Anda di halaman 1dari 7

PERJUANGAN RIAU PADA MASA

KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA


CHRISTOPER CHENDRA
XII MIPA 3
A. PERJUANGAN RAKYAT RIAU DI MASA REVOLUSI

1. Reaksi Masyarakat Riau Terhadap Pendudukan Jepang


A. Penderitaan Romusha dan Masyarakat Riau
1) Pembangunan Pendudukan Jepang
Jepang membangun jalan lalulintas seperti jalan dan rel kereta api dengan menggunakan tenaga manusia.
Pembangunan yang paling bersejarah di bumi Melayu adalah Pembuatan jalan kereta api Muaro Sijunjung -
Pekanbaru.
2) Usaha Mendapatkan Tenaga Kerja
Pekerjaan pembuatan jalan kereta api menuntut banyak tenaga kerja. Penduduk Riau yang sangat kurang
menjadi masalah bagi Jepang sehingga didatangkan tenaga kerja dari Jawa dan Sumatera dengan melakukan
propaganda berupa gaji yang layak, makanan yang cukup, dan tersedianya pemondokan dan pakaian.
3) Penderitaan Tenaga Kerja Paksa (Romusha)
Kenyataan yang dialami Jepang memaksa mereka kerja siang dan malam. Janji yang diberikan tidak dipenuhi.
Mereka bekerja dalam pengawasan ketat apabila malas akan dipukul,ditendang,dan disiksa. Pekerjaan tersebut
memakan banyak korban nyawa. Untuk mengenang para korban pada masa Gubernur Riau Subrantas Siswanto,
tanggal 10 November 1978 didirikan Monumen Pahlawan Kerja.
4) Penderitaan Rakyat Riau
Penderitaan jyga dirasakan oleh masyarakat secara umum berupa:
a) Di Tembilahan rakyat diperintahkan menyediakan serabut kelapa lebih kurang 2 kg setiap
hari.
b) Jepang memerintahkan pohon-pohon karet rakyat ditebang dan diganti dengan tanaman
padi dan tanaman palawijaya yang sebagian besar hasil panennya diserahkan kepada Jepang.
c) Di setiap pekarangan rumah penduduk diperintahkan menanam pohon jarak.
d) Banyak rakyat kelaparan karna kekurangan bahan makanan, sehingga harus memakan
gadung, keladi, ubi bahkan kulit babi.

B. Perlawanan Rakyat Riau Terhadap Jepang


1.Sikap Rakyat Terhadap Jepang
Awal kedatangan Jepang ke Riau memikat hati rakyat. Namun keadaan berubah setelah jepang menduduki
Seluruh wilayah riau. Sikap ramah berubah menjadi kasar berupa sepak terjang, tampar, dan maki-maki kasar
Menjadi pemandangan biasa.

2.Sikap Antipati Terhadap Jepang


Kebencian masyarakat Riau terhadap Jepang dilakukan melalui berbagai perlawanan, salah satunya
Perlawanan rakyat Siak pada tahun 1944 dalam bentuk perjuangan batin melalui zikir.
SITUASI MENJELANG KEMERDEKAAN

a.Jepang Mengambil Hati Rakyat


Dalam perang pasifik, jepang mengalami kekalahan dalam berbagai pertempuran oleh sekutu. Dalam keadaan genting itu, jepang
berusaha mencari dukungan dan bantuan rakyat Indonesia, termasuk riau. Di Siak, Jepang mengatakan kepada Sultan Siak Sri
Indrapura bahwa mereka akan memberikan kemerdekaan asalkan mau membantu Jepang menghadapi serangan sekutu.

b.Perampasan Senjata dan Alat Logistik Jepang


Berita kekalahan jepang dalam perang pasifik telah tersebar ke seluruh dunia, termasuk ke riau. Situasi ini benar-benar dimanfaatkan
rakyat riau untuk mengambil alih senjata dan alat logistik yang dimiliki tantara jepang.
Di Pekanbaru, melalui barisan pemuda pejuang yang tinggal di Pekanbaru mereka membongkar gudang senjata yang ada di Padang
Terubuk, Gobah, Air Hangat Marpoyan, dan Teluk Lembu
C. SEJARAH RIAU PASCA KOLONIAL

1.Pembentukan Provinsi Riau


a. Kongres Pemuda Riau
Gerakan ini dipelopori beberala pemuka masyarakat Riau yang menginginkan daerah otonomi sendiri.
b. Perjuangan pada Tingkat DPRDS
Pada sidang pleno DPRDS Bengkalis, 25 Februari 1955, dirumuskan bahan bahan untuk konferensi Desentralisasi/DPRDS/DPDS se-Indonesia diBandung pada 10-14 Maret
1955.
c. Kongres Rakyat Riau
Hasil Kongres Rakyat Riau I memberikan beberapa keputusan penting, yaitu:
1.Menuntut supaya daerah Riau yang meliputi Kabupaten Kampar, Bengkalis, Indragiri dan Kepulauan Riau, segera dijadikan daerah otonomi tingkat satu Riau (Provinsi).
2.Menyatakan bahwa yang dimaksud rakyat Riau adalah bangsa Indonesia yang tinggal dan mencari nafkah di daerah Riau tanpa memandang suku.
3. Usaha untuk melaksanakan tujuan tersebut adalah:
•Membuat dan mengirimkan resolusi kepada pemerintah dan DPR.
•Kongres menugaskan kepada panitia persiapan provinsi untuk membuat nota penjelasan mengenai keputusan tersebut.
•Kongres menugaskan kepada Panitia Persiapan Provinsi untuk menyelenggarakan dan melaksanakan segala pekerjaan guna mencapai tujuan tersebut.
•Panitia Persiapan Provinsi Riau diharuskan menambah anggotanya.

Tuntutan melalui parlemen, agar pembentukan Provinsi Riau dapat disamakan dengan pembentukan provinsi-provinsi di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggar a, Maluku,.4
.dan Aceh
2. Pemberontakan PRRI
Seiring terjadinya Gerakan PRRI menyebabkan kondisi perekonomian Provinsi Riau yang baru terbentuk tidak
menentu maka diambil tindakan darurat berupa para pedagang yang mampu mengadakan persediaan makanan. Pasca
gerakan PRRI, pemerintahan di Riau Daratan mulau ditertibkan.

3. Pemindahan Ibukota
Penetapan Kota Tanjung Pinang sebagai ibu kota provinsi hanya sementara. Gubernur membentuk Panitia Penyelidik
Penetapan Ibu Kota Swantara Tingkat l Riau. Panitia berkeliling daerah untuk mendengar pendapat pemuka masyarakat.
Hasilnya ditetapkanlah ibukota terpilih Kota Pekanbaru. Pada tanggal 20 Januari 1959 dikeluarkan Surat Keputusan
dengan No. Des 52/1/4425 yang menetaokan Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau. Unruk mewujudkan ketetapan
tersebut, dibentuk badan yang diketuai Letkol Kaharuddin Nasution (Penguasa Perang Riau Daratan).

4.Periode 6 Januari 1960 – 5 November 1966


Aparatur pemerintah daerah mulai dilengkapi dan dilantiklah Badan Pemerintahan Harian di Gedung Pei Ing
Pekanbaru. Badan Pemerintahan Harian bertugas sebagai pembantu Gubernur Kepala Daerah menjalankan tugas
sehari-hari. Kemudian, disusunlah program kerja Pemerintah Daerah Riau.
Pemerintahan daerah di Provinsi Riau kala itu dibagi menjadi 5 (lima) daerah tingkat Il dan satu kota madya.
5.Pascareformasi
Reformasi di negeri ini telah memberikan perubahan bear, termasuk Provinsi Riau. Pelaksanaan otonomi daerah
sejak 1 Januari 2001 memunculkan daerah-daerah baru. Dari 27 provinsi bertambah menjadi 34 provinsi.
Terhitung mulai 1 Januari 2004, Kepulauan Riau resmi lepas dari Provinsi Riau dan menjadi provinsi ke-32.
Dengan demikian Provinsi Riau berubah menjadi 12 Kabupaten/Kota.

Anda mungkin juga menyukai