Disusun oleh:-Srii
-Windy
-Satrio
Penjelasan awal
• Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa. Kerajaan Demak menjadi pusat
penyebaran agama Islam di Jawa di bawah kepemimpinan raja pertamanya.Kerajaan Demak berdiri pada awal
abad ke-16 Masehi seiring kemunduran Majapahit.Pendiri Kerajaan Demak adalah Raden Patah. Raden Patah
adalah putra Raja Majapahit dan istrinya yang berasal dari China dan menjadi mualaf, seperti dikutip dari buku
Sejarah 8 Kerajaan Terbesar di Indonesia oleh Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM.Kerajaan Demak menjadi
pusat penyebaran agama Islam di bawah kepemimpinan Raden Patah dengan adanya peran sentral Wali Songo.
Periode kepemimpinan Raden Patah adalah fase awal semakin berkembangnya ajaran Islam di JawaKesultanan
Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa. Kerajaan Demak menjadi pusat penyebaran
agama Islam di Jawa di bawah kepemimpinan raja pertamanya.Kerajaan Demak berdiri pada awal abad ke-16
Masehi seiring kemunduran Majapahit.Pendiri Kerajaan Demak adalah Raden Patah. Raden Patah adalah putra
Raja Majapahit dan istrinya yang berasal dari China dan menjadi mualaf, seperti dikutip dari buku Sejarah 8
Kerajaan Terbesar di Indonesia oleh Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM.Kerajaan Demak menjadi pusat
penyebaran agama Islam di bawah kepemimpinan Raden Patah dengan adanya peran sentral Wali Songo. Periode
kepemimpinan Raden Patah adalah fase awal semakin berkembangnya ajaran Islam di Jawa.
Faktor faktor berdirinya kerajaan demak
• 1.Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis yang menyebabkan para pedagang Islam
mencaripersingggahan dan perdagangan baru, misalnya di Demak.
• Raden Patah, pendiri Demak masih keturunan Raja Majapahit Brawijaya V
• .Raden Patah mendapat dukungan dari para wali yang sangat dihormati.
• Banyak adipati pesisir yang tidak puas dengan majapahit dan mendukung Raden Patah
• Mundur dan runtuhnya Majapahit.
• Pusaka Kerajaan Majapahit sebagai lambang pemegang kekuasaan diberikan kepada Raden Patah.
• Dengan demikian, kerajaan Demak merupakan kelanjutan dari Kerajaan Majapahit dalam bentuk
yang baru.
Letak geografis kerajaan demak
• a) Letak GeografisKerajaan Dernak secara geografis terletak di Jawa
Tengah. Kerajaan Demak merupakan kerajaan lslam pertama di Pulau
Jawa, yang pada awal munculnya Kerajaan Demak mendapat bantuan dari
para bupati daerah pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah
menganut agama lslam. Sebelumnya Demak bernama Bintoro yang
merupakan daerah vassal atau bawahan Kerajaan Majapahit. Kemudian
kekuasaannya diberikan kepada Raden Patah, salah seorang keturunan
Raja Brawijaya V (Raja Majapahit) dan ibunya menganut lslam serta
berasal dari Jeumpa.
Kehidupan politik
• b) Kehidupan PolitikAdapun raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak adalah
sebagai berikut.
• 1. Raden Patah(1500-1518M)Raden patah adalah raja pertama Kerajaan Demak yang
bergelar Sultan Alam Akbar al-Fatah. Kerajaan Demak berkembang dengan pesat sebagai
pusat perdagangan dan pusat penyebaran agama lslam.
• 2. Adipati Unus (151-1521 M)Masa pemerintahan Adipati Unus tidak begitu lama, karena ia
meninggal dalam usia yang masih sangat muda. Walaupun demikian, Adipati Unus dikenal
sebagai panglima perang yang gagah berani melakukanblokade terhadap Portugis di Malaka.
Oleh karena Adipati Unus meninggal tidak meninggalkan putra mahkota, maka Adipati
Unus digantikan oleh salah seorang adiknya yang bernama Raden Trenggana.
Kehidupan politik
• 3. Sultan Trenggana (1521-1546 M)Sultan Trenggana dilantik menjadi raja Demak oleh Sunan
Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Pada masa pemerintahan Sultan
Trenggana, Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaannya dan agama lslam berkembang
lebih luas. Pada tahun 1522M Demak mengirimkan pasukan ke Jawa Barat yang dipimpin oleh
Fatahillah. Tujuan pengirirnan tersebut untuk menggagalkan terjadinya hubungan antara
Kerajaan Pajajaran dan Portugis. Fatahillah berhasil mengusir Portugis dan menduduki Banten
dan Cirebon, kernudian Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Peristiwa
tersebut terjadi pada tanggal 22 Juni 1527 M, kemudian diperingati sebagai hari jadi Kota
Jakarta.Dalam perluasan pengaruh Demak di Jawa Timur dipimpin langsung oleh Sultan
Trenggana. Satu per satu daerah di Jatim, seperti Madiun, Gresik, Tuban, Singasari, dan
Blambangan berhasil dikuasai.
Kehidupan politik
• Kerajaan Demak berdiri kira-kira tahun 1478. Hal itu didasarkan pada saat jatuhnya Majapahit yang diperintah oleh Prabu Kertabumi (Brawijaya V) dengan
ditandai candrasengkala, sirna ilang kertaning bumi (artinya tahun 1400 Saka atau tahun 1478 Masehi). Para wali kemudian sepakat untuk menobatkan
Raden Patah menjadi raja di Kerajaan Demak dengan gelar Senapati Jimbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Untuk jabatan
patih diangkat Ki Wanapala dengan gelar MangkuratKerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan besar, di bawah kepemimpinan Raden Patah (1481-
1518). Negeri-negeri di pantai utara Jawa yang sudah menganut Islam mengakui kedaulatan Demak. Bahkan Kekuasaan Demak meluas ke Sukadana
(Kalimantan Selatan), Palembang, dan Jambi. Pada tahun 1512 dan 1513, di bawah pimpinan putranya yang bernama Adipati Unus, Demak dengan kekuatan
90 buah jung dan 12.000 tentara berusaha membebaskan Malaka dari kekuasaan Portugis dan menguasai perdagangan di Selat Malaka. Karena pernah
menyerang ke Malaka Adipati Unus diberi gelar Pangeran Sabrang Lor (Pangeran yang pernah menyeberang ke utara).Setelah Raden Patah wafat pada tahun
1518 M, Kerajaan Demak dipimpin oleh Adipati Unus (1518-1521). Ia menjadi Sultan Demak selama tiga tahun. Kemudian ia digantikan oleh adiknya yang
bernama Sultan Trenggana (1521- 1546) melalui perebutan takhta dengan Pangeran Sekar Sedo Lepen. Untuk memperluas daerah kekuasaannya, Sultan
Trenggana menikahkan putra-putrinya, antara lain dinikahkan dengan Pangeran Hadiri dari Kalinyamat (Jepara) dan Pangeran Adiwijaya dari Pajang. Sultan
Trenggana berhasil meluaskan kekuasaannya ke daerah pedalaman. Ia berhasil menaklukkan Daha (Kediri), Madiun, dan Pasuruan. Pada saat melancarkan
ekspedisi melawan Panarukan, Sultan Trenggana terbunuh. Pada masa Sultan Trenggana, wilayah kekuasaan Kerajaan Demak sangat luas meliputi Banten,
Jayakarta, Cirebon (Jawa Barat), Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur.Wafatnya Sultan Trenggana (1546) menyebabkan kemunduran Kerajaan Demak.
Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Prawato (putra Sultan Trenggana) dengan Aria Panangsang (keturunan Sekar Sedo Lepen (adik Sultan
Trenggana)). Dalam perebutan kekuasaan itu, Aria Panangsang membunuh Pangeran Prawoto dan putranya, Pangeran Hadiri. Ratu Kalinyamat dan Aria
Pangiri memohon bantuan kepada Adiwijaya di Pajang. Dalam pertempuran itu, Adiwijaya berhasil membunuh Aria Panangsang. Setelah itu, Adiwijaya
memindahkan ibu kota Kerajaan Demak ke Pajang pada tahun 1568. Peristiwa ini menjadi akhir dari Kerajaan Demak.
Kehidupan sosial.
• Perekonomian Demak berkembang ke arah perdagangan maritim dan agraria. Ambisi Kerajaan Demak
menjadi negara maritim diwujudkan dengan upayanya merebut Malaka dari tangan Portugis, namun upaya
ini ternyata tidak berhasil. Perdagangan antara Demak dengan pelabuhan-pelabuhan lain di Nusantara
cukup ramai, Demak berfungsi sebagai pelabuhan transito (penghubung) daerah penghasil rempah-rempah
dan memiliki sumber penghasilan pertanian yang cukup besar.Demak dalam bidang ekonomi, berperan
penting karena mempunyai daerah pertanian yang cukup luas dan sebagai penghasil bahan makanan,
terutama beras. Selain itu, perdagangannya juga maju. Komoditas yang diekspor, antara lain beras, madu,
dan lilin. Barang tersebut diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan Jepara. Dengan demikian, kehidupan
ekonomi masyarakat berkembang lebih baik.Sebagai negara maritim, Demak menjalankan fungsinya
sebagai penghubung atau transito antara daerah penghasil rempah-rempah di bagian timur dengan Malaka,
dan dari Malaka kemudian dibawa para pedagang menuju kawasan Barat. Berkembangnya perekonomian
Demak di samping faktor dunia kemaritiman, juga faktor perdagangan hasil-hasil pertanian.
Kehidupan sosial dan budaya
• Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan diatur dengan
hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma atau tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan begitu
saja.Hasil kebudayaan Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam.
Hasil kebudayaannya yang cukup terkenal dan sampai sekarang masih tetap berdiri adalah Masjid
Agung Demak. Masjid itu merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam. Masjid
Agung Demak selain kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam juga memiliki keistimewaan,
yaitu salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa kayu bekas pembangunan masjid itu
sendiri yang disatukan (tatal).Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga salah seorang dari
Wali Sanga juga meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa Kerajaan Demak. Perayaan
itu digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik minat masyarakat agar masuk Islam. Sekaten
ini kemudian menjadi tradisi atau kebudayaan yang terus dipelihara sampai sekarang
Masa kejayaan
• Masa kejayaan Kerajaan Demak berlangsung saat dipimpin Sultan Trenggana (1521 - 1546). Sultan Trenggana naik
takhta setelah Pati Unus.Letak Kerajaan Demak berada di Demak, Jawa Tengah. Pada periode Sultan Trenggana, wilayah
kekuasaan Demak meluas ke Jawa bagian timur dan barat. Pada 1527, pasukan Islam gabungan dari Demak dan Cirebon
yang dipimpin Fatahillah atas perintah Sultan Trenggana berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa.Nama Sunda
Kelapa lalu diganti menjadi Jayakarta yang berarti kemenangan yang sempurna. Jayakarta kelak berganti nama menjadi
Batavia, lalu Jakarta, ibu kota Republik Indonesia.Sultan Trenggana wafat pada 1546. Insiden saat menyerang Panarukan,
Situbondo, yang saat itu dikuasai Kerajaan Blambangan (Banyuwangi) membuat Sultan Trenggana terbunuh.Wafatnya
Sultan Trenggana membuat tampuk kepemimpinan Kerajaan Demak diperebutkan. Pangeran Surowiyoto atau Pangeran
Sekar berupaya untuk menduduki kekuasaan mengalahkan Sunan Prawata, putra Sultan Trenggana. Sunan Prawata lalu
membunuh Surowiyoto dan menduduki kekuasaan.Kejadian tersebut menyebabkan surutnya dukungan terhadap
kekuasaan Sunan Prawata. Ia lalu memindahkan pusat kekuasaan Demak ke wilayahnya di Prawoto, Pati, Jawa Tengah. Ia
hanya berkuasa selama satu tahun karena dibunuh Arya Penangsang, putra Surowiyoto pada 1547.Arya Penangsang
menduduki takhta Kerajaan Demak setelah membunuh Sunan Prawata. Ia juga menyingkirkan Pangeran Hadiri atau
Pangeran Kalinyamat, penguasa Jepara karena dianggap berbahaya bagi kekuasaannya.
Masa keruntuhan
• Keruntuhan Kerajaan Demak disebabkan oleh pemberontakan Adipati
Hadiwijaya, penguasa Pajang pada 1556. Hadiwijaya semula sangat setia
pada Demak. Pemberontakan Hadiwijaya disebabkan oleh Arya
Penangsang yang membunuh Sunan Prawata dan Pangeran
Kalinyamat.Pemberontakan Adipati Hadiwijaya menyebabkan
runtuhnya Kerajaan Demak menjadi vazal atau wilayah kekuasaan
Kesultanan Pajang.
Bukti peninggalan
• Pintu bledek atau pintu petirmerupakan pintu yang dilengkapi dengan pahatan yang dibuat tahun 1466 oleh Ki Ageng Selo. Dari cerita yang
beredar, Pintu Bledek ini dibuat oleh Ki Ageng Selo dengan petir yang tersambar memakai kekuatan supranatural yang dimilikinya yang ia
tangkap saat ada di tengah sawah.Pintu tersebut lalu dibawa pulang dan dibawa ke Raden Patah kemudian pintu ini dipakai untuk pintu masuk
utama Masjid Agung Demak yang keadaannya sudah mulai rusak sehingga di simpan dalam Museum dalam Masjid Agung Demak tersebut.
• Masjid Agung Demakselanjutnya adalah Masjid Agung Demak. Masjid Agung Demak ini didirikan tahun 1479 Masehi yang kini sudah berumur
sekitar 6 abad tetapi masih berdiri dengan kokoh sebab sudah dilakukan renovasi sebanyak beberapa kali. Masjid Agung Demak ini tidak hanya
sebagai peninggalan sejarah Kerajaan Demak saja, akan tetapi dulunya merupakan pusat dari pengajaran serta syiar Islam. Masjid ini dikatakan
sebagai asal mula pemikiran dari kehadiran Kerajaan Demak Bintoro. Secara geografis, Masjid Agung Demak terletak di Desa Kauman,
Kecamatan Demak Kota, Kabupaten Demak Kota, Jawa Tengah. Arsitektur masjid ini terlihat berbeda dari arsitektur masjid yang ada di jaman
sekarang, Masjid Agung Demak mengguanakn kombinasi gaya budata Jawa Tengah yang sangat kental dan ornamen yang terdapat di Masjid
Agung Demak ini juga melukiskan tentang hubungan antara Jawa dengan Islam.Masjid Agung Demak ini memiliki ukuran luas sebesar 31 x 31
meter persegi yang di bagian sisi Masjid Agung Demak ini juga terdapat serambi berukuran 31 x 15 meter persegi dengan panjang keliling 35 x 3
meter. Serambi masjid ini terbuka dan bangunan masjid di topang dengan total 128 soko. 4 diantara soko ini adalah soko guru sebagai penyangga
utama, sementara tiang penyangga bangunan total ada 50 buah dan tiang penyangga serambi berjumlah 28 serta tiang keliling sebanyak 16 buah.
Bentuk Masjid Demak memakai material kayu dengan bentuk bulat lengkap dengan beberapa lengkungan. Bagian interior masjid juga memakai
material kayu lengkap dengan ukiran yang juga terlihat sangat artistik dan cantik.
Bukti peninggalan
• Soko guru atau Soko tatal
Soko Tatal merupakan tiang penyangga dari Masjid Agung Demak yang terbuat dari material kayu dengan diameter 1
meter dan berjumlah sebanyak 4 buah. Semua Soko Guru ini dibuat oleh Sunan Kalijogo dan menurut cerita Sunan
Kalijogo baru menyelesaikan 3 buah soko guru dan Masjid Agung Demak sudah dibangun serta sudah mulai masuk
dalam tahapan pemasangan atap.Sehingga karena dikejar waktu, Sunan kalijogo kemudian mengumpulkan tatal atau
kulit kayu yang berasal dari sisa pahatan dari 3 soko guru untuk dibuat menjadi 1 soko guru baru memakai kekuatan
spiritual yang dimiliki Sunan Kalijogo dan inilah yang menyebabkan soko guru diberi istilah soko tatal.
° Bedug dan Kentongan
Bedug dan juga kentongan, dulunya dipakai sebagai alat untuk mengumpulkan rakyat sekitar Masjid untuk menandai
masuknya waktu sholat. Kedua benda ini ditemukan dalam Masjid Agung Demak dengan bentuk seperti tapal kuda
dengan folosofi saat dibunyikan atau dipukul maka rakyat sekitar masjid harus datang untuk menunaikan sholat.
Bedug dan kentongan ini menjadi Bedugalan sejarah Kerajaan Demak yang juga masih bisa dilihat hingga sekarang
Bukti peninggalan
• Situs Kolam Wudhu
Kolam wudhu ada di halaman Masjid Agung Demak dan dulu di pakai untuk tempat wudhu para musyafir dan
juga santri yang akan melaksanakan sholat, akan tetapi sekarang kolam wudhu ini tidak lagi dipergunakan
sebagai tempat berwudhu pada saat ingin melaksanakan sholat.
• Makam sunan Kalijaga
merupakan salah satu dari 9 Sunan WaliSanga yang berdakwah di sekitar wilayah Jawa. Sunan Kalijaga wafat
tahun 1520 lalu dikebumikan di Desa Kadilangu berdekatan dengan Kota Demak.Makam Sunan Kalijogo ini
sekarang menjadi sebuah situs yang sering didatangi peziarah dan juga wisatawan dari berbagai wilayah di tanah
air dan juga menjadi salah satu peninggalan dari Kerajaan Demak.Banyak orang yang berkunjung untuk tujuan
berziarah dan juga berdoa, semoga diberikan kemudahan dan juga keberkahan lewat berdoa ini. Situs ini sangat
dijaga baik oleh pengelolanya, agar pengunjung atau peziarah nyaman saat berdoa dan bersholawat.
Bukti peninggalan
• MaksuraH
Maksurah merupakan ukiran kaligrafi ayat Al quran yang digunakan sebagai interior dinding
Masjid Agung Demak. Maksurah ini dibangun saat kekuasaan Aryo Purbaningrat yang
merupakan adipati Demak tahun 1866 dan kaligrafi ini menceritakan mengenai ke-Esaan Allah
° Dampar Kencana
Peninggalan Kerajaan Demak selanjutnya adalah Dampar Kencana. Dampar Kencana
merupakan singgasana untuk para Sultan Demak yang kemudian digunakan sebagai mimbar
khotbah pada Masjid Agung Demak. Mimbar ini akan tetapi tidak lagi digunakan dan
disimpan pada museum Masjid Agung Demak agar terhindar dari kerusakan.
Bukti peninggalan
• Piring Camp
Piringg Campa merupakan piring porselen sebanyak 65 buah yang saat ini dipasang pada interior dinding Masjid Agung Demak. Seperti
namanya, piring ini merupakan hadiah dari putri Campa yakni ibu dari Raden Patah, pendiri Kerajaan Demak.
°Serambi Majapahit
Serambi yang ada di Masjid Agung Demak ini terlihat sangat indah dengan arsitektur unik dan antik yang memiliki arti sejarah
didalamnya. Dari sejarah Kerajaan Demak, serambi Majapahit ini memiliki 8 buah tiang pendopo yang berasal dari Kerajaan Majapahit,
akan tetapi saat Kerajaan Majapahit runtuh, beberapa peninggalannya tidak lagi terawat sehingga Adipati Unus membawa benda pusaka
tersebut menuju Demak yang sekarang ditempatkan di serambi Masjid Agung Demak dan masih bisa dilihat sampai sekarang.
° Mihrab
Mihrab yang merupakan pengimaman juga merupakan peninggalan dari Kerajaan Demak yang didalamnya terdapat gambar hewan bulus
prasasti Condro Sengkolo. Prasasti Condro Sengkolo ini mempunyai arti Sariro Sunyi Kiblating Gusti tahun 1401 Saka atau 1479
Masehi. Ini membuat kesimpulan jika di masa Kerajaan Demak juga sudah mengenal Mihrab atau pengimaman yang berlukiskan hiasan
tertentu yang adalah akulturasi budaya Islam dan juga Jawa.
Bukti peninggalan
• Pawesantren
dikatakan jika faham Islam sudah maju pada saat tersebut dan jamaah sholat laki-laki serta perempuan sudah
dipisahkan. Tempat sholat berjamaah perempuan ini dinamakan pawestren.Pawestern ini merupakan
bangunan dengan 8 tiang penyangga yang 4 tiang uatam di topang belandar balok bersusun tiga lengkap
dengan ukiran motif Majapahit. Motif maksurah tahun 1866 Masehi ini diperkirakan dibuat pada masa Arya
Purbaningrat.
°Surya Majapahit
Peninggalan Kerajaan Demak selanjutnya adalah Surya Majapahit. Surya Majapahit merupakan gambar
dekorasi bentuk segi delapan yang sangat terkenal di era Majapahit. Beberapa sejarawan memperkirakan
jika benda tersebut merupakan lambang Kerajaan Majapahit, sementara Surya Majapahit yang terdapat di
Masjid Agung Demak tersebut dibuat tahun 1401 tahun saka atau 1479 Masehi.
Gambar