Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN

PROYEK
Kelompok 3
Nama anggota kelompok :
1. Mahung Silobabalo Siru Tariyu ( B1031201167 )
2. Melania Faulina ( B1031201173 )
3. Sayyidah Hakimah ( B1031201176 )
4. Tenniki Febrina ( B1031201182 )
1. Arti penting Manajemen Proyek
Manajemen proyek melibatkan tiga fase :
1. Perencanaan
2. Penentuan jadwal
3. Pengendalian

2. Perencanaan Proyek
Memastikan program yang ada saat ini tetap berlangsung dengan lancar dengan basis
harian, sementara proyek baru selesai dengan berhasil.
 Manajer Proyek
Manajer proyek adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk merencanakan,
mengarahkan, dan mengintegrasikan usaha kerja dari anggota untuk mencapai tujuan
proyek.
 Struktur Perincian Kerja
Sebuah deskripsi atau gambaran hierarki dari sebuah proyek ke dalam komponen yang
jauh lebih detail beserta biaya yang terkait dengannya.
3. Penentuan Jadwal Proyek
Pengurutan dan pembagian waktu ke semua aktivitas proyek. Salah satu pendekatan penentuan
jadwal grafik Gantt (Gantt Chart). Gantt Chart merupakan salah satu cara yang mudah untuk
membantu manajer memastikan bahwa :
1) Aktivitas direncanakan
2) Urutan kerja di dokumentasikan
3) Waktu aktivitas di estimasi dan dicatat
4) Waktu proyek keseluruhan dikembangkan

4. Pengendalian Proyek
Program dalam pengendalian proyek menghasilkan keragaman laporan yang amat luas,
termasuk :
1. Detail biaya pecahan tiap tugas
2. Kurva pekerja total
3. Tabel distribusi biaya
4. Biaya fungsional dan ringkasan jam
5. Peramalan bahan mentah dan pembelanjaan
6. Laporan varians
7. Laporan analisis waktu
8. Laporan status kerja
5. Teknik Manajemen Proyek PERT dan CPM
• PERT (Program Evaluation Review Technique) adalah Teknik Manajemen proyek yang
menggunakan tiga perkiraan waktu untuk tiap kegiatan
• CPM (Critical Path Method) adalah teknik menajemen proyek yang menggunakan
hanya satu faktor waktu per kegiatan.

TEKNIK MANAJEMEN PROYEK :


Teknik Manajemen Proyek terbagi menjadi tiga, yaitu :
1. PERT DAN CPM Program Evaluation and Review Technique – PERT : teknik
manajemen proyek yang menggunakan tiga perkiraan waktu untuk tiap kegiatan.
2. Critical Path Method – CPM : teknik manajemen proyek yang menggunakan hanya
satu faktor waktu per kegiatan.
3. Jalur kritis : jalur waktu terpanjang melalui suatu jaringan.
A. Kerangka Kerja PERT dan CPM
Kerangka kerja PERT dan CPM mengikuti enam langkah dasar, yaitu :
1. Mendefinisikan proyek dan menyiapkan struktur pecahan
2. Membangun hubungan antara kegiatan. Memutuskan hubungan mana yang harus lebih dulu dan
mana mengikuti yang lain.
3. Menggambarkan network keseluruhan proyek
4. Menetapkan perkiraan waktu dan/atau biaya tiap kegiatan
5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan yang disebut jalur kritis.
6. Menggunakan jarinagn untuk membantu perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek.

Langkah ke-5, menetukan jalur kritis, adalah bagian utama dalam pengendalian proyek. Kegiatan
pada jalur kritis mewakili tugas yang akan menunda keseluruhan proyek, kecuali bila mereka dapat
diselesaikan tepat waktu.
Manajer mempunyai keleluasaan untuk menghitung tugas penting dengan mengidentifikasi
kegiatan yang kurang penting dan melakukan perencanaan ulang, penjadwalan ulang, dan
pengalokasian ulang sumber daya manusia dan uang.
B . Diagram Jaringan dan Pendekatan
Langkah pertama dalam PERT dan CPM adalah membagi keseluruhan proyek menjadi
kegiatan-kegiatan yang berarti menurut struktur pecahan kerja. Ada dua pendekatan
untuk menggambarkan jaringan proyek :
1. Aktivitas pada titik simpul (activity-on-node – AON)
2. Aktivitas pada tanda panah (activity-on-arrow-AOA)

Pebandingan antara konvensi jaringan AON dan AOA


6. Penentuan jadwal proyek
Dalam menentukan jadwal proyek kita perlu melakukan analisis jalur kritis
(critical path analysis) CPA merupakan jalur terpanjang yang melalui suatu jaringan.
Untuk menentukan jalur kritis kita perlu menghitung " waktu awal dan akhir untuk
masing-masing aktifiitas, sebagai berikut:
•  Permulaan paling awal (earlist start─ES) adalah waktu paling awal dimana
sebuah aktivitas bisa dimulai, asumsikan semua aktivitas pendahulunya telah selesai.
•  Penyelesaian paling awal (earliest finish─EF) adalah waktu paling awal dimana
sebuah aktivitas bisa diselesaikan.
•  Permulaan paling akhir (latest start─LS) adalah waktu paling lambat
dimanasebuah aktivitas bisa dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaiandari
keseluruhan proyek.
•  Penyelesaian paling akhir (latest finish─LF) adalah waktu paling lambat dimana
sebuah aktivitas harus selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian dari
keseluruhan proyek.
1. Lintas Depan (Forward Pass)
Untuk menunjukkan secara jelas jadwal aktivitas pada jaringan proyek, maka digunakan notasi yang ditunjukkan
pada Gambar di bawah :

( keterangan : Notasi yang digunakan dalam Titik Simpul untuk Lintas Depan dan Lintas Belakang)

(-) Pengaturan Waktu Mulai Paling Awal


adalah sebelum sebuah aktivitas bisa dimulai, semua aktivitas pendahulunya yang terdekat harus sudah selesai:
  Jika sebuah aktivitas pendahulu terdekat tunggal, ES sama dengan EF dari aktivitas pendahulunya.
  Jika sebuah aktivitas memiliki banyak aktivitas pendahulu terdekat, ES merupakan nilai maksimal dari
semua nilai EF dari aktivitas pendahulunya, yaitu:
ES = Maksimal {EF dari semua pendahulu terdekat}
(-) Pengaturan Waktu Selesai Paling Awal
adalah waktu selesai paling awal (EF) dari sebuah aktivitas jumlah dari waktu mulai yang paling awal (ES) dan
waktu aktivitas itu sendiri, yaitu:
EF = ES + Waktu aktivitas
2. Lintas Belakang (Backward Pass)
Seperti halya lintas depan dimulai dengan aktivitas pertama dalam proyek, lintas belakang
(backward pass) dimulai dengan aktivitas terakhir dalam proyek. Untuk masing-masing aktivitas,
pertama menentukan nilai LF-nya, diikuti dengan nilai LS. Dua peraturan berikut digunakan dalam
proses ini.
(-) Peraturan Waktu Selesai Paling Lambat
adalah peraturan yang didasarkan pada fakta bahwa sebelum sebuah aktivitas bisa dimulai, semua
aktivitas sebelumnya harus diselesaikan terlebih dahulu.
  Jika sebuah aktivitas merupakan sebuah aktivitas pendahulu terdekat untuk hanya satu
aktifitas, nilai LF-nya sama dengan nilai LS dari aktivitas yang mengikuti setelahnya.
  Jika sebuah aktivitas merupakan sebuah aktivitas pendahulu terdekat bagi lebih dari satu
aktivitas, nilai LF-nya merupakan nilai minimal dari semua nilai LS dari semua aktivitas yang
mengikuti setelahnya, yaitu:
LF = Minimal {LS dari semua aktivitas yang mengikuti setelahnya}
(-) Peraturan Waktu Mulai Paling Lambat
adalah waktu mulai paling lambat (LS) dari sebuah aktivitas merupakan perbedaan dari waktu selesai
paling lambat (LF) dan waktu aktivitasnya, yaitu:
LS = LF – Waktu aktivitas
3. Menghitung Waktu Perpanjangan dan Mengidentifikasi Jalur Kritis
Setelah kita menghitung waktu paling awal dan paling lambat untuk semua aktivitas, mudah
untuk menemukan jumlah dari waktu perpanjangan (slack time) yang dimiliki dari masing-masing
aktivitas. Waktu perpanjangan merupakan suatu rentang waktu sebuah aktivitas bisa ditunda tanpa
menunda keseluruhan proyek. Secara matematis adalah:
o Waktu perpanjangan = LS – ES atau
o Waktu perpanjangan = LF – EF
Aktivitas dengan waktu perpanjangan nol disebut dengan aktivitas kritis (critical activity) dan
dikatakan berada pada jalur kritis (critial path). Jalur kritis merupakan sebuah jalur terus menerus
melalui jaringan proyek dimana memenuhi syarat sebagai berikut:
•  Dimulai pada aktivitas pertama dalam proyek
•  Berakhir pada aktivitas terakhir dalam proyek
•  Termasuk hanya aktivitas kritis (misalnya, aktivitas dengan tanpa adanya waktu
perpanjangan)
Waktu perpanjangan Total adalah menunda masing-masing aktivitas selama beberapa waktu misal
satu minggu menyebabkan bukan hanya aktivitas tersebut kehilangan waktu perpanjangnya, tetapi
juga aktivitas lainnya. Biasanya ketika dua atau lebih aktivitas nonpenting muncul berturut-turut
dalam sebuah jalur, mereka berbagi total waktu perpanjangan total.
7. Variabilitas dalam Waktu Aktivitas
PERT (Program Evaluation and Review) adalah suatu model jaringin yang mampu memetakan waktu
penyelesaian kegiatan yang acak. Kemampuan PERT untuk menangani tiga estimasi waktu
memungkinkan kita untuk menghitung probabilitas dimana kita bisa menyelesaikan proyek sesuai target
1. Tiga Estimasi Waktu dalam PERT
• Waktu optimis (optimistic time) (a): Waktu penyelesaian aktivitas terbaik yang bisa diperoleh
dalam sebuah jaringan PERT.
• Waktu pesimis (pessimistic time) (b): Waktu aktifitas terburuk yang bisa diharapkan dalam sebuah
jaringan PERT.
• Waktu yang paling mungkin (most likely time) (m): Waktu yang paling mungkin untuk
menyelesaikan sebuah aktivitas dalam sebuah jaringan PERT.

Gambar distribusi Probabilitas Beta dengan Tiga Estimasi Waktu


Rumus untuk menemukan waktu aktivitas yang diharapkan:
T= (a+4m+b)/6
Rumus untuk menghitung penyebaran/varian dari waktu penyelesaian aktivitas:
Varian: [(b-a)/6]2
Contoh:
Julia Ann Williams dan tim manajemen proyek di Milwaukee Paper menginginkan sebuah nilai dan varian
yang diharapkan untuk aktifitas F dimana:
a= 1 minggu, m=2 minggu, b= 9 minggu
Jawab:
t= = = 3 minggu
Varian=[(9-1)/6]2= [(8)/6]2 = =1.78

2. Probabilitas Penyelesaian Proyek


Varian proyek dihitung dari dihitung dengan menjumlahkan varian dari aktivitas-aktivitas kritis
Varian proyek =
Journal of Economic, Management, Accounting and Technology (JEMATech) Vol. 4, No. 2, Agustus 2021
p-ISSN : 2622-8394 | e-ISSN : 2622-8122 https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jematech DOI:
https://doi.org/10.32500/jematech.v4i2.1925 194 Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah
serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang unik dan hanya
dilakukan dalam periode tertentu (temporer) (Mahersi, 2002). Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai
satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya
tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah
digariskan dengan jelas (Soeharto, 1999).
Proyek merupakan bagian dari program kerja suatu organisasi yang sifatnya temporer untuk
mendukung pencapaian tujuan organisasi, dengan memanfaatkan sumber daya manusia maupun
non sumber daya manusia (Sepry Rantesalu, 2019). Secara umum terdapat tiga indikator yang
menunjukan keberhasilan suatu proyek (Suharto, Imam, 1997 ), yaitu: a. On time (tepat waktu),
yaitu kesesuaian penyelesaian waktu pekerjaan dengan jadwal yang sudah ditentukan. b. On
specification (tepat spesifikasi/kualitas), dari sepesifikasi yang sudah ditentukan, pemilik
pekerjaan menginginkan kualitas yang bagus. c. On budget (tepat anggaran/biaya) Manajemen
Proyek Ervianto (2002) menyatakan bahwa manajemen proyek adalah semua perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya
proyek untuk menjamin proyek secara tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu. CPM CPM pada
dasarnya menitik beratkan pada persoalan keseimbangan antara biaya dan waktu penyelesaian
proyek-proyek yang besar. CPM membuat asumsi bahwa waktu kegiatan diketahui pasti,
sehingga hanya diperlukan satu faktor untuk tiap kegiatan. Pada CPM dipakai cara
“deterministik”, yaitu memakai satu angka estimasi (Heizer dan Render, 2006). PERT PERT atau
Project Evaluation and Review Technique adalah sebuah model Management Science untuk
perencanaan dan pengendalian sebuah proyek (Siswanto, 2007).
Metode PERT memberi asumsi pada durasi aktivitas sebagai hal yang probabilistik
(stochastic) dikarenakan aktivitas konstruksi bervariasi. Menurut Soeharto (1999),
mengingat besarnya pengaruh angka-angka a, m, dan b dalam metode PERT, maka
beberapa hal perlu diperhatikan dalam menentukan angka estimasi, diantaranya:
a. Estimator perlu mengetahui fungsi dari a, m, dan b dalam hubungannya
dengan perhitungan-perhitungan dan pengaruhnya terhadap metode PERT.
b. Didalam proses estimasi angka-angka a, m, dan b bagi masing-masing
kegiatan, jangan sampai dipengaruhi atau dihubungkan dengan target kurun waktu
penyelesaian proyek.
c. Bila tersedia data-data pengalaman masa lalu (historical record), maka data demikian
akan berguna untuk bahan pembanding dan banyak membantu mendapatkan hasil
yang lebih meyakinkan. Dari kurva distribusi (Gambar 1.) dapat dijelaskan arti a, b,
dan m. Kurva waktu yang menghasilkan puncak kurva adalah m. Kurva a dan b
terletak dipinggir kanan kiri dari kurva distribusi, yang menandai batas rentang
waktu kegiatan
Perbedaan CPM dan PERT Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalah
sebagai berikut:
a. CPM dan PERT pada dasarnya serupa, bedanya CPM adalah teknik deterministic sedangkan
PERT bersifat probabilistik. B
b. Pada teknik deterministic (CPM), waktu kegiatan diasumsikan diketahui dengan pasti,
sehingga merupakan nilai tunggal, Sedangkan pada PERT waktu kegiatan merupakan
variable random yang memiliki distribusi probabilistik.
c. Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama serta
terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu
waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu proyek.
d. PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah dikerjakan,
sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas yang sudah
pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh
evaluator.
e. Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya proyek
turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya.
f. Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil), sedangkan pada CPM
tanda panah adalah kegiatan.
8. Trade-off dan mempersingkat Biaya-Waktu Proyek
Proses yang diperpendek durasinya dengan cara yang paling murah disebut dengan mempersingkat (crashing)
proyek.
• CPM merupakan sebuah teknik dimana masing-masing aktivitas memiliki sebuah waktu normal atau
standart yang digunakan dalam perhitungan. Terkait dengan waktu normal ini adalah biaya normal dari
aktivitas. Namun, waktu lain dalam manajemen proyek adalah crash time, yang didefinisikan sebagai durasi
yang paling pendek yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah aktivitas. Terkait dengan waktu singkat ini
adalah crash cost (memperkecil biaya) dari aktivitas. Biasanya, bisa memperpendek atau mempersingkat
sebuah aktivitas dengan menambah sumber daya ekstra ke dalam aktivitas tersebut. Dengan demikian, adalah
logis untuk memperkecil biaya dari sebuah aktivitas menjadi lebih tinggi dibandingkan biaya normal.

Dalam memilih aktivitas mana yang akan dipercepat, dan seberapa banyak, berikut hal-hal yang perlu
diperhatikan:
1.  Jumlah dimana sebuah aktivitas dipercepat itu dimungkinkan
2.  Jika dilakukan, durasi aktivitas yang diperpendek akan memungkinkan untuk menyelesaikan proyek
sesuai dengan tenggat waktu
3.  Biaya total dari mempersingkat sebuah proyek semurah mungkin
Untuk mempersingkat suatu proyek melibatkan 4 langkah yaitu :
  Langkah 1 : Menghitung biaya singkat per minggu (periode waktu lain) untuk
masinng-masing aktivitas dalam jaringan klerja. Jika biaya singkat adalah sejajar
sepanjang waktu, formula bherikut bisa digunakan. Yaitu Biaya singkat per periode =
(biaya singkat-biaya normal) : (waktu normal-waktu singkat)
  Langkah 2 : Menggunakan waktu aktivitas saat ini, temukan jalur kritis dalaam
jaringan proyek. Identifiksi aktivits-aktivits kritis.
  Langkah 3 : Jika terdapat satu jalurkritis, kemudian pilih aktivitas pada jalur
kritis ini yang (a) masih bisa dipersingkat (crashed) dan (b) memiliki biaya singkat
per periode yang paling kecil. Mempersingkat akktivitas ini selama satu periode. Jika
terdapat lebih dari satu jalur kritis, kemudian pilih satu aktivitas dari masing-masing
jalur kritis dimana (a) masing-masing aktivitas yang dipilih masih bisa dipercepat da
(b) total biaya singkat per periode dari semua akttivivtas yang dipilih merupakan
yang paling kecil. Mempersingkat masing-masing aktivitas satu periode .
  Langkah 4 : Perbarui semua waktu aktivitas.jika waktu yang diinginkan telah
tercapai, berhenti. Jika tidak, kembali ke langkah 2.
SEKIAN
dan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai