Anda di halaman 1dari 19

PENYELESAIAN SENGKETA

MASALAH PRAKTIK
KEPERAWATAN MELALUI JUR
NONLITIGASI
OLEH
KELOMPOK 4
KELOMPOK 4
• Ns. Sadrakh Matias S, 20030061 Yuddie Indra S, SKKK 20030071
• dr. Sri Ummi Kalsum D.M 20030062 dr. Yulius Setiadi Sp.PD 20030072
• drg. silfra Yunus K, Sp PM 20030063 drg. Yeni Nasution 20030073
• dr. Taufan Nugroho 20030064 dr. Aelyn Halim 20030076
• dr. Tety Ricka Don M.M 20030065 dr. Asmi Justina W,MM 20030077
• Wayan Martini SKM,M Kes 20030066 dr. Reny Puspita MARS 20030078
Yustinus Rurie W,Sp.B 20030067 dr. Gatot Sugiharto 20030079
• dr. Yohan Wenas G,MPH 20030068 drg. Wahyu Prabowo 20030080
• dr. Yunita Tambunan , Sp KJ20030069 dr. Redha 20030081
• dr. Yohanes Friedi T,SpOG20030070 dr Wiwi Endang Susanti 20030082
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG :
• Malpraktik : Setiap tindakan medis yang dilakukan oleh dokter atau
oleh orang orang dibawah pengawasannya atau oleh penyedia jasa
Kesehatan yang dilakukan terhadap pasiennya, baik dalam hal
diagnosa, teraupetik atau manajemen penyakit, yang dilakukan secara
melanggar hukum yang menyebabkan kerugian bagi klien atau pasien.
• Ketentuan Malpraktik tidak ada diatur dalam UU Kesehatan, oleh
karena itu perlu adanya aturan tersendiri yang mengatur tentang
malpraktik.
RUMUSAN MASALAH
• Faktor faktor apa saja yang menyebabkan suatu tindakan menjadi
suatu malpraktik keperawatan ?
• Area mana saja yang memungkinkan perawat melakukan Malpraktik
Keperawatan ?
• Apa saja Dasar Hukum Malpraktik Keperawatan ?
• Bagaimana Penyelesaian pada sengketa Malpraktik yang dilakukan
seorang perawat ?
TUJUAN PENULISAN
• Menganalisa faktor faktor yang menyebabkan suatu tindakan
Malpraktik Keperawatan dalam studi kasus
• Memahami Dasar Hukum dalam penyelesaian sengketa Malpraktik
Keperawatan di Rumah Sakit
• Upaya meningkatkan pemahaman tentang penyelesaian sengketa
Malpraktik Keperawatan di luar pengadilan ( Non - Litigasi )
MANFAAT PENULISAN
• Institusi STHM : Mendorong mahasiswa untuk penelitian lebih lanjut
sehingga dapat berkontribusi dalam melahirkan produk hukum
dimasa mendatang dan membawa nama STHM dalam yudisial review.
• Mahasiswa : Meningkatkan pemahaman bagi mahasiswa MHKes baik
secara langsunh maupun tidak langsung tentang pemahaman terkait
penyelesain sengketa kasus malpraktik keperawatan.
• Profesi Keperawatan : Bermanfaat dalam peningkatan pemahaman
dan kesadarn terhadap huku serta perundang undangan yang berlaku.
• masyarakat :Bermanfaat bagi masyarakat pengguna layanan
Kesehatan
KAJIAN PUSTAKA
TEORI DAN DASAR HUKUM
• Sengketa/Dispute/ Konflik.
• Konflik ( Dean G.Pruitt dan Jeffrey Z. Rubin ) adalah persepsi
mengenai perbedaan kepentingan atau suatu kepercayaan bahwa
aspirasi pihak pihak yang berkonflik tidak dicapai secara simultan
• Konflik ( Pruitt dan Rubini ) melihat konflik sebagai perbedaan
kepentingan atau tidak dicapainya kesepakatan para pihak.
• Konflik ( Salim HS ) konflik digolingkan atas a, objek kajiannya; b,
Faktor penyebab konflik; c, Strategi dalam penyelesaian konflik
BENTUK PENYELESAIAN KONFLIK/ALTERNATIVE
DISPUTE RESOLUTION (ADR)
1. Laura Nader dan Harry F Tood , ada 7 cara penyelesaian konflik :
• Lumping it ( membiarkan saja )
• Avoidance ( mengelak )
• Coercion ( paksaan )
• Negotiation ( perundingan )
• Mediation ( mediasi )
• Arbitration ( arbitrase / pihak ketiga )
• Adjudication ( peradilan )
Dari ke tujuh cara penyelesaian ini dapat dibagi menjadi tiga cara penyelesaian
konflik yaitu : tradisional , ADR ( alternative dispute resolution ), dan peradilan.
2. Beberapa ahli juga membagi cara penyelesaian konflik menjadi :
• Negosiasi
• Good office ( jasa baik )
• Mediasi
• Konsiliasi ( intervensi pihak ke tiga )
• Arbitrase ( pihak ke tiga )
• Summary Jury Trial ( sistem juri dalam penyelesaian / Amerika Serikat )
• Rent-a-Judge ( sewa seorang hakim pengadilan )
• Med - Rab ( modifikasi arbitrase )
• Hybrid ( kombinasi beberapa unsur penyelesaian konflik )
• CADR/ADR ( peradilan )
DASAR HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA
DI LUAR UNDANG UNDANG ( APS/ADR )
1. UU No 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 58, 59, 60 dan 61
2. UU No 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa Pasal 1, dan Pasal 6
3. Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No 1 Tahun 2016 tentang
Prosedur Mediasi di Pengadilan Pasal 1, 3, dan Pasal 4
4. Peraturan kejaksaan Republik Indonesia No 15 Tahun 2020 tentang
Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif Pasal 3
5. Peraturan kepolisian Negara Republik Indonesia No 8 Tahun 2021 tentang
penanganan Tindak Pidana Berdasarkan Keadilan Restoratif Pasal 1,2,3,4,5 dan
Pasal 6
DASAR HUKUM PRAKTIK
KEPERAWATAN
1. UU No 3 Tahun 2014 tentang Keperawatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 26 Tahun 2019
Tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 49 Tahun 2013
Tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit
PEMBAHASAN
A. MALPRAKTIK DI BIDANG KEPERAWATAN
UU No 38 Tahun 2014
• Pasal 1 tentang Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional dan praktik
keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan dalam bentuk Asuhan Keperawatan.
• Pasal 28 (3) Praktik keperawatan harus didasarkan pada kode etik, standart pelayanan , standart
profesi dan standart operasional.
• Pasal 36 , memberikan kepastian hukum mengenai perlindungan bagi perawat dalam
melakukan Praktk Keperawatan.
• Pasal 57 , tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik berhal memperoleh perlindungan
hukum sepanjang melaksanakan sesuai dengan standart profesi.
• Pasal 58 , bahwa tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik wajib memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan standart profesi
KESALAHAN / KELALAIAN DALAM
TINDAKAN KEPERAWATAN
• Assement Errors ( kegagalan mengumpulkan data atau informasi
tentang pasien secara adekuat )
• Planning errros termasuk :
1.gagal mencatat masalah pasien
2. gagal berkomunikasi secara efektif
3. gagal memberikan asuhan keperawatan
4. gagal memberikan intruksi yang dapat dimengerti oleh pasien
• Intervention Errors ( kegagalan menginterpretasikan dan
melaksanakan tindakan kolaborasi )
PENGADUAN TERHADAP DUGAAN
MALPRAKTIK PERAWAT
• UU No 36 Tahun 2014 , Pasal 49 tentang Kesehatan, untuk menegakkan
disiplin Tenaga Kesehatan dalam penyelenggaraan praktik, konsil masing
masing menerima pengaduan , memeriksa dan memutuskan kasus
pelanggaran disiplin tenaga kesehatan.
