Anda di halaman 1dari 107

PENGAWASAN K3

PENANGGULANGA
N KEBAKARAN
Oleh :

muslim Gunawan, ST
1. Tujuan Pelaksanaan K3
• setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional;
• setiap orang lainnya yang berada di tempat
kerja perlu terjamin pula keselamatannya;
• setiap sumber produksi perlu dipakai dan
dipergunakan secara aman dan effisien;
. lanjutan 1. Tujuan Pelaksanaan K3

• untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera;


• meningkatkan kualitas tenaga kerja dan
peransertanya dalam pembangunan serta
peningkatan perlindungan tenaga kerja dan
keluarganya sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan;
• mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan
keluarganya dengan tetap memperhatikan
perkembangan kemajuan dunia usaha.
2. Pendekatan K3
• Pendekatan Hukum
• K3 merupakan ketentuan perundangan
• Pendekatan Ekonomi
• K3 mencegah kerugian
• Meningkatkan produktivitas
• Pendekatan Kemanusiaan
• Kecelakaan menimbulkan penderitaan
bagi sikorban/keluarganya.
• K3 melindungi pekerja dan masyarakat
• K3 bagian dari HAM
UU Nomor 1 Tahun 1970 dan Peraturan Pelaksanaannya

3. Ruang Lingkup Pelaksanaan K3


a. tempat kerja yang berasa di Wilayah
hukum Republik Indonesia
b. Tempat kerja yang mempunyai sumber
potensi bahaya
Lanjutan UU Nomor 1 Tahun 1970

4. Syarat keselamatan Kerja


dengan peraturan pemerintah dan peraturan menteri
diatur pedoman untuk :
 mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
 meminimalisasi cidera dan kerugian
 menciptakan tempat kerja yang sehat dan selamat
 menciptakan pekerjaan yang sehat dan selamat
Lanjutan UU Nomor 1 Tahun 1970

5. Pola Pelaksanaan K3
Pelaksanaan K3 dilaksanakan secara menyeluruh di

setiap kegiatan :
 perencanaan
 pembuatan/pemasangan
 pengangkutan, peredaran, perdagangan,
 pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan
penyimpanan
DASAR HUKUM
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 2 ayat (2)

Keselamatan kerja berlaku dalam tempat


kerja dimana :

dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan

a mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan


atau instalasi yang berbahaya atau dapat
menimbulkan kecelakaan, kebakaran
atau peledakan;
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 2 ayat (2)

Keselamatan kerja berlaku dalam tempat


kerja dimana :

dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan,

b diperdagangkan, diangkut, atau disimpan


bahan atau barang yang dapat meledak,
mudah terbakar, menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 3 ayat (1)

Dengan peraturan perundangan ditetapkan


syarat-syarat keselamatan kerja untuk :

b mencegah, mengurangi dan


memadamkan kebakaran

c Mencegah dan mengurangi bahaya


peledakan
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 3 ayat (1)
Dengan peraturan perundangan ditetapkan
syarat-syarat keselamatan kerja untuk :

memberi kesempatan atau jalan

d menyelamatkan diri pada waktu kebakaran


atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya

g mencegah dan mengendalikan timbul atau


menyebar luasnya suhu, asap, uap dan gas
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 9 ayat (3)

Pengurus diwajibkan menyelenggarakan


pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang berada dibawah pimpinannya,
dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan
kesehatan kerja, pula dalam pemberian
pertolongan pertama pada kecelakaan.
RUANG LINGKUP

1. Perencanaan, pembuatan, pemasangan


atau perakitan, penggunaan atau
pengoperasian, dan pemeliharaan sarana
proteksi kebakaran.
2. Personil yang bertanggung jawab dalam
K3 penanggulangan kebakaran.
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
PerMENAKER 12/2015, K3 LISTRIK

PERMENAKER 02/89, PROTEKSI PETIR


PENGENDALIAN KEP. MENAKER KEP. 187/1999,
ENERGI BAHAN KIMIA BERBAHAYA
PER. KHUSUS “EE”,
BAHAN MUDAH TERBAKAR
PER. KHUSUS “K”,
BAHAN MUDAH MELEDAK
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS K3
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PERMENAKER 04/80, APAR

PERMENAKER 02/83, ALARM KEBAKARAN

SARANA INSTRUKSI MENAKER 11/1997


Pengawasan Khusus K3
PROTEKSI
Penanggulangan Kebakaran :
KEBAKARAN • Pedoman Fire Rating
• Pedoman Springkler
• Standar Bangunan Indonesia
SURAT EDARAN MENAKER 13/2015
Peningkatan dan Pembinaan Pengawasan K3
Bidang Penanggulangan Kebakaran :
• Pengendalian energi
• Penyediaan sarana dan personil
• Pemeriksaan dan pengujian sarana
• Gladi berkala
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

PERMENAKER 04/87, P2K3

PERATURAN PEMERINTAH
NO. 50/2012, SMK3
MANAJEMEN
K3 KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999
UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA
KEPMENAKER No Kep 186/Men/1999
Pasal 2 ayat (1)

Pengurus atau pengusaha wajib


mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran, latihan
penanggulanggan kebakaran di
tempat kerja.
KEPMENAKER No Kep 186/Men/1999
Pasal 2 ayat (2)

a. Pengendalian setiap bentuk


energi
b. Penyediaan sarana deteksi,
alarm, pemadam kebakaran
dan sarana evakuasi
c. Pengendalian penyebaran
asap, panas dan gas
KEPMENAKER No Kep 186/Men/1999
Pasal 2 ayat (2)

d. Pembentukan unit
penanggulangan kebakaran di
tempat kerja.
e. Penyelenggaraan latihan dan
gladi penanggulangan
kebakaran secara berkala
KEPMENAKER No Kep 186/Men/1999
Pasal 2 ayat (2)

f. Memiliki buku rencana


penanggulangan keadaan darurat
kebakaran bagi tempat kerja yang
mempekerjakan lebih dari 50
(lima puluh )orang tenaga kerja
dan atau tempat kerja yang
berpotensi bahaya kebakaran
sedang dan berat
PENGERTIAN

Penanggulangan kebakaran adalah :


“segala upaya untuk mencegah timbulnya
kabakaran dengan berbagai upaya
pengendalan setiap perwujudan energi,
pengadaan sarana proteksi kebakaran dan
sarana penyelamatan serta pembentukan
organisasi tanggap darurat untuk
memberantas kebakaran”.
PENGERTIAN

Unit penanggulangan kebakaran ialah :


unit kerja yang dibentuk dan ditugasi untuk
menangani masalah penanggulangan
kebakaran di tempat kerja yang meliputi
kegiatan administrasi, identifikasi sumber-
sumber bahaya, pemeriksaan,
pemeliharaan dan perbaikan sistem
proteksi kebakaran
PENGERTIAN

Regu penanggulangan kebakaran adalah :


satuan tugas yang mempunyai tugas khusus
fungsional di bidang penanggulangan
kebakaran.

Ahli K3 Spesialis Penanggulangan


Kebakaran adalah :
tenaga teknis yang berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja.
Pembentukan Unit Penanggulangan
Kebakaran Memperhatikan :

 Jumlah Tenaga Kerja

 Klasifikasi Tingkat Bahaya


Kebakaran (ringan, sedang I, II,
III dan berat)

Ref. lampiran Kepmen 186/Men 1999


a PENGENDALIAN SEGALA BENTUK ENERGI

??? SOURCE ENERGY ???

PRINSIP K3 Data Penyebab Kebakaran


PENANGGULANGAN • Listrik
KEBAKARAN • Sambaran petir
• Listrik Statis
UU NO 1 TH 1970 • puntung Rokok yang
masih menyala
mencegah, • Api terbuka
mengurangi, dan • Pemotongan/ pengelasan
• Permukaan panas
memadamkan • Bunga api pembakaran
kebakaran, • Bunga api Mekanik
• Reaksi kimia
Data Penyebab Kebakaran
• Listrik
• Sambaran petir
• Listrik Statis
• puntung Rokok yang masih menyala
• Api terbuka
• Pemotongan/ pengelasan
• Permukaan panas
• Bunga api pembakaran
• Bunga api Mekanik
• Reaksi kimia
• Pecahan kaca
• faktor alam (Gunung meletus, gesekan
kayu, dll)
PENGENDALIAN RESIKO
PRINSIP KERUGIAN

K3
????????

Data KERUGIAN Kebakaran


20% HABIS TOTAL
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN Kendala :
? Sistem proteksi;
UU NO 1 TH 1970 ? Kesiapan personel;
? Manajemen
mencegah, ? Akses bantuan
mengurangi, dan FIRE PROTECTION
memadamkan kebakaran, - PASSIVE
- ACTIVE
PENGERTIAN

Sistem proteksi kebakaran pasif adalah :


sistem proteksi kebakaran yang terbentuk atau
terbangun melalui pengaturan penggunaan
bahan dan komponen struktur bangunan,
kompartemenisasi atau pemisahan bangunan
berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api,
serta perlindungan terhadap bukaan.

Reff. Permen PU No. 26/PRT/M/2008 ttg : Persyaratan teknis


Sistem proteksi kebakaran Pada bangunan gedung dan lingkungan
PENGERTIAN

Sistem proteksi kebakaran aktif adalah :


sistem proteksi kebakaran yang secara lengkap
terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik
manual ataupun otomatis, sistem pemadam
kebakaran berbasis air seperti springkler, pipa tegak
dan slang kebakaran, serta sistem pemadam
kebakaran berbasis bahan kimia, seperti APAR dan
pemadam khusus.
Reff. Permen PU No. 26/PRT/M/2008 ttg : Persyaratan teknis
Sistem proteksi kebakaran Pada bangunan gedung dan lingkungan
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

1. Passive Protection:
 Untuk Mengendalikan Kemungkinan
Terjadinya Kebakaran Dengan Cara
Menghalangi pergerakan nyala Api /
Kebakaran ( Mis: Band Wall )
 Untuk Membuat Agar Struktur / Bangunan
Lebih Tahan Lama Bila Terjadi Kebakaran (
Mis: Fire Proofing )
2. Active Fire Protection:
 Alat Yang Secara Fisik Lansung Dipakai
Untuk Memadamkan Kebakaran
Sistem proteksi kebakaran :

AKTIF :
1. APAR

2. ALARM

3. Sprinkler

4. Hydrant

5. detektor
Sistem proteksi kebakaran :

PASIF :

1. Tangga darurat 8.Pengendalian asap

2.Sarana evakuasi

3. Kompartemen

4. Pintu tahan api

5. Pemilihan bahan

6.Rambu evakuasi

7. Master point/assembly point


b PENYEDIAAN SARANA DETEKSI, ALARM,
PEMADAM KEBAKARAN & SARANA
EVAKUASI

ALAT PEMADAM API


RINGAN
Portable Fire
Extinguisher

Permenaker
No Per-04/Men/1980
Type
konstruksi Type
apakah ini ? konstruksi
  apakah
ini ?
Type Gas Cartrige

Ledakan tabung APAR ini mengakibatkan


Petugas Peran Kebakaran Meninggal karena
OVER PRESSURE
Setuju /Tidak setuju dan apa alasannya
Isilah titik titik pada kolom klas kebakaran dengan V bila
sesuai dan tanda X bila tidak sesuai!
Dan isilah pula bagaimana cara pemadamannya!
Klas

Media
Kebakaran A B C D Cara
Pemadaman
pemadaman
Isolasi Oksigen /
Selimut/kain/karung V V X X Smothering

Tepung kimia V V V V Memutuskan

rantai kimia

AIR V V X X cooling

Pasir X V X X smothering

Gas CO2 V X V V smothering


Jangka Waktu Pengujian Hidrostatik APAR

Media Pemadam Jangka waktu


pengujian
5 th
Air bertekanan tersimpan
5 th
Media basah
5 th
AFFF (Aqueous Film Forming Foam)
5 th
FFFP (Film Forming Fluoroprotein Foam)
5 th
Kimia kering dengan kerangka baja tahan karat
5 th
Karbon dioksida.
5 th
Kimia basah
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Teknis
Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan
Jangka Waktu Pengujian Hidrostatik APAR
Media Pemadam Jangka waktu
pengujian
Kimia kering, disimpan bertekanan, dengan 12 th
kerangka baja ringan, kerangka perunggu
kuningan, atau kerangka alumunium
Kimia kering, cartridge atau silinder, dengan 12 th
kerangka dari baja ringan.
Zat halogen 12 th
Bubuk kering, disimpan bertekanan, cartridge 12 th
atau silinder, dengan kerangka baja ringan.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Teknis


Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan
INSTALASI ALARM
TANDA BAHAYA KEBAKARAN

TUJUAN
PEMASANGAN INSTALASI ALARM
KEBAKARAN OTOMATIK BERTUJUAN UNTUK
MENDETEKSI KEBAKARAN SEAWAL

E MUNGKIN, SEHINGGA TINDAKAN


PENGAMANAN YANG DIPERLUKAN DAPAT
SEGERA DILAKUKAN.

Tindakan dalam keadaan Emergency Kebakaran


harus sudah berhasil diatasi.
sebelum 10 menit sejak penyalaan
DASAR HUKUM

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI


NO. PER-02/MEN/1983
TENTANG
INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK

Ruang lingkup
- Perencanaan
- Pemasangan,
- Pemeriksaan
- Pengujian
- Pemeliharaan
HYDRAN

1 1/2 Inc

2 1/2 Inc

2 1/2 Inc
Out door

SNI 03-1745-2000, Tata Cara


RESERVOAR Perencanaan dan Pemasangan
Sistem Pipa Tegak dan Slang Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran
Pada Bangunan gedung.
PERENCANAAN HYDRANT

KLASIFIKASI HUNIAN
Tingkat resiko bahaya kebakaran

Resiko Ringan Resiko Sedang Resiko Berat

Luas Luas Luas


1000-2000 m² 800-1600 m² 600-1200 m²
2 titik hydran, 2 titik hydran,
2 titik hydran,
tambahan 1 titik tambahan 1 titik
tambahan 1 titik Tiap 800 m² Tiap 600 m²
Tiap 1000 m²
SISTEM PIPA TEGAK DAN SLANG KEBAKARAN
(standpipe & hose)
Tekanan Laju Ukuran
minimum aliran minimum
► Tujuan : Menyediakan air minimum pipa
Bar / psi
bertekanan yang digunakan secara Liter/mnt tegak
manual untuk memadamkan
Klas I 6,9 bar 1893 liter 102 mm
kebakaran dengan prinsip
(2,5 inch) (100 psi) per menit (4 inch)
pendinginan (water cooling) di titik (500 gpm)
► Jenis sistem : Klas I (dengan terjauh
ukuran sambungan selang 2,5 Klas II 4,5 bar 379 liter
inch; Klas II (uk.samb.selang 1,5 (1,5 inch) (65 psi) per menit
inch) dan Klas III (gabungan) di titik (100 gpm)
► Tekanan dan laju aliran minimum terjauh
lihat tabel berikut
► Laju aliran minimum untuk pipa
tegak tambahan untuk Klas I dan Klas III Gabu- 1893 liter 102 mm
Klas III harus 946 //menit (250 (2,5 dan ngan per menit (4 inch
gpm) untuk setiap pipa tegak yg 1,5 inch) keduanya (500 gpm)
jumlahnya tidak melampaui 4731
l/mnt 91250 gpm)
KARAKTERISTIK TEKANAN HYDRANT

Standar tekanan pada


nozle teringgi & terjauh :
m

1 mak. (H1) = 7.0 kg/cm 2


2
H=

3 min. (H3) = 4.5 kg/cm 2

Diuji dengan membuka


3 titik nozle :
1. Nozle terjauh
Q = US GPM
2. Nozle pertengahan
3. Nozleterdekat

56
LOGO
INTENSITAS Fenomena Kebakaran

Flashover
3 - 10 menit

N
HA
STEADY
BU Fully development fires

SUR
UM

(600-1000 o C)
RT

Initiation

UT
PE

TIME
Source
Energy
Tim Pemadam Lokal Zona
Berhasil menguasai kebakaran Flash
Over

Spingkler
APAR
Alarm

Deteksi

Start

0 1 2 3 4
SISTEM PROTEKSI AKTIF JIKA GAGAL !!!!
Lengkap, memenuhi syarat Membesar dan MELUAS 
Responses cepat ……………………….. Tak terkendali

Alarm Flash
Detektor Over

Start
Spingkler
HYDRAN
APAR

0 1 2 3 4 5 6 7 8
 FIRE MAN
RESPONSE TIME ???
Kesiapan petugas ? Alarm
Data input :
Klasifikasi hunian : Ringan
Sedang I, II, III,
Berat
Khusus

Variabel : Peruntukan bangunan


Jumlah dan sifat penghuni
Konstruksi bangunan
Flammability dan Quantity Material
(Fire loads)

Standard klasifikasi sistem : Ukuran kepala sprinkler


60
Kepadatan pancaran
High zone
Medium Zone
Low zone

RESERVOAR
61
Sistem sprinkler otomatis :
03/14/2022 Created by ganjar budiarto 63
03/14/2022 Created by ganjar budiarto 64
Standar Kode warna dan suhu kerja
kepala springkler

NFPA 13, 1999 EDITION

atau = 57 oC – 77 oC

atau = 79 oC – 107 oC

= 121 oC – 149 oC

= 163 oC – 192 oC = 204 oC – 343 oC


KONSEP DESAIN SPRINKLER

Q = a x V (l/men)

Dasar perencanaan sprinkler


Kepadatan pancaran dibagian hidrolik tertinggi dan terjauh
Kepadatan pancaran Yaitu :
Debit air yang dipancarkan oleh empat kepala sprinkler
dirancang mampu menyerap energi kalor (beban api)
yang ada dalam area yang dibatasi oleh empat kepala sprinkler
Kepadatan
Pancaran =

Kepadatan Pancaran = mm/menit

Dalam table 3, “Panduan Pemasangan Sistem


Springkler untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Rumah dan Gedung“, 1987,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta,
untuk bahaya kebakaran ringan Q = 300 lt/menit
PERENCANAAN SPRINGKLER
Kepadatan pancaran

Resiko Ringan 2,25 mm/men


Luas mak. 84 m2

Resiko Sedang 5 mm/men


I 72 m2
II 144 m2
III 360 m2

Resiko Berat 7,5 - 12,5 mm/men


Luas mak. 260 m2
Ukuran kepala sprinkler
Klas hunian :
• Ringan : 10 mm - 3/8 in
• Sedang : 15 mm - ½ in
• Berat : 20 mm - 17/32 in

Kapasitas aliran
Q , gpm

Kepala Springkler
Tekanan
Psi 3/8 in 1/2 in 17/32 in

10 9 18 25
15 11 22 32
20 13 25,5 36
25 14,5 28,5 40
35 17 34 47
50 20 40 56,5
75 25 49,5 69
100 28,5 57 80
EVAKUASI

EXIT
EMERGENC EXIT
Y EXIT
SYARAT SARANA EVAKUASI :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
dst
SYARAT SARANA EVAKUASI a.l :

1 Aman sementara, terjamin kedap asap &


panas;
2 Tidak dikunci, tidak terhalang oleh benda
apapun;
3
3 Memiliki lampu darurat;
4
4 Bukaan pintu kearah pelarian;
5 Mudah dijangkau (pajang jarak tempuh
sependek mungkin)
SYARAT SARANA EVAKUASI a.l :

6 Ada petunjuk arah yang dapat dilihat


dalam keadaan gelap.

7
3 Panjang jarak tempuh mencapai pintu
keluar tidak melebihi 36 meter untuk risiko
ringan, 30 meter untuk risiko sedang dan
24 meter untuk risiko berat.
LATIHAN EVAKUASI
C PENGENDALIAN PENYEBARAN
ASAP, PANAS DAN GAS

NFPA 204
Standard for
Smoke and Heat
Venting

edisi 2000
d PEMBENTUKAN UNIT
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Petugas Peran Kebakaran 1

Regu Penanggulangan Kebakaran 2

Koordinator Unit Penanggulangan 3


Kebakaran

Ahli K3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran 4


sebagai penanggungjawab teknis
Ref. Kepmennaker No 186/1999

A
TUGAS POKOK SESUAI JABATAN
UTAMANYA

TUGAS:
membantu mengawasi pelaksanaan peraturan
perundang-undangan bidang penanggulangan
kebakaran;
memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat
yang ditunjuk sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
merahasiakan segala keterangan tentang rahasia
perusahaan atau instansi yang didapat
berhubungan dengan jabatannya;;
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

TUGAS POKOK SESUAI JABATAN


KELAS A
UTAMANYA

TUGAS:
memimpin penanggulangan kebakaran sebelum
mendapat bantuan dari instansi yang berwenang;
menyusun program kerja atau kegiatan
penanggulangan kebakaran
mengusulkan anggaran, sarana dan fasilitas
penanggulangan kebakaran kepada pengurus;
mengadakan koordinasi dengan instansi terkait;
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

TUGAS POKOK SESUAI JABATAN


KELAS B
UTAMANYA

TUGAS:
memimpin penanggulangan kebakaran sebelum
mendapat bantuan dari instansi yang berwenang;
menyusun program kerja atau kegiatan
penanggulangan kebakaran
mengusulkan anggaran, sarana dan fasilitas
penanggulangan kebakaran kepada pengurus;
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

TUGAS POKOK SESUAI JABATAN


KELAS C
UTAMANYA

TUGAS:

a. mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya


faktor yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran;
b. melakukan pemeliharaan sarana proteksi
kebakaran;
c. memberikan penyuluhan tentang penanggulangan
kebakaran pada tahap awal;
d. membantu menyusun buku rencana tanggap darurat
penanggulangan kebakaran;
KELAS C

TUGAS:

e. memadamkan kebakaran;
f. mengarahkan evakuasi orang dan barang;
g. mengadakan koordinasi dengan instansi
terkait;
h. memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan;
i. mengamankan seluruh lokasi tempet kerja;
j. melakukan koordinasi seluruh petugas
peran kebakaran.
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

TUGAS POKOK SESUAI JABATAN


KELAS D
UTAMANYA

TUGAS:

a. mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya


faktor yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran;
b. memadamkan kebakaran pada tahap awal;
c. mengarahkan evakuasi orang dan barang;
d. mengadakan koordinasi dengan instansi terkait;
e. mengamankan lokasi kebakaran.
PEDOMAN KERJA ANGGOTA REGU
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Dalam menjalankan tugas operasionalnya harus
berlandaskan pada :

Peraturan perundangan 1
yang berlaku

Standar dan pedoman yang 2


berlaku
3
SOP yang telah ditetapkan
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)

DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN


……………….. K3 ………………..

1/300(ringan/sedang I)
DEVISI
1/<300(sedang II,III, berat)
FIRE
FIRE MENS
Koordinator
SUB UNIT ………..
1/100
1/100(ringan/sedang I)
PERAN 1/<100(sedang II,III, berat)
KEBAKARAN
……….2/25
Ref. Kepmennaker No 186/1999
STRUKTUR
PENANGGUNG JAWAB UMUM ORGANISASI
(PENGURUS/MANAJEMEN) K3

DEPARTEMEN K3/P2K3
(Ahli K3)

PENANGGUNG JAWAB (Klas A)


UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PETUGAS REGU
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN (C)
KOORDINATOR SUB UNIT (B)
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PETUGAS (D)
PERAN KEBAKARAN

Ref. Kepmennaker No 186/1999


PEMBENTUKAN UNIT PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

A PENANGGUNG JAWAB
TEKNIK K3 PK

B Tingkat Ahli Madya


KOORDINATOR UNIT PK

C Tingkat Ahli Pratama


REGU PENANGGULANGAN KEBAKARAN

D Tingkat Dasar II
PETUGAS PERAN KEBAKARAN
Tingkat Dasar I

Ref. Kepmennaker No 186/1999


e PENYELENGGARAAN LATIHAN DAN GLADI
PENANGGULANGAN KEBAKARAN SECARA BERKALA
Sosialisasi
EMERGENC EXIT
Y EXIT
www.themegallery.co Company Logo
m
www.themegallery.co Company Logo
m
www.themegallery.co Company Logo
m
f BUKU RENCANA PENANGGULANGAN
KEADAAN DARURAT KEBAKARAN

Berisi Mengenai :
1• Informasi tentang sumber potensi bahaya
kebakaran & cara penanggulanganya/
pencegahannya.
2• Jenis, cara pemeliharaan & penggunaan.
sarana proteksi kebakaran di tempat kerja
3 • Prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan
dengan pencegahan bahaya kebakaran.
4 • Prosedur dalam menghadapi keadaan
darurat kebakaran.
STRUKTUR ORGANISASI
PENANGGULANGAN SITUASI DARURAT

Penanggung Jawab

KOORDINATOR
WAKIL

KT Inti
K Unit

WKL WKTI

KPK KPD KE KP3K TPK TPD TRS TP3K TME TPL UU

Keterangan :
Keterangan : KTInti : Koordinator Tim Inti
WKTI : Wakil Koordinator Tim Inti
K Unit : Kepala Peran Unit
TPK : Tim Pemadam Kebakaran
WKL : Wakil K. Unit TPD : Tim Pengaman Dokumen
KPK : Kelompok Pemadam Kebakaran TRS : Tim Rescue
KPD : Kelompok Pengaman Dokumen TP3K : Tim P3K
KE : Kelompok Evakuasi TME : Unit Mecanical, Electrical & Plumbing
TP3K : Kelompok P3K TPL : Unit Pengamanan Lokasi
UU : Unit Urusan Umum
Contoh skema keadaan darurat

60
JAWABAN :

Klas

Media
Kebakaran A B C D Cara
Pemadaman
pemadaman
V V X X Smothering
Selimut/kain/karung
V V V V Breaking chain
Tepung kimia
V V X X Cooling/smothering
AIR
X V X X Smothering
Pasir
X V X X Cooling/smothering
Busa
V V V X Dilution/cooling/
smothering
Gas CO2
SYARAT SARANA EVAKUASI

1 Aman sementara, terjamin kedap asap & panas;


2 Tidak dikunci, tidak terhalang oleh benda apapun;
3 Memiliki lampu darurat;
4 Bukaan pintu kearah pelarian;
5 Mudah dijangkau (pajang jarak tempuh sependek
mungkin)
6 Ada petunjuk arah yang dapat dilihat dalam keadaan
gelap.
TUGAS
1. Buatlah rute evakuasi dari ruangan Saudara
s.d titik kumpul. Sosialisasikan kepada
tenaga kerja!
2. Buatlah prosedur menghadapi kebakaran
dan sosialisasikan kepada tenaga kerja!
3. Buatlah prosedur pemadaman api dengan
apar. Sosialisasikan kepada tenaga kerja!
TUGAS
4. Buatlah Informasi tentang sumber
potensi bahaya kebakaran di salah satu
ruangan dengan potensi bahaya
kebakaran tinggi dan buat cara
pencegahannya. Sosialisasikan kepada
tenaga kerja!
5. Buatlah skema darurat kebakaran dan
sosialisasikan kepada seluruh petugas!
Buatlah identifikasi potensi bahaya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai