Anda di halaman 1dari 27

Update Tatalaksana COVID-19

Erlina Burhan
Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi
FKUI-RSUP Persahabatan
PERKEMBANGAN COVID19 SANGAT
DINAMIS
• Potensi penyebarsn via airborne
• Mutasi virus
• Pengobatan
• Positif Persisten
• Re-infeksi
• Vaksin

WHO Coronavirus Disease (COVID-19) Dashboard [Internet]. Covid19.who.int. 2020 [cited 1 September 2020]. Available from: https://covid19.who.int/
COVID-19 G. Peta Sebaran | Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 [Internet]. covid19.go.id. 2020 [cited 1 September 2020]. Available from: https://covid19.go.id/peta-sebaran
DEFINISI OPERASIONAL

SUSPEK PROBABLE

KONTAK
KONFIRMASI
ERAT

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
KASUS SUSPEK
Salah 1 dari Kriteria di Bawah Ini:

• ISPA* DAN pada 14 hari terakhir sebelum muncul *ISPA: demam (> 380C) /
gejala ada riwayat perjalanan / tinggal di riwayat demam; disertai salah
negara/wilayah Indonesia yang melaporkan satu gejala penyakit
transmisi lokal pernapasan
• Salah satu gejala/tanda ISPA* DAN pada 14 hari • Batuk
terakhir sebelum muncul gejala ada riwayat kontak • Sesak napas
dengan kasus konfirmasi / probable COVID-19 • Sakit tenggorokan
• ISPA berat / Pneumonia berat yang membutuhkan • Pilek
perawatan di RS DAN tidak ada penyebab lain • Pneumonia ringan-berat
berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
KASUS PROBABLE

Belum ada
Kasus suspek dengan:
hasil lab RT-
• ISPA berat / ARDS / meninggal
PCR atau satu
• Gambaran klinis meyakinkan
kali PCR
COVID-19
negatif

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
KASUS KONFIRMASI

• Dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19


dibuktikan dari pemeriksaan lab RT-PCR
• Kasus Konfirmasi dengan Gejala (Simptomatik)
• Kasus Konfirmasi tanpa Gejala (Asimptomatik)

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
KONTAK ERAT

Riwayat kontak dengan kasus probable / konfirmasi COVID-19


• Kontak tatap muka/berdekatan dalam radius 1 meter + jangka waktu > 15
menit
• Sentuhan fisik langsung (bersalaman, berpegangan tangan, dll)
• Orang yang memberikan perawatan langsung, tanpa menggunakan APD
sesuai standar
• Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian
risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
KLASIFIKASI DERAJAT KEPARAHAN

Tanpa
Ringan Sedang
Gejala

Berat Kritis

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
KLASIFIKASI DERAJAT KEPARAHAN

RINGAN SEDANG
• Tanpa bukti pneumonia virus / hipoksia • Remaja / dewasa
• Demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek, • Tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak,
myalgia takipnea)
• Gejala tidak spesifik: nyeri tenggorokan, kongesti • Tanpa pneumonia berat (SpO2 > 93% room air)
hidung, sakit kepala, diare, mual, muntah, anosmia, • Anak-anak
ageusia  sebelum onset gejala pernpasan • Klinis pneumonia tidak berat (batuk / sulit napas +
• Gejala atipikal pada pasien usia tua / napas cepat dan/atau retraksi dinding dada)
immunocompromised • Tanpa pneumonia berat

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
KLASIFIKASI DERAJAT KEPARAHAN

BERAT
Remaja/ Dewasa Anak-Anak
• Tanda klinis pneumonia DAN salah satu dari • Tanda klinis pneumonia DAN salah satu dari
• RR > 30 x/menit • Sianosis sentral / SpO2 < 93%
• Distres pernapasan berat • Distres pernapasan berat
• SpO2 <93% room air • Tanda bahaya umum (tidak mampu menyusui /
minum, letargi, penurunan kesadaran, kejang)
• Napas cepat / tarikan dinding dada / takipnea

Kriteria napas cepat : usia <2 bulan, ≥60x/menit; usia 2–11 bulan, ≥50x/menit ;
usia 1–5 tahun, ≥40x/menit ; usia >5 tahun, ≥30x/menit.
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
KLASIFIKASI DERAJAT KEPARAHAN

KRITIS
• Pasien dengan ARDS,
sepsis, dan syok sepsis

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19: Tanpa Gejala

Isolasi dan Pemantauan Non-farmakologis

• Isolasi mandiri di rumah 10 hari sejak • Ukur suhu tubuh 2x sehari


pengambilan spesimen diagnosis • Menggunakan masker jika keluar kamar
• Dipantau oleh petugas FKTP • Cuci tangan
• Jaga jarak
• Kontrol di FKTP setelah 10 hari
• Terapkan etika batuk
karantina
• Cuci alat makan-minum segera dengan
• PCR follow up dilakukan pada hari ke sabun
11/12 • Jika terjadi peningkatan suhu tubuh > 380C
 lapor petugas ke FKTP

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19: Tanpa Gejala
(Farmakologi)

• Vitamin C dengan pilihan:


• Vitamin C non-acidic 3-4x500mg (14 hari)
• Tablet hisap vitamin C 2x500mg (30 hari)
• Multivitamin dengan kandungan viamin C 1-2 tabler perhari (30 hari)
• Komorbid (+)  lanjutkan pengobatan
• Rutin meminum ACE-inhibitor dan ARB  konsultasi ke SpPD / SpJP
• Obar dengan sifat antioksidan
• Obat suportif lainnya

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19: Gejala Ringan

Isolasi dan Pemantauan Non-farmakologis

• Isolasi mandiri di rumah selama • Sama dengan pasien tanpa gejala


maksimal 10 hari sejak muncul gejala + 3
hari bebas gejala demam dan gangguan
pernapasan
• Dipantau oleh petugas FKTP
• Kontrol di FKTP setelah masa isolasi
selesai
• PCR follow up dilakukan pada hari ke
11/12

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19: Gejala
Ringan (Farmakologi)

• Vitamin C dengan pilihan:


• Vitamin C non-acidic 3-4x500mg (14
hari)  Antivirus (salah satu di bawah ini)
• Tablet hisap vitamin C 2x500mg (30  Oseltamivir (Tamiflu) 2x75mg 5-7 hari
hari)  Kombinasi lopinavir + ritonavir (Aluvia)
• Multivitamin dengan kandungan 2x400/100mg 10 hari
viamin C 1-2 tabler perhari (30 hari)  Favipiravir (Avigan) 2x600mg 5 hari
• Dianjurkan konsumsi vitamin C, B, E,
zink
 Klorokuin fosfat 2x500mg (5-7 hari) atau
hidroksiklorokuin 1x400mg (5-7 hari)
• Azitromisin 1x 500mg ( 5 hr) diberikan jika rawat inap dan tidak ada
• Obat suportif/komorbid kontraindikasi
 Terapi simptomatik
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19: Gejala Sedangdan Berat

Isolasi dan Pemantauan Non-farmakologis

• Rujuk ke RS dengan perawatan COVID- • Istirahat total, berikan kalori dan


19/ RS darurat COVID-19 hidrasi yang adekuat, cek
• Isolasi di RS perawatan COVID-19/RS keseimbangan elektrolit, terapi
darurat COVID-19 oksigen
• PCR swab sesuai jadwal • Pemeriksaan darah perifer lengkap
dengan hitung jenis. Pantau CRP,
• Pemeriksaan darah dan foto toraks
fungsi ginjal, fungsi hati dan foto
serial toraks

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19: Gejala Sedang dan Berat
(Farmakologi)

• Vitamin C 3x200-400mg dalam 100cc NaCl Oseltamivir (Tamiflu)


2x75mg (5-7 hari)
0.9% habis dalam 1 jam IV ATAU
Kombinasi lopinavir + ritonavir (Aluvia)
Klorokuin fosfat Azitromisin 2x400/100mg (10 hari)
2x500mg 1x500mg IV/oral ATAU
(5-7 hari) (5-7 hari) Favipiravir (Avigan)
Hari 1: Loading dose 2x1600mg
ATAU ATAU Hari 2-5: 2x600mg
ATAU
Hidroksiklorokuin Hari 1: Levofloksasin Remdesivir
2x400mg dilanjutkan 1x400mg (curiga infeksi bakteri) 200mg IV drip hari 1dan
(5-7 hari) 1x750mg IV/oral (5-7 hari) 1x100mg IV drip (har ke 2 sp ke 5 atau ke )

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19: Gejala Sedang dan Berat
(Farmakologi)

• Antikoagulan LMWH/UFH sesuai pertimbangan DPJP


• Pengobatan simptomatis
• Pengobatan komorbid/komplikasi

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Satuan Tugas Penanganan COVID-19. Algoritma Tatalaksana COVID-19 Agustus 2020. Jakarta, 2020.
Satuan Tugas Penanganan COVID-19. Algoritma Tatalaksana COVID-19 Agustus 2020. Jakarta, 2020.
TATALAKSANA PASIEN TERKONFIRMASI
COVID-19: GEJALA BERAT/KRITIS (FARMAKOLOGI)

• Antikoagulan LMWH/UFH sesuai pertimbangan DPJP


• Deksametason 6 mg/24 jam (10 hari) atau kortikosteroid lain yang setara pada
kasus berat yang mendapat terapi oksigen / ventilator
• Tatalaksana bila terdapat
• Komorbid / komplikasi
• Syok
• Terapi tambahan lain sesuai kondisi klinis pasien / ketersediaan di faskes
apabila terapi standar tidak memberikan respon perbaikan

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
BILA TIDAK RESPONS DENGAN OBAT
STANDAR
• PILIHAN:
• ANTI IL 6: TOCILLUZUMAB
• ANTI IL 1
• STEM CELL/SEL PUNCA
• TERAPI PLASMA KONVALESEN
• HUMAN IMUNOGLOBULIN (IVIG)
• STEROID
GEJALA YG MUNGKIN MASIH
TERSISA PASCA KESEMBUHAN

Batuk, Sakit kepala,


Anosmia,
Fatigue kongesti, nyeri-nyeri
ageusia
sesak napas badan

Nyeri
Diare, mual abdomen dan Confusion
nyeri dada

World Health Organization. Long-term Effects of Covid-19. Geneva: World Health Organization; 2020
Apakah masih bisa sakit lagi setelah
sembuh (Re-infeksi)
• Seorang yang sudah sembuh, mempunyai Antibodi dalam tubuhnya yg
memberikan kekebalan terhadap virus penyebab COVID19
• Namun antibodi yang terbentuk akan menghilang dalam waktu 3 -12 bulan
• Sehingga setelah 3-12 bulan masih ada kemungkinan untuk tertular ulang
atau reinfection
• Oleh sebab itu walaupun sudah sembuh, tetap harus menjalankan protokol
kesehatan
VAKSINASI COVID-19

• Perkembangan penelitian vaksin COVID-19 (data WHO)


• Uji Klinis Manusia  42 vaksin (fase 3 = 10; fase 2 = 13; fase 1 = 29)
• Uji Pre-Klinis  156 vaksin
• Lolos Uji Klinis Fase 3  syarat dianggap efektif & dapat digunakan umum
• Syarat vaksin dianggap berhasil dan boleh digunakan
• Efektivitas >50%
• Orang yang divaksin minimal diikuti selama 2 bulan setelah penyuntikan terakhir
• Aman  efek samping minimal

INDONESIA:
3 kandidat vaksin masih menunggu Uji Klinis Fase 3 selesai Harus Tetap Fokus
Vaksin BUKAN senjata pamungkas
di
PENCEGAHAN!
WHO Draft Landscape of COVID-19 Candidate Vaccines – 15 October 2020 | Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional
Vaksin untuk Pencegahan

• Uji coba vaksin SINOVAC untuk


COVID-19 sedang berlansung di
Bandung.
• Dperkirakan selesai pada bulan Januari
tahun 2021, perlu segera persetujuan
BPOM (EUA)
• Vaksin yg ideal: efektif, aman dan halal

Sumber: https://www.nationalgeographic.com/science/health-and-human-body/human-
diseases/coronavirus-vaccine-tracker-how-they-work-latest-developments-cvd/
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai