Anda di halaman 1dari 13

Riset Pangan

dan
Pertanian
Konsep Wawasan dan Teknologi
Dosen Pengampu : Dr. Eng Indra Adji Sulistijono S.T., M.Eng
Disusun Oleh :
 Mochammad Abdul Aziz (4121600031)
 Mulloh Muhammad Adityo (4121600032)
 Yogi Dwi Prasetyo (4121600033)
Undang Undang Nomor 18 tahun 2012
Tentang pangan. Pangan adalah segala sesuatu
yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan,
perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak
diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan
bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan
makanan atau minuman.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013
Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
Pertanian adalah kegiatan mengelola sumber daya
alam hayati dengan bantuan teknologi, modal,
tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan
komoditas pertanian yang mencakup tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau
peternakan dalam suatu agroekosistem. 
Tema dan topik riset untuk fokus riset Pangan - Pertanian
Permasalahan Pangan dan Pertanian di Indonesia
• Permasalahan utama di bidang pangan selama ini adalah belum tercapainya swasembada pangan secara
nasional, dan untuk menjamin ketahanan pangan, pemerintah melakukan kebijakan impor. Food and
Agriculture Organization of United Nation (FAO, 2013) menyebutkan bahwa ketahanan pangan Indonesia
berada di peringkat 72 dengan skor 46,8, bahkan paling rendah di antara negara-negara ASEAN.

• Berkurangnya lahan pertanian karena alih lahan pertanian ke non pertanian, yang diperkirakan laju
peningkatannya 1%/tahun.

• Produktifitas pertanian yang relative rendah dan tidak meningkat.

• Teknologi produksi yang belum efektif dan efisien.

• Infrastruktur pertanian (irigasi) yang tidak bertambah dan kemampuannya semakin menurun.

• Tingginya proporsi kehilangan hasil pada penanganan pasca panen (10- 15%).

• Kegagalan produksi karena factor iklim yang berdampak pada musim kering dan banjir.
Kebijakan pangan pemerintah sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996,
dituangkan dalam Peraturan Pemerintah nomor 68 tahun 2002 mengenai ketahanan pangan,
• Ketersediaan pangan.
Dilakukan dengan pengembangan system produksi, efisiensi sistem usaha pangan, teknologi produksi pangan, sarana dan
prasarana produksi pangan dan mempertahankan lahan produktif.
• Cadangan pangan nasional
Berasal dari cadangan pangan masyarakat dan cadangan pemerintah (dari tingkat desa, kabupaten/kota, propinsi sampai
pemerintah pusat). Selanjutnya cadangan masyarakat dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat,
swasta, koperasi dan atau perorangan.
• Penganekaragaman pangan
Konsumsi pangan yang beraneka ragam dengan prinsip gizi yang seimbang.
• Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan
Suatu langkah antisipatif untuk menghindari terjadinya masalah pangan (kelebihan/kekurangan pangan dan kemampuan
rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan pangan).
• Pengembangan sumber daya manusia dan kerjasama internasional
Pengembangan sumber daya manusia dilakukan melalui pendidikan/ pelatihan di bidang pangan, penyebarluasan ilmu dan
teknologi di bidang pangan, serta penyuluhan pangan. Kerjasama internasional meliputi bidang produksi, perdagangan dan
distribusi pangan; cadangan pangan; pencegahan dan penanggulangan masalah pangan; serta riset dan teknologi pangan.
Upaya Mengatasi Permasalahan Pangan dan Pertanian di
Indonesia
• Meningkatkan Pembangunan di Bidang Pangan dan Pertanian
Keberhasilan pembangunan di sektor pertanian akan memicu sektor pembangunan lainnya . Salah satu
wujud pembangunan untuk pertanian akan ditandai dengan kemajuan Iptek bidang pertanian dan sekaligus
menjadi solusi nyata setidak-tidaknya dalam dua hal berikut :
1. Teknologi harus menjadi solusi persoalan di bidang pertanian yang merupakan dampak perubahan iklim
global
2. Teknologi harus menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya dalam upaya pemenuhan
kebutuhan yang terus berkembang tanpa batas.
• Meningkatkan Nilai Pangan dan Pertanian.
Salah satu contohnya yaitu mengganti produk ekspor dari bahan mentah ke produk jadi. Hal ini akan
meningkatkan produk tersebut dari segi mutu, efisiensi dan laba.
Inovasi Indonesia di Bidang Pangan dan Pertanian
• Pertanian Ramah Lingkungan
1. Memperhatikan pasokan hara dari penggunaan bahan oraganik.
2. Minimalisasi ketergantungan pada pupuk anorganik
3. Perbaikan biota tanah
4. Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) berdasarkan kondisi ekologi, dan diversifikasi
tanaman (Hendrawati, 2001).

• Penerapan Teknologi Nano Dalam Pertanian dan Pengolahan Pangan


Dalam bidang rantai pasok pertanian, teknologi nano membawa manfaat yang potensial bagi petani, industri
pangan, dan konsumen, melalui produksi, pengolahan, pengawetan, dan pengemasan (FAO/WHO 2010).
Pérez-deLuque dan Hermosín (2013) membagi penerapan teknologi nano dalam bidang pertanian menjadi tiga:
1. Formulasi nano agrokimia untuk penerapan pestisida dan pupuk pada tanaman dengan menggunakan
tiga tipe material nano, yaitu polimer organik, senyawa inorganik, dan material hibrid (komposit nano);
2. Potensi pengembangan perangkat nano (nanodevices) untuk manipulasi genetic tanaman; dan
3. Penerapan sensor nano dalam produksi tanaman untuk identifikasi penyakit dan residu agrokimia.
• Implementasi Teknologi Untuk Meningkatkan Produksi Pangan

Proses alih teknologi perlu difasilitasi dan diintegrasikan dengan pola managemen pertanian. Proses alih teknologi tersebut
harus menjadi kegiatan yang berkesinambungan. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa teknologi adalah tool yang
tidak dapat berdiri sendiri. Berbagai fasilitasi dan integrasi tersebut dapat dilakukan antara lain melalui: (i) sosialisasi dan
diseminasi teknologi, (ii) implementasi SINas/SIDa, (iii) penguatan lembaga intermediasi dengan dukungan teknologi
informasi untuk database dan jejaring, (iv) pengintegrasian program kegiatan pertanian hulu-hilir, dan (v) penerapan
Praktek Pertanian yang Baik (Good Agriculture Practice/GAP).
Persentase Tenaga Kerja Informal Sektor Pertanian (Persen) Persentase Tenaga Kerja Informal Sektor Pertanian (Persen)
Provinsi Provinsi

2018 2019 2020 2018 2019 2020

ACEH 84.56 84.38 85.99 NUSA TENGGARA BARAT 96.34 96.10 98.24

SUMATERA UTARA 80.42 78.15 80.76 NUSA TENGGARA TIMUR 97.59 96.98 98.23

SUMATERA BARAT 89.29 89.14 88.89 KALIMANTAN BARAT 81.76 81.88 82.66

RIAU 75.90 70.76 73.54 KALIMANTAN TENGAH 70.88 68.08 71.72

JAMBI 75.01 76.09 80.75 KALIMANTAN SELATAN 85.40 82.96 84.87

SUMATERA SELATAN 82.47 79.26 83.87 KALIMANTAN TIMUR 70.29 71.67 77.69

BENGKULU 90.02 87.27 90.24 KALIMANTAN UTARA 78.01 75.82 76.77

LAMPUNG 90.86 91.15 90.48 SULAWESI UTARA 86.26 81.81 86.83

KEP. BANGKA BELITUNG 76.62 71.75 74.10 SULAWESI TENGAH 92.72 89.25 93.00

KEP. RIAU 81.09 81.39 81.59 SULAWESI SELATAN 93.07 92.48 91.73

DKI JAKARTA 49.54 38.85 48.19 SULAWESI TENGGARA 94.10 92.35 93.74

JAWA BARAT 86.19 88.94 88.86 GORONTALO 89.67 88.10 88.39

JAWA TENGAH 91.64 92.93 92.52 SULAWESI BARAT 93.35 93.45 90.92

DI YOGYAKARTA 95.20 95.73 93.80 MALUKU 91.54 93.49 94.70

JAWA TIMUR 91.52 89.95 89.10 MALUKU UTARA 95.44 92.05 94.98

BANTEN 88.32 87.99 91.60 PAPUA BARAT 91.53 89.02 91.89

BALI 93.37 93.10 92.82 PAPUA 98.32 98.81 98.97

INDONESIA 88.35 87.59 88.57


Sumber : Badan Pusat Statistik Nasional
Daftar Pustaka
• Rencana Induk Riset Nasional Tahun 2017-2045
• https://www.bps.go.id/indicator/6/1171/1/persentase-tenaga-kerja-i
nformal-sektor-pertanian.html
• bps.go.id/luas lahan pertanian Indonesia
• https://www.bps.go.id/indicator/53/1498/1/luas-panen-produksi-dan
-produktivitas-padi-menurut-provinsi.html
• bps.go.id/hortikultura
• Undang Undang Nomor 18 tahun 2012 Tentang pangan
• Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan
dan Pemberdayaan Petan
• Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996
• Peraturan Pemerintah nomor 68 tahun 2002 mengenai
ketahanan pangan

Anda mungkin juga menyukai