,4) 4 mgg 0-11 bln

CAMPAK 1X 9-11 bln

HEP.B 3 X (1,2,3) 4 mgg 0-11 bln


WAKTU PEMBERIAN IMUNISASI TEPAT 
Jadwal pemberian Imunisasi pada Bayi

JENIS JUMLAH INTERVAL


USIA BAYI
IMUNISASI PEMBERIAN MINIMAL

BCG 1 Kali - 0 – 11 Bulan

DPT-HB 3 Kali 4 MINGGU 2 – 11 Bulan

POLIO 4 Kali 4 MINGGU 0 – 11 Bulan

CAMPAK 1 Kali - 9 – 11 Bulan

HEP. B < 7 Hari (RB)


1 Kali -
(Uniject) >7 Hari - < 2 bln
IMUNISASI YANG DIWAJIBKAN
Vaksinasi Jadwal Booster/Ulangan Imunisasi untuk
pemberian-usia melawan

BCG Waktu lahir -- Tuberkulosis

Hepatitis B Waktulahir-dosis I 1 tahun-- pada Hepatitis B


1bulan-dosis 2 bayi yang lahir dari
6bulan-dosis 3 ibu dengan hep B.

DPT dan Polio 3 bulan-dosis1 18bulan-booster1 Dipteria, pertusis,


4 bulan-dosis2 6tahun-booster 2 tetanus, dan polio
5 bulan-dosis3 12tahun-booster3

campak 9 bulan -- Campak


Imunisasi Combo
 Vaksin kombo adalah gabungan beberapa vaksin dalam satu
sediaan. Gabungan vaksin ini dikemas oleh pabrik.
 Pemberian vaksin kombo ini memiliki keuntungan karena lebih
praktis, mengurangi jumlah suntikan, mengurangi jumlah
kunjungan ke fasilitas kesehatan, dan mengurangi biaya
pengobatan sehingga mampu meningkatkan kepatuhan
terhadap imunisasi.
 Secara tidak langsung pemberian vaksin kombo dapat
meningkatkan cakupan imunisasi.
 Vaksin kombo yang tersedia saat ini adalah DPwT-Hep B,
DPwT-Hib, DPwT-IPV, adalah DPaT-Hep B, DPaT-Hib, DPaT-
IPV-Hib.
VAKSIN COMBO YANG SEKARANG SUDAH
DIBERIKAN DIPUSKESMAS ADALAH :
Vaksin DPT-HB diberikan secara IM terdiri dari 3 dosis
masing2 0,4 ml sebagai berikut:
 Dosis pertama : pada bayi usia 2 bulan

 Dosis kedua :satu bulan setelah imunisasi pertama


 Dosis ketiga :satu bulan setelah imunisasi kedua

Efek samping :
Reaksi local atau sistemik yang bersifat ringan,kasus yang sering
terjadi adalah bengkak,nyeri,penebalan kemerahan pada bekas
suntikan,Menangis >3 jam dan kadang kadang terjadi reaksi umum
seperti demam >38,50 C
KONSEP NON PPI (PROGRAM
PENGEMBANGAN IMUNISASI )

 Ada 7 jenis imunisasi yang non PPI (Program


pengembangan Imunisasi) alias dianjurkan.
 Meski tak wajib, tentu tak ada salahnya bila kita tetap
mengimunisasikan si buah hati, mengingat dampaknya
yang berbahaya bila si kecil sampai terkena penyakit
yang seharusnya dapat dicekal oleh imunisasi ini.
7 (tujuh) jenis imunisasi yang dianjurkan oleh
pemerintah :
1.Imunisasi HIB
Imunisasi ini bermanfaat untuk mencekal kuman HiB (Haemophyllus
influenzae type B).

Kuman ini menyerang selaput otak yang dapat menyebabkan radang


selaput otak yang disebut meningitis.

Meningitis sangat berbahaya karena dapat merusak otak secara permanen


dan menyebabkan kematian.

Selain itu dapat menyebabkan radang paru dan radang epiglotis.


