Ristia Widiyanti
NIM A1A116035
Dosen Pembimbing ll:
Dr. Ir. Dyah Ethika N, M. P
Tujuan: 1. Menganalisis posisi daya saing ekspor komoditas cengkeh (HS0907) Indonesia di pasar
Internasional
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor komoditas cengkeh (HS0907)
Indonesia di pasar internasional
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode explanatory research dengan pendekatan
kuantitatif.
Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder dalam bentuk data panel yaitu time series
16 tahun (2004 s.d 2019) dan croos section empat negara tujuan utama dalam skema
AIFTA (Malaysia, Singapura, Vietnam, India).
Teknik pengambilan data dilakukan secara online pada situs resmi dinas atau badan
terkait topik penelitian.
Analisis data yang digunakan yaitu analisis RCA, EPD dan Gravity Model.
Variabel penelitian yang digunaka antara lain sebagai
berikut:
10,000,000
8,000,000 Malaysia
Singapura
Vietnam
6,000,000
India
4,000,000
2,000,000
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 20162017 2018 2019
1,400,000,000
1,200,000,000
1,000,000,000
800,000,000
600,000,000
400,000,000
200,000,000
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Perkembangan populasi negara tujuan ekspor cengkeh Indonesia tahun 2004-2019 secara keseluruhan, negara-negara
tersebut menunjukkan adanya trend kenaikan populasi, hal ini dapat memungkinkan meningkatnya perdagangan
internasional khsusnya pada negara tujuan Ekspor utama di skema AIFTA. Pada grafik di atas India merupakan negara
dengan populasi tertinggi periode 2004-2019. Populasi suatu negara merupakan suatu faktor yang mempengaruhi
permintaan produk. Pada dasarnya jumlah populasi suatu negara menunjukkan besarnya potensi pasar suatu negara.
Pertumbuhan populasi India signifikan pada rentan tahun 2004 hingga puncaknya pada tahun 2019 dengan populasi
mencapai 1.366.417.754 jiwa dengan laju pertumbuhan 1,02%. Sedangkan Singapura merupakan negara dengan populasi
terendah dengan puncaknya tahun 2019 sebesar 5.703.569 jiwa dan laju pertumbuhan 1,15%.
Jarak Ekonomi Antara Negara Indonesia dan Negara Tu-
juan Ekspor Tahun 2004-2019
600
500
Malaysia
400 Singapura
Vietnam
300 India
200
100
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertumbuhan ekonomi cukup signifikan pada rentan tahun 2004 hingga puncaknya pada
tahun2019 dengan GDP mencapai 2.868 triliun US$ dengan pertumbuhan 5,74%.
Indeks Harga
Tahun Pertumbuhan (%)
Konsumen
2004 116,86 0
2005 136,86 17,11449598 Indeks Harga Konsumen Indonesia
2006 145,89 6,597983341 180
2007 155,5 6,587154706 160
2008 113,86 -26,77813505 140
2009 117,03 2,78412085 120
2010 125,17 6,9554815 100
2011 129,91 3,786849884
80
2012 135,49 4,295281349
60
2013 146,84 8,377001993
40
2014 119 -18,9594116
20
2015 122,99 3,352941176
2016 126,71 3,024636149 0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
2017 131,28 3,606660879
2018 135,39 3,13071298
2019 139,07 2,718073713
Rata-rata pertumbuhan 1,66211549 Perkembangan indeks harga konsumen Indonesia tahun 2004
Sumber: BPS sampai dengan 2019 cenderung meningkat. Indeks Harga Konsumen
teringgi terjadi pada tahun 2013 sebesar 146,84 dengan pertumbuhan
8,38 % kemudian bergerak turun di tahun 2014 sebesar 119 dengan
pertumbuhan 18,95%. Indeks harga konsumen merupakan indikator
ekonomi yang sangat penting dan digunakan untuk mewakili
perubahan tingkat harga rata-rata eceran ditingkat konsumen pada
sejumlah jenis barang dan jasa tertentu.
Hasil Analisis Gravity Model dengan bantuan aplikasi Ms.Excel dan Eviews.
Hasil Analisis Gravity Model dengan bantuan aplikasi Ms.Excel dan Eviews.
Interpretasi:
R2 sebesar 0,6101 artinya variasi variabel volume ekspor cengkeh 61,01% dipengaruhi oleh variasi
variabel harga ekspor, populasi negara tujuan, jarak ekonomi,nilai tukar rupiah terhadap dollar, GDP
negara tujuan, indeks harga konsumen Indonesia, dan dummy AIFTA. Sisanya sebesar 38,99%
dipengaruhi oleh faktor lain di luar model.
Nilai probabilitas F hitung 0.00 < 0.05 artinya secara bersama sama variasi variabel harga ekspor, populasi
negara tujuan, jarak ekonomi, nilai tukar rupiah terhadap dollar, GDP negara tujuan, indeks harga
konsumen Indonesia, dan dummy AIFTA berpengaruh nyata terhadap variabel volume ekspor cengkeh
Indonesia.
Hasil Analisis Gravity Model dengan bantuan aplikasi Ms.Excel dan Eviews.
Uji t:
a. Probbilitas koefisien harga ekspor 0,0028 < 0,05 = signifikan, artinya setiap penambahan harga ekspor akan menurunkan
volume ekspor cengkeh Indonesia sebesar 1.205.939 kg.
b. Probabilitas kefisien populasi negara tujuan 0,0000 < 0,05 = signifikan, artinya setiap penambahan populasi negara tujuan akan
menurunkan volume ekspor cengkeh Indonesia sebesar 0,8687 kg.
c. Probabilitas koefisien jarak ekonomi 0,0000 < 0,05 = signifikan, artinya setiap penambahan jarak ekonomi akan meningkatkan
volume ekspor cengkeh Indonesia sebesar 2.837.532 kg.
d. Probabilitas koefisien nilai tukar rupiah terhadap dollar 0,7708 > 0,05 = tidak signifikan, artinya secara parsial variabel nilai
Eviews.
tukar rupiah terhadap dollar tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor cengkeh Indonesia.
e. Probabilitas koefisien GDP negara tujuan 0,0003 < 0,05 = signifikan, artinya setiap penambahan GDP negara tujuan
berpengaruh nyata terhadap ekspor cengkeh Indonesia sebesar 0,5761 kg.
f. Probabilitas koefisien indeks harga konsumen 1,7798 > 0,05 = tidak signifikan, artinya secara parsial indeks harga konsumen
tujuan tidak berpengaruh nyata terhadap ekspor cengkeh Indonesia.
g. Probabilitas koefisien dummy ASEAN-India Free Trade Agrrement (AIFTA) 0,0015 > 0,05 = signifikan, artinya adanya variabel
dummy AIFTA berpengaruh nyata terhadap ekspor cengkeh Indonesia dibandingkan pada saat sebelum adanya skema AIFTA
yang akan menurunkan volume ekspor cengkeh Indonesia sebesar 1.330.753 kg
Hasil Analisis Metode RCA dan EPD
Ekspor cengkeh Indonesia memiliki peluang terbesar secara komparatif pada negara importir Vietnam
dengan rata-rata nilai RCA tertinggi yaitu 209,69. Ekspor cengkeh Indonesia juga memiliki daya saing
yang kuat pada importir Malaysia, Singapura dan India yang masing-masing memiliki rata-rata nilai
RCA di atas satu. Namun, rata-rata nilai RCA terendah berada di pasar Singapura disebabkan oleh
penurunan nilai dan volume ekspor cengkeh Indonesia pada tahun- tahun tertentu.
Hasil EPD, ekspor cengkeh Indonesia di pasar empat negara tujuan berada di rising star. Posisi ini
menunjukkan bahwa ekspor cengkeh Indonesia memiliki daya saing secara kompetitif yang cukup
baik di negara tujuan.
Thank you