Anda di halaman 1dari 27

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

JIWA
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Ruangan INDRAGIRI
Nama : Aini mardiyah : 1914401012
Alfi mardianty : 1914401021
Elvita echy safitri : 1914401033
Fitri satriani : 1914401036
Helpika lestari : 1914401038
Misza syafira : 1914401045
Monica sari : 1914401046
Rani tri novioanti : 1914401049
A. KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN
1. Definisi : Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku
yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik
maupun psikologis. Perilaku kekerasan adalah nyata
melakukan kekerasan ditujukan pada diri sendiri/orang
lain secara verbal maupun non verbal dan pada
lingkungan
2. Etiologi
Beberapa faktor yang mempengaruhi resiko perilaku
kekerasan :
a. Faktor predisposisi : Psikologis, Perilaku kekerasan,
Sosial budaya, Bioneurologis.
b. Faktor presipitasi : Ekspresi diri, Ekspresi dari
terpenuhinya kebutuhan dasar, Kesulitan dalam
mengkomunikasikan kepada keluarga, Ketidak siapan
seorang ibu, Adanya riwayat perilaku anti sosial.
3. Pohon masalah
Resiko mencederai
diri sendiri, orang Affeck
lain dan lingkungan

Perilaku kekerasan Core problem

Harga diri rendah Causa/ etiolog


4. Rentang respon marah
a. Perilaku asertif : Perilaku individu yang mampu
mengungkapkan rasa marah atau menyakiti orang
lain sehingga dapat menimbulkan kelegaan pada
individu
b. Perilaku pasif : Perilaku individu yang tidak mampu
uintuk mengungkapkan perasaan marah yang
dialami
c. Agresif : Merupakan hasil dari kemarahan yang
sangat tinggi
5. Tanda dan Gejala RPK
a. Muka merah dan tegang
b. Pandangan tajam
c. Mengatupkan rahang dengan kuat
d. Mengepalkan tangan
e. Jalan mondar mandir
f. Bicara kasar
g. Suara tinggi
h. Mengancam secara verbal atau fisik
i. Melempar atau memukul benda
j. Merusak benda
k. Tidak memiliki kemampuan mencegah/ mengendalikan
6. Mekanisme koping
Membantu klien untuk mengembangkan koping
yang konstruktif dalam mengekspresikan
kemarahannya.
Perilaku yang berkaitan dengan resiko perilaku
kekerasan :
a. Menyerang atau menghindar
b. Menyatakan secara asertif
c. Memberontak
d. Perilaku kekerasan
7. Penatalaksanaan
Yang diberikan kepada klien yang mengalami gangguan
jiwa amuk ada 2
1. Medis : Nozinan, haloperidol, Thrihexiphenidil, elektro
convulsive theraphy.
2. Penatalaksanaan keperawatan : Psikoterapeutik,
Lingkungan terapiutik, Kegiatan sehari-hari, Pendidikan
kesehatan
8. Konsep dasar keperawatan
1. Pengkajian meliputi :
Identitas,alasan masuk, Faktor predisposisi,
Fisik, Psikososial, Hubungan sosial, Spiritual,
Status mental, Kebutuhan persiapan pulang,
Mekanisme koping, Masalah psikologis dan
lingkungan, Pengetahuan
Tinjauan kasus
1. Identitas klien
Nama :MRS.I
Jenis kelamin :Perempuan
Umur :40 Tahun
Agama :Islam
Status :Belum Menikah
Tanggal pengkajian :5 Februari 2022
Informant : Status klien dan komunikasi dengan klien.
2. Alasan masuk
Pasien masuk via IGD diantar oleh dinas sosial
pekanbaru, pasien gelandangan suka berbicara sendiri,
meminta makanan pada orang,mengambil jualan
orang, suka keluyuran,suka mengamuk, penampilan
tidak rapih, dan meresahkan masyarakat.
3. Faktor predisposisi
Klien tidak memiliki riwayat gangguan jiwa
4. Fisik
Pasien tidak memiliki keluhan fisik, dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda
vital, didapatkan hasil TD : 110/80 mmHg N : 80x
S : 36,5 C : P : 20x/i.
Klien memiliki tinggi badan cm dan berat badan Kg.
5. Psikososial
Genogram
6. Status mental
Penampilan
Tidak Terlalu Rapi
Pembicaraan
Lambat dan Kurang Kooperatif
Aktivitas motoric
Lesu, Tidak Bersemangat
Penampilan
Tidak Terlalu Rapi
Pembicaraan
Lambat dan Kurang Kooperatif
Aktivitas motoric
Lesu, Tidak Bersemangat
Isi fikir
Terlalu Obsesi
Tingkat kesadaran
Bingung / Konfusi
Memori
Gangguan daya ingat janngka panjang
Tingkat konsentrasi dan berhitung
Perhatian klien mudah berganti
Kemampuan penilaian
Klien tidak mampu mengambil keputusan meski dibantu
oranglain
Daya tilik diri
Klien tidak menyadari bahwa dirinya sakit dan Klien merasa
tidak memerlukan pertolongan
7. Kebutuhan perencanaan pulang
Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Klien mampu memenuhi kebutuhan mandi,makan,minum selama di rumah sakit
Kegiatan hidup sehari hari
Selama dirumah sakit klien jarang mengikuti kegiatan seperti senam
Nutrisi
Kebutuhan nutrrisi Klien terpenuhi selama di Rumah Sakit dan mengikuti
anjuran Diet
Tidur
Klien tidur malam teratur dan sering tidur di siang hari
Kemampuan klien dalam
Klien mengantisipasi kebutuhan secara mandiri,melakukan pemeriksaan
kesehatan setiap hari.
Sistem pendukung
Klien memiliki sistem pendukung dari terapis,dan teman sejawat
8. Mekanisme koping
Klien tidak mampu menyelesaikan masalahnya,tidak
berbicara dengan orang lain dan sering minta pulang.
9. Aspek medic
- Diagnosa Medic :
Skizofrenia paranoid
- Terapi Medic
Risperidone 2gr
Hixymer 2gr
Depacote 2gr
10. Daftar masalah keperawatan
 Resiko prilaku kekerasan
 Isolasi social
 Perubahan proses pikir
 Penurunan daya ingat dan kosentrasi

11. Analisis data


a. Resiko Prilaku Kekerasan
Ds :tidak dapat dikaji
Do : dari data di dapatkan klien sering marah tampa
sebab, sering ingin memukul ibu nya, emosi tampak
labil, TD = 116/76 N = 90 x/m
b. Isolasi Sosial
Ds :klien mengatakan lebih suka tidur dari pada melakukan aktifitas
Do : saat diajak bicara kontak mata kurang, klien kadang suka
menyendiri, klien jarang memulai pembicaraan.

c. Penurunan daya ingat dan konsentrasi


Ds : klien mengatakan mudah lupa
Do : klien tampak gelisa, bingung kadang tidak bisa focus saat di ajak
bicara

d. Perubahan proses pikir


Ds : klien mengatakan kadang melakukan tindakan berdasarkan suruhan
suara-suara
Do : klien kadang suka melompat lompat dari pembicaraan satu ke
pembicaraan yang lain
13. Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas
Resiko perilaku kekerasan
14. Rencana tindakan keperawatan
1. Diagnose keperawatan : resiko perilaku kekerasan
2. tujuan
a. klien dapat membina hubungan saling percaya
3. kriteria hasil
a. ketika di evaluasi klien mau membalas salam,

berjabat tangan, menyebut nama, tersenyum,


ada kontak mata, serta menyediakan waktu
untuk kunjungan berikutnya
4. intervensi
a. sp 1: latih klien melakukan cara mengontrol kemarahan
 ajarkan relaksasi napas dalam
- pukul bantal

b. sp 2: bantu klien mengontrol perilaku kekerasan pasien dengan


minum obat secara teratur

c. sp 3: pasien resiko perilaku kekerasan ajarkan kepada klien bicara


yang baik bila sedang marah ada tiga cara:
- meminta dengan baik tanpa marah
- menolak dengan baik
- mengungkapkan perasaan kesal
  Sp 4: pasien resiko pelikaku kekerasan: diskusikam bersama klien
cara menghardik resikp perilaku kekerasan dengan cara beribadah
15. Catatan perawatan
1. Implementasi
a. Data: tanda dan geejala mudaah marah-marah, mudah tersinggung,
tatapan sinis, suka menyendiri, merasa tidak dihargai
b. Diagnose keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
c. Tindakan keperawatan
Sp 1: resiko perilaku kekerasan
 Mengidentifikasi penyebab resiko perilaku kekerasan yaitu jika kemauan

kline tidak d turuti


 Mengidentifikasi tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan yaitu klien

marah, mengamuk tanpa jelas merusak barang-barang dan cenderung


melukai orang lain.
 Membantu klien latihan tarik napas dalam dan pukul kasur bantal

d. RTL
Sp2 resiko perilaku kekerasan
 Mengontrol perilaku kekerasan dengan minum obat secara teratur
2. Evaluasi
S: antusias dan bersemangat
O: - klien mampu melakukan latihan fisik tarik naps dalaam dengan mandiri
- Klien mampu pukul kasur bantal dengan madiri
A : Risiko Perilaku kekerasan (+)
P : Latihan fisik :
- Tarik nafas dalam 1x/ hari - Pukul kasur bantal 1x/ hari
1. Implementasi
1. Data : Tanda dan gejala : mudah marahmarah, mudah tersinggung,tatapan sinis,
merasa tidak dihargai Kemampuan : berjualan depan rumah
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko Perilaku Kekerasan Harga Diri Rendah
3. Tindakan keperawatan: Sp 2Risiko Perilaku Kekerasan
- Mengevaluasi kemampuan klienuntuk tarik nafas dalam dan pukul kasur
bantal
- Memberikan informasi tentang penggunaan obat
4.RTL: Sp 3 Risiko Perilaku Kekerasan
Komunikasi secara verbal:Asertif/bicara baik-baik.
2. Evaluasi
S : senang dan antusias
O : - Klien mampu melakukan tarik nafas dalam dengan
mandiri
- Klien mampu pukul kasur bantal secara mandiri
- Klien mampu ke poli jika merasa kumat dan meminum
obat secara teratur dengan bantuan perawat
A : Risiko Perilaku kekerasan (+)
P : - Latihantarik nafas dalam 1 x/hari
- Latihan pukul kasur bantal 1 x/hari
- berobat
1. implementasi
Data : Tanda dan gejala : mudah marahmarah, mudah
tersinggung,tatapan sinis, merasa tidak dihargai
Kemampuan : berjualan
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Perilaku Kekerasan Harga
Diri Rendah
3. Tindakan keperawatan:
Sp 3 Risiko Perilaku Kekerasan
- Mengevaluasi kemampuan klien untuk tarik nafas
dalam pukul kasur bantal
- Minum obat
- Komunikasi secara verbal : asertif/bicara baik-baik
4. RTL: Sp 4 Risiko Perilaku Kekerasan:
Spritual : Beribadah
2. Evaluasi
S : senang
O : - Klien mampu melakukan komunikasi secara verbal : asertif/bicara
baik baikdengan motivasi
A : RisikoPerilaku kekerasan (+)

P : - Latihantarik nafas dalam dan pukul kasur bantal 1x/hari - Berobat


- Klien melakukan komunikasi secara verbal : asertif/bicara baik-baik
1.implementasi
1. Data : Tanda dan gejala : mudah marahmarah, mudah
tersinggung,tatapan sinis, merasa tidak dihargai Kemampuan : berjualan
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Perilaku Kekerasan Harga Diri
Rendah
3.Tindakan keperawatan: Sp 4Risiko Perilaku Kekerasan
- Mengevaluasi kemampuan klien dalam tarik nafas dalam dan
pukul kasur bantal, minum obat secara teratur dan bicara baikbaik.
- Melatih klien untuk
2. Evaluasi
S : senang
O : - Klien mampu melaksanakan kegiatan ibadah dengan
baik misalnya Sholat
A : Perilaku kekerasan (+)
P: Latihantarik nafas dalam dan pukul kasur bantal 2x/hari
 Berobat
 - Latihan melakukan komunikasi secara verbal :
asertif/bicara 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai