Anda di halaman 1dari 35

Diskusi Topik

PENYAKIT JANTUNG
REMATIK
Oleh:

Andrey Dwi Fajriansyah


Jelita Sri Agustin
Muhammad Kurnia Caesar
Nabila Cindi Ediwi

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN KARDIOVASKULAR


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU
2021
DEFINISI
Penyakit jantung reumatik adalah gejala sisa berupa cacat pada katup jantung
akibat demam reumatik sebelumnya. Demam reumatik adalah sindrom klinis
yang menyertai faringitis oleh kuman ß-Steptokokus hemolitikus grup A.

Demam reumatik
3 minggu setelah faringitis streptokokus grup A

Mempengaruhi : kulit, otot, persendian, dan jantung

Fibrosis progresif dari katup jantung

Penyakit Jantung Reumatik


EPIDEMIOLOGI
Global
15,6 juta orang dengan Penyakit Jantung Rematik, sekitar 1,9 juta lainnya dengan riwayat
Demam Rematik Akut yang tidak sampai menjadi karditis dan masih memerlukan
perawatan pencegahan

negara maju << negara berkembang:


berhubungan dengan sosial ekonomi yang
rendah, pelayanan kesehatan yang kurang
memadai, infeksi tenggorok yang tidak
diobati atau penanganan yang lambat,
lingkungan yang padat, industrialisasi,
dan urbanisasi

Insiden penyakit jantung rematik tertinggi di Oseania, Afrika


sub-Sahara tengah, dan Asia Selatan.

Prevalensi jantung rematik di Indonesia sebesar 0,3 hingga 0,8% dengan


rentang usia 5 hingga 15 tahun
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko dari demam rematik dan penyakit jantung rematik adalah:

1. Usia

Demam Reumatik : rentang usia 5 – 14 tahun


Puncak prevalensi PJR : 20 – 30 tahun
2. Jenis kelamin

Demam rematik secara merata mengenai laki-laki maupun perempuan dengan proporsi yang
seimbang, namun penyakit jantung rematik lebih sering terjadi pada perempuan
3. Berbagai faktor lingkungan juga berperan

Lingkungan rumah yang ramai, status ekonomi, akses ke pelayanan kesehatan, faktor
nutrisi
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
Diagnosis
KRITERIA JONES

Kriteria Mayor Kriteria Minor


Karditis Demam
Poliarthritis Poliatralgia
Chorea LED (≥ 60 mm) dalam satu
jam pertama atau CRP ≥ 3.0
mg/dL

Erythema marginatum PR interval memanjang

Subcutaneous nodul

Diagnosis demam rematik didasarkan pada kriteria Jones, bila terdapat


2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor ditambah 2 kriteria minor
Diagnosis
Bukti adanya infeksi streptokokus grup A beta hemolyticus dalam 45 hari
sebelumnya:

Peningkatan titer ASTO >333 unit untuk anak-anak dan >250


untuk dewasa atau peningkatan antibodi streptokokkus yang
lain pada hari ke 45
Kultur tenggorokan positif

Rapid antigen terhadap streptokokkus grup A


Riwayat demam skarletina
Kategori diagnostik Kriteria
Dua mayor atau satu mayor dan dua
Demam Reumatik serangan pertama minor ditambah dengan bukti infeksi
Streptococcus beta hemolyticus group A
sebelumnya

Demam Reumatik serangan berulang Dua mayor atau satu mayor dan dua
tanpa PJR minor ditambah dengan bukti infeksi
Streptococcus beta hemolyticus group A
sebelumnya

Demam Reumatik serangan berulang Dua minor ditambah dengan bukti


dengan PJR infeksi Streptococcus beta hemolyticus
group A sebelumnya

Korea Reumatik Tidak diperlukan kriteria mayor lainnya


atau bukti infeksi Streptococcus beta
hemolyticus group A

PJR (stenosis mitral murni atau Tidak diperlukan kriteria lainnya untuk
kombinasi dengan insufisiensi mitral mendiagnosis sebagai PJR
dan/atau gangguan katup aorta)
Diagnosis
■ Anamnesis
 Riwayat infeksi tenggorok sebelumnya?
 Apakah Karditis
ada keluhan nyeri menelan
sebelumnya?  Adakah sesak? Apakah sesak
 Apakah disertai gejala batuk dan mata merah? dipengaruhi aktivitas?
 Dispnea on effort?
 Adakah sesak pada malam hari?
 Adakah keluhan demam?  Paroxysmal Nocturnal Dyspnea?
 Adakah sesak yang terjadi pada
 Adakah nyeri tekan pada kelenjar leher? posisi berbaring dan hilang pada
posisi duduk?
 Orthopnea?
 Adakah nyeri dada? Bagaimanakah
sifat nyeri?
 Adakah pembengkakan (udem)?
Diagnosis
Poliartritis
 Apakah ada bengkak yang terjadi tiba-
tiba pada sendi-sendi besar (lutut,
pergelangan kaki atau tangan,
paha,lengan, siku dan bahu)
sebelumnya?
 Apakah bengkak pada sendi simetris
dan berpindah?
 Apakah bengkak tersebut disertai
nyeri?

Eritema marginatum
 Adakah bercak kemerahan yang tidak
gatal?
 Apakah bercaknya seakan-akan
menjauhi pusat lingkaran?
 Apakah bercak berpindah-pindah?
Diagnosis
Korea
 Adakah gerakan-gerakan yang tidak
disadari?
 Adakah kelemahan otot?
 Adakah ketidakstabilan emosi?

Nodul Subkutan
 Adakah teraba massa padat?
 Apakah massa tersebut tidak terasa nyeri,
mudah digerakkan dari kulit di atasnya?
Pemeriksaan Penunjang

 EKG : pemanjangan PR interval


 Foto toraks : kardiomegali  karditis
 Peningkatan ASTO atau antibodi streptococcus group A
 Kultur tenggorok positif
 Tes antigan cepat untuk streptococcus grup A
TATALAKSANA
TATALAKSANA
 Non farmakologis
Terapi non farmakologi pada penyakit jantung rematik yaitu tirah baring yang dilanjutkan
dengan mobilisasi
 Farmakologis
1. Antibiotik untuk streptococcus group A - haemolytic sebagai pencegahan primer terdiri
dari:
a. Benzatin penisilin: 1,2 juta U IM (BB <27 Kg: 600.000 U IM)
b. Phenoxymethil Penicilin (Penicilin V) selama 10 hari
- Dewasa dan remaja : 750 - 1000 mg/hari dibagi 2 - 4 dosis
- Anak : 500 – 750 mg/hari dibagi 2 – 3 dosis
o Amoxicilin : 25 – 50 mg/KgBB/hari dibagi 3 dosis (dosis maksimal 750-1000
mg/hari) selama 10 hari
Apabila alergi terhadap penicilin, maka dapat diberikan:
o Chepalosporin spectrum sempit (cephalexin, cefadroxil) per-oral dengan dosis bervariasi selama
10 hari
o Clindamycin 20 mg/KgBB/hari per-oral dibagi 3 dosis (maksimal 1.8 gram/hari) selama 10 hari;
o Azitromycin 12 mg/KgBB per-oral sekali sehari (maksimal 500 mg) selama 5 hari
o Clarithromycin 15 mg/KgBB/hari per-oral dibagi dalam 2 dosis (maksimal 500 mg) selama 10
hari.

Pemeriksaan kultur dapat diulang 2-7 hari pasca selesai pemberian antibiotik.
2. Anti radang untuk karditis dan poliarthritis migrans
o Prednison: 2 mg/KgBB/hari (maksimal 80 mg/hari) selama 2 minggu, kemudian di sapih
20-25% tiap minggu atau
o Salisilat: 100 mg/KgBB dibagi 4-5 dosis (maksimal 6 g/hari) selama 2 minggu, kemudian
60-70 mg/KgBB/hari selama 3-6 minggu.
3. Gagal jantung
- Tempat perawatan:
• Gagal jantung berat dirawat di ruang rawat intensif
• Gagal jantung sedang dirawat di ruang intermediate
• Gagal jantung ringan dirawat di ruang rawat biasa
-Lama perawatan dan mobilisasi tergantung kondisi jantung
- Restriksi cairan dan diet rendah garam,
- Obat-obatan anti gagal jantung diuretik, ACE-I +/- digoxin
- Bila terdapat efusi perikard yang berakibat tamponade maka perlu dilakukan punksi
perikard
4. Chorea
o Chorea dapat hilang sendiri setelah tirah baring dan eradikasi kuman streptococcus group
– A haemolytic.
o Pengobatan simptomatik dapat diberikan clorpromazin, diazepam atau haloperidol.
TERAPI PENCEGAHAN SEKUNDER
Terapi pencegahan sekunder dilakukan apabila sudah terbukti terdapat penyakit jantung rematik pada
pasien demam rematik akut. Adapun terapi yang direkomendasikan adalah sebagai berikut.
TERAPI PEMBEDAHAN
● Mitral Regurgitasi Pada Orang Dewasa

● Mitral Regurgitasi Pada Anak


● Mitral Stenosis Pada Orang Dewasa dan Anak

● Aorta Regurgitasi Pada Orang Dewasa


● Aorta Regurgitasi Pada Anak
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI
 Komplikasi penyakit jantung
rematik laten sampai komplikasi
berkembang di akhir.

 Komplikasi yang dapat terjadi bila


tidak ditatalaksana dengan tepat
adalah endokarditis infektif,
peristiwa emboli, gagal jantung,
hipertensi pulmonal, dan fibrilasi
atrium
PROGNOSIS
Pasien dengan riwayat
demam rematik berisiko Insiden penyakit jantung
tinggi mengalami rematik setelah 10 tahun
kekambuhan. Resiko adalah sebesar 34% pada
kekambuhan tertinggi pasien dengan tanpa
dalam kurun waktu serangan demam reumatik
5 tahun sejak episode berulang
awal.

Risiko karditis dan Pasien dengan serangan


kerusakan katup demam rematik yang
lebih besar berulang kejadian RHD
meningkat menjadi 60%.
PENCEGAHAN
Pengobatan radang tenggorokan dengan
strategi penting adalah mencegah
antibiotik yang tepat akan mencegah demam
demam rematik terjadi.
rematik
seorang pasien dengan demam
Strategi untuk mencegah infeksi streptokokus
rematik, penting untuk mencegah
tambahan : mengobati pasien dengan antibiotik
infeksi streptokokus tambahan karena
jangka waktu lama.
dapat menyebabkan episode lebih
Antibiotik yang paling efektif dalam mencegah
lanjut dari demam rematik dan
infeksi lebih lanjut : penisilin benzathine G, injeksi
kerusakan tambahan pada katup
intramuskular setiap 3-4 minggu.
jantung
Untuk negara-negara di mana penyakit jantung rematik adalah endemik, strategi utama untuk
pencegahan,pengendalian dan eliminasi meliputi:

 memastikan pasokan antibiotik yang terjamin kualitasnya secara konsisten untuk


pencegahan primer dan sekunder
 perencanaan, pengembangan dan penerapan program untuk pencegahan dan
pengendalian penyakit jantung rematik
TERIMAKASIH
Mohon arahan dan bimbingannya

Anda mungkin juga menyukai