Anda di halaman 1dari 37

Cephalgia

Definisi
• Sensasi tidak nyaman yang dirasakan di daerah kepala akibat segala
hal yang merusak/ berpotensi mengakibatkan kerusakan struktural
Klasifikasi
Klasifikasi Nyeri Kepala Subklasifikasi
Nyeri kepala primer 1. Migren
2. Nyeri kepala tegang
3. Trigeminal autonomic cephalgia
4. Nyeri kepala primer lainnya
Nyeri kepala sekunder 1. Nyeri kepala berkaitan trauma kepala/ leher
2. Nyeri kepala berkaitan kelainan vaskular
3. Nyeri kepala berkaitan non vaskular intrakranial
4. Nyeri kepala berkaitan substransi/ withdrawal
5. Nyeri kepala berkaitan dgn infeksi
6. Nyeri kepala berkaitan kelainan homeostasis
7. Nyeri kepala berkaitan kelainan psikiatrik
8. Nyeri kepala berkaitan kelainan kranium, THT, gigi
Neuralgia kranial, sentral, nyeri fasial primer dan nyeri 1. Neuralgia kranial dan penyebab sentral nyeri fasial
kepala lainnya 2. Nyeri kepala lainnya, neuralgia kranial, sentral,
fasial primer
Epidemiologi IDAI
• Data dari berbagai penelitian retrospektif menunjukkan bahwa nyeri
kepala generik ditemukan pada 37-51% anak berumur 7 tahun, dan
meningkat menjadi 57-82% anak berumur 15 tahun.7 
• Di antara semua nyeri kepala pada anak, migren dan tension-type
headache (TTH) menunjukkan prevalensi paling tinggi. Prevalensi
migren adalah 3% pada anak pra sekolah, 4-11% pada anak usia
sekolah dasar, dan 8-23% pada anak sekolah menengah,8 sedangkan
prevalensi TTH adalah 30-78%
Pemeriksaan Penunjang
Pencitraan dilakukan pada:
• Nyeri kepala akut:
• Nyeri kepala sangat berat yang belum pernah dialami sebelumnya
• Demam dan gejala rangsang meningeal
• Riwayat trauma kepala
• Nyeri kepala kronik
• Nyeri kepala menetap selama <6 bulan yang tidak memberi respons terhadap pengobatan
• Nyeri kepala kronis progresif, makin sering dan makin berat
• Nyeri kepala disertai gejala neurologis abnormal, terutama bila disertai edema papil, nistagmus,
gangguan gerak bola mata, gangguan gait, dan gangguan motorik berupa kelumpuhan atau adanya
refleks patologis
• Nyeri kepala menetap tanpa adanya riwayat keluarga migren
• Nyeri kepala menetap disertai episode bingung, disorientasi, atau muntah
• Nyeri kepala menyebabkan anak terbangun dari tidur atau terjadi pada saat bangun tidur (dapat juga
terjadi pada migren)
• Riwayat keluarga atau riwayat medis, pemeriksaan klinis atau laboratorium yang merupakan predisposisi
lesi susunan saraf pusat
Pemeriksaan Penunjang
• Elektroensefalografi
EEG tidak direkomendasikan pada anak dengan nyeri kepala berulang,
karena hasilnya tidak dapat digunakan untuk menentukan etiologi,
membantu diagnosis, atau membedakan migren dengan nyeri kepala
lain.
Migraine
• Common cause of headache
• Unilateral headache that are throbbing/ pulsating
• Often associated with nausea, vomiting
• Exacerbated by movement, light (photophobia), sound (phonophobia)
• Typically last from several to 72 hours
• Two form of migraine:
• Without aura (common migraine)
• Compressing the ipsilateral carotid/ superficial temporal artery during headache may
reduce its severity
• With aura (classic migraine)  commonly visual
Precipitating factors
• Certain Foods (tyramine- containing cheeses; meat, hotdogs/ bacon,
with nitrite preservative; chocolate containing phenyletylamine)
• MSG
• Fasting
• Emotion
• Menses
• drugs (oral contraceptive agents, vasodilators: nitroglycerin)
• Bright light
Condition relieving
• Darkness
• Sleep
• Vomiting
• Pressing on the ipsilateral temporal artery
• Standing  caused by intracranial mass lesions
Condition exacerbating
• Rapid changes in head position
• Coughing, sneezing
• Anger
• Excitement
• Irritation
Treatment
• Triptans (oral, sublingual, nasal, subcutan)
• Most Effective when administered early
• Caution: coronary artery disease
Treatment
• American Academy of Neurology telah mengeluarkan rekomendasi
untuk pengobatan serangan akut migren pada anak sebagai berikut :
• Ibuprofen efektif untuk mengatasi migren.
Parasetamol mungkin efektif.
• Sumatriptan spray nasal efektif bagi remaja.
Tension headache
• Bilateral/ halocranial headache
• Pressing, squeezing, tightening sensation
• 30 minutes – several days
• Not accompanied by nausea/ neurologic symptoms, not exacerbated
by physical activity
• Women are more common
• Pathophysiology - unknown
Prophylactic
• Amitriptyline/ imipramine
Cluster headache
• Characterized by unilateral trigeminal nerve distribution pain
• Last several days, weeks/ months in which headaches occur with a high
frequency, followed by headache free periods
• Unilateral, most common: orbital/ temporal region
• almost invariably accompanied by: lacrimation, conjunctival injection, facial
or head swelling, eyelid edema, nasal congestion, rhinorrhea, Horner’s
syndrome  occur only at the time of headache exc: Horner’s syd.
• The pain typically excruciating and affected individuals are often restless and
feel the need to be up and moving around (migrain: they prefer to lie, quite,
dark place)
Treatment
• Triptans
• Steroids : prednisone  shorten duration & frequency of a cluster
• Avoid alcohol
• Verapamil, lithium  long term prophylaxis
Neuralgia trigeminal
• Characterized by paroxysms of severe neuropathic pain in the
distribution of 1 or more branches of the fifth cranial nerve
• Result from compression trigeminal nerve root
• Paroxysms of an electrical like painful sensation in the face 
triggered by tactile stimulus: shaving, brushing teeth, combing hair,
eating, drinking, gentle breeze against the face
Treatment
• Carbamazepine
Vertigo
• Illusion of movement of the body / the environment
• Differentiate:
• Peripheral
• Intermittent
• Last for briefer periods
• Produce more distress
• Nystagmus  always
• Central
• Result from lesions that affect the brainstem vestibular nuclei
• With/ without nystagmus
• Motor/ sensory deficit
• Hypereflexia
• Extensor plantar responses
• Dysarthria
• Limb ataxia
Signs, symptoms
• Spinning, rotating, moving
• Often brought on by changes in head position
• The occurrence of symptoms upon arising after prolonged
recumbency  orthostatic hypotension  relief by sitting/ lying
down
• Hearing loss/ tinnitus  peripheral vestibular appartus
• Dysarthria, dysphagia, diplopia, focal weakness/ sensory loss 
central lesion
Vestibular neuronitis
• Acute unilateral peripheral vestibulopathy
• Ps develop a sudden and spontaneous onset of vertigo, nausea,
vomiting
• Onset: minute-hours
• Nystagmus – strictly unilateral
Treatment
• Corticosteroid:
• Methyprednisolone : 100 mg , diturunukan 20 mg tiap 3 hari
• prednisone: tab 2x20mg 10-14 hari
Labyrinthine concussion
• Result from head injury
• Accompanied by: hearing loss, tinnitus
Infarction of the labyrinth, brainstem,
cerebellum
• The blood supply to the central & peripheral vestibular apparatus &
cerebellum via vertebrobasilar system
• Blood supply to inner ear is via the internal auditory artery, a branch
of the anteroinferior cerebellar artery
• Infarction of inner ear present suddent onset of
deafness/vertigo/both
Meniere disease
• Characterized: episodic vertigo with nausea and vomiting
• Fluctuating, progressive hearing loss
• Tinnitus
• Sensation of fullness/ pressure in the ear  caused by intermittent
increase in endolymphatic volume
Perlymph fistula
• The patient hearing a “pop” at the time of sudden increase in middle
ear pressure with sneezing, nose-blowing, coughing, straining
Benign positional paroxysmal vertigo
• Precipitated by changes in position
• The attacks are brief (seconds- minutes)
• Attacks occur when individual is reclining in bed at night/ upon
awakening in the morning
• E/: freely moving crystals of calcium carbonate within 1 of
semicircular canals
Patofisiologi
• ca karbonat yang berasal dari makula pada utrikulus lepas dan
bergerak dalam lumen dari salah satu kanal semisirkular. Ca karbonat
sendiri 2x lebih padat dibandingkan endolimfe, sehingga bergerak
sebagai respon terhadap gravitasi dan pergerakan akseleratif lain.
Ketika Ca karbonat tersebut bergerak dalam kanal semisirkular, akan
terjadi pergerakan endolimfe yang menstimulasi ampula pada kanal
yang terkena, sehingga menyebabkan vertigo.
Pemeriksaan Fisik
• Dix-Hallpike Test  nistagmus
• Tes kalori
Dix-Hallpike Test
• Pasien didudukkan dekat bagian ujung tempat pemeriksa, sehingga ketika posisi terlentang
kepala ekstensi ke belakang 30 – 40 derajat, pasien diminta tetap membuka mata untuk
melihat nistagmus yang muncul.
• Kepala diputar melihat ke kanan 45 derajat (kalau kanalis semi sirkularis posterior yang
terlibat). Ini akan menghasilkan kemungkinan bagi otolith untuk bergerak, kalau ia memang
sedang berada di kanalis semi sirkularis posterior.
• Tangan pemeriksa pada kedua sisi kepala pasien, pasien direbahkan secara cepat sampai
kepala tergantung pada ujung meja pemeriksaan.
• Perhatikan munculnya nistagmus dan keluhan vertigo, posisi tersebut dipertahankan selama
40 detik. Penilaian respon pada monitor dilakukan selama kira- kira 1 menit atau sampai
respon menghilang.
• Komponen cepat nistagmus seharusnya “up-bet” (ke arah dahi) dan ipsilateral.
• Setelah pemeriksaan ini dilakukan, dapat langsung dilanjutkan dengan Canalith Reposithoning
Treatment (CRT). Bila tidak ditemukan respon abnormal, pasien dapat didudukkan kembali
secara perlahan. Nistagmus bisa terlihat dalam arah yang berlawanan dan penderita
mengeluhkan kamar berputar ke arah berlawanan.
• Berikutnya pemeriksaan diulang dengan kepala menoleh ke sisi kiri 45 derajat dan seterusnya.
Test kalori
• Pada pemeriksaan ini dipakai air dingin dan air panas. Suhu air dingin
adalah 30 C sedangkan suhu air panas adalah 44 C. Volume air yang
dimasukkan kedalam telinga salah satunya terlebih dahulu sebanyak
250 ml air dingin , dalam 40 detik. Kemudian pemeriksa
memperhatikan saat nistagmus muncul dan berapa lama kejadian
nistagmus tersebut. Dilakukan hal yang sama pada telinga yang lain.
Setelah menggunakan air dingin, kemudian kita melakukan hal yang
sama pada kedua telinga menggunakan air panas. Pada tiap-tiap
selesai salah satu pemeriksaan, pasien diistirahatkan selama 5 menit
untuk menghilangkan rasa pusingnya
Tatalaksana
• Manuver Epley
• Manuver Semont
• Manuver Lempert
• ForcedProlongedPosition
• Brandt-Daroff Exercises
Manuver Epley
Manuver Epley
• Penderita berada dalam posisi tegak kemudian kepala menoleh ke sisi
yang sakit. Kemudian penderita ditidurkan dengan posisi kepala
digantungkan, dan dipertahankan selama 1 sampai 2 menit.
Berikutnya, kepala ditolehkan 90 derajat ke sisi sebaliknya, dan posisi
supinasi berubah menjadi lateral dekubitus dan dipertahan 30-60
detik. Kemudian beritahu pasien untuk mengistirahatkan dagu pada
pundaknya dan duduk kembali secara perlahan
Prognosis
• 1/3 pasien sembuh dalam jangka waktu 3 minggu, tetapi kebanyakan
sembuh setelah 6 bulan dari serangan. Pasien harus diberitahu bahwa
BPPV dapat dengan mudah ditangani, tetapi harus diingatkan bahwa
kekambuhan sering terjadi bahkan jika terapi manuvernya berhasil,
jadi terapi lainnya mungkin dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai