0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan22 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang subjek dan objek Pajak Penghasilan (PPh) di Indonesia. Subjek PPh adalah orang pribadi, badan, dan bentuk usaha tetap (BUT), sedangkan objeknya adalah penghasilan. Dokumen juga menjelaskan tentang pemotong, penerima, dan penghasilan yang dikenakan PPh serta tarif-tarif yang berlaku.
Dokumen tersebut membahas tentang subjek dan objek Pajak Penghasilan (PPh) di Indonesia. Subjek PPh adalah orang pribadi, badan, dan bentuk usaha tetap (BUT), sedangkan objeknya adalah penghasilan. Dokumen juga menjelaskan tentang pemotong, penerima, dan penghasilan yang dikenakan PPh serta tarif-tarif yang berlaku.
Dokumen tersebut membahas tentang subjek dan objek Pajak Penghasilan (PPh) di Indonesia. Subjek PPh adalah orang pribadi, badan, dan bentuk usaha tetap (BUT), sedangkan objeknya adalah penghasilan. Dokumen juga menjelaskan tentang pemotong, penerima, dan penghasilan yang dikenakan PPh serta tarif-tarif yang berlaku.
A. Subjek pajak - Orang pribadi - badan - BUT B. Bukan Subjek Pajak - Kantor perwakilan negara asing - Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat - Organisasi-organisasi internasioanal dimana Indonesia menjadi anggotanya Objek dan Bukan Objek PPh A. Objek Pajak : Penghasilan Sumber penghasilan dapat berasal dari : - Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas ( gaji, honor, praktek dokter) - Penghasilan dari usaha atau kegiatan - Penghasilan dari harta dan modal yang berupa harta bergerak - Penghasilan lain-lain ( pembebasan utang, hadiah) B. Bukan objek PPh - Bantuan atau sumbangan sepanjang tidak berhubungan dengan usaha, pekerjaan - Harta hibahan sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha - Warisan - Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan pengganti saham - Pembayaran dari perusahaan asuransi - Dividen Objek Pajak BUT a. Penghasilan dari usaha atau kegiatan BUT dan dari harta yang dimiliki atau dikuasai b. Penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan barang c. Penghasilan dari kantor pusat, sepanjang terdapat hubungan efektifantara BUT dengan harta Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 Pemotong adalah WP orang pribadi atau WP badan, termasuk BUT, penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran imbalan dengan nama dan dalam bentuk apapun kepada orang pribadi sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan, meliputi : 1. Pemberi kerja 2. bendahara atau pemegang kas pemerintah 3. Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerjadan badan-badan lain yang membayar uang pensiun dan tunjangan hari tua (THT) atau jaminan hari tua (JHT) 4. Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional dan internasional Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 atau PPh Pasal 26 1. Pegawai tetap adalah pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk anggota dewan komisaris 2. Pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai yang bersangkutan bekerja 3. Penerima penghasilan bukan pegawai adalah orang pribadi selain pegawai tetap dan pegawai tidak tetap dan pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas yang memperoleh penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun dari pemotong PPh Pasal 21 da/atau PPh Pasal 26sebagai imbalan atas pekerjaan 4. Peserta kegiatan adalah orang pribadi yang terlibat dalam suatu kegiatan tertentu, termasuk mengikuti rapat, sidang, konferensi, seminar, lokakarya (workshop), kunjungan kerja, pendidikan, pelatihan, dan magang, pertunjukan, peserta lomba di segala bidang 5. Penerima pensiun atau uang manfaat pensiunatau ahli warisnya yang menerima atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan di masa lalu, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima THT atau JHT 6, Penerima uang pesangon atau mantan pegawai 7. Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur 2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya 3. Penghasilan berupa uang pesangon, UMP,THT, atau JHT yang dibayar sekaligus yang pembayarannya melewati jangka waktu 2 tahun sejak pegawai berhenti kerja 4. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan 5. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee, dan imbalab sejenisnya 6. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun 7. Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang lama Penghasilan yang tidak dipotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26
1. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi
dari perusahaan asuransi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi bea siswa. 2. Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dalam bentuk apapunyang diberikan oleh WP atau pemerintah 3. Iuran pensiun yang dibayarkan oleh pemberi kerja kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan 4. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah 5. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan Pengurang penghasilan bruto yang diperkenankan Beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1 tahun ( gaji, biaya administrasi dan bunga ) dan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, yaitu : - Biaya pembelian bahan - Bunga, sewa dan royalti - Biaya perjalanan - Biaya pengolahan limbah - Biaya administrasi PTKP UNTUK KARYAWATI 1. Bagi karyawati kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri 2. Bagi karyawati tidak kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri ditambah PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya 3. Menunjukkan keterangan tertulis serendah- rendahnya kecamatan SAAT PENENTUAN PTKP
Ditentukan berdasarkan keadaan pada awal
tahun kalender, dibuktikan dengan daftar susunan keluarga dan kartu keluarga dari kelurahan. PEGAWAI TIDAK TETAP 1. Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21 dalam hal penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari belum melebihi Rp. 200.000 2. Dilakukan pemotongan PPh Psl 21 apabila penghasilan sehari atau rata- rata penghasilan melebihi Rp. 200.000 dan jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto TARIF PEMOTONGAN PAJAK LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF PAJAK Sampai dengan Rp. 50.000.000 5%