 Gejala yang ditimbulkan berupa demam tinggi, kejang-
kejang, menggigil dan kesadaran menurun.
 Jika penyakit ini terlambat ditangani akan menimbulkan
gejala sisa seperti lumpuh, tuli, buta dan retadasi mental.
 Diberikan sebayak 4 kali, yaitu pada usia 2, 4, 6 dan 15
atau 16 bulan.
 Efek samping berupa demam ringan yang akan reda
dengan sendirinya.
2.Imunisasi PVC
 Imunisasi PVC (Pneumococcal Vaccine) ini memberikan
kekebalan terhadap serangan penyakit IPD (Invasive
Pneumococcal Diseases) yaitu meningitis (radang selaput
otak), bakteremia ( infeksi darah) dan pneumonia(radang paru).
 Ketiga penyakit ini disebabkan kuman Streptococcus
Pneumoniae yang penularannya lewat udara.
 Gejala yang ditimbulkan demam tinggi, menggigil, tekanan
darah rendah, hingga tak sadarkan diri.
 Dapat diberikan sejak usia 2 bulan, kemudian 4 dan 6 bulan.
 Pada pemberian ke -4 bisa dilakukan saat anak usia 12-15
bulan atau 2 tahun.
 Bila hingga usia 6 bulan belum divaksin, dapat diberikan
diusia 7-11 bulan sebanyak 2 dosis dengan interval
pemberian sedikitnya 1 bulan.
 Dosis ketiga diberikan pada usia 2 tahun. Atau jika hingga
usia 12 bulan belum divaksin bisa diberikan di usia 12-23
bulan sebanyak 2 dosis dengan interval sedikitnya 2 bulan.
 Menimbulkan efek samping berupa demam, mengantuk,
nafsu makan kurang, diare, muntah dan muncul kemerahan
pada kulit. Reaksi ini akan hilang dengan sendirinya.
3.Imunisasi MMR
 Imunisasi ini memberikan kekebalan terhadap
penyakit Mumps (gondongan/parotitis), Measles
(campak) dan Rubella (campak Jerman).
 Vaksinasi ini penting untuk anak perempuan untuk
mencegah Rubella pada saat hamil, sedangkan
pada anak laki-laki untuk mencegah agak tak
terserang Rubella dan menulari istrinya yang
mungkin sedang hamil.
 Diberikan 2 kali pada usia 15 bulan dan 6 tahun.
Jika belum mendapatkan imunisasi campak pada
usia 9 bulan, maka dapat diberikan di usia 12
bulan dan 6 tahun.
 Efek samping berupa demam, timbul bercak
merah serta pembengkakan di lokasi penyuntikan.
4.Imunisasi Influenza
 Influenza merupakan penyakit yang disebabkan virus. Pada
dasarnya penyakit ini dapat sembuh dengan sendiri tanpa obat
dengan cara istirahat, minum air putih dan mengkonsumsi
makanan yang bergizi. Akan tetapi , influenza beresiko pada
anak-anak tertentu seperti penderit asma, paru-paru kronis,
leukimia, thalassemia dan penderita kanker.
 Dapat diberikan pada usia 6 bulan kemudian diulang setiap
tahun, karena vaksin ini hanya efektif selama 1 tahun.
 Efek samping berupa demam dan kemerahan di lokasi bekas
suntikan.
5.Imunisasi Tifoid
 Imunisasi ini berguna untuk mencekal penyakit tifus,
yaitu infeksi akut yang disebabkan bakteri Salmonella
typhi yang disebabkan makanan yang tidak higienis dan
sanitasi yang buruk.
 Dapat diberikan satu kali pada usia 2 tahun dan diulang
setiap 3 tahun.
 Efek samping menimbulkan bengkak dan ruam pada
lokasi penyuntikan, pusing dan nyeri otot.
6.Imunisasi Hepatitis A
 Imunisasi ini untuk mencegah virus Hepatitis A
(VHA) yang sering dikenal dengan penyakit kuning.
Walaupun tidak separah hepatitis B bukan berarti kita
boleh menganggap remeh hepatitis A.
 Dapat diberikan pada usia 2 tahun sebanyak 2 kali
dengan interval pemberian 6-12 bulan.
 Umumnya tidak menimbulkan efek samping,
kalaupun ada hanya berupa demam ringan dan rasa
sakit pada bekas suntikan.
7.Imunisasi Varisela
 Diberikan untuk mendapatkan
kekebalan terhadap penyakit
cacar air yang disebabkan virus
varicella zooster.
 Diberikan 1 kali pada usia antara
10-12 tahun.
 Umumnya tidak menimbulkan
efek samping.
JADWAL IMUNISASI LANJUTAN 
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)

CAMPAK SASARAN MURID KLS.I SD/MI

MEMUTUS MATA RANTAI


MENCEGAH PENULARAN PENYAKIT CAMPAK
KLB CAMPAK
DARI MURID SD/MI KE BALITA
DIRUMAH

DILAKSANAKAN PADA AKHIR TAHUN AJARAN


JADWAL IMUNISASI LANJUTAN 
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)

DT (Difteri Tetanus) SASARAN MURID KLS.1 SD/MI

TT (Tetanus Toxoid) SASARAN MURID KLS.2 & 3


SD/MI

MENCEGAH PENYAKIT DIFTERI


DAN IMPLEMENTASI T 5 DOSIS

DILAKSANAKAN PADA AWAL TAHUN AJARAN


T. 5 dosis Bila Interval Benar
untuk mendapat kekebalan penuh

DOSIS T INTERVAL MINIMAL


LAMA
( Status ) PERLINDUNGAN

T.1 Kontak Pertama TT.1 -

T.2 1 bulan setelah TT.1 3 Tahun

T.3 6 bulan setelah TT.2 5 Tahun

T.4 1 tahun setelah TT.3 10 Tahun

T.5 1 tahun setelah TT.4 25 Tahun

Keterangan : TIDAK MENGENAL INTERVAL MAKSIMAL


Minimal T.5 dosis PADA MASA ANAK

IMUNISASI STATUS

DPT 3X T.2 PADA BAYI ( 0-11 BL)

DT 1X T.3 MURID SD/MI Kls.1

TT 1X T.4 MURID SD/MI Kls.2

TT 1X T.5 MURID SD/MI Kls.3

1 dosis BOOSTER
TAHUN LAHIR PEMBERIAN
STATUS T
IMUNISASI

1992/1993 DPT 3 X T2

1998 DT 1 X T3

1999 TT 1 X T4

2000 TT 1 X T5

16 TH  diberikan Booster 1 dosis


STATUS T5 WUS
Mencapai minimal 80 %

DIPERLUKAN DATA
IMUNISASI TT
CATEN & BUMIL
STOP

IMUNISASI RUTIN (BAYI)


DAN BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
Sehat  Investasi
perlu Solusi
Imunisasi
salah satunya
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai