Anda di halaman 1dari 7

Kelompok Sambarang

Anggota :
1.Pengertian Bio Weapon

• Senjata biologi (bahasa Inggris): biological weapon) adalah senjata yang


menggunakan patogen (bakteri, virus, atau organisme penghasil penyakit
lainnya) sebagai alat untuk membunuh, melukai, atau melumpuhkan
musuh. Dalam pengertian yang lebih luas, senjata biologi tidak hanya
berupa organisme patogen, tetapi juga toksin berbahaya yang dihasilkan
oleh organisme tertentu. Dalam kenyataanya, senjata biologi tidak hanya
menyerang manusia, tetapi juga hewan dan tanaman.
• Pembuatan dan penyimpanan senjata biologi telah dilarang oleh Konvensi
Senjata Biologi 1972 yang ditandatangani oleh lebih dari 100 negara.[Alasan
pelarangan ini adalah untuk menghindari efek yang dihasilkan senjata
biologi, yang dapat membunuh jutaan manusia, dan menghancurkan
sektor ekonomi dan sosial. Namun, Konvensi Senjata Biologi hanya
melarang pembuatan dan penyimpanan senjata biologi, tetapi tidak
melarang pemakaiannya.
2.Sejarah bio weapon
Sejarah penggunaan senjata biologi dimulai pada tahun 400 SM, ketika
orang Iran Kuno (scythians) menggunakan panah yang dicelupkan ke
dalam feses (kotoran) dan mayatmakhluk hidup yang telah membusuk. Hal
serupa juga dilakukan oleh bangsa Roma yang mencelupkan pedangnya ke
dalam pupuk dan sisa hewan yang telah membusuk sebelum berperang
dengan musuhnya. Apabila musuhnya terluka oleh senjata tersebut, maka
terjadi infeksi penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Peristiwa
penting dalam sejarah kuno penggunaan senjata biologi terjadi ketika
bangsa Mongol mengusir bangsa Genoa dari kota Kaffa di Laut Hitam dengan
memanfaatkan mayat-mayatmanusia yang terinfeksi wabah pes. Ketika
bangsa Genoa menyingkir hingga ke Venice, mereka tetap diikuti
oleh kutu dan tikus yang terinfeksi pes sehingga akhirnya menimbulkan
"kematian hitam" (black death) di wilayah Eropa.
Pada tahun 1754-1760, terjadi peperangan antara bangsa Britania
Utara dan bangsa Indian yang melibatkan penggunaan virus cacar.
Ketika itu, Britania Utara memberikan pakaian dan selimut dari rumah
sakit yang merawat penderita cacar kepada bangsa Indian untuk
memusnahkan bangsa tersebut. Pada Perang Dunia I, Jerman
menggunakan dua bakteri patogen yaitu Burkholderia
mallei penyebab Glanders dan Bacillus anthracis penyebab Antrax untuk
menginfeksi ternak dan kuda tentara Sekutu. Pada tahun 1932-1935,
Jepang mengembangkan program pembuatan senjata biologi
di Cina yang dinamakan Unit 731. Sebanyak
3.000 ilmuwan Jepang bekerja untuk melakukan penelitian terhadap
berbagai agen biologi yang berpotensi sebagai senjata,
misalnya kolera, pes, dan penyakit seksual yang menular. Eksperimen
yang dilakukan menggunakan tahanan Cina yang mengakibatkan ±
10.000 tahanan mati pada masa itu. Sejak saat itu, tidak hanya Jepang
yang mengembangkan senjata biologi, namun juga diikuti oleh negara-
negara lain seperi Amerika Serikat dan Uni Soviet.
3. Karakteristik

Karakteristik dari senjata biologi adalah mudah diproduksi dan disebar,


aman digunakan oleh pasukan penyerang yang menyebarkannya, serta
dapat melumpuhkan atau membunuh individu berulang kali dengan hasil
yang sama/konsisten. Hal ini berarti, apabila kita menggunakan senjata
biologi yang sama untuk menyerang beberapa daerah berbeda, maka
dampak yang terjadi haruslah sama. Agen biologi pada senjata biologi juga
harus dapat diproduksi dengan cepat dan murah. Untuk membuat suatu
senjata biologi yang berkualitas baik, ada beberapa persyaratan tambahan
yang harus dipenuhi, yaitu dapat ditularkan, menimbulkan sakit
berkepanjangan yang membutuhkan perawatan intensif, dan gejala yang
ditimbulkan bersifat non-spesifik sehingga menyulitkan diagnosis.
Umumnya, senjata biologi yang baik juga memiliki waktu inkubasi yang
cukup panjang di dalam tubuh penderita sehingga penyakit dapat
ditularkan dan menyebar secara luas sebelum dapat terdeteksi.
4. Klasifikasi

Klasifikasi atau pengelompokkan senjata biologi


dapat dilakukan
berdasarkan taksonomi, inang, sindrom yang
ditimbulkan, efek yang dihasilkan, cara
penyebarannya, dan respon praktis atau menurut sifat
fungsionalnya. Salah salah klasifikasi yang sering
digunakan klasifikasi fungsional yang dibuat
oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit (Centers for Disease Control and
Prevention atau CDC), meliputi:
• Kategori A
– penyebarannya dapat dilakukan dengan mudah dan ditularkan dari manusia yang satu ke
yang lain;
– penyebabkan tingkat kematian yang tinggi dan berpotensi memengaruhi kesehatan publik;
– dapat menyebabkan kepanikan dan gangguan sosial;
– memerlukan penanganan khusus untuk persiapan kesehatan masyarakat.
Contoh kategori A: cacar, antrax, botulisme, dll.
• Kategori B
– kemampuan penyebarannya bersifat moderat;
– menimbulkan tingkat kesakitan yang moderat dan tingkat kematian yang rendah;
– memerlukan peningkatan kapasitas diagnostik yang spesifik dan peningkatan pengawasan
penyakit.
Contoh kategori B: brucellosis, demam Q, Glanders, dll.
• Kategori C, meliputi patogen yang dapat dimodifikasi untuk disebarluaskan pada
masa depan, karena memiliki karakeristik:
– ketersediaan memadai;
– mudah diproduksi dan disebarkan;
– berpotensi menyebabkan tingkat kematian dan kesakitan yang tinggi, serta mampu
memengaruhi kesehatan publik.
Contoh kategori C: Virus Hanta, Virus Nipah, demam kuning, dll

Anda mungkin juga menyukai