PEMBIAYAAN
Kelompok 5
1. Aminrina Faomasi T (141200346)
2. Luiza Winnie Alicia S (141200347)
3. Azha Azahra Pitaloka (141200348)
4. Agni Vasha Salsabila (141200349)
5. Nabiila Puti Nuraini (141200350)
6. Ilham Pratama W. P (141200351)
1
Pengertian
Dengan semakin maraknya dunia bisnis, tidak bisa kita elakkan lagi adanya kebutuhan dana yang
diperlukan baik oleh kalangan usahawan perseorangan maupun usahawan yang tergabung dalam suatu
badan hokum di dalam mengembangkan usahanya maupun di dalam meningkatkan mutu produknya,
sehingga dapat dicapai suatu keuntungan yang memuaskan maupun tingkat kebutuhan bagi kalangan
lainnya.
Untuk membutuhkan dana tersebut, saat ini semakin banyak orang yang mendirikan suatu lembaga
pembiayaan yang bergerak di bidang penyediaan dana ataupun barang yang akan dipergunakan oleh pihak
lain di dalam mengembangkan usahanya.
Awal mula keberadaan dibutuhkannya lembaga pembiayaan, pertama kali disebutkan di dalam
Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1998 tanggal 20 Desember 1988, dan dijabarkan lebih lanjut melalui
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang Ketentuan
dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.
Menurut Pasal 1 Keppres di atas dijelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan Lembaga Pembiayaan
adalah suatu badan usaha yang di dalam melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana
atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.
Adapun bidang-bidang usaha yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan antara lain meliputi bidang-bidang
seperti :
a. Sewa guna usaha;
b. Modal ventura (venture capital);
c. Perdagangan surat berharga;
d. Anjak piutang (factoring);
e. Usaha kartu kredit; dan
f. Pembiayaan konsumen
Di dalam melakukan bidang-bidang usaha tersebut, tentunya akan dilakukan oleh suatu badan
usaha, yang biasanya dilakukan oleh perusahaan dengan bentuk PT (Perseroan Terbatas). Untuk itu
perlu diketahui satu per satu apa arti dari perusahaan yang bergerak pada masing-masing usaha di
atas. Pengertian dari masing-masing bidang usaha tersebut adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan sewa guna usaha (leasing company) adalah badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara finance lease maupun
operating lease untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala.
b. Perusahaan modal ventura (venture capital company) adalah badan usaha yang melakukan
usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima
bantuan pembiayaan (investe company) untuk jangka waktu tertentu.
c. Perusahaan perdagangan surat berharga (securities company) adalah badan usaha yang
melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk perdagangan surat berharga.
d. Perusahaan anjak piutang (factoring company) adalah badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau
tagihan jangka pendek suatu perusahaan dan transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.
e. Perusahaan kartu kredit (credit card company) adalah badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan untuk membeli barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit.
f. Perusahaan pembiayaan konsumen (consumers finance company) adalah badan usaha yang
melakukan pembiayaan pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dengan system
pembayaran angsuran atau berkala.
2
Pembiayaan
Konsumen
Lembaga pembiayaan konsumen (Concumers Finance) adalah suatu lembaga yang dalam melakukan
pembiayaan pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dilakukan dengan sistem pembaayaran secara
angsuran atau berkala.
Bila ada seseorang yang menginginkan barang-barang konsumen (mobil, televisi, radio, lemari es,
tempat tidur, dsb), sementara penghasilannya tidak cukup untuk membeli secara lunas, maka tidak perlu
kecil hati. Karena telah ada lembaga yang dinamakan Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance)
yang dapat membantu seseorang untuk mendapatkan barang-barang konsumsi tersebut. Lembaga ini akan
memberikan kemudahan bagi yang memiliki dana tersebut, bahkan kemudahannya melebihi kemudahan
yang diberikan oleh bank.
Lembaga ini secara informal sebenarnya sudah tumbuh sejak lama sebagai bagian dan aktiivitas
trading. Namun secara normal baru diakui sejak tahun 1988 melalui SK Menteri Keuangan Nomor
1251/KMK.013/1988 yang secara formal mengangkat kegiatan usaha pembayaran permukaan, sebagai
bagian resmi sektor jasa keuangan.
Lembaga ini berbeda dengan bank. Bila pembiayaan konsumen akan melihat barang-barang apa saja yang
dibiayai, maka pada kredit bank, pihak bank cukup memandang siapa konsumen yang akan mendapat
bantuan dana. Kedua lembaga ini mempunyai kesamaan seperti, objeknya sama yaitu barang-barang
konsumsi, dan mengenakan bunga sebagai biaya.
Beberapa hal akan menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk memilih lembaga pembiayaan
mana yang dapat membantu untuk mendapatkan barang-barang konsumsi yang akan
dipergunakan, yaitu :
● Persyaratan yang tidak rumit
● Proses penelitian konsumen oleh bank/lembaga keuangan
● Jangka waktu untuk memutuskan
● Uang muka yang diminta banyak atau sedikit
● Jangka waktu pembayaran yang dimungkinkan. Sebab konsumen ada yang minta waktu
pendek, dan ada yang mau jangka panjang
● Berapa jumlah rupiah yang dapat diberikan
● Berapa suku bunga yang ditawarkan
3
Anjak
Piutang
Lembaga anjak piutang atau factoring company adalah lembaga pembiayaan yang dalam
melakukan usaha pembiayaannya dilakukan dalam bentuk pembelian dan atau
pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari
transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.
Pada jasa factoring, terdapat 2 bagian; jasa keuangan dan non-keuangan. Dalam jasa
keuangan biasanya perusahaan faktor dapat memberi pre-financing sampai 80% dari
piutang dagang. Sedangkan untuk jasa non-financing, perusahaan menerima klien dari
pengelolaan kredit bagi kepentingan klien.
5. Re-Engage
Lembaga anjak piutang adalah lembaga pembiayaan yang diperlukan dalam dunia bisnis.
Usaha anjak piutang sebenarny sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu. Pihak factor
biasanya bertindak sebagai agen penjualan yang sekaligus pemberi perlindungan kredit.
Factoring memang tidak dikenal dalam sistem hukum 3. Re-Center
dagang dan hukum perdata
Indonesia. Akan tetapi meningat hukum perdata sendiri membolehkan kebebasan
berkontrak berdasarkan Pasal 1338 KUHPerdata, praktek usaha factoring ini tentu saja
sah
Mekanisme Kerja Factoring
Dalam kegiatan factoring terdapat 3 (tiga) Jadi transaksi anjak piutang merupakan
pihak yang terlibat secara aktif. Yaitu pengalihan mutlak yang dilakukan oleh
perusahaan factoring, klien dan customer. klien terhadap perusahaan factoring atas
Klien adalah pengguna jasa perusahaan utang pihak ketiga
factoring dan customer adalah pihak yang
berutang kepada klien. Perusahaan factoring Piutang yang diperjualbelikan itu adalah
tidak memiliki customer, sedangkan klien yang berbentuk surat pengakuan piutang
berupa pedagang, pabrik, pemilik toko , petani (promissory note) atau piutang yang
dan sebagainya. terbit dari transaksi dagang (trade
transaction). Kepada pihak debitur,
Mekanisme perdagangan domestik dengan biasanya akan diberitahukan bahwa telah
factoring adalah sebagai berikut: pertama, terjadi pengalihan piutang dari kreditur
klien menyerahkan barang kepada customer. (klien factoring) ke perusahaan factoring.
Lantas pembeli menyerahkan barang kepada
penjual. Kemudian klien mnyerahkan fotocopy
invoice yang dikurangi fee sesuai dengan apa
yang sudah disepakati bersama dalam
kontrak factoring
Bagan Perdagangan dalam Negeri Tanpa Factoring
4
Leasing
Leasing
Kata leasing berasal dari kata to lease yang Sampai saat ini, belum ada undang-undang
berarti menyewakan. Leasing terbilang masih khusus yang mengatur tentang leasing namun
baru dalam kegiatan di Indonesia (1974). diantisipasi dengan dikeluarkannya Surat
Fungsi leasing sendiri sebenarnya hampir Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri
setingkat dengan bank, yaitu sebagai sumber Perindustrian, dan Menteri Perdagangan dan
pembiayaan jangka menengah (dari satu tahun Koperasi Nomor : Kep-122/MK/IV/1974; No.
hingga lima tahun). Leasing memperkenalkan 32/M/SK/2/1974; dan No. 30/Kpb/I/1974,
metode baru untuk memperoleh capital tertanggal 7 Februari 1974. Diputuskan bahwa
equipment dan menambah modal kerja. leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan
perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-
Leasing terbagi 2, yaitu finance lease dan barang modal untuk digunakan oleh suatu
operating lease. Finance lease, yaitu pada perusahaan , untuk suatu jangka waktu tertentu,
masa akhir kontrak, penyewa mempunyai hak berdasarkan pembayaran secara berkala.
opsi untuk membeli objek sewa guna usaha
berdasarkan nilai yang disepakati bersama.
Sedangkan pada operatin lease tidak demikian.
Dalam kegiatan leasing, harus didahului oleh suatu kontrak antara pihak
penyewa dan pihak yang menyewa. Pihak yang bersangkutan adalah :
Dalam hukum perdata, ada 3 bentuk ikatan yang mirip satu sama lainnya namun berlainan dalam
hukumnya, yaitu antara sewa guna usaha (leasing), sewa beli, dan jual beli secara angsuran. Sewa beli
(hire purchase) adalah jual beli barang dimana hak milik barang baru berpindah ke pembeli setelah
jumlah harga dibayar lunas oleh pembeli ke penjual. Sedangkan jual beli secara angsuran adalah jual
beli di mana penjual menerima pelunasan pembayaran beberapa kali dan hak milik atas barang
tersebut beralih pada saat barang tersebut diserahkan dari penjual ke pembeli.
Persamaan antara ketiga kegiatan ini adalah peminjam/pembeli membayar kepada
penjual/penyewa dalam waktu tertentu. Perbedaannya dapat kita lihat pada tabeli
berikut.
Mekanisme Leasing
1. Leese bebas memilih dan menentukan
peralatan yang dibutuhkan, mengadakan
penawaran harga dan menunjuk supplier.
○ Misalkan, beberapa badan atau lebih yang memiliki dana cukup besar untuk
mendirikan perusahaan modal ventura (PMV). Perusahaan ini didirikan
khusu untuk membiayai suatu usaha yang memiliki potensi yang baik tetapi
kekurangan dana. Sedangkan perusahaan yang membutuhkan biaya atau
dana ini disebut sebagai perusahaan pasangan usaha (PPU)
○ Syarat agar dapat menjadi PPU adalah perusahaan yang belum go public.
PPU memuat dan mengajukan proposal permintaannya kepada PMV. Dalam
proposal tersebut harus dikemukakan hal-hal yang menyangkut segala
aspek dari PPU, seperti: manajemennya, keuangannya, proyeksi-proyeksinya,
pemasaran produknya, dan lain-lain
○ Kemudian setelah PMV menilai proposal calon PPU dan menyetujuinya,
maka hubungan dilanjutkan dengan akta perjanjian. Untuk diingat bahwa
perjanjian antara kedua belah pihak tersebut tidak boleh lebih dari batas
waktu 10 tahun, sejak masuknya PMV terhadap PPU
○ Lazimnya dalam usaha ini, PMV akan turut ikut campur dalam menangani
manajemen dan PPU-nya. Karena seperti yang dikatakan di atas, bahwa
PMV tidak mensyaratkan adanya jaminan atas dana yang diberikan pada
PPU, sehingga apabila PPU mengalami kerugian, hal ini cukup riskan. Oleh
karena itu, dalam perjanjian yang yang diadakan, PPU tetap diwajibkan
memberikan laporan berkalanya yang menyangkut segala aktivitas dan
operasionalisasi yang ada kepada PMV.
Dari uraian di atas tampak bahwa para investor yang terjun ke dunia PMV pada
umumnya mengharapkan adanya keuntungan oleh PPU-nya. Dana yang dapat
dicakup oleh pihak PMV pada umumnya berasal dari bidang pertanian, perikanan,
industri kecil, dan beberapa agrobisnis lainnya.
Pemegang kartu kredit utama harus sudah berumur 21 tahun atau telah menikah dan
01
pemegang kartu kredit tambahan berumur minimal 17 tahun.
02 Penghasilan per bulan minimum dari pemegang kartu kredit adalah Rp3 juta.
Pengaturan jumlah kartu kredit dan plafon kredit bagi pemegang kartu dengan penghasilan
Rp3 juta - Rp10 juta antara lain:
● Jumlah maksimal penerbit kartu kartu kredit yang boleh memberikan fasilitas kartu kredit
kepada satu pemegang kartu adalah 2 (dua) penerbit kartu.
03 ● Jumlah total plafon kredit yang diberikan oleh semua penerbit kartu kredit kepada 1
pemegang kartu kredit adalah 3 (tiga) kali penghasilan bulanan.
● Tidak ada pengaturan khusus untuk pemegang kartu dengan penghasilan di atas Rp10
juta per bulan. Pengaturan tersebut dikembalikan kepada penerbit kartu untuk
disesuaikan dengan risk appetite masing-masing.