• Peraturan Presiden No 90 Tahun 2017 Pasal 8(6) tentang Konsil Tenaga
Kesehatan Indonesia ,
• Peraturan Presiden No 90 Tahun 2017 Tentang KOnsil Tenaga Kesehatan
Pasal 28
• Peraturan Presiden No 86 Tahn 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 90 Tahun 2017 tentang Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia
Pasal 29
PENYELESAIAN SENGKETA DUGAAN MALPRAKTIK
PERAWAT MELALUI JALUR NON - LITIGASI
UU No 36 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
1. Pasal 78 disebutkan bahwa dalam hal tenaga kesehatan yang melakukan kelalaian dalam menjalankan profesinya
dapat diselesaikan melalui penyelesaian sengketa diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang
Undangan.
2. Pasal 29 , dalam hal tenaga kesehatan melakukan kelalaian harus diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi.
KUHP Perdata
1. Pasal 1851 , perdamaian adalah suatu perjanjian dengan kedua belah pihak.
2. Pasal 1855, Setiap perdamaian hanya mengakhiri perselisihan yang ternaktub didalamnya.
3. Pasal 1858, segala perdamain mempunyai diantara para pihak suaru kekuatan seperti suatu hakim dalam tingkat
yang penghabisan
PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NO 1 TAHUN 2016
Prosedur mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan
dengan dibantu oleh mediator.
PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NO 1 TAHUN 2016 PASAL 36
Prosedur Mediasi dibagi menjadi 2 yaitu prosedur mediasi di Pengadilan dan diluar pengadilan
PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN
1. Para pihak dengan atau tanpa mediator bersertifikat yang berhasil menyelesaikan
sengketa diluar pengadilan dengan kesepakatan perdamaian ini dapat mengajukan
kesepakatan perdamaian kepada pengadilan untuk memperoleh Akta Perdamaian dengan
cara mengajukan gugatan.
2. pengajuan gugatan harus dilampiri dengan kesepakatan perdamaian dan dokumen
sebagai alat bukti yang menunjukkan hubungan hukum para pihak denagn objek sengketa.
3. Hakim pemeriksa perkara dihadapan para pihak hanya akan menguatkan kesepakatan
perdamaian menjadi Akta Perdamaian.
4. Akta Perdamaian atas gugatan hatus diucapkan oleh Hakim pemeriksa perkara dalam
sidang yang terbuka untk umum paling lama 14 hari terhitung gugatan didaftarkan.
5. salinan akta perdamaian wajib disampaikan kepada para pihak pada hari yang sama
dengan pengucapan akta perdamaian.
KETENTUAN PROSES MEDIASI YANG MERUPAKAN
BAGIAN DARI PROSES PENGADILAN
1. Waktu untuk Mediasi maksimal 30 hari, tidak termasuk jangka waktu penyelesian perkara.
2. Jika mediasi berhasil mencapai kesepakatan , para pihak denagn bantuan mediator wajib
merumuskan kesepakatan secara tertulis dalam Kesepakatan Perdamaian yang ditanda tangani
oleh pihak dan mediator.
3. Para pihak melalui mediator dapat mengajukan kesepakatan perdamaian kepada Hakim
Pemeriksa Perkara agar dikuatkan dalam Akta Perdamaian.
4. Jika para pihak tidak menghendaki kesepakatan perdamaian dikuatkan dalam Akta
perdamaian , kesepakatan perdamaian wajb membuat pencabutan gugatan.
5. paling lama 3 hari setelah menerima kesepkatan perdamaian yang telah memenuhi
ketentuan.
6. jika para pihak tidak berhasil mencapai kesepakatan , pernyataan dan pengakuan para pihak
dalam proses mediasi tidak dapat digunakan sebagai alat bukti dalam proses persidangan
perkara.
CONTOH KASUS DAN
PENYELESAIANNYA
PENUTUP
• KESIMPULAN DAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai